The Truth

By ryylme

57.4K 6.7K 1K

Kisah tentang hubungan rumit Kim Jongin dengan mantan sahabatnya, Oh Sehun. Tentang Jongin yang mengorbankan... More

Me
How
Just...
Lose Control
Broken
Not Me anymore
Comeback
I dont know
Us
We get the Chance?
What happen?
Real Pain
Final Of Us?
Am I hurt you?
The Start of feeling
Chanyeol
What Should I do?
??
Sehun, Eomma & Jongin
Trying
Misunderstanding
The start or The ending?
Pleasure & Heartbreak
When Trusted Being Destroy
Feeling
Heartbreak pt. 1
Heartbreak pt. 2
The Turth
flashback (Special Chap)

I Lose you?

1.6K 223 34
By ryylme

#Jongin's House

Bagaimana ini?

Tidak. Ini tidak boleh terjadi!

Tapi sialnya, saat aku ingin berdiri dari dudukku, tubuhku terlalu lemas tapi kaku.

Tubuhku seolah tidak bisa bergerak.

Brengsek! Kenapa harus seperti ini!?

Kris!

Kumohon,pergilah!

Tapi sialnya, orang itu mengabaikan tatapan mataku dan justru berjalan mendekat.

Aku semakin tidak bisa menahannya ketika melihat Sehun yang memperhatikan Kris hingga orang itu berdiri dibelakangku.

Sial, aku punya firasat buruk tentang ini.

Aku berharap Kris datang disaat aku kesakitan dan membutuhkan obat itu saja. Bukan di situasi seperti ini!

Selain itu kenapa tubuhku tidak mau bergerak disaat seperti ini!!

Sehun bahkan terus menatap Kris dengan tatapan yang sama dinginnya seperti biasanya.

Anak itu...

Dia sama sekali tidak memiliki rasa takut pada Kris.

"Memang, apa yang kau lihat darinya?".

Shit, apa yang akan terjadi kali ini!? Selain itu tubuhku semakin sakit, aku ingin pergi dari sini dan menyuntikkan cairan yang Kris berikan agar rasa sakit yang menggila ini pergi.

Jika semakin lama seperti ini, aku tidak akan bisa menahannya lagi.

Aku melihat Sehun yang hanya diam menatap Kris tanpa berniat menjawab pertanyaan itu.

"Cih, lihatlah mata itu".

#Author's

Kris tersenyum remeh saat melihat tatapan mata Sehun yang tajam dan dingin.

Untuk pertama kalinya, ia melihat mata yang seperti itu. Apalagi, itu dari seorang bocah.

Dan dari mata itu, ia bisa melihat bagaimana kehidupan Sehun.

"Mata yang penuh kebencian, dendam, kemarahan dan kesedihan. Apa serumit itu hidupmu?".

Melihat orang asing tiba-tiba datang dan bersikap sok tau tentang kehidupannya, membuat Sehun merasa muak dan tidak suka. Tapi, ia menahannya.

'Selain itu...siapa orang ini?'. Batin Sehun

"Tapi...kurasa penderitaanmu tidak seberapa".

Apa orang itu baru saja meremehkan apa yang telah ia alami selama ini?

Orang itu bahkan tidak tahu apapun tentangnya dan berani bicara begitu?

Demi apapun Sehun tengah menahan dirinya saat ini untuk tidak hilang kendali.

Memang siapa orang itu yang berani meremehkan apa yang selama ini ia lalui!?

Jongin mencoba menggerakkan tubuhnya untuk berdiri dan mendorong Kris pergi tapi tubuhnya sama sekali tidak mau bergerak.

Jika terus seperti ini ia bisa gila!

"Pu..langlahh". Ucap Jongin dengan susah payah pada Sehun. Ia tidak ingin Sehun terus disini atau semuanya akan semakin buruk.

Benar juga, Sehun berpikir untuk apa ia masih disini. Oleh karena itu ia meraih tasnya dan berbalik untuk pergi.

"Tidak. Dia harus tau sesuatu sebelum pergi".

" Krishh..jebal, andwe". Cegah Jongin dengan suara lemah dan nafasnya yang sulit.

"Hey, kau". Panggil Kris membuat Sehun berhenti dan terpaksa berbalik.

