Punya temen seperkoncoan kayak Mark, Lucas, Xiaojun dan Hendery itu gak seindah seperti yang orang-orang katakan.
NGGAK BANGET.
Yeri sampe bingung kok orang lain bisa-bisanya iri sama dirinya karena bisa deket sama 4 manusia yang sebenernya gak kaya...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
aheng ingin meneruskan usaha ayah wawan.... anak orang kaya..... (boleh jg nie idenya)
anyway happy 100k reads 🥳🥰 semoga bisa 100m reads kedepannya #ngelunjak #bercanda
▪︎▪︎▪︎▪︎
Yeri kepikiran ucapan Mark tempo hari waktu makan sekoteng itu.
"Kalo gua gak sibuk gua pasti sekarang cari tahu dia kemana dan kenapa,"
"He's so important to me,"
"So, you have any plan to find out about what happens to Hendri?"
Semua omongan Mark membuat Yeri sadar bahwa dia gak boleh diam saja. Yeri harus melakukan sesuatu. Mark yang sesibuk itu saja se-considerate itu sama Hendri. Masa Yeri yang merasa gak banyak kegiatan di awal kelas 12 ini dan jelas-jelas paling dekat dengan Hendri harus diam doang dan menunggu?
Pokoknya, mulai Senin ini, kalau Yeri ketemu Hendri, dia gak boleh kehilangan laki-laki itu lagi. Yeri akan mengikutinya dan kalau bisa dia wawancara supaya dia bisa memastikan bahwa Hendri baik-baik saja.
Karena Mark sibuk mengurusi One-derful Fest dan demissioner OSIS, Lucas sibuk rapat dengan klub basket selaku ketuanya, Dejun sibuk ngebucin (asli bucin banget anaknya tai), Yeri yang gak ada jabatan tetap di ekskul Saman-nya dan gak punya kegiatan akhirnya berinisiatif untuk mencari laki-laki yang menurutnya merupakan pondasi terbesar Pancabintang itu alias Hendri.
Hari Senin Yeri bertanya ke Chaca, "Hendri masuk gak?"
Jawaban Chaca adalah, "Nggak masuk, Yer."
Kemudian hari berikutnya, hari Selasa, Yeri bertanya ke Donna, "Do, Aheng masuk gak?"
"Enggak masuk, Yer." jawab Donna.
Hari berikutnya, hari Rabu, bukan Yeri yang kali ini bertanya ke anak kelasnya Hendri. Karena pada saat jam istirahat Yeri dipanggil sama guru wali kelas Hendri.
"Misi, Bu," kata Yeri yang mendekati guru wali kelas Hendri, sebut saja Bu Nur.
"Oh, Yeri," kata Bu Nur yang kemudian menghadap ke Yeri.
"Kenapa memanggil saya, ya, Bu?" tanya Yeri.
"Ini, kamu kan teman dekatnya Hendri. Kamu tahu gak kenapa dia bolos sampai hampir 2 minggu begini?" tanya Bu Nur kali ini dan ekspresi wajahnya sangat risau. "Ibu sudah coba hubungi orang tuanya, tapi orang tuanya juga gak tahu Hendri kemana."
