RavAges

נכתב על ידי E-Jazzy

1.1M 110K 44.4K

[Completed Chapter] Pada kepindahaannya yang ke-45, Leila kabur dari rumah. Dia melihat kacaunya dunia, serta... עוד

Keset Kaki
#1
#2
Guide to RavAges
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10 - #29
#30
#31
#32
#33
#34
(~‾▿‾)~Check Point~(‾▿‾~)
(~‾▿‾)~Worldbuilding~(‾▿‾~)
#35
#36 - #51
#52
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
Kalian Question, Saya Answer
Kalian Masih Question, Saya Tetap Answer
#63
#64
#65
#66
#67
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75
#76
#77
#78
#79
#80
#81
#82
#83
#84
#85
#86
#87
#88
#89
#90
#91
#92
#93
#94
#95
#96
#97
#98
#99
#0
- ˎ₍•ʚ•₎ˏ -
- Tiga Tahun di RavAges -
- ˎ₍•ʚ•₎ˏ ˎ₍•ʚ•₎ˏ -
- QnA yang Terlambat 7 Bulan -
- ˎ₍•ʚ•₎ˏ ˎ₍•ʚ•₎ˏ ˎ₍•ʚ•₎ˏ -
- PO Buku & Readers' Gallery & Fun Facts -
ˎ₍•ʚ•₎ˏ MARI WAR ˎ₍•ʚ•₎ˏ
ˎ₍•ʚ•₎ˏ MARI WAR LAGI ˎ₍•ʚ•₎ˏ

#62

8.7K 1.3K 229
נכתב על ידי E-Jazzy

| RavAges, #62 | 2226 words |

TRUCK TIDAK bisa berhenti memelototi Alatas saat mereka mendapati bahwa Erion melahap lebih banyak dari porsi makan keduanya digabungkan.

Ketiganya sedang berada di bawah naungan pohon ketapang yang sudah menguning, memakan sisa perbekalan. Walau aku melihat mereka, aku tak benar-benar berada di sana. Kurasa ini semacam fitur baru dari Brainware—aku masih menyadari bahwa aku adalah Leila, tetapi aku berada dalam ingatan Alatas, Truck, dan Erion sekaligus. Langit masih agak terang meski diselimuti awan mendung, yang artinya kubah buatan NC itu belum membentangkan langit malam abadi; ini kenangan mereka sebelum menemukanku. Mungkin baru beberapa waktu setelah mereka menyelamatkan Erion dari dalam brankas besi di sisa Pusat Karantina.

"Hanya seorang bocah, tidak makan banyak," sindir Truck, meniru perkataan yang pernah Alatas ucapkan saat mereka pertama kali menemukan Erion. "Anak ini punya perut bertingkat tiga yang muat untuk menelan dua kali porsi makan kita!"

"Dia hanya balas dendam," kata Alatas seraya mengusap puncak kepala Erion. Bocah itu sendiri tampak tak peduli dan terus menggasak sisa perbekalan mereka. "Dia pasti kurang makan di Pusat Karantina. Kau lihat badannya? Aku punya badan seperti Erion ini saat umurku 6 tahun, dan ... berapa umurmu sekarang, Dik?"

Dengan mulut terisi penuh, Erion meregangkan kesepuluh jari tangannya.

"Lihat? Dia masih butuh sekitar ... enam kali sehari makanan bergizi lagi selama setahun penuh untuk bertubuh sepertimu, Truck."

Erion mengangkat kepalanya. Mata cokelat Erion menelaah Truck dari kepala sampai kaki seolah mempertimbangkan ucapan Alatas barusan. Anak itu kemudian bergidik sendiri.

"Oke, mungkin ukuran badan Truck memang target yang kurang realistis."

Truck menyumpah, dan aku bisa melihat lirikan mata Erion. Sebelah alat bantu dengarnya masih berfungsi, dan dia tengah menyimak. Erion menyerap informasi seperti busa. Tampaknya, mulai sinilah anak itu mempelajari seni umpatan Truck.

Di tengah-tengah kegiatan mengunyah Erion, Truck meringis tiba-tiba. Laki-laki itu lantas terbungkuk dengan bertumpu pada lututnya.

Alatas memandanginya dengan cemas. "Masih?"

"Ya. Aku akan ... jalan sebentar," kata Truck seraya mencoba berdiri tegak. "Meregangkan badan, sekalian memeriksa keadaan."

