Naughty Kiss (A & Z) [COMPLET...

By unaisahra

458K 31.1K 7.5K

Cerita amburadul wkwkwk . . . . . . . Blue eyes. Pecicilan, penuh percaya diri, suka bikin rusuh, cerewet, su... More

1 : Satu kecupan
2 : Bertemu Mommy Prilly
3 : Zia
4 : Nantang Kak Aldo
5 : What?!
6 : Anive
7 : Kiss 💋
8 : Cerita Cinta Mommy
9 : Posisi Bahaya
10 : Casting
11 : Hadiah dari kak Aldo
12 :
13 : Full Drama Musical
14 : A&Z
15 : Serangan kak Aldo
16 : Di culik?
17 : Dia
18 : Full A & Z
19 :
20 : Makan Malam 1
Apa apa aja
21 :
22 :
23 :
24 :
25 : AylaView
26 : sandaran hati
27 : Camping
nyengir
28 : Camping 2
29 : A
B : Pernyataan.
30 : Topikir
31 :
32 : Masha
33 : Antara
34 : Haruskah?
35 : Queen
36 : Akhir
EXTRA PART A
Numpang Lewat
EXTRA PART B
EXTRA PART C (bag 1)
wait
Extra D
Special part

bag 2

7.5K 645 231
By unaisahra

Cieeee sapa yg nunggu cieee....

Sori, ini kemalemen soalnya abis bikin rotiii sobek kaya pelutnya jungkook, ehh. 😂😂😂

.
.
.
.
.

Zia menatap bunga-bunga taman dalam diam. Sengaja mengabaikan seseorang di sampingnya.

Di taman sepi ini hanya tinggal mereka berdua. Delio sudah pulang sepuluh menit yang lalu, dan selama itu, kedua mulut mereka tetap terkunci. Begitupun langit yang berubah menjadi jingga semakin menambah kesunyian taman komplek ini.

Hingga pada menit ke lima belas, Aldo sudah tidak tahan lagi dengan kesunyian ini. Ia menghela napas sebelum mengeluarkan suaranya.
"Seharusnya disini aku yang marah."

Mendengar Aldo bersuara, Zia melirik laki-laki itu lewat ekor matanya. Detik itu juga ia merasa tercebur ke dalam lumpur karena Aldo tengah menatapnya datar.

Zia langsung kembali pada posisinya. Cih, bodo amat. Urusi aja anak sama calon bini lo!

"Sadar nggak, kamu pernah hancurin hidup orang. Dan orang itu adalah pacar kamu."

Mulut Zia tetap diam, tapi di balik itu ia tengah merutuki lelaki di sampingnya.

Yang penting sampe sekarang masih idup. Malah keliatan lebih baik tanpa aku. Udah bikin anak pula. Kan kampret namanya.

"Kamu nggak ada hak buat marah. Karena disini aku nggak salah. Aku yang berhak marah karena kamu sudah bohongi aku." lanjutnya terdengar memojokkan.

Tuh kan, kampret. Nggak ngaca ni orang.

Aldo mendengus kesal ocehannya tidak di gubris. "Sampe kapan kamu mau diam?" protesnya tidak tahan lagi dengan perempuan di sampingnya yang tetap diam.

Aldo sangat tahu, di balik mulut diamnya, perempuan itu terus menyahuti setiap perkataannya. Ia sangat tahu sifat bocah nakalnya itu.

Sampe anak lo bisa balik lagi keperut!

"Kamu marah karena aku punya anak?"

Ya bego, pake di sebutin segala lagi. YA JELAS LAH DOKTER OON!!  Heran deh, kok bisa jadi dokter.

"Dan kamu percaya?"

Eh?

"Emang tadi aku jawab iya?"

Kata adel....

"Yang nyimpulin kalau aku udah punya anak itu kamu sendiri."

Mulut Zia gatal ingin bersuara.

"Nikmatin saja kesalah pahamanmu itu."

"Kok jadi crewet banget sih!" Zia menyahut cepat. Ia menatap sengit lelaki di sampingnya. "Kamu diem berarti kamu bener! Nggak usah sok masih cowok ting-ting. Aku udah tau semuanya! Nikahin aja tu suster ngesot!" Semburnya penuh amarah.

