✓And Drew The Destiny [VerKwa...

By KwonFire3424

406K 54.2K 9K

Bisakah takdir digambarkan dengan rangkaian kata demi kata? Tentu bisa. Warn! BxB Mpreg Less than 1000 words... More

Hola!
Awal
Kenal
Kwanie
Vernon
Langsung
Jatuh
Cinta
Pada
Pandangan
Pertama
dan
Mereka
Akhirnya
Ditakdirkan
Hidup
Bersama
Selamanya
Karena
Saling
Mencintai
Satu
Sama
Lain
.
ByeBye~
Omake
Omake 2
Last
Side Story
Side Story (2)
Side Story (3)
Side Story (4)
Side Story (5)
Penutup

Untuk

10.6K 1.4K 54
By KwonFire3424

Andrew duduk di meja makan. Satu tangannya menjadi penopang dagu kala memerhatikan Seungkwan yang sibuk bolak balik di dapur.

Bukan, bukan aneh melihat maminya masak.
Andrew aneh karena Seungkwan yang biasanya hanya bernyanyi nyanyi random kalau sendirian disana tapi sekarang malah cerewet.

"Ish Bononie palllii ini keburu mendidih!"

"Cobain dong, Bononie."

"Aaaaa Kwanie kena panas, Bononie!!"

Ah, Andrew sekarang tau.
Mami nya mendadak manja kalau papi di rumah.

"Mom, you used to do it alone in the kitchen. Why suddenly-?"

"Kkkk~ aniya, Drew.
Mommy kamu biasanya memang seperti ini."

Huh?
Jadi mana yang benar?
Seungkwan yang biasanya manja atau Seungkwan yang biasanya mandiri?

Molla, Andrew tidak tau.


--


"Bononie, ireonaaa. Ada suara aneh di luar."

"Bononie, sepertinya Kwanie lapar."

"Bononie."

"Bononie."

"Bononiiiee!"

Yap. Bagi Seungkwan, Vernon sudah seperti pusat tata surya. Tidak ada waktu sehari tanpa memanggil suaminya bahkan untuk hal sepele sekali pun.

Clingy, they said.

Entah karena bawaan bayi, atau memang sifat Seungkwan aslinya begini, Vernon tidak peduli.
Dia suka memanjakan sang istri.

"Bononie, Kwanie boleh mampir tempat belajarnya nyonya Hong lagi nanti?
Sepertinya Kwanie suka belajar."

"Wae? Inggrismu sudah lumayan, untuk apa-?"

"Ish no no no! Nanti bagaimana Kwanie mendidik uri aegi kalau tidak lancar bahasa sini?!"

"..kau serius mau tinggal di NY sampai dia lahir?"

Seungkwan mengangguk mantap. Tak sadar kalau pandangan Vernon jadi sedikit melembut, tangannya terangkat untuk menggenggam telapak tangan sang istri. Diusapnya seraya menasehati keputusan tersebut.

"Besok aku sudah harus kembali bekerja."

"Ara. Bononie kan semalam bilang. Makanya Kwanie minta izin buat ke sana supaya-"

"Iya, tau. Kau bosan kalau sendirian di rumah."

"Hehe."

"Yakin, tidak ingin kembali ke Korea saja, hum?"

Siapa yang tidak rindu kampung halaman? Keluarga? Dan juga makanan sana?
Tentu Seungkwan ingin, tapi kembali ke keadaan sekarang. Terlalu berisiko kalau naik pesawat selama belasan jam dalam tubuh seperti ini. Mungkin suaminya bisa melakukan apa saja demi mengantisipasi, tapi Seungkwan terlalu sayang si bayi.
Makanya dia menggeleng. Tersenyum manis seraya membalas usapan pria di depannya.

"Kapan-kapan saja kita kembali ke Korea, kalau pangeran sudah bisa diajak bepergian."

"Kkk~ pangeran?"

"Ih, kok ketawa?!
Kan Bononie sendiri yang bilang katanya uri aegi laki-laki?!"

"Iya, iya. Pangeran.."

Usia dua bulan kandungan memang belum bisa memastikan betul atau tidaknya tebakan Vernon. Tapi ia ingin bekerja dengan tenang, makanya berusaha percaya dengan naluri sendiri.

Ah, benar juga.

"Boo."

"Ne?"

"Minggu depan cek ke rumah sakit sama Shua hyung saja, ya."

"Loh? Kok Shua hyung? Kenapa-

Oh."

Seketika kepala Seungkwan tertunduk menyadari ketidak pekaannya.

Jelas Vernon tak akan disini minggu depan.
Bahkan bulan depan, mungkin.

Tidak pernah ada kepastian kapan suaminya pulang.

Namja manis itu berusaha tegar. Bibirnya perlahan terangkat, membentuk seulas senyum sebelum mendekat dan mengecup singkat sang suami.

"Okay."

"Huh?"

"Kwanie akan rutin periksa.
Rutin minum susu..
Terus..rutin minum vitamin..

Bononie kerja saja yang fokus! Jangan khawatirkan Kwanie sama pangeran, arachi?!"

