✓And Drew The Destiny [VerKwa...

By KwonFire3424

407K 54.3K 9K

Bisakah takdir digambarkan dengan rangkaian kata demi kata? Tentu bisa. Warn! BxB Mpreg Less than 1000 words... More

Hola!
Awal
Kenal
Kwanie
Vernon
Langsung
Jatuh
Cinta
Pada
Pandangan
Pertama
Mereka
Akhirnya
Ditakdirkan
Untuk
Hidup
Bersama
Selamanya
Karena
Saling
Mencintai
Satu
Sama
Lain
.
ByeBye~
Omake
Omake 2
Last
Side Story
Side Story (2)
Side Story (3)
Side Story (4)
Side Story (5)
Penutup

dan

11.1K 1.5K 297
By KwonFire3424

Tidak, cerita mereka tidak berakhir begitu saja dengan pertunangan indah yang membuat iri tetangga.

Ada kalanya kesulitan terasa, sebab sebulan lebih waktu Seungkwan kebanyakan dilaluinya sendirian di apart.
Vernon juga tak mudah dihubungi karena perbedaan waktu.

Seperti sekarang.

Setiap jarak satu jam Seungkwan harus menggigit jari menunggu teleponnya diangkat, namun jawaban operator selalu menjadi akhir penantiannya.

Ia cemas, tentu.

H-3 resepsi, tapi kenapa semua orang terkesan lupa? Vernon tidak pulang. Keluarganya belum ada yang berangkat ke NY. Dia disini sendirian dengan rutinitas membosankan.

"Sekali lagi, kumohon.."
Ucapnya dengan kaki yang uring uringan kesana kemari.

Well, sepertinya sekarang ia beruntung.

"Yeoboseyo?"

Kalian tidak tau seberapa berpengaruhnya suara singkat Vernon terhadap Seungkwan.
Namja manis itu seketika menghela nafas lega, tubuhnya bersandar pada dinding dan bersidekap. Menumpuk keberanian untuk sekedar bertanya 'kapan pulang'.

Sebab, yah..dia terlalu tau diri. Tak mungkin kan membuat Vernon khawatir hanya karena ia ingin sekali calon suaminya segera pulang.

Tapi ini.. sudah menjadi puncak kesabaran Seungkwan.

"Boo?"

"..nonie kapan pulang?"

Ada jeda lama dari seberang. Entah karena Vernon sedang sibuk, atau namja itu tak mendengar bisik kekasihnya, tak ada yang tau pasti.

Seungkwan tidak ingin mengulang pertanyaan. Ia sibuk menggigit bibir menunggu jawaban.

"Nonie?"

"Sejak kapan kau memanggilku seperti itu?"

"Eh? Um..molla.
Refleks, kayanya."

Tubuh Seungkwan seketika lemas. Benar dugaannya, Vernon tak mendengar pertanyaan tadi. Kaki pun tak mampu menahan diri lagi, tubuh merosot ke lantai sementara mata terpejam menahan tangis.

Sekarang ada hasrat ingin mengatakan yang lebih.

Seperti, 'pulanglah'.

Tapi ini adalah kalimat yang paling mustahil ia ucapkan.

"Wae? Kau tidak biasanya diam begini?"

"..."

"Boo, gwaenchana?"

"Um, gwaenchana! Hehe."

Palsu. Terlalu jelas suaranya dipaksa terdengar bahagia.

"Lalu kenapa telepon? Butuh sesuatu, hm?"

"...ne."

"Apa?"

Anda, tuan Chwe. Anda yang paling Seungkwan butuhkan saat ini.

Bagaimana cara bilangnya?

Seungkwan sudah frustasi dengan situasinya sekarang. Sendirian, kesepian, juga acara yang membuatnya kepikiran.

Ia butuh teman bicara.

Ia butuh teman untuk menenangkannya.

Ia butuh Vernon.

"Aniya. Tidak jadi. Kau pasti sibuk, maaf menggang-"

"Tidak sibuk, kok."

"B-benarkah?"

"Um."

"Memangnya kau sedang apa?"

"Sedang..berjalan."

"Hng? Kemana?"

"Pulang."

Belum sempat namja manis itu berkedip, sebuah ceklekkan pintu terdengar. Membuatnya menoleh dan sedetik kemudian, handphone di tangan jatuh bebas ke atas lantai.

Vernon di sana. Menutup pintu, masih dengan handphone di telinga juga senyum lebar menghadap Seungkwan yang terlihat speechless.

"Yah. Bilang sampai jumpa dulu sebelum menyudahi percakapan, gimana sih."

"...."

