Princess Florensianna.

By Mutmainnah

74.2K 3.4K 257

TAMAT, CERITA MASIH LENGKAP. Kisah seorang putri yang harus keluar dari istananya yang nyaman, cuma gara gara... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 30
Part 31
part 32
Part 33
Part 34
Part 35
part 36
part 37
part 38
Part 40
Part 41
Part 43
part 39
Part 44
Part 45
Part 46
Part 42.

Part 29

1.1K 73 5
By Mutmainnah

"Maaf, seribu kali maaf, aku baru muncul, hehe...!!! Habis aku binggung bagai mana membuat jalan cerita penculikan!

Di tambah aku lagi sangat sibuk sibuknya dengan kerjaan aku di dunia nyata, udah ngak kayak dulu lagi, banyak waktu kosongnya..

Kok aku malah curhat yah! 😅 yah ngak apa apa lah, sekali kali, maklum jomblo fisabilillah! 😅😂😁 , ok baik lah, acara curhat curhatanya kita stop sampai di sini, kita lanjut ceritaku yang sudah sangat sangat lama sekali tak lanjut ini, maaf yah, aku harap, kalian pada suka!."

Jangan lupa ninggalin jejak yah...

Selamat membaca... 🤗🥰

****

"Coba lihat, apakah princess masih betah duduk di depan pintu apartemen laki laki brengsek itu!" dengus So Eun, menahan emosi yang sedari tadi memuncak tak tahan melihat sahabatnya terlihat sangat mengenaskan, sudah dua jam lebih ia menunggu Flo, keluar dari apartemen, ia sudah sangat bosan menunggu di dalam mobil, seperti orang tolol, tak melakukan lah lah yang berarti, tapi orang yang di tunggunya sejak tadi, sama sekali, belum menunjukkan batang hidungnya.

Dengan segera Sam dan Markus, keluar dari mobil, masuk kedalam apartemen, untuk mengecek kembali keadaan Flo dan betapa terkejutnya mereka berdua, karna tak melihat keberadaan Flo di sana, tak satu orang pun yang ada di lorong apartemen itu, segera saja Sam menghubungi So Eun lewat irpon yang ada di telingannya, "So Eun, princess menghilang."

"Apa!" kager So Eun segera keluar dari persembunyiannya, "coba kau cek lagi!" panik So Eun.

"Kami sudah memeriksa keadaan sekitar, tapi kami, sama sekali tak melihat keberadaan Flo!" panik Sam.

"Shit!!!" umpat So Eun, segera mengambil smart phonnya, guna melacak keberaan Flo, setelah melihat titik merah pada layar iphonya, So Eun, segera berlari menuju apartemen Flo, yang terletak, di hadapan, apartemen Kim Bum, karna menurut layar smart phonnya, posisi Flo berada di sana, di ikuti yang lainnya, tak memperdulikan tatapan heran, orang orang yang  melihat mereka semua berlari masuk ke dalam aparteman, dan betapa marahnya So Eun, karna ia hanya menemukan pakaian rumah sakit yang di gunakan Flo sebelumnya, beserta cincin yang sengaja di beri alat pelacak, olehnya itu.

"Dasar gadis bodoh!" umpat So Eun, "cari keberadaan princess Florensianna, di setiap sudut apartemen ini, jangan sampai ada yang terlewatkan!" tegas So Eun yang lansung di angguki oleh yang lainnya, dan segera menghubungi sahabatnya, "Vivian?."

"Ada apa?" tanya Vivian to the poin tak mendengar nada candaan dari suara sahabatnya itu.

"Flo menghilang, aku ingin meminta bantuan mu dan orang orang mu lagi, untuk segera menemukannya!" panik So Eun terdengar sangat khawatir, ia takut Flo di culik.

"Ok!" ucap Vivian mematikan sambungan telfon, menunda kepulangannya dan segera mengerahkan orang orangnya untuk mencari princess Florensianna, membuat para boddyguart berbadang kekar dengan wajah sangar itu, segera berhambur keluar dari bandara  dan segera berpencar untuk mencari keberadaan Flo.

