"Pernah, Gak?" - Mark

2.5K 524 31
                                    

Pernah gak, hidup lo harus selalu terlihat sempurna dan harus selalu memenuhi ekspektasi orang-orang?

Atau lo harus siap sedia setiap saat karena lo tahu lo adalah orang pertama yang mereka tuju ketika mereka sedang dalam keadaan genting?

Entah oleh satu orang, satu pasang orang atau satu kelompok orang. Apa pun itu, lo yang menjadi tujuan mereka.

Mark pernah merasakannya.

Ah, ralat. Bukan pernah lagi, ia selalu merasakannya.

Mark selalu merasa bahwa orang-orang selalu menaruh ekspektasi terhadap dirinya yang kerap kali membuat Mark merasa ia harus selalu tampil sempurna. Apa pun keadaannya.

Mark berpikir bahwa berbuat salah adalah hal yang sama sekali gak boleh dia lakukan. Terlebih ia merasa semua orang mengawasinya, apa pun itu yang Mark lakukan.

Mark paham, bahwa ini adalah kewajiban dirinya sebagai pemimpin dimana semua anggota mengandalkannya. Terlebih, bukan hanya anggotanya saja, dalam konteks ini—ketua OSIS—adalah seluruh masyarakat sekolah.

Mark juga mengerti, adalah tugasnya sebagai pelajar untuk mempertahankan nilai akademiknya pula, bukan menelantarkannya seperti yang ia lakukan belakangan ini.

Mark mau mengeluh, tapi gak bisa. Rasanya semuanya ditahan.

Dirinya menganggap bahwa pemimpin yang mengeluh bukanlah pemimpin yang pantas. Maka dari itu dirinya selalu menjalankan tanggung jawabnya dengan senyuman.

Ketika para anggotanya mengadu ke dirinya mengenai masalah organisasi, Mark tersenyum tenang.

Ketika bawahannya melempar tanggung jawab ke dirinya padahal itu bukan tugasnya, Mark tersenyum tenang.

Bahkan ketika Mark dipanggil oleh guru wali kelasnya karena performa akademik Mark yang menurun, Mark tetap tersenyum tenang.

Iya, nilai akademik Mark menjadi drop karena dirinya terlalu sibuk mengurusi organisasi yang gak bisa dibilang kecil ini. Apalagi, OSIS di sekolahnya sejak dulu memang organisasi yang terstruktur, gak seperti OSIS-OSIS di film romansa remaja yang banyak bisa haha-hehe dan titel Ketua OSIS dipakai buat menggaet seorang cewek cantik. Enggak, realita nggak seperti itu.

Apakah Mark sedih karena nilai akademiknya anjlok? Ya sedih lah. Masa enggak.

Dia sudah berusaha keras menyeimbangkan waktunya untuk ini-itu. Sudah menyortir semua kegiatannya mengenai mana yang prioritas mana yang bukan. Tetapi tetap saja, gak semua hal berjalan sesuai rencana. Walau Mark banyak berkorban untuk jam tidurnya, walau Mark seringkali tidur jam 2 malam untuk mengejar materi pembelajaran, tetap saja hidup tidak semulus paha SNSD.

Ayolah, sejago-jagonya orang, pasti pernah gagal juga.

Mark bersyukur gak jadi kapten tim basket karena untuk menjadi ketua OSIS saja sudah sukses membuat dirinya berkali-kali minum obat sakit kepala.

Bayangkan kalau sekolah sekejam itu yang mengizinkan seorang murid boleh mengetuai dua organisasi, apa Mark bisa bernapas sampai sekarang?

Sampai di titik mark jenuh, Mark gak bisa nampung lagi semua beban batin Mark dan akhirnya Mark 'meledak'.

Senyuman tenang yang sebelumnya ia selalu tunjukan untuk hadapi kenyataan pahit, perlahan menjadi tatapan kosong dan wajah tanpa ekspresi.

Semuanya kacau. Barang-barang yang seharusnya ada di kasur, menjadi ada di lantai. Alat-alat yang seharusnya ada di meja belajar, mendadak menjadi tidur bersama Mark yang masih memakai seragam sampai esok paginya.

Bahkan suatu hari, suara dari ibunya yang menggedor-gedor pintu lah yang membangunkan Mark yang gak sengaja tertidur di kamar mandi selama dua jam.

Five or Nothing (Yeri x 99l NCT WayV)Where stories live. Discover now