Another Side - Completed

By frncsh

144K 15.6K 2K

Kejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah b... More

CASTS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
NEW STORY!
Part 45
PROMO
Part 46
Part 47
Extra Part

Part 16

3.1K 319 43
By frncsh

"Jelasin sama aku kak, ini siapa?!" tanya Syifa sambil menatap tajam ke arah Rizky.

Rizky terpaku saat melihat wajah Syifa yang sudah dibanjiri oleh tangisannya. Matanya membelalak keluar setelah Syifa menunjukkan sebuah foto yang ada di tangannya.

"Syif, aku... aku bisa jelasin okay? Kamu jangan nangis kaya gini." Rizky menangkup wajah Syifa yang masih terus-menerus menangis, sambil menghapus air mata yang ada di pipi Syifa.

"Jelasin kak!" Syifa menepis tangan Rizky yang sedang menghapus air matanya.

"Iya Syifa iya! Kamu berhenti nangis, oke? Nanti disangkanya aku ngapa-ngapain kamu! Kamu ngga liat orang-orang dari tadi ngeliatin kita? Ayo ikut!" ucap Rizky kepada Syifa sambil menggandeng tangan gadisnya itu.

"Jangan bilang kalo dia itu mama kakak! Kak, sumpah demi apapun kalo sampe iya aku ngga akan pernah sudi ngeliat muka kakak lagi!" teriak Syifa yang kini sudah di dalam mobil bersama Rizky.

"Syif, tenang kenapa sih!" Rizky berbicara dengan nada tinggi kepada Syifa, dan berhasil membuat Syifa kaget dan terdiam.

"Dia tante aku Syifa...." belum selesai Rizky berbicara Syifa sudah membelalakkan matanya keluar, seakan ingin sekali ia menghajar Rizky saat itu juga.

"Dia tante tiri aku! Dia adik tiri papa aku. Aku udah tau papa dan mama kamu kenapa dari Ali, dan kita sama Syif. Kita sama-sama korbannya dia. Mama dan papa meninggal karena dia. Tante Lusi cinta sama papa, makanya dia ngga rela kalo mama hidup sama-sama papa." terang Rizky kepada Syifa. Matanya sedikit berkaca-kaca meyakinkan gadisnya itu, ia merasakan perih dan mengingat kejadian yang menimpanya itu lagi.

"Kakak ngga bohong kan?" ucap Syifa tidak percaya.

"Liat mata aku. Apa kamu nemuin kebohongan?" ucap Rizky lirih, ia mengambil kedua tangan Syifa dan meletakkannya di kedua pipinya.

Syifa menggeleng. Ia masih menangis dan kemudian ia menunduk. Ia benar-benar tidak mengerti. Mengapa dunia sesempit ini?

"Janji sama aku, kita akan berubah sama-sama. Perlahan, aku akan lindungin kamu sebisa aku, dan buat kamu jadi orang yang lebih baik lagi." ucap Rizky sambil memegang tangan Syifa dan sesekali mengecup jari-jemari gadis itu.

"Aku kangen mama, kak...." Syifa merasa lemas. Ia masih saja menangis. Rizky yang melihat gadisnya seperti itu langsung membawa Syifa ke dalam dekapannya.

"Kamu kuat, Syifa. Buktiin ke mereka kalo kita bisa jadi anak yang baik. Stop crying, aku ngga bisa liat kamu begini. Udah yaa nangisnya?" Rizky melepaskan pelukannya lalu menghapus air mata Syifa yang masih mengalir.

Syifa kemudian menegakkan badannya untuk membenarkan posisi duduknya, lalu ia menoleh ke arah kaca mobil begitu saja.

Rizky yang melihat Syifa hanya tersenyum dan memakaikan gadis itu seatbelt.

