Chapter 34

5.7K 113 32
                                    

“Mau mencuci? Ini sudah sore.” Arthur menghampiri istrinya yang sedang memilah-milah pakaian kotor di depan mesin cuci.

Artemis menoleh. “Kenapa kau malah ke sini? Kau meninggalkan anak-anak sendirian?” tanyanya.

Lelaki itu mengambil ember lain lalu memisahkan pakaian-pakaian kotor anaknya untuk nanti ia cuci menggunakan tangan. Jangan salah, begini-begini juga Arthur itu suami yang baik.

Tiap subuh dia akan sibuk dengan sikat beserta sebuah papan penggilasan di kamar mandi untuk mengucek baju-baju dua buntutnya yang sekiranya takkan bersih kalau diguwer mesin cuci.

“Anak-anak tadi dibawa oleh orangtuaku, katanya mau main sebentar ke rumah orangtuamu. Tak apa kan? Maaf, aku tidak izin padamu terlebih dulu.”

“Oh, begitu? Iya, tak apa. Terus Dimitri? Sudah pulang?”

“Masih tidur dan terkapar seperti gembel di depan televisi.”

“Hahaha. Gembel-gembel begitu juga dia iparmu.”

“I love you!”

Pergerakan tangan Artemis yang hendak menuangkan deterjen ke dalam mesin cuci itu terhenti seketika. “Huh?”

“I love you!”

Belum sempat ia membalas, suaminya itu sudah lebih dahulu menarik tubuhnya lalu mencium bibirnya dalam.

Artemis agak kaget sebenarnya, tapi ia mencoba mengimbangi permainan Arthur dengan baik dan tentunya panas. Lumat sana sini, gigit ini itu, raba depan belakang atas bawah. Pokoknya begitulah.

Tapi lama-lama bukannya semakin bergairah, yang ada Arthur malah semakin berantakan. Artemis yang sadar akan hal itu mau tak mau melepaskan ciumannya. Ia merasa aneh dengan gelagat Arthur yang seperti tengah menahan suatu emosi di dalam dirinya.

“Kau kenapa, hmm?” tanyanya seraya mengalungkan kedua lengannya pada leher putih tersebut. “Mau bercerita padaku? Aku tahu ada yang mengganggu pikiranmu.”

Arthur menatap istrinya dengan tatapan nanar, lalu ia tersenyum tampan. “Aku baik-baik saja.”

“Jangan membohongiku.” Artemis dan suara tegasnya itu membuat Arthur terdiam sejenak. “Kau pikir kita hidup bersama itu baru kemarin sore? Aku tahu gelagatmu, Art. Ada apa?”

Grep!

“Aku mencintaimu. Aku mohon berjanjilah padaku kalau apapun yang terjadi kau akan tetap bersamaku.”

Wanita cantik itu semakin mengernyit. Arthur kembali memeluknya erat seakan tak ada hari esok. Tapi ia tetap membalas pelukan suaminya itu tak kalah eratnya, lengannya mengusap-usap punggung kokoh itu dengan sayang.

“Aku mencintaimu, Art. Kau tahu sendiri perasaanku padamu bagaimana, hmm?”

“Kau akan tetap bersamaku, bukan?”

“Tentu saja.”

“Apapun yang terjadi?”

“Iya, Sayang.”

“Bahkan jika tiba-tiba aku berubah menjadi vampir?”

“A-apa kau bilang?” Artemis langsung melepaskan pelukannya, dan bisa ia lihat kini mata runcing itu sudah berkaca-kaca. “Kau ini kenapa sebenarnya, hmm?”

Arthur masih gelisah, ia meraih jemari lentik Artemis lalu mengecupinya dengan lembut. “Akhir-akhir ini a-aku sangat sering bermimpi aneh, dan di mimpi itu aku adalah seorang vampir.” jelasnya sedikit terbata.

“Awalnya aku hanya menganggap itu bunga tidur semata, tapi kalau kejadiannya terus berulang aku yakin pasti ada apa-apanya. Ini menggangguku jujur saja.” lanjutnya gusar.

Amor Maledicti || VKook ft. YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang