✓And Drew The Destiny [VerKwa...

By KwonFire3424

405K 54.2K 8.9K

Bisakah takdir digambarkan dengan rangkaian kata demi kata? Tentu bisa. Warn! BxB Mpreg Less than 1000 words... More

Hola!
Awal
Kenal
Kwanie
Vernon
Jatuh
Cinta
Pada
Pandangan
Pertama
dan
Mereka
Akhirnya
Ditakdirkan
Untuk
Hidup
Bersama
Selamanya
Karena
Saling
Mencintai
Satu
Sama
Lain
.
ByeBye~
Omake
Omake 2
Last
Side Story
Side Story (2)
Side Story (3)
Side Story (4)
Side Story (5)
Penutup

Langsung

11.4K 1.6K 306
By KwonFire3424

Lalu?

Apa Seungkwan membenci Vernon setelahnya?

Ya. Sangat.

Jadi siapa yang jahat sebenarnya?

--

Kelebihan Seungkwan diantara manusia lainnya yaitu ia pandai berbohong.

Apalagi soal perasaan.

Namja manis itu bisa dengan mudahnya tersenyum saat sampai di rumah. Bersikap seperti tak pernah terjadi apa-apa padahal dadanya masih panas dan bercak air mata tentu saja disana.

Tidak ada yang tahu hubungannya dengan Vernon terputus begitu saja. Bahkan sang nuna hanya menganggapnya biasa.

Terus begitu tanpa kontak sama sekali. Walaupun kehidupnya perlahan membaik berkat nuna, tapi tidak dengan kekosongan dalam hati.

5 tahun tanpa Vernon, tanpa kabar burung sedikitpun.
Seungkwan menjalani hari sebagai satu-satunya anak laki-laki yang mengurus playgroup di tempat nunanya bekerja. Menyibukkan diri berusaha tak terlalu mengingat masa kelam.

"Nanti ada tamu. Kwanie pulangkan anak-anak lebih cepat ya. Beritau yang lain."

"Tamu? Tumben?"

"Um. Seorang donatur."

Tatapan Takjub terlihat dari mata Seungkwan kala menyadari kakaknya yang baru setahun memegang cabang lembaga pendidikan kecil ini bisa mendapat suntikan dana dari orang luar. Pantas saja wanita itu lulus kuliah di umur muda. Mendapat tawaran sekolah lagi di luar negri dan bekerja di perusahaan besar.

Sayang semua itu ditolak karna nunanya sudah merasa cukup. Dan kini memilih bekerja seperti ini dibawah kepemimpinan guru besar yang paling ia hormati. Katanya.

Padahal Seungkwan tau. Eunsoo tak bisa lebih jauh lagi dari keluarga makanya menyudahi jalur pendidikan yang telah ditawarkan.

Well, tidak sia-sia. Orang hebat akan selalu hebat dimanapun mereka berada. Begitu kata Vernon, dulu.

Haha.

"Permisi."

"Ah, ne?"

Seungkwan terlalu sibuk melamun sampai tidak sadar ada seorang laki-laki yang menghampirinya.

"Itu..um, aku dari kamar kecil. Terus mau kembali ke ruang tamu dimana ya?"

"Aaah kau pasti tamunya ya?!"

"Aniyo. Aku cuma diseret Ayah supaya ikut."

"Kkkk~ yasudah ayo Kwanie antar."

"....Kwanie?"

"Um. Namaku Kwanie. Seungkwan."

"Ah, Dino kenal Kwanie hyung!"

Sekarang gantian Seungkwan yang melayangkan tatapan bingung. Namun belum sempat ditanya kembali, seseorang lagi-lagi muncul. Nafas terengah, alis menukik dan wajahnya sepucat tembok di belakang Seungkwan.

"Ah disini rupanya."

Suara itu. Walaupun sosoknya terhalang tubuh manusia bernama Dino, tapi Seungkwan langsung tau. Tanpa mendongakpun ia paham siapa yang melangkah masuk ke ruangan tempatnya duduk.

"Mwoya, Vernon hyung? Kau mencariku?"

"Aniyo."

"Yaish kirain sadar kalau adiknya tersesat!"

"Keluar. Belok kiri. Lurus sampai pintu ketiga di kanan."

Suaranya lebih berat. Dan dari bayangannya, Seungkwan tahu kalau namja ini bertambah tinggi. Sangat tinggi. Ia yakin.

Setelah dirasa Dino keluar ruangan, Seungkwan semakin merundukkan kepala. Enggan mengetahui tatapan, wajah, ekspresi seperti apa yang Vernon layangkan selagi namja itu mendekat.

Kakinya berhenti beberapa senti dari hadapan Seungkwan. Tubuh tegap, rahang mengatup, dan jangan lupakan kepalan tangan hingga buku jari yang memutih, saking kerasnya ia menahan diri untuk tidak menyentuh Seungkwan disana.

"Aku kesini mencarimu."

Apakah hanya bayangan saja atau memang suara Vernon melembut?

"Eunsoo nuna yang bilang kau disini. Jadi jangan mencoba menghindar, angkat kepalamu."

Siapa juga yang menghindar?
Seungkwan hanya sedang menahan diri dari emosi.
Ia benci dikejutkan seperti ini.
Ia benci perubahan suara Vernon yang semakin menarik hati.
Dan yang ia lebih benci lagi, kenapa perasaannya pada Vernon belum juga hilang?

