Chapter 36

5.5K 120 45
                                    

Artemis susah payah menjangkau resleting di punggungnya. Arthur sebagai suami tidak peka, dia malah anteng mendandani dua anaknya agar hari ini tampil cetar.

“Pakai bedak dulu ya, Sayang?” ia membedaki pipi tembem yang tumpah-tumpah itu, lalu setelahnya memakaikan keduanya sepatu yang imut.

“Nah, sudah! Anak Papah tampan dan cantik sekarang. Sini cium dulu pipinya. Mwaah! Mwaah!”

“Art? Bisa tolong?”

Fokusnya kini beralih kepada Artemis. Resleting gaun hitamnya masih terbuka, punggung mulusnya jadi terobral ke mana-mana. Ia mendekat dengan sudut bibirnya yang terangkat.

“Temis?”

“Hmm?”

“Resletingnya macet.”

Padahal itu cuma modal dusta buat endus-endus leher saja. Ia melirik dua anaknya yang fokus dengan tayangan kartun. Syukurlah.

“Kau wangi.”

Sekarang aksinya semakin parah dengan cium-cium pundak, gaun itu bahkan hampir diturunkannya. Untungnya Artemis bergerak cepat dengan memukul lengannya.

Plak!

“Masih pagi. Anakmu lihat nanti.”

“Iya iya, maaf. Habisnya kau cantik sekali memakai gaun seperti ini.”

Arthur menaikkan resleting itu lalu memberi jarak agar tidak khilaf. Artemis tersenyum senang dipuji suaminya seperti tadi, ia menyisir sebentar rambut panjangnya lalu mengambil tas mahalnya.

“Sudah siap semuanya kan? Ayo kita berangkat!”





























.

.

.

“Hehehe.”

Dimitri dan Yiren jadi ke pelaminan hari ini. Sudah setengah jam pemuda itu terus saja cekikikan tak jelas di depan cermin.

“Akhirnya aku akan punya istri. Bangun tidur sisi ranjang sebelah tidak akan kosong lagi.”

Astaga!

“Welcome to the jungle, Dimitri Ruby Jéan!”

Arthur yang sedang menyuapi dua buntutnya dengan buah pisang menyahut ceria, alhasil Dimitri langsung memberikan deathglare terbaiknya.

“Jangan menakutiku!”

“Siapa yang menakutimu? Aku hanya memperingatkanmu. Tapi untuk sekarang bersenang-senanglah, nikmatilah segala sesuatunya mumpung masih pengantin baru. Selang setahun kemudian, aku yakin kau akan tahu rasanya tidur di lantai garasi hanya karena masalah spele. Hahaha.”

Nasehat dari sesepuh yang sudah berpengalaman itu sedikit banyaknya membuat mereka menjadi penasaran.

“Memangnya seperti itu ya?” tanya Taehyun.

Beomgyu bergidik. “Seram ya? Kalau kelak kita menikah kau tidak akan sekejam itu kepadaku kan, Wint?”

Winter menggeleng. “Tentu tidak. Tapi sepertinya lantai kamar mandi lebih baik daripada lantai garasi. Iya kan, Gyu?”

“Ya ampun, semakin seram ternyata.”

Arin menatap mereka datar. “Ayolah, kalian jangan termakan omongannya Arthur. Dia tidur di lantai garasi karena kelakuannya sendiri, dia itu buaya.”

“Arin, please! Jangan menjelekkanku di depan kedua anakku yang lucu-lucu ini.”

“Artemis yang bilang sendiri kalau––”

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Where stories live. Discover now