Another Side - Completed

By frncsh

144K 15.6K 2K

Kejadian yang menimpa Syifa 7 tahun lalu sangat merubah kepribadiannya. Syifa yang manis, lembut, dan ramah b... More

CASTS
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
NEW STORY!
Part 45
PROMO
Part 46
Part 47
Extra Part

Part 15

2.8K 265 35
By frncsh

Syifa berlari menuruni anak tangga rumahnya dengan cepat usai Randi memberi tahunya bahwa ada seseorang yang datang untuk menemuinya.

"Bryan!" Syifa langsung menubruk tubuh Bryan dan menghambur memeluknya.

"Hey, easy Syif easy...." Bryan yang posisinya masih di depan pintu rumah Syifa merasa kaget dipeluk tiba-tiba oleh Syifa.

"Kamu ngga kangen aku ya?" Syifa melepaskan pelukannya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kangen bangetlah. I miss you sooooo much, Sugar." ucap Bryan yang tersenyum manis sekali sambil mencolek hidung mancung Syifa.

Tanpa mereka sadari, ternyata ada seseorang yang baru tiba di rumah Syifa tepat di belakang Bryan. Ia tidak sengaja menjatuhkan sebuah kantong plastik yang berisi bubur ayam di dalamnya ketika melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Sontak Syifa dan Bryan langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Ka Rizky?" Syifa melangkahkan kakinya untuk menghampiri Rizky.

"Sorry, ganggu quality time kalian. Aku pamit dulu." ucap Rizky sambil mengambil kantong plastik yang berisi bubur yang tadi tidak sengaja ia jatuhkan.

Syifa mengambil lengan Rizky untuk menahannya pergi.

"Kak? Kakak ngapain pagi-pagi kesini? Kok ngga kabarin aku dulu?" ucap Syifa.

Rizky tersenyum dengan terpaksa.

"Ngga, tadinya aku emang niat kesini mau kasih sarapan buat kamu. Tapi...." Rizky melirik ke arah Bryan.

Tidak disangka ternyata Bryan menghampiri Syifa dan Rizky.

"Lo tau aja kalo lo ganggu quality time kita berdua. Iya nggak, Sugar?" ucap Bryan sinis sambil merangkulkan tangannya ke leher belakang Syifa.

"Bry....." belum sempat Syifa berbicara Bryan sudah berbicara lagi.

"Sebenernya hubungan kalian apa sih?" ucap Rizky yang sudah tidak tahan dengan perlakuan Bryan terhadap Syifa.

"Lo ngga tau? Lo belum tau? Syif, you don't tell him?" kata Bryan.

"Bryan...." Syifa ingin melepaskan rangkulannya dari Bryan tetapi apa boleh buat, Bryan lebih kuat darinya. Dan lagi-lagi Bryan memotong pembicarannya.

"Kita itu....." belum selesai Bryan berbicara, kini Rizky yang memotong perkataannya.

"Lo siapanya Syifa? Lo suka sama Syifa?!" emosi Rizky kini meluap dan ia sudah siap untuk menghajar laki-laki yang berani merangkul gadisnya ini.

"Kalo iya kenapa?" ucap Bryan dengan santai.

"Bryan!" teriak Syifa.

"Syif, udah cukup ya selama ini aku nahan perasaan ini buat kamu. Dan benar kata orang, di dunia ini sepertinya emang gaada yang namanya cewek dan cowok yang hubungannya sebatas sahabatan aja. Pasti salah satunya ada yang merasakan cinta dan ingin lebih, Syif. Iya, aku sama kaya Jefri. Aku sayang sama kamu." ucap Bryan menatapi Syifa lekat.

"Bryan cukup! Gak lucu tau ngga!" bentak Syifa kepada Bryan.

Rizky tidak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Hatinya sakit sekali. Rasanya ia ingin sekali menghajar Bryan.

"Hahahahahaha" usai dibentak Syifa, Bryan malah tertawa terpingkal-pingkal sambil melihat raut wajah Rizky.

"Kenapa lo ketawa?" ucap Rizky.

"Kak, maafin Bryan. Dia cuma bercanda. Dia emang suka gitu sama cowok yang deket sama aku. Bryan, udah nggak!" ucap Syifa sambil memukul lengan Bryan.