"Kita pulang sekarang ya sayang." ucap Rizky yang masih memakaikan Syifa seatbelt lalu ia menatap wajah Syifa yang masih terlihat murung. Tiba-tiba Rizky mengecup lembut pipi kanan Syifa. Syifa menahan napasnya sejenak, ia merasakan degup jantungnya tak beraturan, dengan sulit ia menelan salivanya, dan akhirnya ia menoleh ke arah Rizky. Wajahnya dan wajah Rizky kini hanya berjarak beberapa sentimeter saja. Keduanya sama-sama tercekat oleh tatapan masing-masing.

"Senyum dong. Mana senyumnya?" ucap Rizky memecahkan kecanggungan antara mereka berdua, sambil mengelus lembut pipi dan sudut bibir Syifa.

Syifa tersenyum. Kali ini bukan hanya tersenyum, pipinya juga memerah layaknya kepiting rebus.

Rizky mendekatkan wajahnya lagi ke wajah Syifa, Syifa yang kaget dengan pergerakan Rizky, dengan sigap menahannya.

"Kak..." ucap Syifa sambil menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tidak mau dicium bibirnya oleh Rizky. Rizky hanya tertawa geli melihat tingkah Syifa.

"Aku gemesh, biar adil, satu lagi ya sayang!" ucap Rizky sambil mengecup pipi kiri Syifa dengan cepat dan ia langsung membenarkan posisi duduknya untuk menyetir.

Syifa hanya bisa tersenyum dan pipinya semakin memerah usai Rizky mencium pipi satunya.

"Kak, aku belum mau pulang..." rengek Syifa ketika Rizky sudah melajukan mobilnya.

"Terus kamu mau kemana?" tanya Rizky.

Syifa hanya menggelengkan kepalanya pelan hingga membuat Rizky gemash. Rizky yang mengerti bahwa keadaan Syifa yang sedang galau pun terkekeh geli. Ia akan menuruti permintaan gadisnya itu asal gadisnya itu senang.

**

"Gimana keadaan kamu sekarang, Mod?" tanya Adipati khawatir kepada Maudy.

Adipati tadi ditelepon oleh Mbak Yuni, asisten rumah tangga Maudy yang selama ini menemani Maudy di Indonesia, di apartemennya. Karena orang tua Maudy bekerja dan menetap di luar negeri, jadi tinggalah Maudy dengan Mbak Yuni saja. Tadi Maudy memang sedang jogging saja di sekitaran apartemennya, tetapi tiba-tiba dada Maudy kembali terasa sesak dan sakit, Maudy kumat hingga akhirnya harus dibawa ke rumah sakit.

"Better than before kok." ucap Maudy dengan suara yang serak.

"Lain kali kalo emang lagi kecapekan gausahlah maksain jogging-jogging kaya tadi." ucap Adipati lagi. Ia benar-benar khawatir dengan gadisnya itu.

"Iya Adi, lagian tadi aku sebenernya gapapa kok. Tapi tiba-tiba dadaku sesak lagi."

"Iya itu artinya kamu kecapekan, Mod. Udah yaa kamu sekarang tidur aja. Aku tungguin kamu disini." perintah Adipati yang kini duduk di sebelah ranjang rumah sakit milik Maudy sambil menggenggam tangan gadis itu posesif.

**

On the phone with Meggy

Meggy: "Syif, nanti malem ketemu yok. Ada yang mau gue sama Amy omongin sama lo."

Syifa: "Boleh, dimana?"

Meggy: "Di tempat biasa aja ya Syif. Kita tunggu lo disana jam 7. Okay?"

Syifa: "Okay then. See youuu."

Syifa menghela napasnya sejenak. Tidak biasanya Meggy dan Amy ingin berbicara tetapi harus bertemu dengannya. Biasanya mereka langsung berbicara saja kalau ada sesuatu. Belum selesai Syifa bergulat dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba ada nada dering kembali di handphonenya. Tanpa menunggu waktu lama, ia segera mengangkatnya ketika yang tertera adalah nama Bryan.

