BINHWAN_PERHAPS LOVE_πŸ”š

By sooinkang7

22.2K 2.3K 1.3K

Seorang pria muda tengah tertidur di atas kasur mewahnya. Mata tertutupnya bergerak-gerak gelisah, kepalanya... More

1. THOSE DREAMS
2. BROTHERS
3. CONNECTED
4. DILEMMA
5. TIE THE KNOT
6. HIS SECRET
7. ABOUT YOU
8. SO CLOSE YET SO FAR
9. UNEXPECTED
10. MISSING YOU
11. CONFESSION
12. HEAD OVER HEELS
13. SERENDIPITY
14. FAREWELL
15. THOSE MEMORIES
16. APOLOGY
17. REVENGE
18. THAT DAY - PART 1
19. THAT DAY - PART 2
20. ANGEL OR DEVIL?
21. THE TRUTH
22. NO METTER WHAT
23. HURT
24. WAIT FOR ME
THE CHARACTERS
26. BEST I EVER HAD

25. LET IT GO

725 98 93
By sooinkang7

Hanbin menghubungi pihak kepolisian untuk meminta perlindungan bagi ayahnya dan juga June.

Sementara ini dia menyerahkan pria yang diduga suruhan Minhyuk yang tadi ditangkapnya bersama Jiwon sebagai tersangka percobaan pembunuhan sampai misi mereka selesai dan bibinya menyerahkan diri.

Sungkyung yang sedang bersama Jiwon, terkejut saat mendapat telepon dari Minhyuk.

Dia pun menyalakan mode loudspeaker di ponselnya agar putranya dan Hanbin bisa ikut mendengarnya.

"Nee..Oppa.."

"Kau sudah menghabisi mereka?"

"Aku sudah melakukannya.."

"Kau tidak ketahuan kan?"

"Para penjaga itu kuberi uang tutup mulut cukup banyak agar tidak mengatakan apa-apa soal kedatanganku ke ruangan itu dan aku langsung pergi setelahnya.."

"..jadi kurasa aku tidak akan ketahuan.."

"Hanbin dan Jiwon?"

"Aku melihat mereka masuk ke ruangan tempat Hansung dan June dirawat tapi mereka tidak melihatku.."

"Bagus..sekarang kemarilah..pastikan tidak ada satupun yang mengikutimu.."

Sungkyung mematikan ponselnya lalu menatap Jiwon.

"Aku akan ke rumah itu menemui Minhyuk sebelum dia curiga karena aku tidak segera kesana.." kata Sungkyung.

"Tunggu sebentar..kita dengarkan rencana Hanbin dulu setelah itu ibu boleh pergi kesana.."

Hanbin duduk di sebelah Jiwon lalu mengungkapkan rencananya.

"Aku menghubungi Detektif Song untuk menolong kita..dia akan kemari sebentar lagi.."

"..ah..itu dia datang.." tunjuk Hanbin pada sesosok pria paruh baya yang berjalan mendekati mereka.

Tetap gagah meski sudah berumur, Song Mino, detektif yang Hanbin maksud sudah tiba untuk membantu mereka menangkap Minhyuk.

Hanbin bangkit berdiri menyambut orang itu.

"Terima kasih sudah bersedia datang kemari..bantuan anda sangat berarti untuk kami.."

Detektif Song menjabat tangan Hanbin erat.

"Tidak masalah..ini akan jadi pertarungan terakhirku sebelum aku pensiun..sudah lama aku memburu pria itu.."

Tanpa membuang waktu, Hanbin dan Jiwon menyusun rencana bersama pihak kepolisian dan Detektif Song.

Alasannya karena dialah yang terakhir kali menangani kasus Hanbin sebelum akhirnya dikirim ke Busan.

Sejak awal, Detektif Song sudah menduga ada yang aneh dengan kasus ini.

Kurangnya bukti dan lamanya polisi bekerja menjadi kecurigaannya karena terkesan mereka sengaja memperlambat proses penyelidikan.

Meski sudah dilimpahkan ke kejaksaan pun, kasus itu tetap dibiarkan begitu saja tanpa ada titik terang.

Secara pribadi, Detektif Song mengakui bahwa saat itu kepolisian sedang dalam keadaan kacau balau.