"Dari mata itu, aku bisa melihat sebuah keegoisan. Penderitaanmu, kemarahanmu dan kebencianmu. Semua itu membuatmu buta dengan penderitaan orang lain".

Jongin mengumpat dalam hatinya ketika tau arah pembicaraan Kris.

Ia salah. Ia pikir Kris tidak tahu siapa Sehun. Tapi ternyata Kris sudah tau jika dia adalah Sehun.

Sebenarnya sudah seberapa jauh Kris mendengar pembicaraannya dengan Sehun?

Ini tidak baik. Kris tahu ia memiliki masalah dengan Sehun dan tahu jika Sehunlah yang menjadi alasan utamanya menghancurkan hidupnya sendiri.

Jongin dan Sehun terkejut ketika Kris tiba-tiba menarik Jongin untuk berdiri. Mengunci kedua tangan Jongin dibelakang dengan satu tangannya.

Tentu Sehun terkejut dengan apa yang Kris lakukan. Karena ia sama sekali tidak pernah melihat aksi seseorang yang senekat itu.

Jarak Jongin dan Kris hanya dipisahkan oleh kursi. Hanya itu saja. Kris berdiri tepat dibelakang Jongin.

Sebenarnya apa yang mereka lakukan? Itulah yang ada dibenak Sehun saat ini.

Selain itu...Sehun merasa waspada dengan aura Kris yang semakin tajam.

"Dan anak ini...".

"Akhh".

Sehun semakin tidak menyangka dengan apa yang Kris lakukan karena mencekik leher Jongin dengan tangan orang itu.

Ia bisa melihat Jongin tidak bisa bergerak karena tubuhnya terkunci dan terlihat pasrah menerima perlakuan kasar itu.

Sebenci apapun ia pada Jongin, tapi ketika melihat adegan kasar seperti ini didepan matanya, itu terasa...

"Kkhhk".

Shit! . Batin Sehun saat melihat Kris tersenyum miring menatapnya ketika mencengkram leher Jongin semakin erat.

Apa orang ini mengujinya atau apa!?

Tidak, orang itu mempermainkannya!

Tapi melihat ekspresi kesakitan Jongin dan mata itu yang terus tertutup rapat membuatnya merasa...

"Anak ini, lebih menderita darimu".

Sehun tersentak kecil ketika mendengar kata-kata Kris. Ia bisa mendengar Jongin yang memohon pada orang itu dan mengatakan jangan.

Ada apa ini?

Dan Sehun kembali tersentak ketika Kris mendorong kepala Jongin hingga tubuh bagian atas Jogin terbentur meja makan. Bahkan ia masih nelihat kedua tangan Jongin dikuci oleh cengkraman Kris.

"MWOANEUNDAGO?! (apa yang kau lakukan)".

Seru Sehun ketika melihat benturan itu sangat keras, semua semakin buruk saat ia tadi bisa mendengar teriakan Jongin.

Sial, apa-apaan ini!? Kenapa ia harus melihat adegan segila ini didepan matanya! . Umpat Sehun dalam hatinya.

Ia semakin muak saat melihat senyum miring Kris yang sangat menyebalkan.

Sehun kembali dibuat tercengan oleh apa yang Kris lakukan. Ini pertama kalinya, Sehun merasa dirinya selumpuh ini selain melihat kematian Ibunya dulu.

Didepan matanya, ia bisa melihat Kris (yang sebagai orang asing bagi Sehun) menarik dengan kasar atasan baju tidur Jongin hingga semua kancing itu terlepas.

Kris terus menariknya baju itu dan berhenti ketika semua telah terkumpul di bagian lengan Jongin. Membuat tubuh bagian atas Jongin terekapos.

Sehun tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Tapi ia hanya bisa diam dengan semua kepanikan dan tubuhnya yang seolah membeku melihat semua ini.

Bahkan ketika Jongin kembali ditarik oleh Kris dan dipaksa untuk berdiri dengan benar.

Semuanya semakin buruk. Sehun merasa sulit bernafas dan jantungnya berdetak semakin cepat saat melihat setiap luka di tubuh atas Jongin.

Lukanya terlihat baru. Itu seperti luka...

Tidak, tidak mungkin. Itu pasti bukan luka dari seperti apa yang ia pikirkan.

Tidak mungkin ada orang setega itu untuk mencambuk orang lain. Tidak, itu bukan luka cambukan.

Sehun terus berusaha menolak pikirannta yang menyatakan luka ditubuh Jongin adalah luka cambukan. Tapi disisi lain dirinya pun yakin kalau itu adalah luka cambuk.

Ini benar-benar gila!. Batin Sehun.

"Ada apa dengan ekspresi itu, hm?".

Sehun berusaha menahan emosinya saat melihat Kris bersandar pada bahu Jongin dan menatapnya dengan senyum remehnya. Padahal Jongin disana terlihat tersiksa karena cekikan itu.

"Luka ini...belum seberapa".

"APA MAKSUDMU, SEKKIA!?". Seru Sehun penuh emosi.

"Sshh...tenanglah".

Sikap Kris benar-benar membuatnya muak. Bagaimana ada orang sesantai itu dengan luka orang lain.

"Kau tahu? Setiap malam, anak ini mencari rasa sakit lain untuk menutupi setiap luka di hatinya".

Dan Sehun tersentak akan hal itu.

Rasa sakit apa?

Luka apa yang membuat Jongin sampai menyiksa dirinya seperti ini?

Anak itu tidak punya luka dihidupnya! Disini dia dia lah yang terluka bukan Jongin!

Dia yang kehilangan, dia yang dikhianati, dan dia yang ditinggalkan.

Luka apa yang Jongin rasakan sampai terlihat lebih menderita darinya seperti ini!?

#Sehun's

Tunggu dulu.

Aku menyadari sesuatu...

Jadi selama ini aku...

'Penderitaanmu, kemarahanmu dan kebencianmu. Semua itu membuatmu buta dengan penderitaan orang lain".

Tidak perduli dengan apa yang Jongin lalu karena terlalu memikirkan perasaanku sendiri.

Dan saat melihat senyum miring orang itu, aku mencoba menahan emosi ku dengan kepalan tanganku.

Jadi ini tujuannya.

Melakukan kekerasan ini dan menunjukkan semua luka Jongin untuk memperlihatkan bukan hanya aku yang menderita.

Tapi tetap saja...

Aku..

"Sekarang kau mengerti? Orang egois sepertimu, hanya akan jatuh dalam penyesalan. Bukan begitu, Jongin?".

"hhh...mmhh".

Down, aku benar-benar down dan adrenaline ku sangat terpacu ketika melihat tangan orang asing itu mulai menyusuri tubuh bagian depan Jongin.

Apa-apaan itu!?

Apa yang orang itu lakukan?

"Mmph".

Ini semakin gila! Apa yang orang itu lakukan dengan menyentuh...

Fuck!

Apa mereka gay!??

Shit... Ini benar-benar gila!

"Kkha...".

Aku tersadar dari kecamuk pikiranku saat mendengar suara frustasi Jongin.

Apa?

Apa yang baru saja ia katakan?

"NAKKARAGO! (Keluar/pergi)".

Dan teriakannya menyadarkanku. Barulah aku benar-benar sadar dengan semuanya meski keadaanku masih panik.

Untuk apa aku tetap disini melihat semua adegan gila ini!?

Bodoh!

Aku segera keluar dari kegilaan ini dan pergi.

Meski ini tidak mungkin, aku benar-benae berharap ini hanya mimpi atau halusinasi ku. Tidak, aku juga tidak ingin berhalusinasi atau bermimpi hal sekacau ini!

Bahkan saking paniknya pikiranku aku mendapat umpatan dari orang asing yang kutabrak.

Aku tidak perduli, yang jelas aku ingin pulang dan melupakan semua ini!

#Author's

Sejak Kris datang dan melakukan semua kegilaan ini didepan Sehun, Jongin menahan semuanya sekuatnya.

Rasa malu,

Terlecehkan,

Rendah dan menjijikkan,

Semua itu lebih mendominasi dirinya daripada rasa sakit yang teramat pada tubuhnya yang semakin sulit tertahankan.

Apa yang akan Sehun pikirkan tentangnya setelah ini?

Apa yang Sehun lihat darinya setelah ini?

Sehub sudah membencinya dan berusaha menjauh. Dan setelah semua ini, apa lagi yang akan terjadi?

Kenapa...

Kenapa disaat seperti ini ia hanya bisa diam dan pasrah dengan apa yang Kris mainkan.