"Ini sudah sekitar 5 bulan sejak kita terakhir kali makan obat itu—semestinya efeknya sudah berhenti, 'kan?" tanya Alatas.

Truck melirik temannya. "Kau sendiri? 5 bulan—dan kau masih belum tidur sedetik pun."

"Tapi, demamnya sudah berhenti dan lebam-lebam aneh itu sudah hilang," kata Alatas seraya menggulung lengan jaketnya, menampakkan bekas kemerahan samar, nyaris ungu. "Efek insomnia dan warna mataku barangkali butuh bertahun-tahun."

Truck menggeleng, lalu meringis lagi. "Nah, sepertinya pengecualian untuk Cyone yang bukan Multi-fervent."

Truck berjalan di antara bebatuan, meninggalkan Alatas dan Erion. Aku mencoba mengekorinya, tetapi tidak bisa. Kurasa, Truck masih belum seterbuka itu untuk menunjukkan ingatan pribadinya padaku.

Erion memandangi kepergian Truck, lalu menoleh pada Alatas, meminta penjelasan.

"Dia punya beberapa bekas luka yang tidak bisa hilang," beri tahu Alatas. "Truckey punya Cyone yang hebat. Jadi, orang-orang NC yang jahat itu penasaran sejauh apa batas stamina dan regenerasinya. Mereka memberinya jadwal khusus, dosis PF13-nya terus dinaikkan lebih daripada yang lainnya, dan dia mendapat pelatihan fisik yang sepuluh kali lebih berat dari kami. Sampai pada satu titik, pembuluh darah di kakinya pecah—dan lebamnya tidak hilang sampai sekarang, seperti permanen. Cyone-nya tidak mempan untuk luka-luka yang itu. Sejak itu, Truck jadi seperti ... harus terus melakukan jadwal rutinnya, seperti gerakan otomatis. Pukul sekian, harus tidur. Begitu bangun, langsung berjalan kaki—kalau jadwal itu tak dilakukannya, dia bilang kakinya terasa seperti akan lumpuh."

Kini aku mengerti kenapa Truck seolah punya alarm sendiri dalam kepalanya—dan selalu dia yang membagi tugas jaga saat kami tidur begantian. Aku ingat, saat kami tersesat di hutan Garis Merah dulu, ketika kami bertiga sudah kepayahan, Truck malah mendesak, Kita baru jalan beberapa jam. Hal itu membuatku bertanya-tanya ... memangnya dia terbiasa berjalan berapa jam sehari?

"Tapi, kurasa sekarang dia sudah agak baikan," kata Alatas lagi. "Dia dan jadwal itu sudah agak melonggar. Dulu dia parah sekali, seperti robot. Suatu malam ada penembakkan di lorong dekat kamar barak kami di Herde—sementara kami berlindung ke bawah dipan dan tak tidur semalaman, Truck tetap tidur di atas tempat tidurnya. Aku dan teman ranjang tingkatku sampai sepakat jangan-jangan Truck mati dalam selimutnya—sampai kemudian dia mengorok keras sekali. Untung saja baku tembak tidak masuk ke kamar kami."

Erion meraih ranting dan mulai menggambar di tanah. Sekilas, aku mengira dia membuat jajar genjang dengan dua lingkaran di bawahnya, lalu ada tanda tanya besar di samping jajar genjang itu. Butuh waktu lama untukku menyadari bahwa dua lingkaran itu dimaksudkannya sebagai roda. Erion membuat gambar mobil, mencoba mengatakan truk. Dia lalu menunjuk ke arah Truck pergi.

Tak disangka-sangka, Alatas paham. "Kau bertanya kenapa namanya Truck?"

Erion mengangguk dan menambahkan dalam hati, Kenapa namanya bukan Mobil Tangki atau Pengaduk Semen?

"Soalnya Truck ditemukan di bak sebuah mobil truk, dan dia tidak mau menyebut namanya saat ditanyai."

Erion mengerjap. Benaknya mengemukakan pertanyaan, Apa aku bakal dinamai Brankas kalau aku tak bilang namaku Erion waktu itu?