On the phone with Bryan

Bryan: "Assalamu'alaikum, Sugar."

Syifa: "Wa'alaikumsalam, bitter. Ssup?"

Bryan: "Nanti malam kamu kemana? Temenin aku yuk. Aku bete di rumah. Salsa ngga dibolehin keluar sama papanya."

Syifa: "Aku ada janji sama Meggy di tempat biasa aku nongkrong. Kesana aja yuk bareng?"

Bryan: "Hmm.. Boleh deh. Kamu dari rumah sendiri?"

Syifa: "Iya. Kenapa?"

Bryan: "Rizky ngga ikut?"

Syifa: "Aku niatnya sih ngga mau bilang dia karena.... Mm... Yaudah nanti kita ketemu disana aja ya, Bry. Bye."

Bryan: "Syifa wait! Aku jemput kamu aja ya?"

Syifa: "Yaudah aku tunggu jam 7 yaa. See you bitter! Assalamu'alaikum."

Syifa menutup teleponnya setelah Bryan menjawab salamnya. Syifa memang sengaja tidak memberi tahu Rizky perihal ia ingin bertemu dengan Meggy dan Amy di tempat mereka biasa nongkrong. Syifa takut Rizky marah, karena ia sudah berjanji bahwa ia ingin berubah menjadi orang yang lebih baik. Tetapi apa boleh buat, Meggy dan Amy mengajaknya bertemu disana, dan semuanya butuh proses, akhirnya Syifa lagi-lagi ke tempat itu, tetapi dalam hati Syifa berjanji, bahwa ini merupakan terakhir kalinya ia menginjakkan kakinya di tempat itu. Ia hanya ingin bertemu dengan Meggy dan Amy lalu setelah itu pulang.

**

Meggy dan Amy yang melihat Syifa datang bersama Bryan matanya saling menatap satu sama lain. Menyadari apa yang mereka pikirkan sama dan dilihatnya Syifa dan Bryan semakin dekat, mereka langsung bersikap biasa-biasa saja.

"Hey!" Meggy mengajak tos kepada Syifa dan Bryan dan langsung dibalas oleh keduanya.

"Jadi, ada apaan sih Meg? Tumben-tumbenan kalian mau ngomong tapi kita harus ketemu dulu?" kata Syifa to the point.

Meggy dan Amy takut salah berbicara, terlebih lagi saat ini ada Bryan yang menemani Syifa. Mereka pun saling pandang lagi satu sama lain.

"Halooooo? Kalian kenapa sih? Kok malah saling liat-liatan gitu?" ucap Syifa lagi.

Meggy dan Amy hanya tersenyum. Lalu melirik ke arah Bryan. Syifa langsung tersadar apa yang ada di pikiran teman-temannya itu.

"Kalian ngomong aja. Bryan gapapa, dia sahabat gue." ucap Syifa meyakinkan.

"Ka Rizky mana, Syif? Lo ngga ngajak dia?" tanya Amy akhirnya.

"Gue sengaja ngga ngasih tau dia. Guys please, kalian mau ngomong apa sih sebenernya?" ucap Syifa lagi yang kini sudah jengah dengan kedua temannya.

"Apa gue harus kasih waktu buat kalian dulu nih?" ucap Bryan tanpa sangka.

"Ng.. Ngga usah, Bry. Bukan gitu maksudnya..." ucap Meggy dengan hati-hati.

"Oke, kita ngomong nih yaa Syif. Terakhir yang kita denger, kalo lo udah pacaran sama Ka Rizky, rite?" tanya Meggy kepada Syifa dan langsung dianggukan oleh gadis itu.

"Dan lo masih pacaran sama Ka Rizky sampe sekarang kan?" tanya Amy memastikan.

"Iyaa Amy, Meggy... And then?" tanya Syifa tidak sabaran.

"Gini.... Tadi pas gue sama Amy lagi lewat lorong di kampus, kita sempet denger obrolannya Ali sama Gita, Syif. Gita tadi ngomong lagi sama Ali kalo dia mau balikan sama Ali, tapi.... Kita denger Ali jawab kalo hati Ali masih sepenuhnya milik lo..." ucap Meggy dengan hati-hati.

Dahi Syifa mengernyit untuk beberapa saat. Syifa pikir, setelah ia putus dengan Ali dan sempat melihat Ali duduk bersama Gita beberapa waktu lalu, Ali sudah mau membuka hatinya lagi untuk Gita, tetapi Ali hanya memilih untuk berteman saja dengan Gita. Bryan yang mendengarkan percakapan antara Syifa dan sahabatnya itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Sorry Syif, kita ngomong gini ke elo. Akhir-akhir ini kan kita udah jarang ngumpul bareng dan lo juga jarang cerita-cerita lagi sama kita. Jadi yaaa... kita senewen aja gitu pas denger Ali ngomong gitu." ucap Amy kepada Syifa yang masih tertegun.

"Hubungan lo sama Ka Rizky baik-baik aja kan, Syif?" tanya Meggy memastikan.

"I.. Iy.. Iyaa... Baik-baik aja kok." ucap Syifa gugup.

"Kamu disini banyak banget yang suka ya, Sugar. Luar biasa! Hahaha" ledek Bryan sambil tertawa.

"Apasih kamu! Diem deh. Mending kamu kesana deh. Gih, pergi pergi!" usir Syifa.

"Hahaha okay okay. Aku juga mau ke toilet kok ini." Bryan pergi meninggalkan Syifa, Meggy dan Amy.

Selepas Bryan pergi, Syifa memulai pembicaraannya lagi.

"Meg, lo bukannya pernah bilang sama kita ya, kalo lo suka sama Ali?" tanya Syifa yang membuat Meggy tidak sangka.

"Hmm.... Iya." jawab Meggy.

"Apa itu masih sampe sekarang?" tanya Syifa lagi.

"Hmm.... Masih hehe" jawab Meggy menahan malu.

"Denger ya Meg, gue sayang banget sama Ka Rizky dan lo ngga perlu sungkan sama gue kalo lo mau cerita tentang Ali. Gue doain semoga kalian jadi ya!" ucap Syifa dengan semangat.

"Lagi proses sih..." ucap Meggy terkekeh.

"Maksudnya?" tanya Amy penasaran.

"Tiba-tiba tadi Ali chat gue...." ucap Meggy lagi.

"Weeeeehhhhhh gila gila. Serius?" tanya Syifa yang sangat antusias dan hanya diangguki oleh Meggy yang malu-malu.

"Cieeeee Meggy..... Ali mulai tumbuh benih-benih cinta tuh buat lo." ucap Syifa lagi.

"Tapi lo gapapa kan, Syif?" tanya Meggy.

"Gapapa apanya? Ya gapapalah. Kan gue udah bilang, kalo gue sayang banget sama Ka Rizky. Gue bahagia kalo ngeliat lo sama Ali bahagia." ucap Syifa sambil tersenyum dan kemudian mereka berpelukan bersama.

Syifa dan Bryan memutuskan untuk pulang duluan dari tempat itu. Mereka pamit kepada Meggy dan Amy.

**

Rizky yang sedari tadi menunggu balasan chat dari Syifa mengusap wajahnya gusar. Sudah hampir 3 jam gadisnya itu belum mengabarinya setelah ia terakhir mengantarnya pulang. Bahkan teleponnya pun sedari tadi juga tidak diangkat-angkat. Ditambah lagi setelah Rizky menelepon Randi, bahwa ia mengatakan gadis itu tadi pergi bersama Bryan. Bisa-bisanya Syifanya itu tidak mengabarinya saat ia ingin pergi, terlebih lagi perginya dengan Bryan, cowok yang selama ini Rizky cemburui.

Rizky memutuskan untuk keluar dari rumahnya untuk menghilangkan rasa gelisahnya. Ia mempunyai feeling bahwa Syifa akan pergi ke tempat biasa, dan benar saja kini Rizky tengah mendapati Syifa dan Bryan saat mereka ingin memasuki mobil Bryan untuk pulang. Rizky dengan cepat memarkirkan mobilnya dan keluar dari mobilnya dengan sedikit berlari.

Syifa terpekik kaget saat tangannya ditarik kasar oleh seseorang saat ia ingin memasuki mobil.

"Aaww!" teriak Syifa yang merasakan sakit di tangannya karena ditarik oleh seseorang.

"Kamu ngapain disini, Syif?!" ucap Rizky dengan nada yang agak tinggi.

"Eh, lo bisa bertanya ke Syifa pelan-pelan! Ngga gini caranya!" ucap Bryan sambil melepaskan tangan Rizky dari tangan Syifa.

"Ka Rizky....." ucap Syifa dengan gemetar.

"Jawab aku Syif!" teriak Rizky di hadapan Syifa.

"Aku cuma ketemu Meggy sama Amy disini kak. Ada hal..." belum selesai Syifa berbicara tetapi Rizky sudah memotongnya.

"Mana Meggy? Mana Amy? Aku ngga ngeliat mereka disini! Yang aku liat cuma kamu sama dia! Ayo pulang!" Rizky menarik tangan Syifa dengan sedikit kasar.

"Ky! Lo bisa ngga sih...." ucapan Bryan terhenti kala Syifa mendorong tubuh Bryan agar menjauh dari Rizky.

"Bryan, aku pulang sama Ka Rizky. Makasih udah temenin aku tadi." ucap Syifa kepada Bryan sambil menangis.

Rizky menarik tangan Syifa lagi menuju mobilnya. Sampai di depan mobil Rizky, Rizky tidak tahan lagi dengan apa yang ada di otak dan hatinya. Ia membentak Syifa kembali.

"Kamu tau aku ngga pernah suka ngeliat kamu sama dia Syifa! Dan kamu udah janji sama aku, untuk ngga ke club itu lagi! Kamu lupa kalo kita mau berubah?!" bentak Rizky kepada Syifa. Matanya memerah, dan emosinya kini memuncak.

"Ka tolong... dengerin aku dulu.... Aku tadi..." tangis Syifa pecah dan Rizky kembali memotong pembicaraanya lagi.

"Handphone kamu mana?! Aku chat dan telepon kamu dari tadi Syifa! Kamu sengaja, kamu emang mau berduaan sama dia, Syif?! Iya?! Kamu ngga tau seberapa aku sayang sama kamu Syifa!" Rizky mencengkram bahu Syifa dengan kedua tangannya, matanya tajam menatap marah gadisnya itu. Sedangkan Syifa hanya bisa menangis ketakutan.

Tiba-tiba muncul seseorang yang membalikkan badan Rizky ke hadapannya saat Rizky masih mencengkram bahu Syifa. Sedetik kemudian Rizky merasakan sebuah pukulan di wajahnya dengan keras.

Buk!

"Kalo lo ngga bisa perlakuin Syifa dengan baik, gue ngga akan segan ngambil Syifa dari hidup lo!" ucap seseorang itu dengan lantang.

Rizky dan Syifa menoleh ke seseorang tersebut. Rizky hendak membalas untuk memukul wajah seseorang itu, dan seseorang itu juga melakukan ancang-ancang untuk memukul Rizky lagi, tetapi dengan cepat Syifa menahannya.

"Ka Rizky udah! Jeff udah! Cukup!" teriak Syifa.

"Dia udah sakitin kamu, Syifa! Aku ngga bisa diem aja!" sahut Jefri kepada Syifa.

"Jangan pernah lo ikut campur urusan gue sama Syifa!" ucap Rizky kemudian.

"Gue udah pernah peringatin lo ya bang, kalo lo sampe nyakitin Syifa, lo bakal berurusan sama gue!" ucap Jefri sambil menunjuk Rizky.

"Jefri udah! Kamu buat semuanya makin rumit tau ngga! Aku mau kamu pergi dari sini!" teriak Syifa kepada Jefri.

"Syif, tapi...."

"Pergi Jefri! Aku bisa nyelesain ini sendiri!" perintah Syifa lagi. Dan akhirnya Jefri pun mengalah untuk pergi.

"Ayo masuk!" perintah Rizky kepada Syifa usai Jefri pergi. Syifa masih menangis dan menuruti kemauan Rizky untuk masuk ke dalam mobilnya.

Rizky kini sudah duduk di kursi mobilnya. Wajahnya masih menahan amarah, ia menunduk. Tiba-tiba matanya mengeluarkan setetes air mata. Syifa yang sedari tadi masih menangis dan diam-diam memperhatikan Rizky akhirnya memberanikan diri untuk berbicara lagi setelah ia melihat Rizky menangis.

"Kak...... Maafin aku kak. Kak aku minta maaf." Syifa mengambil tangan Rizky dan menggenggamnya.

"Apa kamu sengaja buat aku kaya gini, Syif? Sakit Syifa sakit." lirih Rizky tanpa mau menolehkan wajahnya ke hadapan Syifa.

"Kak, bahkan kakak ngga ngasih aku kesempatan untuk jelasin." ucap Syifa. Syifa kini mengarahkan tangannya untuk menangkup wajah Rizky untuk menatapnya, lalu ia berbicara lagi.

"Meggy sama Amy ngajak aku kesini karena mereka mau ngomong sama aku kak. Meggy cuma mau mastiin kalo hubungan aku sama kakak baik-baik aja, karena Ali, Ali udah mulai buka hatinya untuk Meggy. Makanya Meggy perlu ngomong sama aku tentang ini secara langsung. Dan Bryan? Bryan mau nemenin aku karena Salsa; pacarnya lagi ngga bisa nemenin dia. Dia bete di rumah, jadi dia pergi untuk nemenin aku." ungkap Syifa sambil menatap lurus manik mata Rizky.

Rizky hanya menggelengkan kepalanya setelah mendengar penjelasan dari Syifa.

"Kenapa kamu ngga bilang atau izin sama aku?" tanya Rizky.

"Karena... aku takut kakak marah sama aku kalo aku pergi ke tempat itu lagi. Aku udah janji ngga kesitu lagi, jadi aku mutusin untuk ngga bilang sama kakak. Maafin aku kak, aku janji ini yang terakhir." lirih Syifa.

"Aku udah bilang berkali-kali sama kamu Syifa, aku ngga suka sama Bryan. Kamu bisa terima itu nggak sih?"

"Iya kak, maafin aku. Aku hanya butuh waktu untuk ngasih jarak untuk Bryan demi pacar aku ini." ucap Syifa sambil mengelus lembut pipi Rizky.

"Aku masih marah ya Syif. Dasar gombal!" ucap Rizky yang sudah mulai tertawa walaupun sedikit.

"Kak, kakak percaya kan sama aku?" pertanyaan itu akhirnya keluar dari bibir Syifa. Karena Syifa takut bahwa Rizky tidak akan percaya kepadanya lagi, mengingat ia sering mengecewakan Rizky.

Rizky hanya terdiam, ia belum menjawab pertanyaan gadisnya itu.

"Kak?" tanya Syifa yang kini matanya mulai berkaca-kaca kembali. Takut memang Rizky nya itu sudah tidak percaya kepadanya lagi.

"Ka Rizky?" Syifa bertanya lagi. Dilihatnya belum ada niat untuk Rizky menjawab, Syifa mendekatkan wajahnya ke wajah Rizky. Syifa mengecup dahi Rizky dalam dengan lembut. Tidak sadar Syifa meneteskan air matanya, dan tidak sengaja air matanya mengenai batang hidung Rizky.