Korupsi merajalela dalam tubuh kepolisian, hingga kadang dengan mudah kasus-kasus yang melibatkan orang-orang penting atau pejabat bisa diselesaikan tanpa perlu investigasi lebih lanjut.

Termasuk kasus Hanbin yang dikenal di kalangan kepolisian sebagai "Cold Case" karena hingga batas waktu yang ditetapkan pengadilan, polisi tidak berhasil menemukan dan menghukum pelakunya.

Hingga akhirnya terungkap sekarang bahwa kepala polisi yang menjabat saat itu menerima aliran dana suap cukup besar dari rekening misterius di London yang diketahui sebagai milik Choi Minhyuk.

Itulah alasan kenapa mendiang Kakek Kim meminta Hanbin mengaudit kantor cabang yang diduga melakukan penggelapan pajak itu karena dana yang dikorupsi ternyata digunakan untuk menyuap polisi yang punya hubungan dengan kasus Hanbin.

Sekarang semuanya menjadi jelas berkat bantuan Sungkyung yang memberikan informasi itu pada pihak berwajib.


"Dia pasti akan tertangkap kali ini..kasusmu pasti akan dibuka kembali dan orang itu akan menerima hukumannya.." kata Detektif Song pada Hanbin.

Mereka bertiga sedang berada di mobil Detektif Song, membuntuti mobil Sungkyung yang melaju dengan kecepatan sedang di depan mereka.

"..sebagai polisi, aku meminta maaf karena tidak bisa menyelesaikan kasus itu..juga aku tidak punya keberanian meminta pada kejaksaan untuk membuka kembali kasusmu.."

"..karena itu sama saja dengan aku mengakui bahwa kinerja polisi saat itu sangat buruk.." lanjut sang Detektif.

"..mereka bilang kasusmu itu mustahil diselesaikan karena kurangnya barang bukti tapi bagiku itu hanyalah dalih untuk menutupi ketidakbecusan mereka dalam memecahkan sebuah kasus.."

"..atasanku mengancamku untuk menyerahkan lencana polisiku jika terus berusaha mengungkit kasus itu..bahkan dia langsung membebastugaskan diriku dan tak lama kemudian aku mendapat surat pindah ke Busan.."

"Dunia benar-benar tempat yang menyeramkan.."

"..bahkan pimpinan yang seharusnya melindungimu bisa dengan mudah membuangmu begitu saja jika kau tidak lagi sejalan dengan mereka.." sahut Hanbin tiba-tiba.

"Kau benar..tapi karma juga berlaku untuk orang-orang semacam itu..kabar terakhir yang kudengar dia dicopot dari jabatannya, dipecat dengan tidak hormat.."

Pembicaraan mereka terhenti ketika mobil Sungkyung mulai memasuki gang sempit yang menjadi satu-satunya akses masuk menuju rumah Minhyuk.

Sungkyung turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam rumah dan disambut oleh Minhyuk.

"Kenapa lama?" selidik Minhyuk dengan wajah tidak sukanya.

"Aku memastikan tidak ada orang yang mengikutiku..tadi aku melihat satu mobil berjalan persis di belakangku jadi aku harus berhati-hati.."

"Lalu?"

"Bukan siapa-siapa..kami berpisah jalan di gang masuk kemari.."

"Baguslah..kau temani gadis itu dulu..aku harus mengurus sesuatu dengan orang kantor..bagaimanapun aku harus membuat alibi agar tidak dicurigai.."

"Kau masih mengikatnya? Untuk apa?" tanya Sungkyung saat melihat ikatan di tangan dan kaki Jinhwan.

"Hanya untuk berjaga-jaga..kita tidak pernah tahu kan jika dia berpikir untuk melarikan diri.."

"Aku akan melepas ikatannya..dia sudah selemah ini, tidak mungkin melarikan diri kemana-mana.."

"Biarkan saja tangannya..hanya ikatan di kakinya yang boleh kau lepas.." perintah Minhyuk.

Sungkyung segera menghampiri Jinhwan, melepas tali di kakinya lalu membawanya ke sebuah kamar.

"Mrs. Lee.." lirih Jinhwan dengan tatapan minta tolongnya.

Sungkyung hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Setelah Sungkyung memastikan Minhyuk tidak ada di dekat mereka, dia berbisik pada Jinhwan.