"Tapi, lucu juga—kau bakal bernama Brankas Baja kalau kita menamai satu sama lain dengan cara Truck," celetuk Alatas. Bahkan tanpa mendengar suara Erion pun dia masih bisa berkomunikasi teramat baik dengan anak itu. Terlampau baik, sampai-sampai Erion membelalak takjub, mengira Alatas bisa membaca pikirannya. "Kalau aku, namaku jadi .... Entahlah. Aku diciduk orang NC di rumahku. Masa namaku Rumah?"

Erion memutar bola matanya. Mending, daripada mobil truk dan lemari baja.

"Tidakkah menurutmu akan asyik kalau kita punya anak cewek di sini," ujar Alatas lagi. Tangannya ikut mencoret-coret tanah dengan kawat logam yang didapatnya entah dari mana. "Tahu, 'kan, sebagai pemanis di antara kita, yang mungkin bakal bawel tentang ini-itu, mengurusmu kayak seorang ibu .... Atau mungkin aku cuma sedang kangen ibuku."

Wajah Alatas berubah sendu. Dia memandangi coretan yang dia buat di tanah—stickman, orang-orangan berbadan dan berkepala seperti jarum pentul dengan tangan dan kaki berupa lidi.

Erion membuat kotak di antara para stickman itu, lalu membubuhkan atap segitiga di atasnya. Dia berkata, Keluarga harus punya rumah.

"Di sini ada pagar dan kebun," tambah Alatas seraya menggambar garis di sekeliling rumah itu dan coret-coret mirip rumput di sisi kanannya. Dia lalu menggambar jajar genjang beroda lainnya di sisi kiri. "Ini mobil untuk mereka jalan-jalan."

Ada guguk penjaga juga. Erion membuat stickman lain yang menyerupai hewan berkaki empat, bertelinga dan berwajah galak. Guguknya kita namai Truck.

Sementara Erion terus menambahkan gambar baru—matahari, awan mendung, garis-garis yang mungkin adalah hujan dan petir di atas rumah—Alatas mengamati telinga anak itu. Dia sepertinya hendak bertanya apa yang Erion alami di Pusat Karantina, tetapi urung dan malah mengganti pertanyaannya.

"Kau ingat orang tuamu?"

Erion balas menatap Alatas, lantas mengangguk.

Ayahku galak. Erion menggambar satu stickman besar dan menambahkan ekspresi merengut dalam lingkar kepalanya. Anak itu lalu menggambar dua stickman yang lebih kecil dan punya rambut. Salah satu stickman perempuan itu secara khusus digambar dengan rok dan bunga di rambutnya.

Mamaku ada dua. Ada Mama Asli. Ada juga Mama Baru yang dibawa Ayah setelah Mama Asli-ku mati. Tapi aku tidak suka Mama Baru. Erion menyilang salah satu stickman perempuan yang tak punya rok dan bunga. Soalnya gara-gara dia ayahku tak pernah menjemputku dari kurungan.

"Oh, kau punya kakak perempuan juga?" tanya Alatas salah sangka.

Erion menghapus gambarnya dengan kaki. Terserah kau sajalah, Bung.

Alatas menggambar rumah baru di tanah, lalu menceletuk lagi, "Aku dulu pernah menaruh harapan kalau orang Herde itu baik. Mungkin mereka akan membantu kita membaur di antara orang normal atau apalah. Setiap aku mengatakan hal ini, Truck sebal sekali—dia pasti langsung memukul kepalaku, dan menyuruhku berhenti memimpikan yang tidak-tidak. Tapi, kurasa dia benar—yang dilakukan NC hanya mengurung kita sebagai tahanan, atau membudidayakan kita seperti hewan dan properti. Bahkan, sekarang nyaris tidak ada perempuan sepantaran kita yang sehat gara-gara Herde."

Alatas berhenti sebentar, tampak berpikir. Dia lalu melanjutkan, "Sebenarnya ada satu anak perempuan yang masih sehat, tapi cewek itu langsung dibawa kabur oleh teman Fervent-ku di Herde. Yah, kurasa sebentar lagi kita bakal bertemu mereka—kita mesti memperbaiki alat bantu dengarmu, dan orang yang bisa melakukannya pasti sedang bersama dengan Raios dan Meredith. Namanya Giok."

Tangannya terangkat seperti ingin menyentuh alat bantu dengar di telinga Erion, tetapi anak itu mendadak berdiri. Sekujur tubuh Erion bergetar, matanya membelalak ke antara rapatnya pepohonan, sisa-sisa bangunan, dan bangkai mobil.