"Jadi lo bercanda?" tanya Rizky memastikan.

"Hahaha bro bro. Lucu banget sih muka lo. Iya gue bercanda, sorry. Oh iya, kenalin, gue Bryan, pacarnya Syifa." Bryan mengulangi candaannya lagi yang langsung dipukul oleh Syifa. "Eh, sahabatnya Syifa maksudnya." ucap Bryan sambil terkekeh geli dan mengulurkan tangannya untuk menyalami Rizky.

"Rizky, Syifa's real boyfriend!" ucap Rizky dengan mantap sambil menatapi Bryan lekat dan membalas mengulurkan tangannya untuk menyalami Bryan.

"Azek. Santai bro. Syifa is yours!" ucap Bryan meyakinkan Rizky.

"Yes, she is!" Rizky menimpali.

"Udah udah. Ayo masuk." ucap Syifa menengahi.

"But she's still my sugar!" ucap Bryan lagi sambil melirik nakal Syifa.

"No, from now on!" Rizky tidak mau kalah.

"Kakak! Bryan ngga usah diladenin ish." Ucap Syifa kepada Rizky.

Mereka kini sudah berada di ruang tengah rumah Syifa.

"So, how's life, Sugar?" tanya Bryan kepada Syifa.

"Amazing! Since he come...." kata Syifa sambil melirik Rizky.

Bryan memandangi wajah keduanya secara bergantian.

"How sweet!" ucap Bryan sambil tersenyum.

"Aku pindahin bubur ke mangkuk dulu yaa. Kalian mau sarapan apa?" tanya Syifa kepada Rizky dan Bryan.

Keduanya hanya menggeleng. Sedetik kemudian Bryan mengajak Rizky mengobrol di belakang rumah Syifa.

"Ky, ke belakang yuk. Gue pengen ngomong."

"Oke." Rizky berjalan mengikuti Bryan.

Syifa yang melihat mereka berdua hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

**

"Syif.." Rizky mulai memecahkan keheningan di antara dirinya dan Syifa.

KIni mereka sedang dalam perjalanan menuju Rumah Singgah anak-anak untuk mengisi waktu luang di weekend. Rizky memang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, seperti Adipati dan juga Syifa yang menjadi volunteer.

Sedangkan Bryan tadi sudah pulang ketika Rizky dan Syifa ingin pergi.

"Iya?" jawab Syifa yang sedari tadi sibuk memainkan handphonenya.

"Aku ngga suka kamu sedeket itu sama Bryan. Kuping aku panas tiap kali dia manggil kamu "Sugar"." ucap Rizky sambil menirukan gaya bicaranya Bryan.

"Hahaha" Syifa malah tertawa mendengar omongan Rizky.

"Kok malah ketawa sih, Syif?" ucap Rizky serius.

"Haha.. Lagian... Kakak ada-ada aja. Kakak cemburu?" ucap Syifa masih dengan tawanya.

"Syifa aku serius. Aku ngga suka." tiba-tiba Rizky malah menepikan mobilnya ke tepi jalan.

Syifa yang mendengar Rizky berbicara serius dan tiba-tiba menepikan mobilnya pun akhirnya berhenti tertawa dan menatapi Rizky heran.

"Kak.... Bryan cuma sahabat aku. Kita sahabatan dari kecil. Kakak ngga percaya sama aku?" Syifa kini terlihat serius dan berusaha untuk meyakinkan Rizky.

"Aku percaya kamu Syifa, tapi ngga sama dia. Gimana kalo dia emang suka sama kamu, dari dulu? Atau malah sampai sekarang? Gimana dengan Nichol? Dia juga sahabat kamu kan, yang sayang sama kamu lebih dari sahabat?" cecar Rizky kepada Syifa.

"Kak, aku percaya sama Bryan. Dia ngga gitu orangnya. Please kakak jangan kemakan candaannya dia deh."

"Syif, aku sayang sama kamu.." lirih Rizky.

"Terus kakak mau apa? Mau minta aku untuk jauhin Bryan? Aku ngga bisa kak. Bisa ngga sih kak, ngga posesif kaya gini? Semuanya diposesifin."

