Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan.
NGGAK BANGET.
Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...
Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
"Ki, gua udah di deket rumah lu nih, turun gak?" kata Lucas di ponselnya di bangku kemudi.
"Turun gih, Bunda gue mau ketemu lo dulu,"
"Oke deh,"
Begitu sampai di depan rumah Yuki dan memarkirkan mobilnya, Lucas turun dari mobil dan masuk ke halaman rumah Yuki. Yuki di teras sedang bermain bersama anjingnya, pakaiannya masih rapih lepas berpulang dari gereja tempatnya beribadah di Minggu ini.
Yuki yang melihat kedatangan Lucas langsung menyapanya bersamaan dengan melambaikan kaki anjingnya. "Hai, Lukes,"
Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
"Cantik lu hari ini," puji Lucas reflek melihat Yuki.
"Lah? Baru sadar?" balas Yuki.
Lucas tertawa mendengarnya. Kemudian Yuki mengisyaratkan Lucas untuk masuk ke rumahnya dan Lucas mengikutinya.
"Ini kenapa Bunda lu mau ketemu gua?"
"Abis borong bronis Amanda banyak dia, mau ngasih lo kayaknya,"
Benar saja ibu Yuki memberikan dua kotak brownies ke Lucas dan menanyakan kabar Lucas karena mereka sudah sangat akrab. Lucas dengan orang tua Yuki akrab lantaran waktu kelas 10 Yuki kecelakaan jatuh dari motor, Lucas yang sukarela merawat Yuki ketika orang tua Yuki sedang berhalangan. Makanya orang tua Yuki juga sudah menganggap Lucas sebagai anak sendiri.
Setelah berpamitan untuk pergi, Lucas dan Yuki memasuki mobil Lucas.
"Tau kan lo jalan ke Gramednya?!" tanya Yuki seraya memasang sabuk pengaman.