"Ada apa?" tanya Alatas ketika anak itu berputar dan bersembunyi di belakang punggung Alatas. Dari arah yang Erion tatap, muncul kilatan cahaya yang membuat Alatas tersaruk mundur. Dia berbisik ngeri, "Pemburu."

Alatas menepuk-nepuk Erion di belakangnya seperti menenangkan, lalu pemuda itu memanggil salah satu pasak besi dan mengoyak atap mobil tanpa suara. Dalam sekejap mata, Alatas membentuknya menyerupai palu—mungkin dia berniat membuat palu, tetapi bentuk logam itu sebenarnya lebih mirip gayung di mataku.

Tiga orang berseragam Kesatuan Pemburu—pakaian serba hitam dengan setrip jingga diagonal dari bahu hingga pinggang—muncul menebas belukar. Dua pria yang salah satunya memegangi senter, dan satu wanita. Alatas sudah siap tempur dengan sebuah gayung raksasa, tetapi terdiam saat ketiga pemburu itu berhenti tepat di depannya dengan pandangan mata yang masih mencari, seolah-olah mereka tak melihat seorang pemuda dengan godam gayungnya dan satu bocah di sana.

"Kau yakin Detektor ini berguna?" hardik pria yang memegangi senter. "Tadi dia bilang ada Cyone, sekarang dia bilang ada Phantom! Tapi tidak ada apa-apa!"

Wanita di belakangnya memicingkan mata ke pria yang berdiri ketar-ketir di sisinya. "Detektor di tim kita tak ada yang pernah berguna."

Pemburu yang memegangi senter pun berbalik dan menarik keluar sebuah senjata api laras pendek dari sabuknya. Dia melemparkan pistol itu ke tangan sang Detektor, lalu menyeringai dan berkata, "Satu tim tidak boleh saling bunuh, tapi ceritanya akan berbeda jika salah satunya menembak dirinya sendiri tanpa sengaja."

"Tunggu!" Pria Detektor itu membelalak. Matanya berair. Tangannya gemetar memegangi pistol. "Phantom itu bukan sembarang Phantom! Dia Multi-fervent, dan kekuatannya besar! Dia pasti bersembunyi dengan—"

Perkataannya terputus. Sorot matanya berubah hampa. Tangannya bergerak, diperintahkan oleh pria Brainware di depannya. Pria Detektor itu lantas mengarahkan pistol ke bawah dagunya sendiri dan menarik pelatuk.

"Apa yang mesti kita katakan pada Ketua?" tuntut si wanita seraya menendang mayat temannya sampai terguling. "Bahwa kita bercanda kelewatan dan tanpa sengaja mengirim gagasan bunuh diri ke dalam kepalanya?"

"Alasan itu sudah digunakan tim satunya—Detektor mereka juga sama tak bergunanya." Pria itu lantas mengatur posisi jasad si Detektor sampai tiarap dengan pistol dan tangannya tertindih di bawah. "Bilang saja dia tersandung sambil masih memegangi pistol. Semuanya juga tahu pria tak berguna ini aslinya lulus sertifikasi penggunaan senjata api dengan menyogok."

Si wanita Pemburu mengambil alih senter dari tangan temannya dan menyorotkannya ke atas, mencari-cari ke atas pepohonan. "Kau tahu setinggi apa Phantom bisa melevitasi dirinya?"

"Levitasi—apa?"

"Terbang—mengapung," dengkus Pemburu wanita seraya masih mencari. "Mengangkat dirinya ke udara."

"Phantom bisa melakukan itu?" tanya Pemburu pria terperangah. "Aku tidur saat video orientasi itu diputar."

Pemburu wanita memutar bola matanya, lalu menyinari arah mereka datang. "Ayo, kembali. Bilang saja tak ada apa-apa di sini."

Ketika dia akan mematikan senter, wanita itu terlompat lantaran cahaya senternya terbias ketika menyorot ke arah medan gaya yang Erion buat.

Sementara Alatas tampak panik, Erion bertindak cepat dengan mengambil alih godamnya dan melemparkannya ke wajah si wanita Pemburu. Saat wanita itu pingsan dengan hidung remuk, pria Pemburu yang tersisa memelotot ke sekelilingnya sebelum kemudian terbirit-birit ke arah mereka datang. Sebelum menghilang di antara pepohonan, aku bisa melihat pria itu merogoh alat komunikasi jarak jauhnya dan memanggil, "Phantom gila! Kuulangi! Phantom gila! Segera kirimkan bantuan dan Arka ke titik Merah 701! Phantom itu membunuh dua rekanku!"