Tidak seharusnya, tidak seharusnya Sehun melihat semua kejadian menjijikkan ini.

Bahkan, meski ia telah mengusirnya, semua ini tidak akan hilang begitu saja dari ingatan Sehun.

Lalu apa yang harus ia lakukan?

Apa?

Tubuh Jongin terjatuh begitu saja di kursi dan meja ketika Kris melepaskannya.

Jongin sangat ingin membentak Kris, menghajarnya, menyumpahinya atau bahkan membunuhnya.

Tapi kenyataannya tidak ada yang bisa ia lakukan selain terduduk lemah dengan setiap rintihan rasa sakit yang sudah lagi tidak tertahankan.

"Orang seperti kalian berdua...". Ucap Kris dengan mengeluarkan suntik dari saku blezzer hitamnya dan juga sebuah cairan.

"Perlu disadarkan dengan cara seperti ini". Lanjutnya dengan membuka tutup suntik

"Jika tidak, kalian akan sama-sama bodohnya. Sampai kapan kau mau diam saja dengan perilakunya, hem?".

Setelah menyerap cairan itu, Kris segera mendekatkannya pada Jongin. Mengambil lengan Jongin, dan menyuntik kedalam vena anak itu.

"Dengan begini, si bodoh itu akan berhenti bersikap sok paling tersakiti". Ucap Kris final dengan membuang suntik dan botol cairan itu sebelum menggendong Jongin untuk memindahkannya ke tempat tidur.

"Ahh". Respon Jongin ketika merasakan suntikan masuk kedalam venanya.

Kris menatap Jongin yang terlihat merasakan sensai terbang dari cairan itu.

"Setelah ini menjauh darinya dan besok aku akan menjemputmu". Ucap Kris sebelum pergi.

Membiarkan Jongin sendirian.

_______________________________________

Kurang beberapa langkah, Sehun sampai di rumahnya. Dan ia ingin segera mandi agar pikirannha lebih baik dan tidak sekacau ini.

Ia bisa gila karena semua kejadian tadi terus berputar diotaknya meski sekeras apapun ia mengusir itu.

Saat ia membuka pintu, ia sedikit terkejut saat mendapati Eunha yang ada dirumahnya.

Tidak, ini bukan saat yang tepat untuk seseorang datang berkunjung.

"Kau sudah pulang? Tepat sekali. Mandilah dan ayo makan bersama". Ucap Eunha dengan menata piring makanan ke meja makan.

Karena pikiran Sehun yang terlalu kacau dan gila, ia segera mendekat kearah Eunha dan menarik Eunha keluar.

"Ya, waeire?".

Sehun mengacuhkan Eunha yang kebingungan dan protes dengan perlakuannya.

Sungguh ia tidak bermaksud jahat, hanya saja ia ingin sendiri dan segera bebas dari kegilaan ini.

Tanpa memperdulikan teriakan Eunha, Sehun menarik Eunha keluar rumahnya dan mengunci pintu.

Ia segera masuk ke kamar mandi dan mengabaikan Eunha yang berteriak diluar memanggil namanya.

Melepas semua bajunya dan menyalakan shower air hangat dengan tekanan yang kasar. Sehun melepaskan nafasnya ketika air mulai mengenai kepala dan membasahi semua badannya.

Melepas semua kegilaan yang membebaninya sejak tadi seiring hembusan nafas dan mengalirnya air kesuluruh tubuhnya.

Ia bisa lebih tenang, tapi...

Bayangan tangan orang asing itu yang menyentuh tubuh Jongin selalu terbesit di otaknya.

Sebenarnya ada apa denga otakny!? Apa otaknya sudah gila atau bagaimana!? Kenapa terus memutar adegan itu dan juga...

Desahan Jongin...

Baiklah, ia mulai gila.

Terlebih dari itu...

Setiap ucapan orang asing (Kris) juga terus terngiang dalam dirinya.

Semua ini benar-benar membuatnya muak!

Setelah mandi, Sehun langsung menuju tempat tidurnya. Tanpa makan malam,bahkan ia sama sekali tidak bernafsu.

Didalam rentangan tubuhnya, Sehun menatap langit-langit kamar. Melamun dengan pemikiran yang menerawang jauh.

Kejadian hari ini, benar-benar tak terpikirkan olehnya.