So Eun tersenyum sinis mendengar, para anak buahnya tak menemukan jejak keberadaan Flo, "Markus, cek sisi tv apartemen ini!" ucap So Eun.

Yang langsung di angguki Marcus dan segera keluar dari apartemen Flo, menuju ruang sisi tv apartemen.

"Kita harus menghubungi pangeran Alekxander dan Mr. Prescot atas menghilangnya princess Florensianna, kita tak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi, sebelum mereka berdua mendengarnya dari orang lain!" saran Sam  setelah kepergian Markus, yang lansung di angguki So Eun.

Dengan memberanikan diri, So Eun menghubungi no Mr Prescot terlebih dahulu, sebelum menghubungi pangeran Alekxander, siap untuk menerima amukan kedua laki laki yang sangat menyayangi princess Florensianna itu.

"Ha...hallo Mr. Prescot!" ucap So Eun sedikit terbata bata saat panggilannya di jawab.

"Ada apa dengan nada bicara mu Kim So Eun? apa sesuatu yang buruk telah terjadi pada princess Florensianna?" tebak Mr Prescok khawatir, menatap sekilas pangeran Alekxander yang tepat duduk di hadapannya dan melospeker smart phonnya, agar Alekxander bisa mendengar percakapannya dengan So Eun.

"Ma...maafkan kami Mr Prescot, kami kecolongon, kami kehilangan jejak princess," sesal So Eun, marasa tak berguna, marah sekaligus sedih.

Mr. Prescot dan Alekxander yang mendengar perkataan So Eun terkejut sekaligus terpaku di tempatnya sesaat, "Tak berguna, apa saja yang kalian semua lakukan, hingga menjagga satu orang saja, kalian semua tak becus!" umpat Alekxander sangat marah, khawatir sekaligus sedih, ia takut kalau adiknya yang sangat di sayanginnya itu, harus mengulang kejadian di mana ia di culik waktu umurnya masih enam tahun, ia khawatir adiknya itu, kembali mengalami troma yang menyisahkan luka pada jiwa dan raganya.

"Cucu ku!" khawatir Mr. Prescot merasa sangat sedih, ia tak ingin kehilangan orang yang sangat si sayanginnya lagi.

Alekxander yang melihat kesedihan Mr. Prescot, langsung merangkul pria paruh baya itu, "Kita akan segera menemukan adik ku kakek!" yakin Alekxander menenangkan Mr. Prescot, meremas bahunya, berharap bisa memberinya kekuatan dan segera keluar dari ruangan Mr. Prescot, menghubungi semua orang orangnya agar mencari keberadaan adiknya Flo, keseluruh penjuru korea, ia berjanji, ia akan menyingkirkan siapa saja yang telah sangat lancang mengganggu keluarganya, terutama adik kesayangannya itu.

****

Dengan penuh kemarahan Chae Won memasuki istana menuju ruangan ratu, tak menghiraukan sapaan para dayang dayang istana yang biasannya selalu di balasnya dengan senyuman.

"Saya ingin bertemu ratu!" ucap Chae Won penuh ke marahan pada dayang yang berjaga di depan pintu ruangan ratu.

"Maaf nona, saat ini ratu sedang beristirahat dan tak bisa di ganggu!" ucap dayang Choi ramah.

"Biarkan dia masuk dayang Choi, aku sudah menunggunnya sejak tadi!" ucap Kim Sung Hee, mendengar perdebatan dayang kepercayaannya itu dengan Chae Won.

Dengan angkuhnya Chan Won membuang muka dari dayang Choi yang tersenyum ramah dan mempersilahkannya masuk kedalam ruangan ratu yang sedang minum teh.

"Duduk lah," ucap Sung Hee, mempersilahkan  Chae Won duduk di hadapannya, senyum si wajah Sung Hee, tak pernah lepas, ia bahagia karna anaknya Kim Bum, akan turun tangan mengurus ke rajaan, dan itu berarti, kurang selangkah lagi, anaknya naik tahta.

"Aku ingin mendengar penjelasan ratu!" kesal Chae Won meluapkan kekesalanya.

