BINHWAN_PERHAPS LOVE_🔚

By sooinkang7

22.2K 2.3K 1.3K

Seorang pria muda tengah tertidur di atas kasur mewahnya. Mata tertutupnya bergerak-gerak gelisah, kepalanya... More

1. THOSE DREAMS
2. BROTHERS
3. CONNECTED
4. DILEMMA
5. TIE THE KNOT
6. HIS SECRET
7. ABOUT YOU
8. SO CLOSE YET SO FAR
9. UNEXPECTED
10. MISSING YOU
11. CONFESSION
12. HEAD OVER HEELS
13. SERENDIPITY
14. FAREWELL
15. THOSE MEMORIES
16. APOLOGY
17. REVENGE
19. THAT DAY - PART 2
20. ANGEL OR DEVIL?
21. THE TRUTH
22. NO METTER WHAT
23. HURT
24. WAIT FOR ME
THE CHARACTERS
25. LET IT GO
26. BEST I EVER HAD

18. THAT DAY - PART 1

633 68 21
By sooinkang7

A little bit angst...

No BinHwan moment on this chapter...

Not in a good mood actually but gonna keep it going, right?

Don't like it? Just skip it...

Enjoy reading...🖤

.

.

.






FLASHBACK 20 YEARS AGO



Kim Jiyong, putra sulung Kim Sungjae, terlihat baru saja keluar dari airport setelah melakukan perjalanan bisnisnya.

Dia sengaja tidak memberitahu kepulangannya kali ini pada istri dan putranya, Lee Sungkyung dan Kim Jiwon karena ingin memberi kejutan untuk mereka.

Bahkan dia menyuruh sekretarisnya, Choi Minhyuk, pulang lebih awal ke Korea untuk membantu Kim Hansung, adiknya, mengurusi sebuah proyek.

Sebelum pulang ke rumahnya sendiri, Jiyong memutuskan untuk mampir ke rumah ayah dan adiknya untuk memberikan buah tangan dan hadiah untuk keluarganya, terutama Hanbin, keponakan kesayangannya yang sudah dianggap anaknya sendiri karena kedekatannya dengan Jiwon, putranya.



"Ayah, Hansung..Hanbin-ah..kalian di dalam?" seru Jiyong setelah sampai ke dalam rumah.


"Paman Jiyong!!"

Hanbin kecil berlari menghampiri paman kesayangannya itu, dan terkikik geli ketika Jiyong menggendongnya lalu mengayunkan tubuhnya ke atas.

"Aigooo...berat sekali kau..Hanbin sudah besar ya sekarang.."

"Nee..tapi Jiwon hyung masih lebih besar dariku.."

"Tentu saja, dia kan hyungmu..dia harus lebih besar darimu agar bisa menjaga dan melindungimu nanti.."

"Paman, aku ingin bertemu Jiwon hyung, bolehkah aku ke rumah Paman sekarang?"

"Jangan hari ini, Hanbin-ah..Paman Jiyong pasti lelah karena baru pulang dari luar negeri, biarkan paman beristirahat dulu hari ini.."

Hansung menjawab sang putra, meraih Hanbin dari gendongan kakaknya dan menurunkannya.

"..besok saja ayah antar kau kesana..sekarang biarkan pamanmu menemui kakek dulu ya.."

Hanbin kecil terus merengek meminta agar sang paman membawanya ke rumah menemui Jiwon dan akhirnya Jiyong mengalah dan mengabulkan permintaan Hanbin.

"Baiklah, tapi kau tunggu di sini sebentar ya, paman ingin bicara dulu dengan kakek, setelah selesai kita ke rumah paman.."

"Hore..aku akan bertemu Jiwon hyung..aku akan ajak dia bermain dengan mainan baruku ini.."

Jiyong tersenyum lebar melihat keponakan tersayangnya itu begitu gembira namun sedetik kemudian raut wajahnya berubah sedih dan hal itu disadari oleh Hansung, adiknya.

