Another Side - Completed

By frncsh

144K 15.6K 2K

Kejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah b... More

CASTS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 44
NEW STORY!
Part 45
PROMO
Part 46
Part 47
Extra Part

Part 43

2.4K 363 33
By frncsh


Budayakan vote sebelum membaca ya, Happy reading;;)

Tante Lusi udah bebas, Jeff.

Jefri melihat lagi pesan yang dikirim oleh abangnya, Ali. Hatinya mencelos saat ia pertama kali membacanya. Takut akan hal yang terjadi dengan Syifa lagi. Jefri tau persis, ia berada di samping Syifa ketika Syifa kehilangan mamanya dan saat itu juga Syifa menjadi berubah drastis menjadi liar. Jefri tidak ingin Tante Lusi mengganggu hidup Syifa lagi, sudah cukup Syifa menderita selama ini karenanya hingga ia kehilangan ibunya. Tidak menunggu waktu lama, ia langsung menelepon Ali. Bertanya perihal Tante Lusi. Ali mengatakan kepadanya bahwa beberapa waktu lalu ia melihat Tante Lusi sedang menyebrang jalan di depan mobilnya. Jefri bertanya detil kepada Ali, ia melihat Tante Lusi berjalan tepatnya dimana, dll. Jefri juga bertanya mengenai Rizky dan Syifa dan apa saja aktivitas mereka. Jefri benar-benar tidak bisa melihat Syifanya menderita lagi. Wait, Syifanya? Jefri memukul kepalanya sendiri. "Jeff come on! Syifa udah jadi milik Bang Rizky sekarang!" batinnya.

"Are you okay?"

Lamunan Jefri buyar saat seseorang menghampirinya.

"Sure. Thank you." Jefri mengambil segelas air putih yang memang dibawakan untuknya.

"Beneran gapapa?" tanya seseorang itu untuk memastikan.

Jefri meneguk air putih itu sembari mengangguk. Setelah minumnya habis, ia berbicara "Beneran, Sal. Aku gapapa."

Melihat senyum manis di wajah Jefri, hati Salsa berdesir hangat.

"Okay, kalo gitu aku ke kamar dulu yaa. Oh iya, tadi kamu dicariin Bryan di depan." Salsa menepuk bahu Jefri lantas meninggalkan Jefrinya.

**

Rizky

We better meet up asap. Syifa hamil. Gue jadi makin was-was.

Ali

Anjay. Tokcer banget lau, Ky. Mantul mau jadi bapak! Selamet yee.

Adipati

Azek. Mod jadi ada temennya nih kalo dia mau belanja-belanja buat anak gue.

Ali

Apalah arti gue yang masi belom nikah huh.

Jefri

Wah, selamet Bang!

Rizky

Please focus on the topic, guys. Kapan kalian ada waktu? Btw, makasih yaa!

Randy

Kalo udah pada bisa ngumpul semua, kabarin abang aja, Ky. Abang siap kapan ajaa. Adek sehat kan, Ky?

Anwar

Iya, gue juga Ky. Jagain adek gue, lecet dikit awas lo.

Rizky

Haha. Siap abang-abang iparku:* Alhamdulillah, Syifa sehat bang.

Jefri

Btw, ini papa kalian tau nggak?

Rizky

Enggak, tapi kita juga udah ngawasin Papa. Sejauh ini, dia belum ada ngelakuin apa-apa sih ke keluarga gue.

Adipati

Yaudah ky, alhamdulillah kalo dia belum ada niat ngapa-ngapain. Jagain Syifa sama calon anak lo aja sebisa mungkin. Minggu depan kayanya gue free, nanti gue kabarin lagi.

Ali

Nah yaudah minggu depan aja kalo ngga. Gue juga bisa minggu depan, minggu ini gue ada dinas keluar.

Rizky

Yaudah nanti pada kabarin aja ya. Udah dulu, Syifa lagi di samping gue.

"Lagi WhatsApp-an sama siapa sih kak?"

"Eh, engga. Ini... temen kantor, nanyain kerjaan."

"Ooooh, oke."