Tapi entah kenapa...

Yang ada diperasaannya hanyalah perasaan ragu dan cemas.

Terutama setelah melihat keadaan Jongin.

Kenapa...

Kenapa Jongin terlihat lebih menderita darinya?

Kenapa anak itu terlihat lebih gila dan frustasi darinya?

Ia yang ditinggalkan dan dikhianati disini, tapi kenapa...

Kenapa orang yang membuatnya ia ditinggalkan dan juga orang yang menghianatinya terlihat jauh lebih menderita darinya.

Apa yang membuat Jongin sejatuh ini?

Selain itu,

Bagaimana Jongin bisa berhubungan dengan orang gila seperti itu?

Kenapa harus orang seperti itu?

Dan yang paling penting dari semuanya adalah...

Apa yang membuat Jongin sampai seperti ini.

Sehun tidak mengerti dengan dirinya sendiri juga. Seharusnya ia tidak perduli, seharusnya ia membenci dan melupakan semua tentang Jongin seolah itu bukan urusannya.

Tapi...

Ia tidak tahu mengapa yang ada diotaknya hanya Jongin.

Dan yang paling mengganggu adalah apa yang hatinya rasakan.

Ia merasa marah, tidak terima dan juga benci.

Ia tidak tahu marah akan apa, dan juga benci yang seperti apa...

Yang jelas benci dan marahnya kali ini berbeda.

Ketika setiap kilasan orang asing (Kris) itu ketika memperlakukan Jongin seenaknya membuat ia bertambah sulit mengontrol emosinya.

Tidak, ini bukan karena ia perduli dengan Jongin.

Tapi karena pada dasarnya, ia merasa bersalah karena membiarkan Jongin disiksa oleh orang lain didepan matanya sendiri. Bahkan jika itu bukan Jongin dan orang lain yang mengalaminya, perasaannya akan etap sama merasa bersalah karena membiarkan penyiksaan itu terjadi.

Hanya itu, hanya rasa bersalah yang wajar. Tidak lebih.

Sehun mencoba menenangkan dirinya yang terus berkecamuk sejak tadi dengan memejamkan matanya dan bernafas lebih teratur.

Sedikit demi sedikit ia mulai bisa tenang.

Tapi suara gertakan giginya yang saling mengatup rapat terdengar karena desahan dan rintihan sakit Jongin terbesit begitu saja di otaknya.

Membuat reflek kepalan tangannya yang kuat karena merasa emosi.

Emosi?

Emosi yang seperti apa?

Marah? Marah akan apa?

Benci? Benci akan apa?

Dan tidak terima, tidak terima karena apa?

"Fuck". Umpat Sehun dengan menutupi sebagian wajahnya dengan tangannya.

'Tenangkan dirimu, Sehun. Berhenti berpikir. Berhenti cemas. Besok adalah pertandinganmu. Jangan biarkan masalah ini merusak konsentrasi dan istirahatmu malam ini'.

Ucap Sehun pada dirinya sendiri. Sehun terus mengatakan itu terus hingga tanpa ia sadari, ia tertidur.

_______________________________________

Keesokan harinya pertandingan dimulai. Ada 12 team dari berbagi Provinsi. Dan dalam babak penyisihan, Sehun berjuang dengan team basketnya tanpa Jongin yang entah kemana. Dan juga Chanyeol yang datang terlambat dan baru datang di babak ke dua.

Mungkin Sehun memiliki cadangan untuk menggantikan posisi Jongin ataupun Chanyeol. Tapi tetap saja permainan tidak sebaik ketika ada Jongin dan Chanyeol.

Dan sekarang, meski tanpa Jongin dan hanya dengan Chanyeol, Sehun berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan dan memimpin pertandingan.

Team Sehun perlahan namun pasti, menghadapi dan menyisihkan lawan mereka dengan skor yang lebih unggul.

Meski permainan mereka terlihat bagus, tapi satu team Sehun dapat merasakan, bukan permainan dalam team yang seperti ini yang mereka inginkan.

Mereka menginginkan sesuatu yang...

Ah bahkan sulit untuk dijelaskan, intinya berbeda ketika ada Jongin di team mereka. Saat Jongin ada didalam team seperti saat-saat latihan, permainan terasa lebih pasti.