"Kau baik-baik saja, hyung? Ada apa dengan wajahmu itu?" tanya Hansung.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya lelah..ayah ada di ruangannya?"

"Iya, dia menunggumu di sana setelah kukabari kalau kau datang untuk menemuinya.."

"Terima kasih, Hansung-ah..aku kesana sebentar.."

"Nee, hyung.."










Di ruangan kerja Kakek Kim..

"Ayah.."

Jiyong menghampiri sang ayah lalu memeluknya erat.

"Bagaimana kabarmu?"

"Sedikit lelah, tapi aku baik-baik saja..pekerjaanku juga selesai lebih cepat dari yang kuperkirakan, makanya aku bisa langsung kemari menemui Ayah..sebenarnya apa yang ingin ayah bicarakan?"

"Jiyong-ah..putraku.." Kakek Kim menatap sang putra dengan mata berkaca-kaca.

"Ayah..kenapa? Ada apa? Ayah baik-baik saja kan?" tanya Jiyong khawatir melihat wajah sedih sang ayah.

"Kau tidak seharusnya mengalami hal buruk semacam ini, Jiyong-ah..maafkan ayah yang dulu menjodohkanmu dengan wanita itu, karena yang dia lakukan hanya menyakitimu.."

"Ayah bicara apa? Aku malah harusnya berterima kasih pada ayah karena aku bisa hidup bahagia bersama Sungkyung dan Jiwon.."

"Dia..wanita itu..mengkhianatimu.."

"Kenapa tiba-tiba ayah bicara seperti ini? Apa maksud ayah? Aku tidak percaya..jangan menjelekkan istriku seperti itu.."

Kakek Kim menyodorkan sebuah amplop dengan logo RS Nasional Seoul.

"Ini..bukalah.."

Jiyong membuka kasar amplop itu dan melihat isinya.

Seketika tubuhnya membeku melihat tulisan-tulisan di kertas itu.

Ini bagaikan mimpi buruk, rasanya seperti dunianya hancur begitu saja.

"Maafkan aku karena lancang melakukan tes itu tanpa sepengetahuanmu..tapi ternyata kecurigaanku selama ini benar.."

Jiyong meremas kertas itu dengan penuh amarah.

"Ceraikan dia..wanita itu tidak pantas untukmu..dan untuk Jiwon kuserahkan padamu, apa kau tetap akan menjadi ayahnya atau menyerahkan hak asuh pada ibunya.."

"Bagaimana bisa.. ini..tidak mungkin..ayah, katakan ini tidak benar.."

"Kau sudah melihatnya sendiri, maaf jika itu membuatmu terluka..tapi kau tetap harus tahu yang sebenarnya.."

Jiyong berusaha menenangkan dirinya, semua itu bagaikan pukulan telak yang tepat mengenai jantungnya, membuatnya merasa sesak saat ini.

"Aku harus menemui Sungkyung dan bertanya langsung padanya, aku baru akan percaya jika sudah mendengarnya langsung.."

"Lakukanlah, nak..dan tetaplah tenang, jangan biarkan emosi menguasaimu agar kau tetap bisa berpikir jernih.."

"Ayah, tolong simpan kertas-kertas itu untukku..dan Jiwon, dia akan tetap menjadi putraku..selamanya dia adalah putra Kim Jiyong.."

Kakek Kim menatap putranya yang berjalan keluar ruangannya dengan hati terluka.

Dalam hatinya dia menyesali keputusannya menikahkan Jiyong dengan anak rekan kerjanya hanya untuk urusan bisnis.

Dia pun terkejut ketika tidak sengaja melihat menantunya bercumbu dengan sekretaris sekaligus sahabat putranya sendiri beberapa hari yang lalu di kantor, ketika Jiyong sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri.

Pikirannya mendadak kosong mendengar pembicaraan keduanya tentang Jiwon dan itulah yang membuat Kakek Kim akhirnya melakukan tes DNA untuk membuktikan kecurigaannya.