Rizky memang sengaja memberi tahu semua termasuk Randy dan Anwar perihal Tante Lusi. Ia ingin semua orang terdekatnya tahu bahwa Tante Lusi sudah keluar dari penjara. Memang tidak ada yang salah dengannya yang sudah keluar dari penjara. Hanya saja Rizky merasa takut apabila Tante tirinya itu berulah lagi. Ia selalu mengingat apa saja yang Tante tirinya itu lakukan terhadap keluarganya dan keluarga Syifa. Tante Lusi begitu licik, jahat dan kejam. Tante tirinya lah yang merubah sifat dan sikap Syifa dahulu ketika istrinya itu kehilangan ibunya. Rizky tidak ingin hal semacam itu terjadi lagi. Dari awal ia mengetahui bahwa Tante Lusi sudah bebas, Rizky tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia bahkan selalu pulang lebih cepat akhir-akhir ini hanya demi untuk memastikan bahwa Syifa baik-baik saja. Rizky sangat khawatir dan tidak tenang apabila ia meninggalkan Syifa dengan waktu yang cukup lama. Ia juga menyuruh satpam, supir, dan asisten rumah tangganya untuk memperhatikan dan menjaga Syifa secara ekstra.

Rizky tidak mengizinkan Syifa keluar tanpa dengan supirnya, Rizky tidak memperbolehkan Syifa mengerjakan pekerjaan rumah tangga kecuali memasak makanan dan membuat minuman untuk Rizky, Rizky tidak memperbolehkan Syifa memakan makanan yang menurutnya tidak baik untuk kesahatannya. Rizky sangat protektif sekali terhadap Syifa. Hingga ia tidak sadar, bahwa Syifa sangat tidak nyaman diperlakukan seperti itu.

"Kamu udah minum susu kamu sayang?" Rizky bertanya seraya mengusap perut Syifa yang masih datar itu.

"Belum."

"Loh kok belum? Aku buatin yaa."

Baru saja Rizky ingin beranjak, Syifa menahannya.

"Gausah kak. Aku enek kalo minum susu yang itu."

"Enek? Kemarin-kemarin bukannya kamu suka?"

"Iyaa, tapi lama-lama jadi enek."

"Yaudah, besok kita tanya ke dokter susu apa lagi yang bagus buat kamu yaa."

Syifa menghembuskan napasnya keras.

"Kak, kita tinggal cari dan beli susu yang cocok buat aku. Kenapa harus ke dokter segala sih?"

"Iya rekomendasi dari dokter itu kan bagus, sayang."

"Tapi aku gamau ke rumah sakit terus kak. Aku baik-baik aja kaya wanita hamil lainnya kak, aku bukan orang penyakitan. Kakak nge-treat aku layaknya aku orang yang punya penyakit serius tau gak!" Syifa menangis kali ini. Ia sudah tidak tahan dengan sifat protektif Rizky terhadapnya.

"Syif, aku cuman pengen kamu dan anak kita sehat dan baik-baik ajaa."

"Ada apa sih kak? Kenapa kakak begitu over-protektif sama aku?" Syifa menepis tangan Rizky yang menghapus air matanya.

"Gaada apa-apa, Syifa. Aku sayang banget sama kamu, makanya aku segininya sama kamu. Just believe me, okay?" Rizky menggenggam tangan Syifa erat seraya menatap dalam manik mata istrinya.

Syifa melihat ada sesuatu di mata Rizky. Rizky sama sekali tidak marah dengannya. Genggaman tangan Rizky yang erat dan basah juga seakan menyiratkan ada sesuatu yang ditutupinya.

"Apa aku emang punya penyakit serius kak?"

Rizky kaget mendengar pertanyaan Syifa. kepalanya menggeleng kuat.

"Ngga sayang, enggak! Kamu sehat wal-afiat!"

"Terus kenapa kakak--"

"Ssshhh.. udah. Cukup. Jangan nangis lagi, kamu gaboleh stress-stress. Inget dokter ngomong apa kan? Udah yaa." Rizky menghapus air mata yang tersisa di pipi Syifa. "Everything's will be alright, okay. Everything's will be alright." Rizky memeluk Syifa, mengecup dahi Syifa dengan dalam dan lama. Syifa hanya dapat menangis dalam pelukan Rizky.

Ada apa dengan suami hamba ya Allah?:"(

**

"Iya, Meg. Gue juga ngga ngerti kenapa Ka Rizky over-protektif banget sama gue." Syifa bercerita dengan Meggy melalui telepon. Kini ia sedang berbelanja di supermarket dekat rumahnya.

"Syifa?"

Syifa menoleh saat ada seorang wanita yang memanggil namanya. Syifa terkejut dengan keberadaan seorang wanita yang ada di hadapannya ini. Sedetik kemudian ia memutuskan untuk berbicara lagi dengan Meggy nanti.

"Eh, Meg udah dulu yaa. Nanti kita lanjut lagi. Makasih udah mau dengerin yaa. Bye." Syifa memutuskan teleponnya sepihak tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya itu.