"Seperti yang kamu ketahui, aku tak membutuhkan mu lagi!" ucap Sung Hee santai, kembali meminum teh hijaunya sambil tersenyum.

"Hah!!!" dengus Chae Won, "ternyata benar apa yang di katakan orang orang selama ini, ratu benar benar jahat!" ucap Chae Won meleluapkan kekesalannya, dan menyesal telah menerima tawaran ratu Sung Hee kembali ke korea, dengan iming iming ingin menjadikanya putri mahkota, yang kelak akan menjadi ratu, dan meninggalkan, segala impia yang akan segera di raihnya.

"Hahaha....!!!" tawa Sung Hee menggema.

Membuat Chae Won semakin kesal dan sangat marah.

"Bukan kah kita berdua tak jauh berbeda, kita sama sama ular berbisa, kau memetuskan pertunangan mu dengan Kim Bum, karna ia tak mau menjadi purta mahkota, dan mengejar pangeran, karna ia yang akan menduduki posisi sebagai  putra mahkota, karna pangeran            menolak mu, kau memutuskan untuk pindah keluar negri dan melanjutkan sekolah mu di sana " ucap Sung Hee mengingatkan.

Membuat Chae Won membeku di tempatnya.

****

Flo terbangun merasakan tubuhnya tak bisa di gerakkan sedikitpun, ketakutan langsung mengguncang jiwanya mengingat kejadian tadi, di mana beberapa orang bertubuh besar menghampirinya, mengunci tubuhnya dan membekapnya dengan sebuah kain, hingga ia jatuh pinsan, ia di culik, dengan keberanian yang masih tersisa, Flo membuka kedua matanya, ia melihat tubuhnya terlilit sebuah tali tambang di kursi yang di dudukinya, dengan sebuah kain yang membekap mulutnya, sehingga ia tak bisa berbuat apa apa,

Dengan panik Flo mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, keringat dingin telah membasahi tubuhnya, ia berada di sebuah gudang, Flo semakin  ketakutan melihat beberapa laki laki berbadan besar sedang bermain kartu sambil meminum minuman keras yang tak jauh darinya, tak sadar Flo meneteskan air mata melihat salah satu dari mereka menghampirinya dengan membawa pisau lipat di tangan kanannya, tubuh Flo bergetar hebat, dadanya sesak hingga sulit bernafas, saking ketakutnya ia, membuat Flo kembali pinsan.

"Princess kita kembali pinsan!" dengus pria berbadan besar yang menghampiri Flo, membuat teman temannya yang sedang asik bermain kartu dan minum minuman keras tertawa terbahak bahak.

"Itu karna wajah mu yang sangat menakutkan, sehingga ia kembali pinsan!" komentar salah satu dari mereka, membuat mereka semua tertawa geli.

"Brengsek!" umpat pria itu, dan kembali bergabung dengan teman temannya yang lainnya.

****

"So Eun, aku menemukannya!"

"Di mana?."

"Di gudang, yang terakhir kali kita datangi!."

"Ok, tetap awasi mereka semua Vivian, aku akan segera kesana, dengan yang lainnya!" ucap Kim So Eun mematikan sambungan telefon.

****

Flo kembali sadar mendengar kegaduhan di sekitarnya, kedua mata Flo sempurna terbelak melihat Kim So Eun dan yang lainnya terlibat perkelahian dengan para preman yang menculiknya tadi, dengan beberapa orang yang telah jatuh pingsan.

"Vivian, selamatkan putri!" ucap So Eun melihat Flo telah sadarkan diri, sambil menangkis pukulan pria berbadan besar di hadapannya, tak memperdulikan darah segar yang telah mengalir di sudut bibirnya.

Membut Vivian segera berlari ke arah Flo, membuka ikatanya dengan menggunakan pisau kecil yang selalu di bawanya kemanapun ia berada, "Anda baik baik saja princess?" khawatir Vivian, membuka kain yang membekap mulut Flo.

Flo tak bisa menggerakkan bibirnya sama sekali, ia hanya bisa menangis tak bersuara, saking takutnya.