"Kkk~ baiklah.
Mungkin minggu depan Dino akan ku suruh kesini sesekali untuk menemanimu."

"Ide bagus. Tapi pokoknya percaya saja sama Kwanie, ya.

Kwanie bisa sendiri kok."

Begitu..katanya.

Sampai Vernon benar-benar pamit untuk pergi, menyisakan suasana apartemen tak sehidup seperti sebelumnya.

Seungkwan benar-benar ditinggal sendirian.

"Aish pangeran, cepatlah keluar!
Temani mommy kalau-

Tunggu.

Mommy?"

Semburat merah tiba-tiba menjalar di seluruh wajah Seungkwan. Ia terkekeh, memeluk perutnya seraya menjatuhkan diri ke atas sofa.

"Mommy..hahaha.

Bononie, kalau Kwanie dipanggilnya mommy, berarti kau-"

Ah.

Seungkwan lupa kalau Vernon sudah pergi.

Sial. Padahal baru satu jam. Kenapa bisa seperti ini?

Namja berkulit putih itu seketika merutuki kebodohannya sendiri. Tertawa canggung seraya bangkit dari tidur. Duduk bersandarkan empuknya sofa, manik bulat kecoklatan itu menerawang jauh ke atas.

Menyisakan keheningan di seluruh ruang apartemen milik tuan Chwe.

"Hey baby.

Kamu kesepian, tidak?"

Oh ayolah, Boo Seungkwan.
Ini bukan kali pertamamu merasa kosong, ya kan? Lagi pula kau harus terbiasa.

Tenang saja, waktu mudah berlalu.

Semuanya akan mudah dilewati, meski sendiri.

Tapi ternyata sampai sore ini pun, Seungkwan masih sama.

"Bononie, makan siangnya-"

"Ung? Vitaminku dimana?
Bononie-"

"Aaaahhh Bononie ada serangga! Bonon-
Aish!"

Lelah.
Seungkwan lelah dengan semua panggilannya yang tidak disahuti sedikit pun.

Efek terlalu manja dan juga dimanjakan, Seungkwan jadi sulit dengan keadaan sekarang.

Jam belum menunjukkan pukul sembilan malam, tapi namja manis itu sudah telentang di atas kasur. Menatap langit-langit kamar nan gelap, tangannya terdiam di atas perut menggenggam sebuah ponsel yang tak ada notifikasi sama sekali.

"Bononie, tadi Kwanie mau ayam kecap.."

"Sudah Kwanie beli sendiri, tapi.."

"...sampai rumah nafsu makannya hilang."

"Sepertinya pangeran rindu masakanmu kkk~"

Masa bodo dibilang aneh, Seungkwan sudah terlanjur hobi bermonolog sejak beberapa jam yang lalu.

Sebab hanya itu yang bisa membuatnya tahan untuk tidak mengeluarkan air mata.

Sampai sebuah bunyi singkat muncul dari ponselnya, pertanda pesan masuk dan Seungkwan tak bisa untuk menahan rasa senangnya kala nama sang suami muncul di layar.

"Hello babies.
Aku baru sampai di Mexico. Bagaimana keadaan kalian?"

Sweet, as always.

Pesan seperti itu saja sudah mampu membuat Seungkwan tersenyum.

Namun tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul lagi.

"I miss you already."

Tidakkah Vernon tau, ada yang lebih merindukannya disini?

Sampai namja itu harus menahan tangis sendirian, berjuang sebisa mungkin dengan kesepian.

Kenapa dia dengan mudahnya meruntuhkan pertahanan Seungkwan dalam sekali pesan?

Hingga namja itu tak tahan lagi.

Menekan tombol telepon tanpa pikir panjang, membanjiri pipinya sendiri dengan air mata kala suara yang sangat familiar terdengar di telinga.

"Yeoboseyo?"

"Bononiiiiie!!
Kwanie rindu sekali hiks- huwaaaaaaa"


--


"Mommy, Andrew tidak mau ini.."

"Mommy, please.."

"Mommy-"

"Moomm"

"Ck. Andrew berisik."

Yang ditegur seketika mendelik, memandang sinis ayahnya tanpa ragu sedikitpun.

"Tadi mami panggil-panggil papi begitu tidak dikatain berisik?"

"Ya dia mah sudah biasa."

"Hansol-ssi.
Anakmu juga sudah biasa bawel memanggilku begitu.
Kamu sih jarang di rumah, jadi tidak tau."

"....."

"What?"

Continue Reading

You'll Also Like

396K 57.5K 45
"Ya ampun Mah, Felix belum mau nikah sama siapapun ..." Hidup seorang bocah yang bernama Felix Adhitama berubah total ketika pemuda yang mengaku 23...
123K 21.2K 25
What's ur eye color? Warn! Fantasy Mpreg Family Less than 1000 words per chap Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not...
36.8K 1.8K 30
Jeonghan , berwajah cantik bak malaikat dengan suara khasnya yang lembut mendayu tapi.. "JEONGHAN SETAN! BALIKIN TAS GUA NJING!" Sungcheol , cowok t...
59.6K 7.1K 13
"there is nothing more beautiful than loving you, Jung Wooyoung" ㅡSan, choi.