"Tt.. tt.. Tante Lusi?"

"Sayang, gimana kabar kamu?" Tante Lusi menarik Syifa lalu mencium pipi kanan dan kiri gadis itu.

Syifa hanya tertegun.

Seakan dapat membaca isi pikiran Syifa, Tante Lusi berbicara kembali.

"Alhamdulillah, sekarang Tante udah bebas sayang. Tante bener-bener minta maaf yang sebesar-besarnya sama kamu ya nak. Tante udah jahat sama kamu." mata Tante Lusi berkaca-kaca.

Syifa masih bergeming.

"Gimana keadaan papa kamu dan yang lainnya? Semuanya sehat kan, sayang?"

Dari ekpresi wajah dan cara bicaranya, Tante Lusi seakan sangat bersungguh-sungguh dan sudah berubah jauh lebih baik dari sebelumnya. Tetapi Syifa masih sedikit takut oleh Tante Lusi.

"Syif? Kamu gapapa? Kamu kaget yaa ngeliat tante ada disini? Yaudah kalo gitu, maaf kalo tante ngagetin kamu ya nak." Tante Lusi hendak berjalan meninggalkan Syifa.

Syifa segera menahannya. "Eh, tan? Jangan tan. Bukan gitu maksud aku."

Syifa menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari dengan siapa Tante Lusi di supermarket ini.

"Tante sendirian?"

Tante Lusi mengangguk.

"Ma.. maaf tante. Tadi Syifa agak sedikit shock." Syifa menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Gapapa, tante paham kok." Tante Lusi tersenyum begitu manis.

Melihat Tante Lusi memakai pakaian yang sederhana, Syifa kembali bertanya. "Tante sekarang tinggal dimana?"

Tante Lusi tersenyum kikuk, enggan menjawab.

"Tan?"

"Di.. pos sebrang jalan sana nak." Tante Lusi menunjuk sebuah pos kecil yang berada di seberang jalan.

"Di pos?" Syifa mengernyitkan dahinya.

"Iyaa." Tante Lusi mengangguk.

"Tante udah makan?"

Tante Lusi menggeleng.

"Yaudah kita makan di padang sebelah supermarket ini dulu yuk tan." ajak Syifa.

"Aduh, gausah Syif. Gapapa, tante bisa makan nanti."

"Gapapa tante, ayo." Biar bagaimanapun juga, Tante Lusi adalah seorang perempuan. Syifa tidak tega melihatnya kurus seperti sekarang.

**

"Syifa?!"

Rizky langsung berlari ke atas sesampainya di rumah, menghampiri Syifa yang sedang berada di kamarnya.

"Sayang?!"

Rizky mendapati Syifa sedang duduk di depan meja riasnya. Syifa bangkit berdiri mendengar suara Rizky seperti tergesa-gesa. Rizky menghampiri istrinya lalu memeluknya sekilas.

"Sayang! Kamu gapapa?" sedetik kemudian Rizky menyusuri tubuh Syifa, mengecek apakah ada yang terluka.

"Hey.. aku gapapa kak. Kamu kenapa sih?"

"Anak kita baik-baik aja kan?" tanya Rizky lagi.

"Gapapa kak, aku sehat-sehat aja. Ada apa sih? Kamu kenapa?"

"Huh thank God!" Rizky membuang napas lega.

"Pak Bejo bilang tadi kamu ketemu sama Tante Lusi? Aku kan udah bilang, kalo mau beli apa-apa di supermarket tinggal suruh bibi aja."

"Kenapa kamu bisa ketemu sama dia? Dia ngapain aja sama kamu? Kamu beneran gapapa kan, Syif?"

"Kak, tenang dulu dong." Syifa mengajak Rizky duduk di tepi ranjang.

"Aku ngga bisa tenang sejak dia udah keluar dari penjara, Syif. Aku takut kamu kenapa-napa."

"Jadi kakak udah tau kalo Tante Lusi udah bebas?"

Rizky mengangguk lemah. "Cerita sama aku, gimana ceritanya kamu bisa ketemu sama dia?"

Syifa menceritakan kejadian tadi kepada Rizky sedetil-detilnya.

"Kasian kak, masa tinggalnya di pos pinggir jalan. Aku ngga tega." Syifa menangis usai ia bercerita kepada Rizky.

"Iyaa, tapi kamu tau kan dulu dia kaya gimana ke kita? Aku takut Syif, aku takut dia macem-macem lagi sama kamu."