"Ayo kita pergi dari sini princess, tempat ini terlalu berbahaya untuk mu!" ucap Vivian, membantu Flo berdiri dari duduknya.

"Ba...bagai ma...mana dengan Kim So Eun?" khawatir Flo, akhirnya bersuara melihat sahabatnya dan yang lainya masih berkelahi dengan para penjahat.

"Dia akan segera menyusul kita princess!" yakin Vivian, menggenggam erat tangan Flo, berharap bisa memberinya kekuatan, karna Flo terlihat pucat dan sangat ketakutan.

Membuat Flo segera mengangguk dan mengikuti langkah lebar Vivian untuk keluar dari tempat penyekapannya.

Dengan segera Vivian membawa Flo keluar dari tempat berbahaya itu, dan sesekali menghajar orang orang yang berusaha menghalangi jalannya.

Suara tembakan membuat semua orang terdiam, menoleh ke sumber suara, begitupun dengan Vivian dan Flo.

"Kim So Eun...!!!!" teriak Flo histeris melihat sahabatnya itu tertembak di bagian lengan kirinya.

So Eun tersenyum sinis melihat darah bercucuran di lengan kirinya, menatap tajam laki laki setengah abad yang baru saja menembaknya, tak menghiraukan rasa sakit yang di timbulkan olehnya.

"Ini akibatnya kalau kau selalu ikut campur dengan urusan ku anak kecil!" dingin pria itu dengan senyum mengerikan di wajahnya, mengarahkan pistolnya pada Flo, siap untuk menembaknya lagi.

Membuat semua orang yang ada di tempat itu terpaku, begitupun dengan Flo, ia semakin ketakutan dengan keringat dingin yang kembali membasahi bajunya.

Dalam hitungan detik, pria itu kembali menarik pelatuk pistolnya, dan mengeluarkan suara yang sangat nyaring, dor....!!!

Flo terbelak melihat Markus, salah satu bodyguarnya, tertembak pas di hadapannya, tepat di jantungnya, membuat darah terciprat ke wajahnya.

"Syukurlah kau baik baik saja princess," ucap Markus tersenyum bahagia karna berhasil menyelamatkan sang putri, sebelum ia muntah darah dan jatuh tersungkur di hadapan Flo.

Membuat Flo semakin ketakutan, tak menyadari beberapa butiran bening, jatuh dari kedua sudut matanya, tubuhnya bergetar hebat, hingga ia jatuh pingsan.

Vivian yang melihat itu, segera menangkap tubuh Flo sebelum jatuh ke lantai.

"Marcus...!!!" teriak Marks histeris melihat saudara kembarnya telah tertembak, berlari menghampirinya dan memeluk tubuhnya dengan erat, setelah kesadaranya kembali, "bertahan lah, aku mohon bertahan lah!" panik Marks berusaha menghentikan pendarahan di dada Markus dengan kedua tangannya sendiri, hatinya sangat sakit dan sedih, melihat kondisi saudara kembarnya.

"Ja...jangan me...menangis anak bodoh, aa...aku ba...baik baik saja, tu...tugas ku su...sudah se...selesai, ja...jaga Ki...kim So Eun da...dan sa...sang pu...putri ba...baik ba...baik dan hi...hidup ba...bahagia lah un...untuk ku!" lemah Mascus, tersenyum bahagia, menahan rasa sakit di dadanya, hingga ia, dengan perlahan menutup matanya, untuk selama lamanya, dengan senyum di wajahnya.

"Tidddaaaaakkk....!!! teriak Marks histeris, dengan air mata yang menetes di kedua sudut matanya, menguncang tubuh saudara kembarnya, berharap ia membuka kedua matanya kembali.

Vivian yang melihat itu, segera menyerahkan Flo, pada Sam yang berada di sampingnya, segera menghampiri Marks, dan memeluknya, berharap bisa menenangkannya.

"Sam, bawa sang putri keluar dari sini!" ucap Vivian yang segera di angguki oleh pria tampan itu, setelah menenangkan Marks, dengan ia yang berada di belakangnya, untuk berjaga jaga, memastikan Flo selamat sampai tujuan.