Aldo mengangkat satu alisnya menatap perempuan yang penampilannya bisa dikatakan buruk. Kepalanya mencerna setiap kata yang Zia muntahkan
Hingga akhirnya ia tersadar setelah berhasil mengumpulkan kepingan kejadian sejak foto itu terkirim.

Sudah pasti ini kerjaan adik kurang ajarnya itu.

Ck! Lio memang sialan. Dia meracuni otak pendek bocah ini dengan kebohongannya.

"Apa liat-liat! Aku mau nikah sama Adel aja! Urusin aja tu calon binimu!" Zia berkata congak. 

Melihat itu, Aldo hanya mendengus malas. Ia sudah lelah mendapat kejutan bertubi-tubi hari ini. Dan kali ini ia sudah malas untuk berdebat.

Melihat respon Aldo yang terkesan biasa, kekesalan Zia semakin meningkat. Akan tetapi mulutnya tertahan saat matanya telah kurang ajar memperhatikan pergerakan Aldo.

Lelaki itu menyandarkan punggungnya di kepala bangku. Kedua kancing kemejanya dia lepas dan Kedua lengan bajunya dia gulung sampai kesiku. Lalu, satu tangannya dia selonjorkan di kepala bangku hampir menyentuh punggung Zia.

Aldo yang menyadari Zia tengah memperhatikannya, ia menepuk dadanya.  "Nggak pengen peluk?" tawarnya dengan raut muka sedatar papan triplek.

Bangsad! Gue nggak mau ke goda. Enak aja, udah jadi bapak-bapak eh, masih ngejar perawan. Nehi la yaw!

Zia melengos. Tapi,,, ngiler woi! Tu dada makin lebar aja kaya gelora bung karno. Dasar Aldo kampret!

"Tadi aja pas dateng langsung nyosor. Sekarang sok-sokan nggak doyan." decaknya.

Zia menoleh sebal. "Beda lah. Aku nggak mau sama bapak-bapak! Gak bisa bayangin tu badan pernah di grepe cewek lain. Ogah, pergi aja sono!"

Aldo mendesah seraya memijat pelipisnya. Benar-benar otak perempuan ini tidak dapat mencerna apa yang sudah ia katakan sebelumnya. Bicara dengan perempuan model Zia memang harus sejelas THR yang akan muncul satu hari lagi.

"Oke, aku emang punya anak. Tapi bukan dari spermaku, puas?!" ucap Aldo akhirnya.

What?

"Kamu sudah di bohongi Lio."

Anjir. Sialan.

"Kalau kamu belum juga mudeng, otak kamu minta di buang ke Jerman lagi."

"Heh!" Zia melotot tak terima.

"Apa? Nggak ngerasa otak kamu jalannya kaya kura-kura?" ejeknya tanpa perasaan.

Kampret banget sih.

"Dasar cowok sialan!" sling bag yang tersampir di bahunya ia layangkan pada laki-laki di sampingnya. Menyerang lelaki itu dengan kekuatan power. "Brengsek, brengsek, brengsek!!! Dasar babi ngesot! Aku masukin ke truk molen kalo sampe kamu beneran punya anak!!"

"Dasar nyebelin! Gue sleding lo kalo bohong lagi!"

Gerakan Zia terhenti saat tubuhnya sudah tenggelam di pelukan Aldo. Jangkrik dan kawan-kawan yang bernyanyi untuk menyambut sore hari telah lenyap di pendengaran mereka, berganti dengan irama detak jantung yang saling bersahutan.

Zia terdiam merasakan pelukan itu lagi.

Hangat.

Sangat hangat.

Kapan terakhir kali Aldo memeluknyanya seperti ini?

Sudah lama sekali.

Ada rasa yang membuncah di dadanya. Ada desiran halus yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Seperti rindu yang sudah sekian lama ia pendam. Rindu yang tidak bisa ia gambarkan sebesar apa. Ia terlalu merindukan lelaki ini.

Perlahan kedua tangan Zia melingkar di pinggang Aldo. Mencari posisi ternyaman di dada Laki-laki itu.

"Kamu tahu, bagaimana gilanya aku waktu dengar kamu tunangan?"

