Chapter 26

6.1K 120 34
                                    

Brak!

Jungkook dan angkle boots dua belas sentinya itu menendang pintu rumah Jimin yang untungnya tidak sampai dobrak.

“V! V?!” dengan tangan penuh kantong belanjaan dan kaca mata hitam nangkring di kepala, ia berteriak memanggil suaminya. “V? Di mana suamiku yang glowing itu?”

Ini tamu kurang ajar memang, teriak-teriak di rumah orang seperti di rumah sendiri.

“Kau sudah pulang, Sayangku?” V turun menghampiri istrinya yang rempong itu lalu mengambil alih belanjaannya yang bejibun seperti telor keong.

Vampir cantik itu mengangguk senang lalu nyosor melumat bibir suaminya dengan panas. Jungkook sedang nafsu rupanya.

“Aish! Kalian ini!”

Jimin yang kakinya masih berada di anak tangga langsung menyeruak memisahkan keduanya. Bukan apa-apa, ia hanya kasihan kepada Dimitri. Bujangan tampannya itu kan masih jomblo.

“Dasar pasangan mesum tak tahu tempat! Cepat sana pergi ke kamar!” amuk Jimin seraya mendorong tubuh keduanya menggunakan gagang sapu.

Keluarga gledeg itu baru menginap beberapa hari di rumahnya tapi sudah sukses membuatnya stress. Sekarang ia paham kenapa Arthur suka menyosor, ibunya saja seperti ini.

Astaga!

“Kenapa akhir-akhir ini aku selalu saja melihat adegan pasangan berciuman? Sudah cukup Artemis dan pacarnya itu. Sekarang ini.”

Mendengar keluhan anaknya yang amat ngenes itu, Jennie mengerling kepada Jimin sambil senyum-senyum tipis. Jimin yang peka pun langsung mendekatinya.

“Itu artinya kau juga harus segera memiliki pendamping. Carilah gadis di luar sana dan berhentilah mengintil adikmu kalau dia sedang pacaran. Bukan apa-apa, kau sendiri yang ngenes.”

Pemuda tampan itu mendelik kepada ayahnya yang kini cengar-cengir. Tak terima dibilang ngenes, tapi jauh di lubuk hatinya ia juga menerima hal tersebut. Ya, ia memang ngenes.

“Hmm.. Mungkin Papah benar, aku harus segera mencari pendamping. Tapi masalahnya aku sedang tidak tertarik kepada siapa pun saat ini.”

“Masa di kampus tidak ada wanita yang bening satu pun, Nak?” tanya Jennie.

Dimitri menggeleng. “Tidak ada, wanita yang bening di kampus menurutku hanya Artemis. Ya sudah, kalau begitu aku ke kamar dulu ya, Mah, Pah? Belanjaan Mamah aku taruh di kamar Mamah ya?”

Jennie mengangguk dan anak sulungnya itu langsung berjalan menuju tempat yang dimaksud.

“Jane, kau masih ingat dengan alpha dari pack sebelah yang dulu sempat mengajak kita berbesan?” Jimin merangkul istrinya dan mengajaknya duduk di sofa ruang tengah.

“Ya, aku ingat. Putrinya cantik sekali. Kenapa? Mau main jodoh-jodohan lagi?”

“Hehehe. Bagaimana menurutmu, Sayang?”

Jennie tak setuju. “Sebaiknya jangan, biarkan Dimitri menentukan pilihannya sendiri. Lagipula aku kapok dengan kejadian Artemis kemarin, apalagi yang ini juga anak penguasa.”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang