Play In Deception (END)

By sisiliaarista

1.9M 60.2K 753

21++ Sisilia, 21 tahun, belum menikah. Sekalinya di suruh menikah, mau dijadikan isteri kedua, kakak iparnya... More

Warning
INTRO
1. State Of Mind
2. Penyebabnya
3. Girl Meets Evil
4. Penipu Besar ??
5. Tes
6. Hasil Tes
7. After One Night
8. Perjanjian Pranikah
9. Saved By The Bell
10. Look What You Made Me Do
11. Japan, Ninja & Yakuza
12. Mr.Silver
13. Amano-san
14. Summer Night Dream (Part 1)
15. Summer Night Dream (part 2)
Hanya Gambar Tokoh
16. Caught In A Lie
17. Friends With Benefit
18. Bisnis dan Teknologi
19. Joushikai
20. Strawberry Ice Cream Cake
21. Genie In A Bottle
22. Siksaan
23. Now You See Me
24. My Red (Aka-Chan)
25. Tsukimi
26. Big Brother Hui
27. DKA
28. Silent Killer
29. Ketahuan
30. Peringatan!!
31. Scent Of A Woman
32. Master of The House
33. Bisnis Kesehatan dan Racun
34. Expected
35. Unexpected
36. Galau
37. Hurt
38. Pain
39. Relieve
40. Lady In The House
41. Pembahasan (part 1)
42. Pembahasan (part 2)
43. Lust & Desire
44. Passion
45. Penyesalan
47. Menikahlah Denganku
48. Fobia-komitmen
49. Lagi Viral
50. First Snow
51. Already Missing You
52. Come Back Home
53. Kronologi Konsepsi
54. What Is Love?
55. You Can't Stop Me Loving Myself
56. You You You and Only You

46. Food Lover

14.4K 806 6
By sisiliaarista


Mendengar teriakan itu, Ambrosio otomatis segera berdiri ke sisi Sisilia, bersikap melindungi gadisnya. Ia berdiri menghadap pintu memberi tanda pada Sisilia agar jangan banyak membuat gerakan. Ia khawatir kalau ada serbuan musuh atau pembunuh bayaran. Seharusnya anak buahnya sudah bereaksi sekarang.

Sisilia berdiri menempel di belakangnya. "Apa sesuatu terjadi, Ambrosio? Apa sebaiknya kita melihat ke luar?"

Terdengar suara gaduh derap kaki dan suara percakapan orang-orang dengan nada panik dan marah-marah. Seorang pria bersetelan hitam membuka pintu bilik mereka. Pria itu pengawal Ambrosio.

"Boss, ada seorang pria jatuh pingsan di sebelah, sepertinya keracunan makanan, apa anda ingin meninggalkan tempat ini, boss?" tanya pria itu pada Ambrosio. Mendengar penjelasan itu Ambrosio jadi lebih tenang, ia merapikan jas nya.

"Siapkan mobil, kita pergi dari sini!" seru Ambrosio pada pengawalnya.

"Apa? Kita pergi begitu saja?" keluh Sisilia, Ambrosio berpaling untuk menatapnya. "Lihat ini, makanan kita masih banyak yang belum tersentuh!". Sisilia seorang penyayang makanan. Dia tidak akan meninggalkan makanan mahal dan enak begitu saja.

"Makanan itu mungkin beracun, apa kau masih ingin mengkonsumsinya?" tanya Ambrosio. "Kita beli makanan di tempat lain saja".

Sisilia dengan enggan keluar dari bilik mengiringi Ambrosio. Dia menatap sedih pada makanan lezat di meja mereka. Dia melihat bilik-bilik terbuka dan para pelanggan di dalamnya melongok keluar untuk melihat keributan apa yang terjadi.

Tampak dalam salah satu bilik beberapa pria beradu mulut dengan beberapa pelayan dan seorang pria yang tampaknya manajer tempat ini tampak membungkuk-bungkuk memohon maaf.

"Tunggu sebentar, Ambrosio!" kata Sisilia meninggalkan Ambrosio dan melangkah menuju keributan itu. Ambrosio terheran-heran dibuatnya, tetapi ia tetap mengiringi Sisilia.

Sisilia menyeruak di antara kerumunan orang-orang. "Apa yang terjadi?" tanyanya pada orang di dekatnya.

"Seorang pria jatuh pingsan setelah makan makanan di sini. Temannya marah-marah pada kami, menuduh kami menyajikan makanan beracun dan tidak higenis. Mereka ingin menuntut restoran kami" terang seorang pelayan wanita.

Sisilia perlahan-lahan mendekati pria yang pingsan itu, sementara teman-temannya berdebat dengan manajer. Pria itu berusia sekitar 20 tahunan, dengan setelan jas seperti pegawai kantoran, sama seperti teman-temannya. Wajahnya memerah dan tampak kesulitan bernafas.

