Another Side - Completed

By frncsh

144K 15.6K 2K

Kejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah b... More

CASTS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
NEW STORY!
Part 45
PROMO
Part 46
Extra Part

Part 47

2.5K 326 76
By frncsh

Syifa menatap Rizky sendu ketika suaminya itu sedang melahap roti panggang buatannya. Ia memang memperhatikan sikap Rizky yang agak berubah sedari bangun tidur tadi. Rizky tidak lagi bawel kepadanya, hanya demi kenyamanan Syifa. Syifa menjadi semakin merasa bersalah karena ucapannya tadi malam yang membuat suaminya itu hingga menangis. Ia belum pernah melihat Rizky menangis lagi sejak pernikahan mereka. Suaminya menangis. Menangis karena ucapan dan ulahnya. Syifa merasa sangat jahat kepada Rizky.

Tidak tahan melihat sikap Rizky yang sangat tidak ia kenali, ia menghampiri dan bersuara.

"Kak?" Syifa memegang lengan Rizky usai laki-laki itu meneguk minumannya.

"Hmm?" Rizky tersenyum kepada Syifa.

"Maafin aku.." air mata Syifa kini sudah mengalir di pipinya.

Mata Rizky membulat melihat Syifa menangis lagi.

"Syifa, sayang, udah dong. Iya, aku udah maafin kamu.." Rizky menghapus air mata Syifa.

"Tapi kamu jadi beda sama aku kak.." Syifa memberanikan diri untuk menatap mata Rizky.

Belum Rizky berbicara, Syifa sudah berbicara lagi.

"Aku mau Ka Rizky-ku yang merhatiin aku. Ngga canggung dan asing kaya gini." setetes air mata kembali turun di pipi Syifa.

"Kamu merasa kita saat ini canggung? Asing? Itu perasaan kamu aja, sayang." Rizky menarik tubuh Syifa masuk ke dalam dekapannya.

Syifa melepas pelukan mereka. "Kak, aku bisa ngerasain kalo kamu itu jadi beda." Syifa menyangkal.

Dahi Rizky mengernyi. Sebenarnya apa yang diinginkan istrinya ini?

"Yaudah yaudah, terus kamu maunya gimana?" takut salah bicara. Rizky akhirnya bertanya kepada Syifa.

"Tuhkan kok malah tanya ke aku!" tangisan Syifa semakin kencang.

"Eh? Kok malah makin kejer?" batin Rizky bingung.

"Tau ah!" Syifa hendak berbalik berjalan meninggalkan Rizky.

Dengan cepat Rizky menarik dan membalikkan tubuh Syifa ke hadapannya.

"Ett ett, kenapa sih sayang?" tanya Rizky lembut.

Syifa menggelengkan kepalanya.

"Jangan nangis terus dong, kasian yang ada di dalem sini." Tangan Rizky beralih mengusap perut buncit Syifa.

"Aku emang ngga nyaman kalo kamu suruh aku di rumah terus kak, tapi aku lebih ngga nyaman lagi kalo sikap kamu jadi beda kaya gini ke aku." tandas Syifa.

"Jadi beda gimana sih maksud kamu? Perasaan aku biasa-biasa aja." Rizky menyibakkan anak rambut Syifa yang menempel di pipi basah istrinya itu.

"Ya kamu jadi ngga bawel lagi sama aku. Ngga perhatian lagi sama aku." Wajah merengut Syifa membuat Rizky semakin gemas.

"Lah? Nanti kalo gue gituin dia kaga nyaman lagi. Etdah serba salah amat." batin Rizky.

Rizky yang akhirnya mengerti kondisi Syifa yang sedang hamil pun mengerti.

"Kata siapa aku ngga merhatiin kamu, hmm?" ucapnya lembut. Ia menghela napas sebelum melanjutkan bicaranya lagi. "Kamu sholat tadi, kamu masak, kamu siapin aku makan dan minum juga aku merhatiin kamu. Karena aku ngga mau kamu kenapa-napa." Rizky menjawil hidung Syifa dengan gemas.

"Kamu mau aku bawelin kamu lagi? Nanti kamu ngga nyaman lagi.." ucap Rizky akhirnya.

"Iya, terus kamu jadi ngga larang aku ngelakuin ini itu lagi termasuk boleh pergi! Kamu ngga takut kalo aku kenapa-napa apa!"

