"Satu."
"Satu."
"Satu lagi."
Sekolah sudah usai sejak beberapa waktu lalu, yang mana menjadi awal acara ini dimulai. Acara perhitungan hasil pemungutan suara pemilihan ketua OSIS periode baru.
Kata 'satu' seringkali terdengar disebut oleh salah satu anak OSIS periode lama yang sedang memegang mikrofon dan menyebutkan tiap suara yang ia buka dari selembar kertas. Yang mana 'satu' artinya pasangan nomor urut satu, yaitu Mark dan Mina.
Perhitungan hasil voting disaksikan oleh banyak siswa-siswi yang belum pulang saat itu, ada yang menonton di dekat lapangan, di lantai satu mau pun lantai dua. Tak terkecuali Lucas dan Yeri yang sedang menyaksikan hal tersebut, mereka melihat sahabat mereka di lapangan yang sedari tadi disebut nomor urut pasangannya.
Lucas dan Yeri menyaksikan perhitungan hasil pemungutan suara di lantai dua, dengan Yeri sedang berbagi keripik kentang bersama Lucas.
"Heran gua sama temen lu," ujar Lucas.
"Hm?" respon Yeri.
"Padahal hasil suara Mark-Mina udah jauh dari kandidat lain, tapi liat tuh," Lucas kemudian menunjuk Mark yang sedang duduk di lapangan menatap papan tulis hasil perhitungan, "muka Mark tegang banget. Padahal gua kalo jadi dia mah udah optimis ketua OSIS periode baru."
"Yeee, itu mah emang tabiat lo yang kepedean." seru Yeri. "Tapi, iya, sih. Gue setuju. Suaranya aja udah unggul 70 suara di atas kandidat nomor dua." sambung Yeri menyetujui.
Benar, suara pasangan nomor satu sudah di depan 70 angka dari pasangan lainnya. Namun, wajah Mark masih tegang dan terlihat dia masih mengepalkan kedua tangannya di depan dada, berdoa. Berbeda dengan pasangannya yang terlihat sedikit lebih santai, Mina.
"Kayaknya tanpa pake pemungutan suara pun, semua orang tahu kalau Mark bakal jadi ketua OSIS." kata Lucas lagi. "Dan lu tahu? Pelatih basket gua sebenernya udah nunjuk Mark buat jadi kapten berikutnya."
Yeri menoleh ke Lucas, "serius? Terus gimana?"
Lucas mengangkat bahunya, "ya, kalau begini pasti kaptennya diganti yang lain. Palingan Yuno."
"Keren banget temen kita. Udah dipastikan jadi ketua di kedua organisasinya... sayangnya peraturan sekolah cuma boleh jadi ketua di satu organisasi aja." ujar Yeri seraya memandang Mark di lapangan sana.
"Emang, bangga banget gua sama Mark."
Perhitungan suara tersebut masih berlangsung hingga kertas terakhir dari kotak dipungut dan dibacakan hasilnya.
"Satu."
"PASANGAN NOMOR URUT SATU, MARK DAN MINA ADALAH KETUA DAN WAKIL KETUA OSIS PERIODE BARU"
Semua orang yang menyaksikan bertepuk tangan, menyelamati hasil dari pemungutan suara tahun ini. Tak terkecuali Yeri dan Lucas yang sudah bertos-ria di lantai dua dan Lucas langsung merangkul Yeri, mereka berdua melompat-lompat dan berkali-kali menyebutkan "GO MARK GO MARK GO MARK GOOOO!".
Terlihat jelas wajah Mark yang sedang tersenyum senang, pandangannya sudah tidak setegang tadi dan berubah menjadi lega dan bahagia. Mark dan Mina kemudian dikerubungi siswa-siswi yang antusias dengan hasilnya, termasuk dengan kandidat lainnya yaitu Dino-Arin.
Mark dan Mina disiram menggunakan air oleh kawan-kawan OSIS-nya, yang mana sudah menjadi tradisi bagi OSIS untuk menyelamati calon ketua OSIS baru. Sumringah wajah dapat terlihat jelas dari wajah kedua orang pasangan nomor urut satu tersebut, berlari-lari mengejar teman-temannya dan ikut iseng menyiram anggota OSIS lainnya sambil tertawa bahagia.