Masih ada sesak kala mengingat bagaimana dulu namja Chwe ini memutuskan pergi sambil menoreh luka sayatan di dalam dada Seungkwan.

Perasaan itu masih ada. Membuatnya benci kala berhadapan dengan sang pelaku seperti ini.

"5 tahun."

Akhirnya bicara.
Tidak.
Berbisik.
Suara Seungkwan agak kecil karena masih merunduk dalam, enggan bersitatap.

"Begini sapaanmu setelah 5 tahun tidak bertemu, tuan Vernon?"

"Tidak."

"Ne?"

"Aku tidak suka caramu memanggilku, Kwan."

"...sama.
Aku juga tidak pernah suka disebut nama olehmu semenjak 5 tahun lalu.
Ah, bukan.
Tidak sudi, lebih tepatnya."

Hening. Dalam hati Seungkwan bersyukur, Vernon masih menjadi namja jujur seperti yang dulu ia kenal.

Namun sekarang bukan itu permasalahannya.

Seungkwan ingin permintaan maaf dari Vernon. Gwaenchana walaupun telat sekian tahun.

"Kau tau, aku sebenarnya akan kembali ke New York sekarang."

Kali ini rasa penasaran membuat Seungkwan mendongak, mata bulat menangkap ekspresi datar Vernon di atasnya.

"Ayah..menawarkan tumpangan. Bersama Dino, adikku yang tadi. Untuk mengantarku ke bandara."

"Tapi ternyata pak tua itu egois, tetap saja memprioritaskan bisnis disini ketimbang keberangkatan putranya."

"Jadi.." Vernon mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Lipatan kertas. Walaupun Seungkwan belum pernah memegangnya, tapi dalam sekali lihat, ia tau. Itu tiket pesawat.
Dan dengan brutal, kertas tersebut disobek. Oleh Vernon. Di depan mata Seungkwan. "...Aku juga akan egois. Demi prioritasku sekarang."

--

Vernon tersenyum bangga, melirik reaksi Andrew yang membulatkan mata takjub.

"Keren kan papi?"

"..cool."

"Ck. Kalau jadwal penerbangannya belum telat juga kau tidak akan merobek tiketmu waktu itu, Bononiiie!"

Ah, iya. Itu tiket tidak berguna. Makanya Vernon berani sobek.

--

"KAU GILA?!"

"Kau lihat sendiri, aku 100% sadar."

"Tapi-"

"Tapi aku tidak menyesal."

"Huh?"

Kali ini Vernon bersidekap, terlihat angkuh tapi di sisi lain juga hampir membuat Seungkwan sulit meneguk ludah.

"Aku harus berterimakasih pada ayah, nanti."

"Wae?! Berterimakasih karena telah memberikan tiket pesawat ini, lalu disobek begitu saja?! Yaish anak tidak tau diri-"

Dalam diam Vernon tersenyum, memandang bagaimana Seungkwan berdiri, menghampiri dirinya untuk memungut sobekan kertas di kaki Vernon sambil mengomel ria.

Apa bocah itu lupa kalau tadi dia sedang ngambek huh?

Lihat, sekarang Seungkwan malah bergumam sendiri, bibir maju, pipi tembamnya bergerak seiring dengan kata demi kata yang ia keluarkan. Tangannya juga tak berhenti menyusun kertas sobekan di meja. "-sepertinya bisa di-lem ya, aish eotteohke.."

"Dulu kau tidak ingin aku pergi.."

"Ya tapi ini sudah ada tiketnya! Trus malah disobek! Lalu- mwoya? Jam 10 pagi?"

....

"Tapi sekarang jam satu..?
YAH-!"

Ah, Seungkwan baru sadar. Wajahnya memerah karena malu, tapi bibirnya kembali berceloteh mengomeli Vernon yang kini tersenyum jenaka.

"Menyebalkan! Bukannya bilang kalau ini tiket tidak berguna! Ah untuk apa aku lem, aigo paboyaaaaaa!!!"

"Kkk~ setidaknya dengan itu kau jadi mau bicara denganku lagi."

"Bicara?! Kau sebut omelanku ini 'bicara'?! Woahh jinjja..."

"...Boo."

"Sudah dibilang jangan panggil-"

"Bogoshipeo."










"Bogoshipeosseoyo, Boo."







Lupakan soal permintaan maaf.
Nyatanya, kalimat rindu lebih akurat dalam mewakilkan perasaan hari ini daripada penyesalan masa lalu.

Continue Reading

You'll Also Like

632K 94.4K 60
Cuma cerita tentang sekumpulan bocah yang bucin sejak dini. JeongCheol SeokSoo JunHao Meanie SoonHoon-Chan VerKwan Warn! BxB Mpreg One Couple & 200 w...
107K 15.3K 16
Sekelas sama mantan, gimana rasanya? B aja - Yoon Jeonghan ..... Ya gitu deh - Choi Seungcheol X : ini republish ya
123K 21.1K 25
What's ur eye color? Warn! Fantasy Mpreg Family Less than 1000 words per chap Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not...
36.8K 1.8K 30
Jeonghan , berwajah cantik bak malaikat dengan suara khasnya yang lembut mendayu tapi.. "JEONGHAN SETAN! BALIKIN TAS GUA NJING!" Sungcheol , cowok t...