Kemaran So Eun langung tersulut menyaksikan kejadian itu, dengan kasar ia menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya, hatinya sangat terluka, ia kembali kehilangan orang sangat di sayanginya, segera saja So Eun mengeluarkan pistonya, dan menembak secara bertubi tubi orang yang telah membunuh sahabatnya tanpa belas kasihan itu.

"Ayah...!!!" teriak Ki Won melihat ayahnya tertembak secara bertubu tubi di hadapannya, hingga ia jatuh tersungkur di laintai dengan darah yang bercucuran dari tubuhnya.

"Kim So Eun, awaasss...!!!" teriak Marks, melihat salah satu dari penculik itu, mengayungkan pistol pada Kim So Eun.

Membuat Kim So Eun dengan reflek berbalik ke arah Marks.

Marks terlambat, peluru telah menembus dada So Eun.

"Tidaaakkkk...!!!" teriak Ki Won histeris melihat Kim So Eun tertembak dan jatuh ke lantai, "Ki...kim So Eun...!!!" lemah Ki Won menyeret kakinya yang seperti jely ke arah Kim So Eun, meraih tubuh lemahnya, dan berusaha menghentikan pendarahanya.

"Maafkan aku Ki Won..." lemah Kim So Eun, menarik kedua sudut bibirnya menahan rasa sakit di dadanya, hingga ia menutup kedua matanya.

"Tidaaaakkkkkkk...!!!" teriak Ki Won memeluk tubuh tak berdaya Kim So Eun, "So Eun, Kim So Eun, aku mohon buka mata mu, jangan bercanda, aku tak ingin kehilangan mu lagi," histeris Ki Won dengan air mata yang semakin deras keluar dari kedua sudut matanya, mengguncang tubuh So Eun, berharap ia bisa kembali membuka kedua mata indahnya.

"Kita harus segera pergi dari sini tuan muda!" ucap beberapa boddyguar, menyeret Ki Won dengan paksa ke luar dari gudang, tak menghiraukan rontahan Ki Won.

"Flo!" kawatir Alekxander, berlari menghampiri Sam yang menggendong Flo, yang tak sadarkan diri, tak menghiraukan sepatunya yang telah basah oleh air laut, dan segera mengambil alih Flo dalam gendongannya.

"Aku rasa princess sudah aman, aku akan kembali melihat teman teman ku!" pamit Vivian akhirnya buka suara.

Membuat Alekxander yang tak menyadari ke hadiran Vivian, dengan refleks menatap Vivian yang berada di belakang Sam, kemudian membelalakkan kedua matanya, menyadari siapa wanita itu, "Wanita bar bar, apa yang kau lakukan di sini?" kesal Alekxander mengingat adu mulutnya dengan Vivian, yang berakhir, ia mendapatkan pukulan mematikan dari Vivian di pusat kehidupannya.

"Oh, ternya pria mesum itu adalah seorang pangeran!" kesal Vivian mengcemooh, memutar kedua matanya bosan, tak menyangka laki laki yang berusaha menciumnya bulan lalu saat menemani kakak Kim So Eun nge dj di clup, adalah kakak Flo, segera berbalik dan berlari pergi untuk menemui sahabatnya Kim So Eun yang sedang terluka parah.

"Dasar wanita kurang ajar, tak tau sopan santun!" umpat Alekx melihat kepergian Vivian.

"Markus telah tewas karna menjadi tameng Flo, saat penjahat itu, akan menembak Flo, Kim So Eun dengan membabi menembak penjahat itu, hingga tewas, tapi tak di sangka sangka, salah satu dari mereka, menembak Kim So Eun, pas di bagian dadanya dan aku rasa, dia tak akan bertahan!" jelas Sam.

"Tutupi kasus ini, kita akan kembali, malam ini juga, karna aku yakin, saat Flo, membuka matanya, ia akan lupa sagalanya!" ucap Alekxander semakin merengkuh adiknya kedalam pelukannya.


@@@@@

Continue Reading

You'll Also Like

631K 45.3K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
517K 19.6K 45
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
721K 70.4K 49
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
3.2M 33.1K 30
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...