"Pokoknya kami tidak mau terima! Kami ingin ganti rugi! Nyawa kami dalam bahaya makan makanan di sini!" bentak seorang pria dengan nyaring agar semua orang mendengar perkataannya.

"Tenang! Tenang dulu, tuan! Kita bisa bicara baik-baik..." sang manajer restoran berusaha menenangkan para pria yang marah-marah itu.

Sisilia membungkuk hendak menyetuh pria yang pingsan itu.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" bentak seorang laki-laki, teman pria yang pingsan itu.

Sisilia tersentak kaget dan menatap pria itu. Ambrosio yang melihatnya mengepalkan kedua tangannya menahan marah pada pria itu.

Sisilia menyimpan tangannya dan berdiri tegak menghadap pria yang mebentaknya tadi lalu berkata dengan tegas dan sorot matanya tajam "Temanmu ini, tuan, bukan pingsan biasa, ia terserang Shock anafilaktik, jika tidak segera ditangani, ia akan segera mati!"

"Ap..ap..apa?!!" para pria itu tergagap mendengarnya "Apa maksudmu? Memangnya kau siapa? Apa kau seorang dokter??"

Tanpa mengindahkan pria itu, Sisilia segera menelpon bagian gawat darurat rumah sakit universitas T dan dia meminta rekannya, Meizu untuk ikut serta dalam tim.

Setelahnya, dia menatap tajam pada pria tadi dan Sisilia mengangkat dagunya penuh keyakinan "Aku bukan dokter, Tuan. Aku adalah seorang teknisi laboratorium medis. Tugasku adalah menegakkan diagnosa terhadap suatu penyakit yang akan digunakan dokter sebagai panduan menangani pasiennya!"

Orang-orang terheran-heran mendengarnya. Itu suatu pekerjaan yang jarang didengar telinga mereka.

"Dan bisa kukatakan, teman kalian ini bukan keracunan"

"Oh?! Kenapa kau bisa bilang begitu? Memangnya kau detektif?"

"Buktinya kalian tidak apa-apa, padahal kalian memakan makanan yang sama!" sahut Sisilia, membuat para pria itu membisu. Sisilia memperhatikan menu makanan mereka sama saja dengan yang dimakannya.

"Cepat cari dokter!" seru Sisilia pada pelayan di dekatnya.

"Dokter??" pelayan itu kaget dan panik. Dia lalu berteriak-teriak pada para pelanggan "Dokter? Apa ada dokter di sini? Ada seseorang sekarat di sini!!"

"Aa..aku...aku.." seorang pria berkemeja putih, berusia sekitar 30-an, keluar dari salah satu bilik dan menuju ke bilik kejadian "...aku bukan seorang dokter,... tapi aku seorang paramedis...., aku bekerja di ruang perawatan pasien pasca operasi...."

Sisilia menarik pria itu. "Jadi kau bisa kan melakukan penanganan Shock anafilaktik? Cepat lakukan, pria itu sepertinya tidak bernafas lagi!"

Pria kemeja putih itu segera memeriksa pria yang pingsan itu, mencek nadinya, membuka kemejanya, lalu melakukan CPR padanya, agar membantu membuka pernafasan laki-laki itu.

Ambulans tiba. Dr. Keiko, Meizu dan dua orang paramedis turun dari ambulans. Mereka membawa peralatan daurat dan evakuasi pasien. Untung saja, CPR yang dilakukan seorang paramedis tadi dapat membantu pernafasan pria yang pingsan itu sampai ambulans datang membawa peralatan lengkap. Selang oksigen di pasangkan pada hidung korban.

Kedatangan paramedis tentu saja membuat suasana makin ramai dan jadi pusat perhatian, bukan cuma pengunjung restoran, tapi juga orang sekitar. Ada yang mengambil gambar dan merekam dengan ponsel mereka.

"Wah, Sisilia ada di sini, kebetulan sekali! " seru dr. Keiko ketika melihat Sisilia dalam balutan kimono merah muda, sepertinya sedang kencan dengan seseorang . "Ada apa dengan pasien kita kali ini?"

Meizu mengambil darah pria yang pingsan itu lalu melakukan serangkaian tes dengan alat yang dibawanya. Sisilia membantunya.

"Kenapa kau bisa ada di sini, Sisilia?" bisik Meizu padanya, mereka berdempetan dalam ambulans untuk mengerjakan sampel. "Katanya kau berurusan dengan polisi, apa ini karena urusan tersebut?"

"Yah, kurang lebih begitu!" jawab Sisilia pendek.

Mereka melakukan pemeriksaan Alergen untuk mengetahui jenis-jenis bahan yang bisa menimbulkan alergi pada seseorang. Kebanyakan alergen berbentuk protein dan pemeriksaannya dilakukan dengan mendeteksi imunoglobulin E. Karenanya pemeriksaan ini masuk dalam ranah laboratorium imunologi-serologi.