"People's changed, kak. Dan semua orang berhak punya kesempatan untuk memperbaiki hidupnya."

"Aku nyariin dia mati-matian dari kemarin, ternyata malah kamu yang ketemu dia."

"Jadi ini alasannya kenapa kakak over-protektif sama aku?"

Rizky mengangguk lemah.

"Kak, boleh ngga, kalo Tante Lusi tinggal disini? Biar aku ngga kesepian kalo kakak lagi kerja atau pulang malem."

Rizky benar-benar tidak mengerti dengan pikiran Syifa. Bisa-bisanya ia meminta izin untuk membolehkan Tante tirinya yang dulu jahat itu tinggal di rumahnya. Istrinya memiliki hati yang lembut sekali.

"No! Syif, dia bahaya buat keluarga kita." Rizky menolak dengan tegas.

"Kak, dia udah berubah banget kak. Dari mukanya, cara ngomongnya dia juga lembut banget. Aku yakin dia udah berubah dan ngga akan macem-macem."

"Dia pinter berakting Syif."

"Tapi kak—"

"Udah ya, Syif! Aku bilang engga ya engga! Jangan minta yang macem-macem. Aku bisa bayar kontrakkan rumah buat tempat tinggal dia, tapi engga kalo dia harus tinggal disini!" titah Rizky, ia langsung berjalan meninggalkan Syifa begitu saja.

**

"Anak ayaaaah." Rizky menciumi perut Syifa yang belum membuncit.

"Kak awas ah! Geli." Syifa masih merasa kesal dengan Rizky.

"Apa sih. Orang aku lagi ngomong sama anakku." Rizky mengusap perut Syifa. "Lagi ngapain nak di dalem? Bilang sama ibu, mukanya jangan cembetut ajaa kalo gamau ayahnya pegi malem ini."

Mendengar Rizky mengoceh, Syifa segera berbicara. "Mau kemana?"

"Tuh kan, nak. Ada yang kepo." Rizky terkekeh.

Syifa menutup perutnya dengan bajunya, mendorong perlahan Rizky yang sedari tadi berada di dekat perutnya. "Ish! Mau kemana nggak?" Syifa melototi Rizky.

"Mau ke luar sebentar."

"Iya kemana?"

"Ke hatimuuuu." Rizky mencolek dagu Syifa, menggodanya.

"Gak lucu tau nggak!"

"Siapa juga yang bilang lucu? Udah ah aku ngantuk." Rizky membaringkan tubuhnya lalu meletakkan kepalanya di atas paha Syifa yang memang sedang terduduk. Wajahnya ia arahkan di depan perut Syifa, tangannya ia lingkarkan untuk memeluk pinggang istrinya itu.

Hati Syifa menghangat melihat Rizky yang manja seperti ini. Tidak ada alasan lagi untuk tidak bersyukur karena ia memiliki Rizky dan anak yang sedang dikandungnya. Semoga Allah selalu melindungi Rizky kapan pun dan dimana pun suaminya itu berada, ucapnya dalam hati.

Tangan Syifa mengusap lembut rambut tebal milik Rizky dengan rasa sayang. Sedetik kemudian, wajahnya mendekati wajah Rizky, Syifa mengecup kening suaminya itu dengan dalam. Rizky bergerak, wajahnya beralih menatap wajah istrinya.

"Yang ini engga sayang?" Rizky menunjuk-nunjuk bibirnya sendiri minta dicium juga oleh Syifa.


To be continued..

Cobak, jadi gimana ini? Tante Lusi nya beneran baik apa cuma kedok yaa?:( Btw, aku sengaja update 2 part hari ini karena... fyi, AS soon bakalan tamat yaa hehe:") sempet sayang juga sih sebenernya karena readersnya udah lumayan banyak banget. So.. yup. Jadi mungkin ke depannya aku akan lebih sering up AS daripada OFD. Karena kenapa? Karena nanti akan ada cerita baru disini, karyaku dengan temanku! Super excited for this new story! So, stay tuned:p 

Don't forget to vote and comment below;)

Thank you!

Continue Reading

You'll Also Like

298K 14.6K 94
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...
245K 4.1K 42
Please read below (how does this book have reads lmfao) (chapters may still have spelling errors) MIKE X FEM READER! there's no smut in this book st...
14.2K 597 46
(Completed) What happens when New Kids have a bus crash while on tour. Well it happened a year ago and one member isn't coping well with the aftermat...
165K 11.6K 61
BOOK #2 They say love heals scars, but Seokmin's scars were lessons-bitter reminders that twisted him into a creature of darkness. His life was a ser...