Rizky yang mendengar perkataan Syifa barusan merasa sakit hati. Maksudnya apa gadisnya itu tidak bisa menjauhi Bryan? Sebesar itukah rasa sayang Syifa kepada Bryan yang hanya sebatas sahabat? Rizky menarik napas dan menghembuskannya pelan. Ia tidak mau berdebat lagi dengan Syifa. Ia berusaha mencoba mengontrol emosinya lalu ia melajukan mobilnya tanpa sepatah kata apapun lagi.

Syifa yang melihat raut wajah Rizky tiba-tiba berubah mengurungkan niatnya untuk berbicara lagi. Ia melihat Rizkynya itu sekarang menjadi diam dan dingin. Syifa hanya menoleh ke arah jendela mobil dan sesekali menepis air mata yang jatuh di pelupuk matanya.

**

Selama Rizky dan Syifa di Rumah Singgah dan melakukan aktivitasnya, Rizky lebih banyak diam dan seringkali menghindari Syifa. Ia selalu mengalihkan melakukan aktivitas lain apabila Syifa menghampirinya. Seperti saat ini misalnya, Syifa ingin menawarkan beberapa cemilan kepada Rizky namun Rizky malah dengan sengaja mengacuhkannya dan mengajak bicara Keara.

"Kak, kakak mau ini? Ini enak loh, Bu Siti sendiri yang buat." ucap Syifa kepada Rizky.

"Key? Keara mau ini?" Rizky tidak menjawab Syifa tetapi malah menawarkan cemilan itu kepada Keara.

"Nyammm... enak kak!" kata Keara yang memakan cemilan tersebut.

Syifa yang sadar bahwa Rizky masih marah akhirnya pasrah dan langsung meninggalkan Rizky yang asyik dengan Keara.

**

"Enak nggak ice creamnya, Key?" tanya Rizky kepada Keara yang sibuk memakan ice creamnya dengan lahap. Rizky mensejajarkan tubuhnya dengan Keara.

"Enak banget kak, makasih ya kakak iky yang ganteng!" ucap Keara sambil mengecup pipi Rizky.

"Sama-sama sayang." Rizky mengelus rambut Keara.

Kini Rizky, Syifa dan Keara sedang membelikan ice cream untuk anak-anak di rumah singgah. Tidak perlu waktu lama untuk Rizky dekat dengan Keara, anak kecil itu memang sangat menggemaskan sekali, dan ia juga sangat pintar dibanding teman-temannya.

"Kak Rizky, Kak Syifa, Keara mau kesana dulu yah!" ucap Keara yang langsung berlari meninggalkan Rizky dan Syifa.

"Key, hati-hati jangan lari-lari nanti kamu jatuh!" teriak Syifa.

Dan benar saja usai mereka keluar dari supermarket, Keara berlari menuju jalan raya dan ia hampir saja tertabrak mobil kalau saja Syifa terlambat melindunginya.

"Keara!" Syifa berlari dan berhasil menarik Keara dengan cepat. Tubuhnya dan tubuh Keara terjatuh dekat mobil yang hampir menabrak mereka.

"Syifa!" Rizky berlari menghampiri Keara dan Syifa.

"Kamu gapapa Key?" tanya Syifa dengan napas tersengal-sengal melihat seluruh tubuh Keara, takut tubuh anak itu terdapat luka.

"Syif, kamu gapapa?" Rizky merasa panik. Ia memeriksa tubuh Keara dan juga tubuh Syifa. Rizky tidak menemukan segores lukapun di tubuh Keara, tetapi ia mendapati luka di kaki dan tangan Syifa akibat ulahnya yang melindungi Keara. Tangan kanannya terluka akibat gesekan dengan mobil dan kakinya terluka akibat jatuh dan terseret di aspal.

"Syif, tangan sama kaki kamu! Ayo kita pulang sekarang!" ucap Rizky yang membantu Syifa untuk bangun.

"Keara!" Seseorang yang hampir menabrak Keara keluar dari mobilnya. Tetapi ia berhasil membuat Keara takut.

"Kak! Ka Syifa..... Keara mau pulang aja kak.... Kak... Keara takut kak. Keara mau pulang!" Keara yang melihat seseorang tersebut tiba-tiba langsung ketakutan dan menangis sambil meremas baju Syifa dan berusaha mengumpat di balik tubuh Syifa.