Tapi meski sekarang tidak ada Jongin, mereka harus tetap semaksimal mungkin dan tidak boleh membiarkan lawan mengetahui kelemahan mereka.

Semua team istirahat. Team Sehun masuk dalam 5 besar. Semua team kelelahan dengan keringat dan juga nafas yang sulit teratur.

Disaat itirahat, team Sehun membiarkan tubuh mereka rileks serileksnya. Air minum satu botol bahkan terasa kurang.

Meski kelelahan, Chanyeol tidak bisa berhenti memikirkan kejanggalan sejak kehadirannya.

Ia mendekat pada Sehun yang sedikit menjauh dari team di ujung kursi. Berdiri didepan Sehun yang tengah duduk dikursi dengab botol di tangannya.

"Apa yang terjadi? Dimana Jongin?".

Tanya Chanyeol dengan emosinya.

Selain karena adrenaline yang terpacu, itu juga karena Chanyeol tau bagaimana hubungan Sehun-Jongin tidaklah baik. Bahkan jauh dari kata itu.

Terakhir kali ia meminta Sehun mengantar Jongin, dan sekarang Jongin justru tidak hadir sama sekali di pertandingan.

Chanyeol khawatir sesuatu terjadi pada Jongin. Selain karena kondisi Jongin yang saat itu memang lemah, dan juga bisa saja terjadi sesuatu antara Sehun dan Jongin sehingga membuat Jongin tidak datang.

Apa Sehun melakukan sesuatu yang buruk lagi pada Jongin?

Itulah yang membuat Chanyeol diserang emosi.

Sehun menatap Chanyeol dengan sedikit aneh karena datang-datang bertanya dengan emosi.

Selain itu...

"Aku tidak tau". Sehun menjawab pertanyaan Chanyeol dengan acuh dan meminum minumannya.

Terlihat sangat jelas, jika Sehun menghindari semua yang berkaitan dengan Jongin dan tidak ingin membahas apapun tentang anak itu. Meski pada kenyataannya ia berharap Jongin datang karena keberadaan anak itu di teamnya sangatlah penting.

"Apa maksudmu tidak tau? Aku memintamu mengantarnya pulang kemarin, apa maksudmu tidak tahu dimana Jongin?". Tanya Chanyeol menahan emosinya.

"Tsk. Sudah ku katakan aku tidak tahu dia dimana". Jawab Sehun mulai kesal dengan Chanyeol yang terus memojokkanya.

Karena tau ini akan menjadi buruk jika ia tetap bicara berdua seperti ini dengan Chanyeol, Sehun memilih berdiri dan menjauh.

Namun Chanyeol mencekal lengannya.

"Apa yang kau lakukan padanya?".

Sehun mengernyit menatap Chanyeol yang menatap tajam padanya.

Dan apa-apaan pertanyaan tadi. Jadi yang ada diotak Chanyeol saat ini adalah ketidak datangan Jongin itu karena dirinya yang melakukan 'sesuatu' pada Jongin? Cih, benar-benar.

Dan disitulah Sehun mulai muak dengan sikap Chanyeol padanya. Sehun dan Chanyeol terlihat seperti musuh abadi yang berdiri dengan tatapan tajam dan dingin mereka yang terarah pada satu sama lain.

Sehun sudah muak dan mendorong tangannya dengan kasar untuk membuat tangan Chanyeol lepas darinya. Meski tangan itu telah terlepas, keduanya belum melepaskan tatapan tajam mereka masing-masing untuk beberapa detik.

Hingga Sehun yang memutusnya lebih dulu dan bergabung dengan yang lain.

Selain itu, ia bicara jujur. Ia tidak tahu Jongin dimana saat ini. Apakah di rumahnya atau dirumah bajingan asing itu.

Sialan, ini membuatnya mengingat kejadian semalam.

Peluit pun berbunyi menandakan pertandingan dimulai kembali. Team Sehun bergegas bersiap dan menuju tengah lapangan, karena ini giliran mereka melawan team lain.

_______________________________________

Jongin duduk di kursi depan didekat jendela. Didalam bus, Jongin terlihat menahan dirinya untuk tetap sadar.

Kurang seperemapat perjalanan lagi, ia akan sampai di tempat pertandingan. Meski dalam keadaan yang terbilang sedang lemah, Jongin mencoba untuk menepati janjinya.

