Kapten Basket dan Teman Berjuang

3.4K 646 35
                                    

"Lucas, mulai sekarang kamu kapten tim basket ini."

Lucas gak akan pernah lupa ucapan coach ekstrakurikuler basketnya itu dua minggu lalu. Jujur, Lucas masih gak percaya kalau dia yang ditunjuk jadi kapten tim ini.

Firasatnya sebelumnya sudah mengatakan bahwa Mark-lah yang 100% akan menjadi kapten basket di periode angkatannya. Tetapi semua firasat itu hilang begitu tahu Mark yang dicalonin jadi ketua OSIS sekolahnya. Tentu saja setelah mendengar itu ia menjadi yakin kalau Mark yang fix menjadi ketua OSIS, bukan kapten basket lagi.

Jujur, Lucas senang karena dengan dia diberi amanah seperti itu, tandanya semua timnya percaya sama dia. Tapi kebanggaan itu memudar begitu melihat Mark yang sekarang sedang berada di rumahnya, mereka berdua berpulang sekolah setelah menjalani kegiatan ekstrakurikuler hari ini.

"Mau apaan lu? Gua ada sirup jeruk sama melon." ujar Lucas ketika Mark sudah duduk di sofa ruang tamunya.

"Apaan aja deh, Cas." jawab Mark.

"Yauds jeruk aja yak, lumayan kan abis keringetan yang seger-seger."

Begitu Lucas ke dapur, Mark meraih tasnya dan mengeluarkan buku tulis dari dalam tasnya.

Ah, klub basket akan mengikuti turnamen yang mana sekolah mereka berpartisipasi tiap tahun. Maka Mark sebagai otak tim sejak kelas sepuluh, datang ke rumah Lucas untuk membahas berbagai rencana dan strategi kedepannya atas amanah pelatih ke mereka berdua.

"Nih minum, Mark."

"Thank's, bro."

Lucas memperhatikan coretan demi coretan yang sudah Mark buat sejak ia ke dapur menyiapkan minuman.

"Oh iya, Cas. Gua udah nge-list turnamen-turnamen yang bakal kita ikutin. Dan gua juga udah buat line up-nya. Jadi untuk cup yang ini dan ini, kita gak perlu pakai tim inti. It's not that I underestimate other school's team but from what I'd observed since last year's match, we're better even without our regular players."

Lucas mengangguk-angguk, menyetujui.

"Nah, kalau di turnamen SMA ini, I think it's really worth to let the regular team play, peserta yang ikut turnamen ini dari sekolah-sekolah bergengsi, yang menurut gue tim inti kita yang harus ikut serta."

"Setuju sih gua." ujar Lucas.

"And here, DBL. Acara yang paling bergengsi. Bukan worth lagi tetapi menurut gua it's a MUST buat ngeluarin tim inti kita. Here things I've noted for this tournament-"

Jujur, melihat Mark yang sebegitu kritisnya kepada tim basket ini bahkan ketika dia juga harus fokus dengan studi dan OSISnya, buat Lucas ragu akan dirinya sendiri karena Mark yang jiwa kepemimpinannya seunggul itu.

Berada di ruang tamu dan mendengarkan Mark yang membuat segenap rencana untuk timnya membuat Lucas kurang percaya diri akan kapasitas dirinya sebagai kapten basket kedepan.

Apa gua mampu memimpin?

Gimana caranya gua memimpin ketika anggota gua aja lebih unggul dari gua?

Apa anggota gua rela mendengarkan gua sebagai kapten yang gak ada apa-apanya ini?

"—gitu, Cas. Setuju gak?"

Lucas menggaruk keningnya pelan, "tapi Mark, gua merasa anak kelas sepuluh juga perlu pengalaman maju ke lapangan. Dan gua merasa gabungan tim inti dengan junior-junior baru perlu dipraktekan gak cuma saat sparing. Karena atmosfer sparing dan turnamen itu beda."

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Where stories live. Discover now