Ah, bibirnya tak bisa terbuka sama sekali melihat sosok yang kini tengah melepaskan sepatu.
Ia tau Vernon tak menurunkan pandangannya daritadi. Bahkan pria itu belum melunturkan senyumnya sejak masuk, seakan puas telah membuat Seungkwan membeku di tempat karena kejutan mendadak yang ia rencanakan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Boo Seungkwan bisa mengumpulkan tenaga untuk bangun. Berjalan mendekat, dan berhenti di hadapan Vernon yang sudah meregangkan tangan.

"Tidak mau peluk, huh?"

"Stupid."

"Eh?"

"Bononie stupid!"

Dimaki, sambil dipeluk juga.

Vernon harus apa?

Marah atau senang?

"Jadi ini hasil didikan Shua hyung, huh?"

"Stupid! Stupid!! Stupid!!!"

"Aish, iya maaf, okay?
Maaf tidak mengabarimu terlebih dahulu."

Minta maaf sudah, dipeluk sudah, tapi saat giliran Vernon memajukan wajah untuk menciumnya, Seungkwan malah mundur.
Tangannya mendorong sedikit dada pria di depannya, membuat jarak antara dua tubuh yang tadi baru saja menempel.

"Jangan peluk lama-lama."

"Huh? Kenapa? Kau tidak suka-?"

"B-bayinya nanti terhimpit.."

Hening.

Satu menit.

Dua menit.

Lima menit.

"Bayi?"

"U-um..
Anak kamu.."

Wajah Seungkwan memerah sempurna. Tangannya terkepal, meremas erat bagian depan kemeja sang kekasih sambil merunduk dalam.

Iya, ini juga yang menjadi kecemasan terbesarnya.

Seungkwan hamil.

Dan dirinya baru tau kemarin setelah beberapa gejala selama seminggu terakhir membuat anak itu disodorkan test pack oleh tetangga sebelah.

"Boo, aku tau kamu tidak suka dikejutkan olehku, tapi jangan balas dendam begini.."

"Siapa yang balas dendam, stupid! Aku benar -ehem- hamil."

Pelukan Vernon terlepas. Seungkwan mendongak berniat menatap reaksi sang kekasih, sayang wajahnya harus ditahan terlebih dahulu oleh tangan kokoh Vernon sementara bibirnya dipagut dengan penuh perasaan. Sedikit memabukkan, sehingga terpaksa bersandar ke tembok sebagai topangan untuk berdiri.

Vernon benar-benar tak beri ampun. Seluruh wajah Seungkwan dikecupnya, dan bibir tak pernah lepas dari lumatan lumatan kecil sebagai bentuk kebahagiaan si calon ayah.

"Oh, shit. I'm too happy for this.."

"Aw, Kwanie mengerti ucapan Bononie."

"Kkkk~ hebat. Sini kucium lagi-"

"Nooo shireo!"

Keduanya lagi-lagi berakhir dalam pelukan, karena ciuman harus ditolak Seungkwan, jadilah hanya kontak fisik ini yang bisa mereka lakukan.

Jujur, Vernon tak pernah menduga kalau akan secepat ini jadinya. Ia bahkan masih menjabat menjadi calon suami, tapi sekarang bertambah menjadi calon ayah juga.

Memikirkannya membuat pria itu tersenyum sendiri, lantas mengeratkan pelukan pada namja di pangkuannya.

"Ish dibilang tidak boleh terlalu erat!"

"Iya maaf.."

Baru beberapa minggu memang, tapi dari permukaan yang kini Vernon rasakan, ia tau betul kalau disana benar ada satu nyawa lagi.

Tangannya terus bergerak di atas perut polos Seungkwan, berkali kali terkekeh seperti orang gila.

"Yah. Eotteohke? Aku bisa mati muda karena terlalu bahagia sekarang.."

"Kwanie baru tau ada yang bisa mati karena terlalu bahagia."

"Aku juga bisa mati karena tidak dapat cium mulu daritadi."

"Omonganmu, tuan Chwe! Aishhh"

"Lagian kenapa coba daritadi tidak boleh?"

"Nanti kamu turned on."

"So..?"

"Neo molla?
Kita tidak dianjurkan having sex sampai bayinya lahir."

.....

.........

"Fuck."

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 292 16
Lanjutan serendipity i Reinkarnasi terus berulang, kembali mempertemukan keduanya dan kembali menjalani kehidupan sebagai sepasang soulmate untuk sel...
37K 1.8K 30
Jeonghan , berwajah cantik bak malaikat dengan suara khasnya yang lembut mendayu tapi.. "JEONGHAN SETAN! BALIKIN TAS GUA NJING!" Sungcheol , cowok t...
92.4K 14.6K 32
Mingyu dan Wonwoo selayaknya bintang Mizar dan Alcor di konstelasi Ursa Major.
16.4K 294 71
Hallo Mina.......... Kembali lagi dengan saya.... Lagu-lagu Aikatsu sudah banyak sekali yang populer loh. Dari Aikatsu, Aikatsu Starts, dan Aikatsu F...