"Sabar ky, sabar. Syifa cuman lagi pengen disayang-sayang."

"Tuhkan serba salah lagi deh aku, kemarin marah aku ga bolehin keluar, sekarang udah aku izinin marah juga." Rizky memasang raut wajah sedih.

Syifa terkesiap melihat raut wajah Rizky. Takut Rizky akan menangis lagi.

"Yaudah deh, senyamannya kamu aja." ucap Syifa akhirnya.

"Loh kok gitu? Senyamannya kamu aja dong, aku mah mau kamu gimana juga ngikut." Rizky terkekeh mengecup sekilas pelipis Syifa.

"Kaaakkk, dedek bayinya bilang suruh kamu pulang cepet.." Syifa melirik perutnya.

"Ini mah kamu yang mau!" Rizky mencubit pelan pipi gembul Syifa.

"Ih kak, beneran! Ini anak kamu yang mau!" Syifa tidak mau kalah.

"Yaudah aku usahain ya, sayang. Aku berangkat dulu." Rizky mengecup kening Syifa, pipi dan bibir Syifa.

Syifa mencium punggung tangan Rizky lalu tersenyum. "Hati-hati."

**

Rizky baru saja ingin memasuki mobilnya, tetapi saat ia melihat orang yang dikenalinya mendekat ke arah rumahnya ia langsung turun dan sedikit berlari menghampiri Syifa.

Syifa pun terkejut melihat Rizky berlari ke arahnya. "Kenapa kak?!"

Rizky terus menatap ke depan, membuat Syifa mengikuti pandangan Rizky.

"Tante Lusi?"

"Assalamu'alaikum Ky, Syif.."

"Mau apa kamu kesini?" tandas Rizky.

Syifa menatap Rizky, kemudian beralih menatap Tante Lusi lagi.

"Wa'alaikumsalam tante.." Syifa yang menjawab salam Tante Lusi.

"Bunuh Mama Syifa dan Papa Mama saya belum puas bagi kamu?" Rizky benar-benar sangat benci dengan perempuan di hadapannya ini.

Wajah Tante Lusi terkejut saat Rizky berkata seperti itu, matanya mulai berkaca-kaca. "Ky.."

Syifa melirik Rizky sekilas lalu menggeleng, sebuah kode untuk melarang Rizky berbicara tidak sopan kepada Tante Lusi.

"Tante kesini memang mau ketemu sama kamu, ky.." lirihnya.

"Buat apa? Kamu masih inget beberapa tahun yang lalu kamu mau bunuh Syifa juga?!" suara Rizky kini sudah meninggi dan terdengar di rumah lainnya.

"Ka Rizky!" Syifa sudah tidak tahan melihat sikap Rizky. "Biarin Tante Lusi ngomong dulu kak."

Tante Lusi menghapus air matanya, membuat Rizky berdecih.

"Tante kesini mau minta maaf sama kamu, ky. Maaf atas apa yang udah tante lakuin dulu hingga membuat kamu sama Ina menderita. Alhamdulillah, Allah sekarang ngizinin kita ketemu lagi. Karena Tante betul-betul ingin bertemu dan berterima kasih sama kamu."

Rizky memperhatikan wajah Tante tirinya itu, apakah Tante tirinya itu sudah benar-benar bertaubat?

Belum ada jawaban dari Rizky, Tante Lusi berbicara kembali.

"Wajar kalo kamu masih curiga dengan tante. Karena gimanapun juga dulu bisa dibilang tante udah gila. Tapi semenjak tinggal di sel, tante sadar kalo apa yang udah tante lakuin itu emang keterlaluan, dan harusnya ngga pantas untuk dimaafkan." perempuan itu kini sudah terisak.

"Tante mohon maaf sebesar-besarnya sama Rizky dan Syifa, dan tante berterima kasih karena Rizky dan Syifa masih sangat baik kepada Tante. Makasih untuk tempat tinggalnya ky, kalo gaada kamu, tante gatau tante harus tinggal dimana.."

Syifa yang mendengar itu pun tidak terasa basah di pipinya.

"Sama-sama." ucap Rizky akhirnya walaupun masih dengan nada yang dingin.

Tante Lusi tersenyum paksa. "Yaudah itu aja, Tante kesini cuman mau bilang itu sama kalian. Sekali lagi, Tante minta maaf atas apa yang udah Tante lakuin sama kalian, permisi. Assalamu'alaikum."