Yeri tersenyum, bangga melihat Mark.
●●●●●
tetangga (5)
Yeri
CONGRAAAATS KETOS BARUUUU!!! @Mark
Lucas
GILAA BANGGA BANGET GUAAA
SELAMAT CUUUY!!! @Mark
Dejun
widiiih udah ketebak sih sebenernya lu bakalan fix ketua wkwkwK
congrats brother!! so proud of you! @Mark
Hendri
MAKAN MAKAAAAAN
Mark:
ahahaha ayee
thank you guyss!!
Baru pukul 8 malam Mark sampai di rumahnya. Ia juga baru sempat membalas grup yang berisi keempat tetangganya itu yang mana mereka menyelamati dirinya saat sore hari tadi.
Markus Giovani Immanuel, adalah sosok lelaki siswa SMA dimana kamu hanya dapat menemuinya dalam momen langka. Gak ada hal yang gak bisa Mark lakukan, baik akademik mau pun non-akademik.
Gak pernah lengser dari posisi tiga teratas di kelasnya, sering menjuarai turnamen basket sejak sekolah dasar, sering menang lomba essay dalam bahasa Inggris mau pun bahasa Indonesia, sering dikirim untuk lomba debat untuk pulang membawa piala, kini seorang Markus harus menjadi siswa nomor satu di sekolahnya, menjadi ketua OSIS.
Oh, jangan lupakan fakta bahwa minggu lalu Mark dengan pelatih basket memiliki percakapan tentang bagaimana sang pelatih sudah mencalonkan Mark sebagai kapten basket yang sayangnya harus diganti karena Mark mesti menjadi ketua OSIS.
Mark memang dituntut untuk menjadi anak yang fokus dengan studinya oleh orang tuanya, namun Mark sama sekali gak merasa terbebani dengan hal tersebut sebab orang tuanya juga dengan sukarela mengizinkan Mark mengejar passion-nya.
Walau memiliki ambisi yang luar biasa, Mark gak pernah mengeluh, ia menjalani semua kewajibannya dengan tulus. Terlebih lagi dia dikelilingi oleh keluarga yang penyayang serta kawan-kawan yang baik.
"BANG MARKUUUUUS!"
Ah, pengecualian kalau buat yang ini. Tetangganya yang satu ini gak ada baik-baiknya akhlaknya.
Mark membuka pintu rumahnya, untuk mendapati sesosok tetangga dekatnya berdiri sambil tersenyum lebar membawa dua buah gelas minuman.
"Apa, Can?"
Namanya Haidar Chandra. Biasa disapa Ecan. Adalah tetangga yang rumahnya cuma berjarak 3 rumah dari rumah Mark. Haidar adalah salah satu anak komplek yang sering bermain dengan Mark sejak Mark pindah ke komplek ini. Haidar juga kenal sama Lucas, Yeri, Dejun dan Hendri. Tapi emang sama Mark dia paling dekat (dan Yeri).
"KONGRETS ABANG KETUA OSISKUUUU!" seru Haidar heboh di ambang pintu. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya yang memegang gelas minumannya, "Ini gua bawain thai tea buat lu!" ujarnya seraya tersenyum lebar.
Mark sebenarnya udah capek sama hari ini, sih. Cuma melihat Haidar yang semangat dan dua gelas thai tea di tangannya membuat Mark tersenyum dan mempersilahkan Haidar masuk kemudian bercengkrama di sofa ruang tamu.
Mereka mengobrol seputar sekolah, bagaimana Mark yang berambisi dan terpilih menjadi ketua OSIS dan sekelas sama Dejun. Juga Haidar yang bercerita dia baru masuk SMA dan masuk ke geng tongkrongan sekolahnya, Haidar si anak vespa yang hobi ke gultik bersama gengnya.
"Bang, makanan dong." pinta Haidar yang emang kurang ajar tapi Mark udah hafal.
"Ada donat, mau lu?"
"MAOOOOO!"