"Tenanglah..aku akan membantumu keluar dari sini..dengarkan kata-kataku dan jangan hiraukan apapun setelah kau keluar dari sini..jangan berpaling dan larilah sekencang mungkin.."

"..Hanbin menunggumu di ujung gang bersama Jiwon.."

Mendengar nama Hanbin disebut, Jinhwan mulai terisak.

"Hanbin..dia.."

"Benar..dia datang menolongmu.."

"..aku akan merenggangkan ikatan di tanganmu ini, kau akan bisa melepasnya sendiri nanti.."

"..kau harus kuat..aku hanya bisa membantumu keluar dari sini..setelahnya kuserahkan padamu.."

Sungkyung mengelus lembut kepala Jinhwan lalu memeluknya.

"Maafkan aku atas semua kesalahanku selama ini.."

"Mrs. Lee..kenapa kau seperti ini?"

Pelukan mereka terlepas dan Sungkyung hanya tersenyum pada Jinhwan.

"Ayo..kita bersiap..tunggu tanda dariku baru kau bisa pergi.." ajak Sungkyung.

Dia menuntun Jinhwan dan mendudukkannya lagi di tempatnya semula ketika dilihatnya Minhyuk tampak sedang serius dengan ponselnya.

Diam-diam Sungkyung menyiapkan taser gun* untuk melumpuhkan Minhyuk sementara Jinhwan juga bersiap untuk lari dari situ.

( taser gun : alat kejut listrik, biasa digunakan polisi sebagai senjata sekaligus perlindungan diri saat menghadapi penjahat..Sungkyung mendapatkannya dari Detektif Song )

Dan begitu Minhyuk berbalik badan membelakangi mereka, Sungkyung menyalakan alat itu dan menempelkannya ke punggung Minhyuk.

Minhyuk ambruk seketika lalu Sungkyung segera mendorong Jinhwan untuk melarikan diri dari rumah itu.

"Sekarang, Jinhwan-ah!"

"Ta..tapi..bagaimana denganmu, Mrs. Lee? Ayo pergi bersamaku.." pinta Jinhwan.

"Kau lupa kata-kataku tadi? Cepat lari dan jangan berpaling..jangan pikirkan aku, Hanbin sudah menunggumu..cepat pergi!" perintah Sungkyung.

Dia mulai panik karena Minhyuk mulai bergerak. Efek dari alat itu memang tidak bertahan lama untuk pria dewasa semacam Minhyuk.

Jinhwan segera berlari menyadari bahwa Minhyuk mulai sadar dari pingsannya meski masih terbaring di lantai.

Dengan sekuat tenaga dia berlari tanpa menghiraukan apapun lagi sambil melepas ikatan di tangannya yang sudah dibuat longgar oleh Sungkyung.

Dia langsung bernapas lega setelah melihat Hanbin ada di sana, beberapa meter di depannya.

Ternyata benar, Hanbin datang menolongnya dan saat ini juga sedang berlari ke arahnya.

"Han..Hanbin.." suara lemah Jinhwan berusaha memanggil suaminya.

Hanbin meraih Jinhwan ke dalam pelukannya, merasakan kelegaan luar biasa karena Jinhwannya selamat.

"Jinanie..sayang..kau baik-baik saja?"

"..tenanglah..kau aman sekarang.."

Jinhwan tidak menjawab, hanya menangis tersedu-sedu di pelukan Hanbin.

Namun semua kelegaan itu tidak bertahan lama karena Jinhwan tiba-tiba lemas dan ambruk di pelukan Hanbin.

Tanpa pikir panjang, Hanbin segera menggendongnya dan membawanya ke mobil Detektif Song.

"Bawa dia ke rumah sakit dulu..petugas kepolisian akan segera kemari untuk menangkap Choi Minhyuk..serahkan masalah ini padaku.." kata Detektif Song.

Hanbin menyetujuinya dan segera ke rumah sakit terdekat di daerah situ.

Sedangkan Jiwon mulai mengkhawatirkan ibunya karena menurut rencana mereka tadi, ibunya akan ikut kabur bersama Jinhwan.

"Kenapa..kenapa ibuku tidak ikut? Apa dia masih di dalam? Apa terjadi sesuatu padanya?" tanya Jiwon pada Det. Song, mulai cemas dengan ibunya.