Baru saja Tante Lusi berjalan satu langkah, tidak sangka Syifa membalikkan tubuh Tante Lusi dan segera menghambur memeluknya.

Tante Lusi terlonjak kaget ketika Syifa memeluk tubuhnya.

Sedangkan Rizky, matanya membelalak lebar melihat Syifa memeluk Tante tirinya itu.

"Sebelum Tante minta maaf, Syifa udah maafin Tante kok. Tante sehat-sehat ya." Syifa masih saja menangis.

Tante Lusi terharu mendengar ucapan Syifa. Ia juga masih menangis dalam pelukan mereka.

Rizky berjalan menghampiri mereka, lalu menarik tubuh Syifa menjauh dari Tante Lusi.

"Sayang... cukup." Rizky membawa Syifa ke belakang tubuhnya.

"Rizky udah maafin Tante dan Rizky juga minta maaf sama Tante. Rizky harap apa yang Rizky liat saat ini adalah bukan akting Tante Lusi belaka. Buktiin kalo Tante Lusi udah bener-bener berubah dan ngga punya niat jahat lagi sama Rizky dan Syifa. Karena saat ini yang Rizky punya cuman Syifa, Tan. Dan Rizky ngga akan segan-segan sama siapapun yang berani menyakiti istri Rizky." Laki-laki itu menekankan nada bicara di setiap perkataannya.

"Demi Allah ky, Tante sudah gaada niat jahat sama kalian lagi. Banyak yang udah Tante laluin selama hidup di dunia ini terutama ketika Tante di sel, Tante banyak mengambil pelajaran dari sana."

Rizky menatap manik mata Tante Lusi, berusaha mencari kebohongan disana. Mungkin Tante tirinya itu memang benar sudah berubah. Sedetik kemudian, ia menghela napas sejenak.

"Oke, Rizky akan pegang omongan Tante. Maaf Tante, sebenernya ini juga bukan maunya Rizky kaya gini. Cuman Rizky emang harus bersikap seperti ini sama Tante, mengingat kepribadian kita dulu berubah hanya karena kejahatan Tante." Rizky hendak mengungkit kejahatan-kejahatan Tante Lusi.

Syifa melarang Rizky melanjutkan, ia memegang lengan Rizky dengan erat. "Kak.. cukup."

Omongan Syifa sama sekali tidak digubris dengan Rizky.

"Apa dulu Tante tau kalo Syifa dulu itu anak baik-baik dan karena Tante udah ambil Papanya dan merenggut nyawa Mamanya, Syifa berubah jadi jahat dan liar? Apa Tante juga tau sejak Mama dan Papa Rizky meninggal, hidup Rizky ancur dan berantakan?" entah mengapa Rizky berbicara seperti itu. Ia hanya merasa Tante tirinya itu harus mengetahui kejadian lama dikala Tantenya senang-senang dan berfoya-foya sedangkan dirinya dan Syifa merasakan sakit yang luar biasa.

Tante Lusi menghapus air mata yang membanjiri wajahnya. Ia hanya terdiam mendengarkan Rizky. Ia semakin merasa tidak pantas masih berdiri disini di hadapan mereka.

"Alhamdulillah-nya, Allah pertemuin Rizky dan Syifa sehingga kita bisa balik ke jalan yang bener. Kita sama-sama lawan sisi buruk kita sampe saat ini. Kita coba bangkit dari rasa sakit dan keterpurukkan kita sama-sama. Karena kita bener-bener ngerasain sakit, gimana rasanya ditinggal sama kedua orang tua kita." mata Rizky sedikit berkaca-kaca, ia rindu akan Mama dan Papanya.

"Kalo aja Tante dulu ngga jahat, mungkin Mama sama Papa aku masih.."

"Ka Rizky! Cukup kak!" Syifa memotong pembicaraan Rizky.

Rizky berhenti berbicara. Ia hanya terdiam dan menunduk.

"Semuanya udah lewat, okay? Semuanya udah terjadi. Udah kak, Tante Lusi kesini mau minta maaf sama kita. Kita harus terima dan maafin Tante Lusi. Gimanapun juga dia tante kamu, kak. Kalian pernah punya rasa sayang antara Tante dan keponakan." Syifa berusaha meyakini Rizky.