"Aku sayang sama kakak, kak. Please percaya sama aku. Maafin aku yang udah berkali-kali ngecewain dan nyakitin kakak. Tapi aku mohon, jangan pernah tinggalin aku kak. Aku bener-bener ngga sanggup kalo aku harus kehilangan kakak. Aku udah bener-bener jatuh sama kakak. Aku......" belum selesai Syifa menuntaskan bicaranya, tiba-tiba Rizky mengecup sudut bibir Syifa, dan berhasil membuat gadis itu tertegun. Lalu ia juga mengecup dahi Syifa dalam dan membisikkan kata-kata ke telinga Syifa yang akhirnya membuat Syifa merasa lega.

"Aku percaya sama kamu, sayang. Aku percaya." bisiknya kepada Syifa.

Syifa langsung menghambur memeluk Rizky dengan erat. Ia masih menangis.

"Jangan pernah buat aku khawatir lagi, Syif. Jangan pernah buat aku sakit lagi. Apapun itu, kamu harus bilang dan izin sama aku. Okay?" ucap Rizky sambil melepaskan pelukannya, dan langsung diangguki oleh Syifa. Syifa memeluk Rizky lagi.

"Maafin aku udah buat kamu nangis kaya gini. Stop nangisnya ya sayang." Rizky menangkup wajah Syifa sembari menghapus air mata yang masih ada di pipi gadis itu.

"No, aku yang minta maaf kak, udah buat kakak nangis kaya tadi. Aku bener-bener udah nyakitin kakak. Maafin aku ya kak." ucap gadis itu tulus meminta maaf.

Rizky hanya tersenyum mendengar permintaan maaf dari Syifa. Ia mencium hidung gadis itu tiba-tiba dengan cepat karena gemash. Syifa tertegun dengan perlakuan Rizky. Kini Rizky menempelkan dahinya dengan dahi Syifa dengan tersenyum dan menatapi gadis itu lekat-lekat. Hidung mereka kini bersentuhan karena mereka sama-sama memiliki hidung yang mancung.

"Itu hukuman buat kamu karena kamu udah bikin aku sakit." ucap Rizky.

Syifa tertawa kecil sambil mencubit perut Rizky pelan.

"Aaww!" Rizky memekik kesakitan.

"Bisaan aja sih kak!" kata Syifa.

"Makanya jangan lagi buat aku kaya gini ya!" Rizky menjawil hidung Syifa dengan gemas. Kemudian diangguki oleh gadis itu dengan senyuman manis khasnya yang membuat Rizky semakin jatuh cinta apabila melihatnya.


To be continued..


"Because trusting you is my decision. And proving me right is your choice."

Don't forget to give vote and comment! 

Happy long weekend and thank you!:)

Continue Reading

You'll Also Like

103K 3K 76
"Do you wish to sign a deal with me?" The devilish voice asked me a question as I stood lonely in the dark. A black cloak was wrapped around me in th...
2.9K 230 17
Dari kecil kita sudah dikenalkan oleh orang tua dengan sebuah perasaan bernama cinta. Namun, mau tidak mau akan tiba saatnya kita akan mengerti bahwa...
264K 7.7K 87
Daphne Bridgerton might have been the 1813 debutant diamond, but she wasn't the only miss to stand out that season. Behind her was a close second, he...
1.5K 203 9
Ω  ΰ£ͺ ❅ π™‰π™–π™«π™žπ™œπ™–π™©π™žπ™£π™œ through the iΜΆcΜΆy oasis where a layer of π’•π’‰π’Šπ’„π’Œ π’”π’π’π’˜ settles﹐enjoy the 𝐦𝐚𝐠𝐧𝐒𝐟𝐒𝐜𝐞𝐧𝐜𝐞 of this π‘šπ‘¦π‘ π‘‘...