"Keara, kamu kenapa sayang?" ucap Syifa yang bingung dengan sikap Keara. Sedetik kemudian ia menoleh ke arah seseorang yang memanggil Keara.

"Celia?" ucap Rizky dan Syifa bersamaan.

"Keara! Kamu kemana aja? Kakak selama ini nyariin kamu!" ucap Celia sambil menghampiri Keara.

"Nggak! Aku gamau pulang sama kakak! Kakak jahat! Ka Syifa... aku takut. Ayo.. kita pergi kak, ayo..." Keara histeris, ia menangis dan mengajak Rizky dan Syifa untuk pergi dari tempat itu.

"Keara! Maafin kakak key. Ayo kita pulang ke rumah." ucap Celia sambil menatapi Keara lekat. Tetapi Keara masih saja histeris ketakutan melihat Celia.

Rizky dan Syifa merasa bingung. Sebenarnya ada hubungan apa Keara dengan Celia?

"Ayo Keara!" ucap Celia dengan nada yang tinggi.

"Dia ngga mau! Jangan dipaksa!" ucap Syifa spontan karena Celia ingin menarik tangan Keara. Syifa kini memposisikan Keara di belakangnya untuk melindunginya.

"Lo nyetir gimana sih, Cel? Lo hampir celakain Keara sama Syifa tau nggak?!" bentak Rizky kepada Celia.

"Aku ngga liat Keara, ky. Sumpah." Celia membela dirinya.

"Jelas-jelas tadi itu Keara masih ada di pinggir jalan, tapi lo malah hampir nabrak dia! Ayo Syif!" ucap Rizky lagi kepada Celia lalu mengajak Syifa untuk berlalu karena dilihatnya Syifa yang meringis kesakitan akibat lukanya.

**

Dari perjalanan supermarket hingga rumah singgah, Keara masih saja menangis ketakutan, dan akhirnya lama-kelamaan anak itu tertidur di pangkuan Syifa. Syifa sangat penasaran dengan hubungan Keara dan Celia. Tetapi ia tidak tahu harus bertanya ke siapa. Tidak mungkin Bu Siti mengetahui siapa Celia, karena menurut cerita dari Adipati, Keara hanya ditemukan di dekat sebuah mall kala itu. Syifa hanya bergelut dengan pikirannya sendiri.

Kini mereka sudah berada di rumah Syifa usai mereka memulangkan Keara ke rumah singgah.

"Aaww!" teriak Syifa kesakitan yang kini tengah diobati lukanya oleh Rizky.

"Maaf. Tahan sedikit ya sayang." ucap Rizky sambil mengobati luka Syifa lagi.

"Kak, kakak udah ngga marah?" tanya Syifa tanpa Rizky sangka.

"Jangan bahas itu dulu." Rizky memberhentikan aktivitasnya yang sedang mengobati Syifa. Ia mendadak menjadi dingin kembali.

"Kak.." Syifa memegang tangan Rizky, tetapi Rizky malah menepisnya.

"Syif, siapa yang ngga sakit hati denger kamu ngga bisa jauhin orang lain selain aku? Okelah kamu sahabatan sama dia, tapi perlakuannya ituloh, dan cara dia manggil kamu, and everything. Maaf. Aku posesif? Aku childish? Iya itulah aku. Aku ngg..." Rizky belum sempat melanjutkan bicaranya tetapi Syifa tiba-tiba memeluknya erat. Spontan Rizky langsung diam.

"Kak, aku sayang banget sama kakak. Aku tau, kakak kaya gini karena kakak sayang sama aku." Syifa semakin mengeratkan pelukannya.

"Syif.."

"Kak... Bryan bukan Jefri. Bryan pure sayang sama aku sebagai sahabat. Kakak ngga inget waktu itu aku cerita kalo Bryan udah punya pacar?" tanya Syifa sambil melepaskan pelukannya dan menatapi Rizky.

Rizky berpikir sejenak kemudian ia mengangguk.

"Jadi kakak ngga usah khawatir. Hati aku sepenuhnya untuk kakak." Syifa memeluk Rizky lagi. Ia menyandarkan kepalanya di dada bidang Rizky dan mencium aroma tubuh Rizky lekat-lekat.