"Maaf kalo kedatangan Tante pagi-pagi ini malah membuat kalian jadi berantem. Dengan penuh rasa menyesal, Tante betul-betul minta maaf sama kalian atas apa yang udah terjadi. Terutama sama Rizky, rasanya Tante emang udah keterlaluan sama kamu, Ky." Rasanya perempuan itu tidak mampu lagi untuk berdiri, ia menunduk dan membungkuk hendak berlutut di depan kaki Rizky.

"Eh eh Tante, jangan." larang Syifa

Rizky pun membawa tubuh Tantenya itu untuk kembali berdiri. Mereka berdua saling tatap sehingga entah siapapun salah satu dari mereka menghambur berpelukan.

"Maafin Rizky, Tan.. Rizky kangen sama Mama Papa.." ucapnya di dalam pelukan mereka.

Tante Lusi memeluk Rizky erat. "Maafin Tante, ky. Maafin tante..."

Syifa tersenyum haru menyaksikan pemandangan di depannya kini. Suaminya itu memang memiliki hati yang tulus dan lembut sekali. Sesekali ia mengusap rambut Rizky, menyalurkan kekuatan melewati senyum manisnya.

**

Tidak terasa satu bulan berlalu. Kehamilan Syifa sudah hampir menginjak 9 bulan. Perihal Tante Lusi, kini Tante Lusi tinggal di rumah Rizky dan Syifa. Awalnya Rizky tidak mengizinkan, berkat Syifa yang terus membujuknya agar ia tidak kesepian di rumah dan juga berkat laporan dari Ali yang selalu melihat perubahan Tante Lusi, jadilah Rizky memperbolehkan Tante Lusi untuk tinggal di rumahnya.

Rizky sempat stress karena permintaan Syifa yang ini. Ia hanya takut bahwa Tante Lusi masih jahat dan akan mencelakakan Syifa dan juga calon anaknya. Tetapi semakin kesini, rasa curiga dan kekhawatirannya semakin berkurang akibat merasakan perubahan dari Tante Lusi.

Rizna dari pihak keluarga Rizky, Randy, Anwar dan juga Papa Syifa dari pihak keluarga Syifa juga awalnya merasa aneh dan takut saat Rizky mengizinkan Tante Lusi tinggal di rumahnya. Tetapi seiring waktu berjalan, mereka merasakan sendiri perubahan dari Tante Lusi. Walaupun Randy dan Anwar tidak seterbuka itu dengan Tante tiri Rizky, karena mereka masih mengingat Ibu mereka meninggal di tangan Tante Lusi. Begitu juga dengan Papa Syifa yang dulu kian menjalin hubungan dengan Tante Lusi, tentu saja ia memberi jarak kepada sosok perempuan itu. Tapi di dalam hati mereka, mereka sudah memaafkan kesalahan-kesalahan Tante Lusi dan mencoba untuk memulai semuanya dari awal.

Tante Lusi sedang membawakan susu untuk Syifa saat Rizky sedang melakukan Video Call dengan istrinya itu.

"Syif, ini susunya Tante taro sini ya."

"Iya Tan, duh Tante baik banget deh." Syifa melirik Tante Lusi sekilas, yang dibalas senyuman oleh Tantenya itu.

"Yaudah kamu minum susu dulu ya. Aku pulang jam 7 dari kantor." seru Rizky di seberang sana.

Syifa terdiam. Kemudian beralih memegang perut buncitnya. Sedetik kemudian ia merasakan sakit yang luar biasa.

Rizky heran melihat Syifa terdiam dan sedikit meringis.

"Syif? Sayang?"

"Aaawww! Aduh! Duh, Tante tolong. Perut Syifa sakit banget, Tan! Aww ahh ahh!"

Tante Lusi yang baru saja ingin keluar dari kamar Syifa berbalik menghampiri Syifa.

"Ya Allah Syif! Kamu kenapa?" Tante Lusi pun ikutan panik karena napas Syifa yang tersengal-sengal.

Syifa melempar ponselnya begitu saja ke ranjangnya, membuat Rizky semakin panik.

"Syifa?! Hey! Sayang kamu kenapa?! Arahin handphone-nya ke kamu! Tante Lusi?!" suara Rizky sudah berteriak kali ini.