"Aku akan melihat situasinya di dalam sana..kau tetap disini menunggu bantuan datang, mengerti, Jiwon-ssi?"

Meski hatinya dilanda kecemasan namun untuk saat ini dia hanya bisa mengikuti perintah Song Mino.

Tapi Jiwon merasakan ada yang aneh dan akhirnya diapun menyusul sang detektif.

Mereka berjalan mengendap-endap dan terkejut ketika mendengar suara teriakan dari dalam rumah.

Teriakan Lee Sungkyung...

Terdengar memilukan di telinga siapapun yang mendengarnya.

Detektif Song dan Jiwon segera berlari dan menerobos masuk ke dalam rumah lalu seketika menghentikan langkah mereka setelah melihat Minhyuk terkapar di lantai dengan pisau menancap di punggungnya.

Sungkyung terduduk lemas dan menangis di samping tubuh Minhyuk dengan tangan berlumuran darah.

"Ii..ibuu.." bisik Jiwon, menatap ngeri ke arah ibunya.

Detektif Song bergegas mendekati tubuh Minhyuk dan mengecek denyut nadinya. Masih terasa meski sangat lemah.

"Nyonya..anda tidak apa-apa?" tanya Mino beralih pada Sungkyung.

"A..aaku..aku..yang membunuhnya..aku..yang melakukannya.." ucap Sungkyung terbata-bata.

Jiwon memeluk ibunya, berusaha menenangkannya karena tubuh ibunya gemetar sedari tadi.

"Kita bawa ibumu ke rumah sakit dulu..sepertinya tangan dan wajahnya terluka.." kata Mino sembari menunjuk ke bagian yang terluka.

"Lalu pria ini? Kau tidak menangkapku?" tanya Sungkyung.

"Kita obati dulu luka anda, setelah itu aku sendiri yang akan membawa anda ke kantor polisi untuk diperiksa.."

"..dan dia juga akan dibawa ke rumah sakit.."

"Ayo kita pergi, Ibu.."

Jiwon menuntun ibunya meninggalkan tempat itu bersamaan dengan petugas kepolisian dan ambulans yang mulai berdatangan.


-------

Hanbin menemani Jinhwan yang masih belum sadar di rumah sakit.

Digenggamnya erat tangan mungil istrinya sambil sesekali menciumnya dan mengelus lembut wajah Jinhwan.

Perlahan Jinhwan tersadar dari tidur panjangnya, menyadari bahwa kini dia berada di rumah sakit.

Dan wajah pertama yang dilihatnya adalah wajah cemas suaminya yang sudah memerah menahan tangis.

"Sayang..kau sudah sadar? Apa yang kau rasakan? Mananya yang sakit?" tanya Hanbin bertubi-tubi pada Jinhwan sambil mengecek setiap pergerakan tubuh Jinhwan, apakah ada yang tidak beres.

Tersenyum lembut, Jinhwan menatap suaminya penuh haru.

Baru beberapa jam yang lalu, Jinhwan sudah berpikir tidak akan bisa bertemu Hanbin lagi.

Dan sekarang pria itu ada di hadapannya, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk meraihnya dalam pelukannya.

"Hanbin..aku ketakutan tadi..kukira..kukira..aku akan mati.." ucap Jinhwan tanpa bisa menahan tangisnya lagi.

Hanbin membalas pelukan Jinhwan tak kalah erat sambil mengelus punggung sempit istrinya.

"Semuanya baik-baik saja sekarang..kau sudah bersamaku, jadi kau akan aman.."

"..maafkan aku karena tidak bisa menjagamu..dan anak kita.."

Jinhwan melepaskan diri dari pelukan Hanbin lalu menatap pria yang dicintainya itu.

"Bukan salahmu..pria itu yang melakukannya..dia yang jahat, bukan kau.." tegas Jinhwan.

Lalu secara lembut dia menyentuh perut ratanya.

"Anak kita..dia baik-baik saja kan?" tanya Jinhwan.

"Dia anak yang kuat..dan juga hebat.."

Hanbin menjawab dengan tangannya yang ikut turun ke perut istrinya.

"Seperti Appanya.." sambung Jinhwan.

"Dan Eommanya.."

"..kau hebat dan berani saat berlari ke arahku tadi..aku sempat khawatir kau tidak akan sanggup berlari dengan kondisimu yang sedang hamil muda.."