Saat ini, Kakek Kim hanya bisa berharap Jiyong bisa menyelesaikan semuanya dengan baik dan memutuskan hubungan dengan wanita tidak setia itu.











Jiyong memacu mobilnya bersama Hanbin kecil yang ikut bersamanya sesuai yang dia janjikan tadi. Anak itu tertidur di kursi belakang sambil mendekap mainan yang akan ditunjukkan pada Jiwon hyungnya.

Ketika hendak memarkirkan mobil di garasi, Jiyong tertegun mendapati mobil yang dikenalnya berada di dalam garasi rumahnya.

Jantungnya mulai berdebar kencang, mengantisipasi sesuatu yang mengejutkan yang mungkin akan ditemuinya nanti di dalam rumah.

Diapun membawa Hanbin dalam gendongannya dan membaringkannya di sofa ruang tamu.

Jiyong bergegas mencari istrinya di kamar, ketika didapati bahwa istrinya sedang bermesraan dengan Pak Choi..


Ya, Pak Choi, Choi Minhyuk..sekretaris yang sudah bekerja puluhan tahun dengannya, sahabat yang sudah dianggapnya saudara itu saat ini sedang memeluk mesra istrinya di ranjangnya..

"APA-APAAN INI??! APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN??!"


Keduanya terkejut melihat Jiyong yang berada di hadapan mereka, mengepalkan tangan bersiap menghajar pria itu.

"Beraninya kau, Choi Minhyuk! Lepaskan istriku, brengsek!"

Dengan santainya, Minhyuk turun dari ranjang sambil bertelanjang dada menunjukkan otot-otot perutnya.

"Welcome home, Mr. Kim..kenapa tidak memberitahuku kalau anda akan pulang hari ini? Tahu begini aku akan ke airport menjemputmu.."

"Kau..apa yang kau lakukan di kamarku? Yeobo, jelaskan padaku ada apa ini?"

Sungkyung turun dari ranjang dan berjalan mendekati Minhyuk, memeluknya dari samping membuat Jiyong suaminya meradang.

Wajahnya merah padam menahan amarah dan sakit hati.

"Yeobo, kenapa kau memeluknya? Akulah suamimu..AKU!!" teriak Jiyong putus asa.

"Aku tahu kau suamiku, tapi pria ini.." Sungkyung menatap mesra Minhyuk lalu melanjutkan,

"...adalah kekasihku, cintaku.."

Minhyuk menyeringai mendengar pengakuan cinta Sungkyung, istri atasannya itu, di depan suaminya sendiri.

"Sialan kau, Lee Sungkyung...kau selingkuh dengan pria itu? Kalian sungguh menjijikkan.."

"Aku tidak selingkuh dengannya, yeobo, sejak dulu sampai sekarang kami masih berhubungan bahkan setelah aku menikah denganmu..maaf ya baru memberitahumu sekarang.." sahut Sungkyung cuek yang semakin membuat Jiyong marah.

"Pergi..Pergi dari rumahku sekarang juga..KELUAR!!"

Jiyong menahan amarah sekaligus airmata yang mengambang di kedua matanya.

Hatinya begitu sakit dengan pengkhianatan istri dan sekretarisnya.

Dia tahu Sungkyung sudah mengkhianatinya tapi dia sama sekali tidak menyangka bahwa kekasih istrinya adalah Pak Choi..

"Choi Minhyuk..kau dipecat mulai hari ini..dan kau Lee Sungkyung, kita bercerai..siapkan pengacaramu, dan hak asuh Jiwon akan kuambil.."

"Tidak semudah itu yeobo, dia masih di bawah umur, otomatis dia akan ikut denganku jika kita bercerai.."

"Kau pikir aku peduli? Jiwon akan ikut denganku, setidaknya aku masih punya putraku..sekarang pergilah dari kehidupan kami selamanya.."

"Putramu? Apa kau yakin?"

Choi Minhyuk tersenyum licik, dia tampak semakin berani di hadapan Jiyong.