Mendengar suara Rizky dari ponsel Syifa, Tante Lusi segera mengambilnya. "Ky, kayanya Syifa mau melahirkan, ky. Kamu ke rumah sakit sekarang ya. Kita ketemu disana." Tante Lusi mematikan video call-nya dan masih dengan kepanikannya ia memanggil asisten rumah tangga Syifa.

"Bibi!"

**

"Syifa mana bi?!" Rizky segera bertanya kepada Bi Minah yang tadi mengantarkan Tante Lusi dan Syifa ke rumah sakit.

"Itu pak, masih di dalam sama Ibu Lusi." Bi Minah pun sedari tadi hanya dapat mengucap do'a.

Dengan langkah pasti, Rizky masuk begitu saja ke ruang bersalin.

"Saya suaminya Syifa." Rizky berbicara kepada suster yang melihatnya masuk.

Melihat Rizky sudah datang dan masuk, Tante Lusi mengangguk mengerti dan buru-buru keluar, membiarkan Rizky mengambil posisinya.

"Syifa, sayang.." Rizky menghapus peluh keringat yang membanjiri wajah istrinya.

"Kak.. sakit.." suara Syifa sudah serak dan semakin lemah.

"Kamu pasti bisa sayang! Aku disini."

Syifa mencengkram kuat tangan Rizky saat dokter menyuruhnya untuk mengejan berkali-kali.

Setelah lima menit Syifa bertaruh antara hidup dan matinya, sesosok manusia kecil dan suci keluar dari sana. Rizky menangis dibuatnya.

"Selamat, anak kalian perempuan." seru dokter yang kini menggendong buah hati Rizky dan Syifa.

"Alhamdulillah ya Allah.." Rizky mengucap syukur berkali-kali. "Anak kita perempuan sayang. Kamu hebat. I love you." Rizky mengecup dahi Syifa dalam kemudian bibir istrinya sekilas.

"Terima kasih istriku.." ucapnya lagi.

Syifa menangis terharu. Kemudian mereka beralih menatap buah hati mereka yang kini sudah dibalut kain oleh suster.

Tangan Rizky agak gemetar menggendong buah hatinya untuk yang pertama kali. Hatinya menghangat. Makhluk kecil ini sangat cantik seperti ibunya. Matanya yang masih mengerjab-ngerjab untuk melihat ayahnya, rambutnya yang tebal dan agak kecoklatan, alisnya yang tebal, bulu mata yang lentik, hidungnya yang mancung, pipinya yang gembul, bibirnya yang mungil, dan kulitnya yang putih membuat Rizky terus berdecak kagum dan tak hentinya mengucap syukur.

"Selamat datang anakku. Selamat datang Cantika Azura Nazar."

Rizky membawa dan menyerahkan buah hatinya ke dalam pelukan Syifa. Syifa menatap buah hatinya penuh dengan rasa bahagia dan syukur. "Welcome Cantika.."


Iyak, akhirnya selesai juga part terakhir:') Mon maap kalo selama ini tulisannya agak kurang berkenan yaa, maklum masih belajar ehehe. Pasti banyak yang nanya kenapa namanya Cantika Azura Nazar? Ngga ada yang berkaitan Rizky-Syifa nya, jelas ada toh nduk. Cantika itu sedikit gabungan dari nama Ibunya Syifa dan Rizky, Chandra dan Ika. Kalo Azura artinya langit yang biru, karena maupun Rizky dan Syifa sama-sama menyukai langit biru sama senja, selain itu Azura juga merupakan nama dari Ratu-ratu di kebanyakkan negara lain. Sedangkan Nazar, kuambil dari nama besar keluarga Rizky beb🙈 Yak, jadilah Cantika Azura Nazar. Adain extra part jangan?😜

Don't forget to vote and comment.

Thank you;;)

Continue Reading

You'll Also Like

2.9K 230 17
Dari kecil kita sudah dikenalkan oleh orang tua dengan sebuah perasaan bernama cinta. Namun, mau tidak mau akan tiba saatnya kita akan mengerti bahwa...
57.3K 410 41
She meets a hockey player. She falls in love. He doesn't know what he wants. Distance separates the two. Will it push them together?
157K 8K 22
"Your happy place?" Lance sounded almost completely doubtful. "Yeah, You know, when you close your eyes and imagine what makes you happy?" Keith sai...