Zia memilih diam.

"Aku merasa diriku sangat mengerikan. Aku hampir nggak ngenalin diri aku sendiri." ya aku tahu itu.

"Tiga tahun Zi, tiga tahun kamu biarin aku seperti monster." ya, aku minta maaf.

"Nggak mudah buat aku bangkit lagi." aku tahu, aku juga nggak beda jauh darimu. Bahkan aku sering ngedrop saking kangennya sama kamu.

"Setelah aku sudah berhasil menjadi diri aku sendiri. Dan aku sudah lebih baik walau nyatanya aku tidak bisa pergi dari bayang-bayangmu. Kamu tiba-tiba datang seperti tidak ada sesuatu yang terjadi sebelumnya." ya, itulah aku.

"Kamu tidak tahu bagaimana jantungku waktu kamu tiba-tiba datang dan bilang surprise?!" nggak.

"Aku merasa jantungku meledak." ya, wajar sih.

"Caramu tidak lucu sama sekali." emang, kata Adel juga gitu. Tapi bodo amat.

"Bagaimana kalau keadaan ini terbalik? Baru tahu aku punya anak saja kamu sudah maki-maki dan memilih laki-laki lain." yasalam. Tahu aja si pak dokter.

Zia meringis. "Maaf," hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Aku minta maaf," ulangnya. Kedua tangannya melingkar semakin erat seolah meyakinkan kalau ia sungguh-sungguh meminta maaf. Hidungnya mengendus aroma Aldo yang tidak berubah sama sekali.

Helaan napas keluar dari bibir Aldo. Lantas ia menumpukkan dagunya di pucuk rambut Zia dan mengusap punggungnya untuk menyalurkan perasaannya. "Aku kangen," bisiknya. "Aku nggak tahu sebesar apa rasa rinduku ini." kecupan ringan mendarat di pucuk rambut Zia. "Aku masih nggak nyangka kamu ada disini. Di pelukanku. Rasanya ini seperti mimpi."

Kedua tangan Zia mengendur, kepalanya mendongak untuk melihat wajah yang sangat ia rindukan.

Kecupan singkat ia daratkan di dagu Aldo, membuat pandangan lelaki itu merendah, dan mempertemukan dua bola mata berbeda yang saling memancarkan kerinduan.

Satu tangannya menyentuh dada Aldo yang terlapisi kemeja putih. "Mulai sekarang dan seterusnya, aku ada disini, di sampingmu. Aku siap mengisi potongan waktu yang sempat aku tinggalkan." senyum Zia menular pada laki-laki ini. "Aku pegang omonganmu." balasnya.

Setelah dua detik saling berpandangan, tangan Aldo terangkat menarik dagu Zia agar wajah cantik itu terlihat lebih jelas di pandangannya. Matanya meneliti setiap perubahan gadis itu dengan memiringkan wajah Zia ke kanan dan ke kiri.

Lidahnya berdecak. "Besok kamu harus ganti cat rambut. Aku nggak suka kamu pake warna mencolok kayak ini. Dan rambutmu, ya ampuunn! Kenapa sependek ini? Kamu harus beli sampo khusus biar rambutmu cepat panjang."

Mendengar deretan komentar Aldo yang lebih mirip omelan, perempuan itu mencebik kesal. "Ini baru ganti sebulan yang lalu masa suruh ganti lagi. Aku potong pendek itu biar ringan ni kepala, nggak ribet kayak rambut panjang."

Aldo menatap tak suka. "Aku lebih suka Zia yang punya rambut coklat panjang."

"Zia udah gede. Bukan bocah enam belas tahun lagi."

"Bagiku kamu tetep Zia bocah nakal yang pecicilan. Apalagi mulutnya tambah kasar."

"Ish. Nyebelin. Siapa suruh pake acara ada bocah yang manggil papa. Kan emosi." sungutnya tak mau kalah.

Bibir Aldo tertarik membentuk bulan sabit. "Aku nggak masalah ada seratus anak kecil yang manggil aku papa. Tapi, cuma ada satu yang boleh menerima benihku. Dan itu kamu. Cuma kamu yang boleh ngembangin penerus Gerald." ucap Aldo dengan senyuman khasnya.