"..tapi kau melakukannya.."

"..terima kasih karena tetap hidup untukku, Jinanie.."

Hanbin menangkup wajah Jinhwan dengan kedua tangannya dan mengecup lembut bibir Jinhwan.

Jinhwan memejamkan mata merasakan bibir Hanbin melumat bibirnya perlahan dan baru berhenti setelah Jinhwan mulai kehabisan napas dalam ciuman panas mereka.

"Aku akan pergi sebentar ke kantor polisi untuk proses investigasi..akan kuminta ibu menemanimu.."

Jinhwan menggelengkan kepala, menolak maksud Hanbin yang akan pergi meninggalkannya.

"Tidak bisakah dilakukan oleh orang lain? Atau besok saja perginya? Aku masih ingin bersamamu.." rajuk Jinhwan, mulai terisak kembali sambil menggenggam erat lengan Hanbin.

Entahlah..semenjak hamil, dia selalu ingin ditemani Hanbin dan jadi sering uring-uringan juga sangat sensitif jika Hanbin tidak ada di dekatnya.

Hanbin luluh, dia menyerah melihat istrinya yang sepertinya masih membutuhkan kehadirannya saat ini.

"Baiklah..aku tidak jadi pergi..aku akan menemanimu.."

Jinhwan kembali tersenyum lalu menggeser tubuhnya sedikit.

"Kau tidur di sini..temani aku.."

"Disini sempit, sayang..kau tidak akan nyaman.."

"Hanbiiinnn.."

"Iya..iyaa..aku tidur disini..aigooo..manjanya.."

Hanbin mulai naik ke ranjang lalu membaringkan dirinya dan menarik Jinhwan untuk berbaring di sampingnya.

Dengan senang hati Jinhwan langsung membenamkan tubuh mungilnya ke dalam pelukan suami tampannya itu.

"Seperti ini? Kau tidak merasa sempit?"

"Ini nyaman bagiku.."

Hanbin hanya bisa terkekeh geli dan menghela napas menghadapi Jinhwan yang sedang banyak maunya seperti sekarang ini.

Tapi itu tidak masalah untuk Hanbin, selama Hanbin masih bisa melakukannya maka sesulit atau seaneh apapun permintaan Jinhwan, Hanbin akan berikan untuk Jinhwan.

Karena saat Jinhwan diculik tadi, Hanbin menyalahkan dirinya yang tidak mampu menjaga Jinhwan dan calon anaknya.

Dan hal itu membuatnya berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga juga mengutamakan Jinhwan dan anak-anaknya kelak.

Berkaca dari pengalamannya saat diculik dulu yang memunculkan trauma mendalam di hatinya, Hanbin tidak ingin lagi kejadian yang sama terulang dalam hidup orang-orang yang dikasihinya.

-------

"Cold Case" milik Hanbin dan Jiyong dua puluh tahun lalu akhirnya dibuka kembali.

Tersangka utamanya yaitu Choi Minhyuk dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa remisi.

Juga untuk Lee Sungkyung yang menjadi kaki tangannya dihukum selama 20 tahun penjara.

Minhyuk yang terluka dan kehabisan banyak darah karena luka tusuk akhirnya meninggal setelah beberapa minggu menjalani hukuman di rumah sakit penjara.

Sedangkan Sungkyung menjalani hari-hari beratnya di penjara untuk menebus kesalahannya dengan penuh kerelaan, apalagi setelah Jiwon berjanji akan menunggunya dan mereka akan hidup bersama lagi.

Kasus ditutup dengan penyelesaian yang lebih baik dibanding dua puluh tahun lalu seperti yang diharapkan orang banyak.

Karena semua yang melakukan kejahatan pasti akan menerima akibat dari perbuatannya bahkan ketika bertahun-tahun sudah berlalu.

------







































THE END...

















OR














TBC??





















One LAST chapter yaaa...😣😣

enjoy reading..

Saranghaee...💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

642K 127K 43
Reputation [ repΒ·uΒ·taΒ·tion /ˌrepyΙ™ΛˆtāSH(Ι™)n/ noun, meaning; the beliefs or opinions that are generally held about someone or something. ] -- Demi me...
1.6M 75.9K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞
332K 25.7K 82
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
791K 38.2K 45
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...