Rizky yang diperlakukan Syifa seperti itu tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya membalas pelukan Syifa dan mengelus rambut Syifa dengan sayang.

"Maafin aku. I love you, baby." bisik Rizky kepada Syifa.

**

"Gue benci banget bang! Gue masih cinta sama Syifa bang!" teriak Jefri sambil bertinju melawan abangnya, Adipati.

Adipati yang melihat adiknya emosi hanya diam dan mencoba untuk mendengarkan keluh kesah yang dikeluarkan adiknya. Adipati sengaja mengajak adiknya itu untuk menemaninya bermain tinju, melihat sepulang dari rumah adiknya itu tiba-tiba marah-marah tidak jelas dan beberapa kali terdengar suara tembok yang sedang dipukul oleh seseorang. Adipati membuka pintu kamar adiknya, dan benar saja adiknya itu sedang emosi tak terkendali.

Tidak disangka ternyata tadi Jefri mengunjungi rumah Syifa. Ia merasa rindu dengan sosok gadis itu, yang kini telah resmi menjadi pacar Rizky. Tetapi ketika ia hendak mengetuk pintu rumah Syifa yang sedikit terbuka, ia mendengar pembicaraan serius antara Rizky dengan Syifa. Ia mendorong pintu itu pelan, dan ia mendapati Rizky dan Syifa kini sedang berpelukan erat. Seketika wajahnya seakan memanas. Ia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu itu, lalu berbalik badan untuk segera pulang ke rumahnya.

"Aaaarrrrgggghhhhh!" teriak Jefri. Ia menyudahi pukulan tinjunya terhadap abangnya dan berjalan untuk duduk sambil meraih sebotol aqua.

"Perasaan waktu Syifa sama Ali, lo ngga pernah kaya gini? Padahal kan cukup lama juga mereka pacaran?" tanya Adipati menghampiri Jefri.

"Bang Ali sama Syifa pacarannya ngga pernah gitu bang. Manggilnya aja "gue-elo". Lagian, gue juga bakalan lebih rela kalo Syifa sama Bang Ali. Tapi ini, Syifa kaya bener-bener pacaran banget sama Bang Rizky. Manggilnya aja "aku-kamu". Dan dari cara natapnya, andai Syifa natap gue kaya gitu." ucap Jefri lirih.

"Jeff, cewek itu ngga ada abisnya. Come on! Ali aja bisa, lo juga harus bisa!" ucap Adipati menyemangati adiknya.

"Alah, lo ngomong mah gampang bang!" kata Jefri sambil memukul pelan bahu abangnya.

Di sela-sela pembicaraan antara abang dan adik itu, terdengar dering telepon yang berbunyi dari handphone Adipati. Tanpa menunggu waktu lama, Adipati langsung mengangkatnya.

"APA?!" teriak Adipati tiba-tiba dan sedetik kemudian tubuhnya ambruk jatuh lalu ia menangis terisak-isak.

**

"Jadi... Keara itu adik lo?!" ucap Syifa membelalakkan matanya.

Rizky, Syifa dan Celia kini tengah berada di belakang kampus. Celia memang ingin berbicara kepada Rizky dan Syifa perihal kejadian kemarin saat mereka bersama Keara.

"Syif, tolong bujuk Keara untuk mau balik lagi tinggal sama gue. Gue janji, gue akan sayangin dia. Gue akan jagain dia. Lo tau kan Keara satu-satunya saat ini yang gue punya?" ucap Celia lirih.

"Keara ngga salah apa-apa, Cel. Bisa-bisanya waktu itu lo perlakuin dia kasar kaya gitu!" ucap Rizky sinis.

"Ky, aku emosi waktu itu. Yang aku pikirin adalah, dia cuma anak dari selingkuhan papa. Dan aku sadar sekarang, aku salah. Keara masih kecil dan gatau apa-apa. Syif, maafin gue karena gue kemarin udah bohongin lo, gue nyesel. Gue ngga seharusnya maksain Rizky buat cinta sama gue, which is itu emang gabisa dipaksain. Dan gue berterima kasih banget sama lo, karena lo udah nyelamatin dan lindungin Keara waktu gue hampir nabrak dia. Lo mau kan maafin gue, Syif?" Celia menatap Syifa dengan raut wajah memohon.