Mereka juga juga mengambil sampel makanan yang dikonsumsi orang itu, dan memeriksa kandungan racun di dalamnya. Biasanya racun dalam makanan disebabkan kontaminasi bahan kimia atau toksin dari bakteri pembusuk makanan. Hasilnya negatif, makanan itu tidak mengandung racun apapun dan aman dikonsumsi. Walaupun memakan sushi atau daging mentah bisa menimbulkan keracunan, apabila bahan diperlakukan secara higenis dan benar, tidak akan terjadi keracunan.

Pria pingsan itu dibawa masuk ke dalam ambulance.

"Jadi, apa yang terjadi pada pria itu?" tanya manajer restoran.

Meizu menyampaikan hasil pemeriksaannya "Pria itu memiliki alergi pada ikan salmon dan telur!".

Dr. Keiko mengangguk mendengarnya. Dia lalu menjelaskan pada orang-orang. "Dalam tahap ringan, reaksi alergi biasanya berupa gatal-gatal, bengkak atau kemerahan pada kulit. Akan tetapi pada kondisi tertentu, reaksi alergi bisa sangat parah, membuat seseorang tidak bisa bernafas, kejang dan pingsan sampai menyebabkan shock yang disebut Shock anafilaktik".

"Seseorang yang memiliki alergi harus berhati-hati terhadap makanan yang bisa membuatnya alergi. Jika kalian mengetahui teman kalian memiliki alergi, seharusnya kalian tidak membawa teman kalian untuk makan makanan yang bisa menimbulkan alerginya"

Dan perkataan dr. Keiko itu menjelaskan perbuatan beberapa pria teman pria yang pingsan itu. Mereka berniat memeras restoran Ginza dengan menyebarkan isu makanan beracun. Restoran Ginza sangat terkenal karena memperhatikan kualitas makanan dan pelayanan mereka, sehingga kejadian seperti ini dapat merusak reputasi mereka.

Setelah tim medis pergi, Manajer restoran menahan para pria yang marah-marah tadi dan memanggil polisi untuk menginterogasi mereka. Akhirnya keramaian bubar dengan teratur dan para pelanggan restoran kembali tenang menikmati suasana dan riuh rendah mebahas kejadian yang baru saja mereka lihat.

Manajer restoran menyapa Sisilia dan pria kemeja putih yang membantu pertolongan pertama pada pria pingsan itu dan mengucapkan banyak terima kasih pada mereka.

Sisilia dan Ambrosio lalu kembali ke bilik mereka untuk melanjutkan makan. Ambrosio duduk di sampingnya.

"Aku terkesan kau dapat menemukan kejanggalan dari situasi tadi, Sisilia" ujar Ambrosio sambil menatap gadisnya dengan penuh kekaguman.

"Uh, itu cuma kebetulan saja. Aku hanya heran kenapa mereka menghebohkan dengan meneriakkan ada seseorang yang mati dan tidak memperhatikan kondisi teman mereka yang pingsan itu" ujarnya sambil menikmati makanannya. "Mungkin mereka berniat main-main saja dengan memanfaatkan alergi teman mereka, tanpa mengetahui reaksi alergi seseorang bisa menjadi sangat parah hingga menyebabkan kematian".

"Aku bersyukur aku tidak alergi pada kerang" gumam Ambrosio

"Hmm, ya aku juga" Sisilia menyahut "Mereka sangat enak!"

"Aku juga bisa memberimu rasa yang sangat enak, Sisilia-chan!" gumam Ambrosio lagi sambil menangkup wajah Sisilia dan mencium rahang lembut dan harumnya.

"Ah!" desah Sisilia pendek karena rasa geli hembusan nafas Ambrosio di lehernya.

"Makan yang banyak, Aka-chan!" gumam Ambrosio di telinganya "Karena malam ini, aku ingin memakanmu..."

"Oh!!" Sisilia mendesah berat akibat gigitan Ambrosio di telinganya.

Pria ini, benar-benar ingin memakannya, ya?    


Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 16K 6
"Mr. Johnathan, ku mohon jadilah kekasihku!" Casey menangkupkan kedua tangannya, memohon pada lelaki yang berdiri di depannya. Casey Odom, seorang wa...
2.3M 103K 44
[21+] Memiliki suami posesif mungkin biasa bagi sebagian istri. Hal itu wajar dan bukti bahwa sang suami sangat mencintai sang istri dan tidak ingin...
55.9K 6.5K 67
Empat Adik kakak tidak sedarah kembali beraksi, kembali ke masa Kuliah, dan menyelesaikan banyak masalah di kalangan Mahasiswa!! Apa mereka akan ikut...
453K 22.5K 42
"Ken, aku mau bicara." "Ngomong aja, Joey." "Kamu sayang gak sama aku?" Tanya Joey kepada Ken, partner seksnya. "Sayang." "Ken, aku sayang sama kamu...