"Tentu saja dia putraku.."

Jiyong membelalakkan mata lebar-lebar, mencoba mencerna maksud perkataan Minhyuk. Lalu tiba-tiba....


PRANG!!



Vas bunga di samping meja rias hancur berantakan karena ulah Jiyong.

Dia mengamuk saat ini, membanting dan melempar setiap barang yang ada di hadapannya.

"BRENGSEK!! KALIAN BERDUA BRENGSEK!!"


Jiyong merangsek ke arah Minhyuk dan menjatuhkan pukulan tepat mengenai wajahnya membuat pria itu oleng dan terjatuh.

"Oppa!! Kau tidak apa-apa?" dengan panik Sungkyung berlutut memeriksa keadaan Minhyuk.

Airmata Jiyong tumpah tak tertahankan melihat wanita yang dicintainya lebih mengkhawatirkan pria itu daripada dirinya yang saat ini juga sedang terluka dan hancur.

"Minhyuk-ah..kau sudah kuanggap saudaraku sendiri..kenapa kau setega ini padaku?"

Minhyuk hanya meludah, membuang darah di mulutnya yang sobek karena pukulan Jiyong.

"..dan kau...kenapa kau lakukan ini padaku, Sungkyung-ah?"

"Maafkan aku yeobo, kau tahu sendiri kita menikah karena dijodohkan, ini semua hanyalah pernikahan bisnis..aku tidak pernah mencintaimu..dan Jiwon adalah putraku dan Minhyuk Oppa, bukan putramu.."

Seketika lutut Jiyong menjadi lemas, dia terduduk berlutut mendengar kenyataan yang diucapkan istrinya baru saja. Dia hancur...

"Tapi aku mencintaimu, Sungkyung-ah..."

"...aku tak pernah menganggap ini semua hanya pernikahan bisnis.."

"..aku benar-benar jatuh cinta padamu sejak pertama kita bertemu..." lirih Jiyong yang terdengar oleh Sungkyung.

Lee Sungkyung tertegun mendengar kata-kata itu dari suaminya.

Dia sadar bahwa perhatian Jiyong padanya selama mereka menikah benar-benar tulus, dia juga bisa merasakan betapa Jiyong mencintainya namun pengaruh Minhyuk terlalu kuat di hatinya, membuatnya tak bisa membuka hati untuk Jiyong.

Beberapa saat kemudian, Jiyong bangkit berdiri, matanya berkilat, sepertinya dia sudah membuat keputusan.

"Choi Minhyuk, bersiaplah mendekam di penjara karena aku akan melaporkanmu ke polisi atas kasus korupsi yang kau lakukan beberapa tahun yang lalu.."

"..kau manusia tidak tahu berterima kasih, aku sudah menutupi perbuatan burukmu itu dari ayahku namun kau malah menikamku dari belakang seperti ini.."

"..dan kau Sungkyung-ah, segera kemasi barang-barangmu dan pergilah dari rumah ini. Aku akan mengurus perceraian kita secepatnya dan kupastikan kau tidak akan mendapat sepeserpun harta dariku.."

"..satu hal lagi, hak asuh Jiwon akan kuambil, pihak pengadilan pasti akan memihakku jika mereka tahu bahwa ibu dari anakku berselingkuh dan tidak becus mengasuh anak.."

Jiyong berbalik meninggalkan kamar, dia terlihat sedang menghubungi seseorang sambil membelakangi mereka.

Kedua orang itupun panik mendengar keputusan Jiyong, terutama Sungkyung yang tak rela jika putranya diambil paksa darinya, apalagi harus menyerahkannya pada Jiyong yang tak punya hubungan darah apapun dengan anaknya.

"Tidak semudah itu, Kim Jiyong.."


Minhyuk mengambil sebuah vas bunga berukuran cukup besar, berjalan mendekati Jiyong dan memukulkan vas itu tepat di kepala belakang Jiyong membuatnya ambruk seketika.