Syifa yang melihat permintaan maaf tulus dari Celia mengangguk pelan.

"Tapi Keara butuh waktu untuk nerima lo lagi. Lo udah buat dia takut." ucap Syifa.

"Iya, gue ngerti. Kalo gitu, gue boleh ikut kalo kalian ke rumah singgah lagi?" tanya Celia dengan semangat.

Rizky dan Syifa saling tatap satu sama lain dan kemudian keduanya menyetujui permintaan Celia.

**

"Maaf, Git. Gue ngga bisa. Hati gue masih sepenuhnya milik Syifa." ucap Ali gemetar.

Megan dan Amy yang mendengar suara Ali sempat menghentikan langkahnya ketika mereka sedang melewati lorong kampus. Kemudian mereka berjalan pelan lalu mengambil posisi untuk mendengarkan pembicaraan Ali dan Gita lagi dengan seksama.

"Li, kita dulu pernah menjalin hubungan. Dan menurut gue, itu ngga susah untuk lo numbuhin rasa itu lagi untuk gue." ucap Gita yang menahan tangisnya.

"Maafin gue, Git. Kita masih bisa jadi sahabat. Dan gue, gue akan jagain dan lindungin lo, karena lo sahabat gue." ucap Ali dengan senyum paksanya.

"Gue kira, setelah lo putus sama Syifa, gue bisa milikin lo lagi, li. Tapi ternyata gue salah." ucap Gita yang sedetik kemudian berlalu meninggalkan Ali begitu saja.

**

Syifa yang sedang merogoh tas Rizky untuk mengambil kunci mobil Rizky tiba-tiba tersentak kaget saat ia merasakan sebuah kertas foto kecil yang menempel di telapak tangannya dan kemudian melihatnya. Sebuah foto ukuran kecil yang menampakkan seorang perempuan yang telah menghancurkan keluarganya; mengambil papanya, dan telah merenggut nyawa ibunya. Detak jantung Syifa seakan berhenti. Air matanya mengalir deras yang seakan tidak ingin berhenti, wajahnya memanas, tangannya meremas kuat foto itu. Foto itu adalah foto yang ia simpan selama ini. Dan setelah ia mengingat-ingat kembali, terakhir kali ia melihat foto itu saat ia sedang menangis di tempat persembunyiannya. Lalu mengapa bisa foto ini bisa ada di tas Rizky? Jelas sekali bahwa foto itu adalah foto yang selama ini ia simpan. Pikirannya terus menuntut untuk berpikir. Mencoba mengatur napasnya yang tidak teratur, Syifa beranjak bangun untuk menghampiri Rizky yang tadi sedang pergi ke toilet.

Baru saja Syifa ingin bangun, tiba-tiba Rizky sudah berada di hadapan Syifa.

"Syif, ayo kita pulang. Mana kunci mobil aku?"

"Jelasin sama aku kak, ini siapa?!" tanya Syifa sambil menatap tajam ke arah Rizky.


To be continued..


Holaaaaaa..

Aduh maaf baru update hehe baru kelar UAS, mohon dimaklumi ya semuaaaa. Gimana gimana gimana? Mulai degdegan lagi nih kayanya after adem ayem. Ali dan Nichol, belum bisa move on? Adipati nangis kenapa? Daaan, kira-kira gimana sikap Syifa yaaa setelah tau kalo ternyata foto itu tantenya Rizky?

Do not forget to vote and comment!

Thank youuuu:)

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 118 4
THIS IS PURELY A WORK OF FICTION AND HAS NOT RELATION WHATSOEVER WITH THE REAL LIFE OF THE CHARACTERS. Mahendra Singh Dhoni, Rohit Sharma and Virat...
57.3K 410 41
She meets a hockey player. She falls in love. He doesn't know what he wants. Distance separates the two. Will it push them together?
2.6K 1K 53
Sa mga anino ng mga lihim na kasunduan, isang misteryosong lalaki ang lumitaw, hinahatak ng pang-akit ng kayamanan at kasiyahan ng mga kontratang may...
470K 31.7K 47
♮Idol au ♮"I don't think I can do it." "Of course you can, I believe in you. Don't worry, okay? I'll be right here backstage fo...