Mendengar kalimat yang Aldo ucapkan, perempuan itu malah terbahak. Menurutnya sangat lucu mendengar kata-kata itu dari mulut Aldo. Ia belum terbiasa dengan Aldo yang sekarang.

"Njirr!!! Kok dadaku cenat-cenut dengernya. Jadi pengen----" ocehannya terhenti ketika merasakan kecupan lembut di sudut bibirnya. Bola matanya bergerak dan seketika  mempertemukan dengan bola mata hitam itu.

Perlahan tapi pasti, bibir itu bergeser tepat di atas bibir pinknya. Menyapu permukaan bibirnya dengan gerakan menggoda. Kedua mata itu lantas terpejam bersamaan dengan kedua tangan Zia yang kini melingkar di bahu Aldo. Menerima setiap sentuhan lembut yang sangat ia rindukan.

Lama sekali. Ia hampir lupa rasa manis ini. Rasa manis yang begitu memabukkan. Ia sangat merindukan sentuhan lembut ini. Sentuhan lembut yang mampu membuat nyawanya terbang bebas. Sungguh, rindu saja tak cukup untuk mengungkapkan rasa ini. Ia lebih-lebih dari rindu.

Kedua bibir itu saling bertaut penuh kerinduan. Seolah tengah membayar waktu yang sempat terlewati. Waktu yang sempat menguji hati dan memberi pelajaran untuk mereka.

Disaat tautan itu hampir menuntut, terpaksa Aldo mengakhirinya. Ia melupakan tempat yang menjadi ajang pelepasan kerinduan mereka. Tempat yang kemungkinan dapat di lewati oleh siapapun, mengingat mereka ada di tempat umum.

Aldo tersenyum menatap gadisnya yang tak rela ini berakhir. Tangan yang berada di pinggang, perlahan merambat naik dan berhenti di rahajg gadis itu. Memberinya usapan menggoda di sepanjang tulang rahang itu. Deru nafasnya saling bersahutan karena jarak wajah mereka hanya beberapa centi. "Hotel, Apartemen atau------- mobil?" bisik Aldo tepat di depan bibir pink itu.

Sinyal Zia langsung aktif mendengar pilihan yang Aldo beri.

Dengan bibir tergigit menggoda, tangan nakal yang kini menelusup di dalam kemeja Aldo, perempuan itu menjawab tanpa berfikir. "Mobil,"

*

*

*

*

Jengjeeeeeeeng!!!

Udeh, udeh, sampe sini ajiya.... Ntr kalian nggak kuat terus nyulik dilan lagi. 😂😂😂

Terusanya pikir sendiri dah... Utor udeh nggak tanggung jawab ama terusannya. Silakan mikir sendiri"
😂😂

Udah ye, sampe sini aja. Nggak mau bikin bacahhh 🙊🙊🙊😂😂😂😂

Noh, si zip zip udah balikan sama aldo. Mereka juga keknya mau merit. Jadi udh slese yo. Udeh jelas. Ihiikkk *ditimpuk.
*yabodoamat 😂😂😂

Selamat berfantasi riaaaaa..... BEHAHAHAHAHAHAHA

++++++

Aduh, Unez patah hati tuh. Dokter gantengnya balik sama mantan. Yang namanya mantan emang bencana. HAHAHAHA
*ettt tapi nggak berlaku untuk mantan qaqa *ups 😂😂😂

Iya, soalnya aku tuh orangnya gampang mup on, tapi jg gampang baper, gampang bosen, kan geblek namanya 😂😂😂

Haish! Pake emot ketawa mulu deh. Padahal nggak lucu.
*eykeemangreceh liat kertas di sobek aja ketawa. Ketawa bareng ma anak. *NGAHAHAHA

Lah, kok jadi curhat.
Padahal lagi ngomongin suster unez. 😂😂

Uneezz uneezz malang kali nasib kau. Tunggu saja jodohmu yang lagi otewe, atau mungkin belum lahir. Duh, dapet brondong dong. Jiaaahhhhh

Udah ah, crewet bgt perasaan.

Bay!!!

Continue Reading

You'll Also Like

766K 74.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
529K 20.3K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
1M 98.3K 26
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
16.9M 751K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...