Sungkyung yang melihat kejadian itu berteriak histeris, dia sangat terkejut karena semua terjadi begitu cepat dan tiba-tiba.

"Yeobo!!"

Sungkyung berlari ke arah Jiyong, panik menatap Jiyong yang bersimbah darah di hadapannya.

"Oppa..apa yang kau lakukan? Apa harus bertindak sejauh ini? Kau tidak perlu melukainya seperti ini.."

Sungkyung mulai menangis..entahlah..hatinya terasa sakit melihat keadaan suaminya.

"Dia mau melaporkanku ke polisi..aku tidak bisa membiarkannya" sahut Minhyuk dingin.

"Lalu sekarang apa? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan suamiku?" isak Sungkyung.

"Kau tenang saja, dia tidak akan mati..aku akan membereskan masalah ini..untuk saat ini, jangan beritahu siapa pun kalau Jiyong sudah kembali ke Korea. Aku akan menyembunyikannya di suatu tempat.."

"Kemana kau akan membawanya? Sebenarnya apa rencanamu?"

"Menghancurkan Kim Corp. Tapi aku berubah pikiran sekarang karena Jiwon..daripada menghancurkannya, aku akan jadikan putraku pemilik Kim Corp."

Minhyuk tersenyum licik, dia memang punya kebencian terhadap perusahaan itu setelah perusahaan kecil milik ayahnya gulung tikar sesudah Kim Corp membatalkan kerjasama dengan ayahnya, membuat ayahnya stres yang berujung bunuh diri.

Minhyuk harus menghabiskan masa remajanya di panti asuhan dan menjalani hidupnya dengan berbagai hinaan dan kesulitan, membuatnya menaruh dendam pada orang-orang di Kim Corp.


Sampai akhirnya Minhyuk bertemu Jiyong dan keluarga Kim saat sedang merayakan ulang tahun di panti asuhan tempat Minhyuk tinggal.

Dengan mudah kedua remaja itu berteman baik, bahkan keluarga Kim pun menyukainya dan menganggapnya keluarga karena berkat Minhyuk, Jiyong tak lagi tertutup dan lebih menikmati masa remajanya.

Segala bentuk perhatian dan kasih sayang telah Minhyuk terima dari keluarga Kim, namun itu tidak membuatnya melupakan dendamnya.

Rasa sakit karena kehilangan ayahnya yang merupakan keluarganya satu-satunya membutakan mata hatinya, membuatnya sama sekali tidak tergerak dengan semua kebaikan hati keluarga Kim.

Apalagi ketika mereka menyukai gadis yang sama yaitu Lee Sungkyung, putri dari rekan kerja ayah Jiyong.

Dan lagi-lagi Minhyuk harus menelan pil pahit ketika Jiyong dijodohkan dengan Sungkyung, padahal dia dan Sungkyung sudah berpacaran diam-diam.

Jiyong yang tidak tahu menahu tentang hubungan keduanya, menyetujui perjodohan itu dengan senang hati.

Meski akhirnya menikah dengan Jiyong, Sungkyung tak bisa melupakan Minhyuk, apalagi setelah pria itu menjadi sekretaris pribadi suaminya, membuat mereka berdua sering bertemu dan akhirnya menjalin hubungan di belakang Jiyong hingga Sungkyung mengandung putra Minhyuk.

Sejak itu mereka berdua tak terpisahkan dan selalu mencari kesempatan bertemu.

Jiyong yang tidak curiga sama sekali malah sering mempercayakan Sungkyung pada Minhyuk setiap kali dia melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.

Hingga hari ini terkuaklah semua rahasia yang mereka berdua sembunyikan di belakang Jiyong yang berakhir dengan Jiyong yang terluka...





























TBC.............

Second part will be updated as soon as possible..

Saranghae..

🙏🙏🙏💕

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 111K 26
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
254K 24.9K 30
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
276K 11.2K 32
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
4.9M 268K 53
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...