Mark kemudian ke belakang dan mengambil donat yang tadi dibelikan oleh kawan-kawan OSIS-nya sebagai bentuk selamat atas terpilihnya dirinya, membawakannya ke ruang tengah dan membaginya bersama Haidar.
"Gua pengen jadi ketua OSIS, deh." kata Haidar sambil memakan donatnya.
"Jadi anggota dulu lah baru ketua," ujar Mark sambil terkekeh.
"Pengen, tapi gua bukan elu sayangnya." lanjut Haidar. "Keren lu, ya, udah mana pinter pelajaran, pinter basket, pinter organisasi juga. Gak salah gua pilih tetangga."
Bukan rahasia lagi kalau Mark itu segitu study oriented banget anaknya. Mau teman SD, teman SMP, teman SMA, teman bimbel, tetangga, anak SMA sebelah, followers Instagramnya Yeri, subscriber YouTube-nya Dejun, bahkan sampai lawan lomba debatnya Mark itu tahu kalau Mark segitu fokus sama studinya.
Karena Mark agak lebih jauh dari kardus donatnya, Mark minta tolong Haidar. "Can, ambilin dong satu yang oreo."
"Ogah, ah. Ambil sendiri, gua mager."
DI MANA ADABMU HAIDAR CHANDRA.
Mark membuang napasnya, mengalah dan pasrah, ia kemudian sedikit maju untuk mengambil donat tersebut. Udah terbiasa banget sama Ecan pokoknya.
"Eh, iya, Bang. Mau tahu kagak?"
"Hmm?"
"Gua punya cewek! Anak olimpiade biologi!" seru Haidar semangat, sampai mulutnya maju-maju begitu.
Mark yang semula sedang mengunyah donatnya berhenti sebentar dan mengangjat alisnya, "Oh, ya? Wait, bukannya sekolah lo sekolah khusus putra?"
"Gua kenalan sama dia di bimbel. Lucu anaknya." kata Haidar sambil cengengesan.
"Oalah, pantes. Pantes dia gak tahu kelakuan asli lo, hahaha," respon Mark yang tertawa.
"Dih, lu jangan salah! Gini-gini gua banyak yang naksir!" asli songong banget ini muka Haidar. Kalau ada Yeri udah Yeri siram tuh pake thai tea.
"Siapa nama pacar lu, Can?" tanya Mark.
Namanya Soraya, nama pacarnya Haidar. Soraya ini juga kata Haidar ambisnya sama kayak Mark, anaknya juga study oriented banget. Jujur Mark sampai kaget begitu tahu Haidar bisa punya pacar yang model begituan. Secara seorang Haidar yang Mark paham betul tengilnya dan sembrono, punya pacar anak olimpiade yang rajin dan taat aturan.
"Oalah, anak SMA itu, toh." Mark mengangguk-angguk paham dan menghabiskan minumannya.
"Ho oh. Lu kapan punya pacar, Bang?" tanya Haidar mendadak.
Mark kontan tertawa, meminum thai teanya dan lanjut menjawab Haidar. "Gue mana ada kayak begituan, Can."
Haidar lantas mengangguk setuju, "iya juga, sih. Lu mana ngerti cewek, ya? Temen cewek lu aja cuma Kak Yeri." ujarnya yang disambut tawa Mark.
Mark memang begitu. Saking seriusnya sama akademik dia merasa gak punya waktu buat mikirin pacar-pacaran. Mark malah bakalan jadi orang yang paling canggung kalau baru kenalan sama cewek. Syukur-syukur dulu ada Lucas, Dejun dan Hendri yang bisa buat dia akrab sama Yeri.
"Emang lu gak naksir orang apa, Bang?" tanya Haidar lagi.
Mark menggeleng sambil terkekeh, "Kagak. Gue lagi gak suka sama siapa-siapa."
"Anjir, lu gak pernah suka sama orang jangan-jangan?"
Mark tertawa lagi, "pernah, laaah. Sekarang mah emang lagi gak suka siapa-siapa aja. Kayaknya gue mau fokus OSIS sama sekolah dulu."
•••••
Lee Haechan as Haidar Chandra (Ecan)
cowokku