Alatas buru-buru mengambil godamnya yang masih melayang di udara dan berkata, "Erion—tidak boleh memukul wanita! Dan bagaimana bisa kau menggerakkan palu ini?! Beratnya dua kali Truck!"

Wah, palu, dengkus Erion. Kukira centong es krim.

"Kau ...." Alatas berjongkok di hadapan Erion dan mengamati anak itu lekat-lekat. "Benda paling berat apa yang pernah kau angkat? Dan bagaimana kau bisa melihat mereka datang? Kau X?"

Erion mengernyit. Kau bukannya Detektor? Masa tidak tahu aku ini apa?

Sebelum Alatas sempat mengorek apa pun dari Erion, Truck muncul dengan setengah berlari. Sesekali dia melirik ke balik bahunya seperti dikejar sesuatu, lalu memelotot ketika mendapati dua tubuh Pemburu yang tergeletak di tanah, nyaris terinjak olehnya.

"Truck, kau takkan percaya ini! Erion baru saja—"

"Nanti saja!" desak Truck. Dia mendorong Alatas dan Erion untuk segera pergi. "Ada sekitar selusin Pemburu yang sedang melakukan penyisiran di sini! Aku sempat membuat jejak palsu untuk membuat mereka menuju arah yang salah, tapi mereka bisa menemukan kita kapan saja kalau kita tetap di sini!"

Tanpa perlu diberi tahu dua kali, Alatas dan Erion berlari membelah hutan mengekori Truck. Sepanjang jalan, Truck terus menggerutu, "Seharusnya kau bisa mendeteksi mereka, Alatas! Ada banyak Detektor dalam Kesatuan Pemburu—kau seharusnya tahu kapan dan dari arah mana mereka datang!"

Begitu jarak yang ditempuh ketiganya sudah cukup jauh, mereka berhenti dan terduduk di antara belukar setinggi pinggang. Truck meraup sisa ranting dan daun-daun yang menguning, menutupi mereka bertiga di antara semak layaknya kamuflase. Pria itu kemudian memelototi Alatas yang masih membawa-bawa palu besarnya.

"Kau dan kreativitas bodohmu!" Truck menepis logam itu, mencoba menyingkirkannya dari tempat persembunyian mereka. "Mana bisa kau melawan mereka dengan cedok raksasa!"

"Ini palu!" sanggah Alatas tersinggung.

Itu centong es! gelak Erion sembari memegangi perutnya untuk menahan tawa.

Aku ingin menimpali, Gayung! sembari membersihkannya daun-daun kering yang menyangkut di rambut Erion. Sayang sekali, aku tak sungguhan berada di sini.

Mereka menunggu selama beberapa menit, lalu mulai bergerak lagi setelah memastikan tak ada cahaya senter lain yang mendekat.

"Ayo, cepat. Sebelum gelap lagi." Truck memandangi langit. "Entah hanya perasaanku atau apa ... belakang ini siang hari seperti memendek, dan malam datang terlampau cepat."

ヾ(*゚ー゚*)ノ Thanks for reading

Secuil jejak Anda means a lot

Vote, comment, kritik & saran = support = penulis semangat = cerita lancar berjalan



Fanart Leila super imoet dari Yuecha 

(o≧▽≦)o




Daaaaaan foto keluarga dari Salsabilawidiana 

(ノ'ヮ')ノ*: ・゚



Thank u atas fanart-fanartnyaaaaaaaaa

Terima kasih yang sudah berkirim-kiriim semua fanart ('・ᴗ・ ' )

Jadi harta karun di laptop loooh

המשך קריאה

You'll Also Like

3.8K 395 15
Raja Fandricko yang meninggal akibat diracuni oleh ratunya sendiri, tiba-tiba saja jiwanya terlempar ke zaman modern, dan terbangun dalam tubuh seora...
489K 2.8K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
1.5K 172 8
Terbangun di tempat asing dan menikah dengan seorang janda? Itu adalah hal gila yang tak pernah Ghevan pikirkan. Dia baru saja mengalami peristiwa y...
691 86 6
Bercerita tentang kehidupan sehari-hari si bocil kematian...?