Rasa lemah yang Jongin rasakan saat ini kurang lebih sama dengan rasa lemah yang dirasakan orang saat sakit demam. Kepalanya terasa berat, namun tubuhnya terasa lemah. Bahkan untuk bernafas saja, rasanya lemah.

Ia tahu kali ini ia terlambat. Tapi meski itu di akhir pertandingan, setidaknya ia menepati janjinya. Ia percaya, Sehun, Chanyeol dan yang lain pasti bisa mencapai babak akhir. Karena ia percaya dengab team itu.

Jongin terlihat pucat dan berkali-kali menutup matanya untuk menahan rasa lemahnya. Meneguhkan hati untuk menepati janjinya.

Bahkan dari rumah ia telah menggunakan seragam basketnya. Setelah bus berhenti, Jongin segera turun dan mencoba berlari sekuatnya.

Diwaktu yang sama Team Sehun melawan team baru.

Sekarang adalah 4 besar, Sehun, Chanyeol dan yang lain harus bertahan hingga akhir.

Namun dalam permainan kali ini ada yang berbeda. Chanyeol dan Sehun seolah tengah bermain sendiri.

Ketika yang lain mengoper pada Chanyeol dan di sisi lain Sehun free, saat dimana Chanyeol seharusnya mengoper pada Sehun tapi tidak dia lakukan dan melakukan shoot sendiri.

Sehun awalnya bersabar dengan sikap kekanakan Chanyeol, ia mencoba melindungi bola ketika yang lain mengoper padanya. Namun, ketika Chanyeol menerima bola, anak itu lagi-lagi mengabaikan keadaannya yang bebas dan melakukan shoot sendiri lagi.

Kesabaran Sehun habis, ia terpancing dengan keegoisan Chanyeol. Tingkah Chanyeol membuatnya muak dan terbawa emosi.

Dan Sehun membalas tindakan Chanyeol. Sehun melakukan apa yang Chanyeol lakukan padanya. Tidak mengoper pada anak itu dan melakukan shoot sendiri.

Tindakan Sehun dan Chanyeol membuat yang lain kesulitan untuk mengimbangi permainan keduanya. Pasalnya, apa yang di lakukan Sehun dan Chanyeol diluar strategi. Yang lain harus berusaha menutupi dan melengkapi celah yang di buat keduanya atau lawan akan mencetak skor.

Dan apa yang ditakutkan terjadi, lawan berhasil mencetak skor. Membuat Leo muak dengan Sehun dan Chanyeol. Yang tadi team mereka masih bisa membuat selisih jauh kini skor menjadi sama. Dan itu menjadi waktu untuk istirahat.

Saat istirahat, Leo segera menatap keduanya yang sedang berjauhan dan minum.

"Ada apa dengan kalian berdua, ha?!". Ucap Leo dengan emosinya pada Sehun dan Chanyeol yang seolah mengabaikannya. Tapi ia tau kedua orang itu mendengarkannya.

"Persetan dengan apa yang terjadi dengan kalian berdua! Lakukan seperti rencana! Hey, Park Chanyeol. Berhenti bertingkah seperti anak kecil dan memancing kekacauan. Dan kau...".

Ucap Leo menatap Sehun yang masih menatap lurus ke depan karena tidak ingin menatapnya.

"Kau kapten disini. Begini caramu memimpin team!? Kami membutuhkan ketenangan dan arahanmu untuk kerja sama, bukan untuk bermain dengan emosi dan juga keegoisan!".

"Hyung, tenanglah". Tarik Johnny agar Leo menjauh dari Sehun dan Chanyeol, melerai mereka atau ini akan semakin buruk.

"Fuck. Jika saja Jongin disini...". Umpat Leo dengan gumamannya.

Hansol diam melihat semuanya, bukannya ia tidak perduli tapi jika ia ikut-ikutan tentu akan membuat semuanya jadi lebih buruk. Selain itu, team musuh melihat perpecahan di teamnya dan melihat celah.

Benar, jika saja Jongin disini. Setidaknya ada kekuatan tambahan di team mereka.

Di sisi tempat yang berbeda di waktu yang sama, Jongin berlari dikoridor untuk menuju gedung basket. Nafasnya terengah dan ia berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya.

Berlari kembali hingga menemukan gedung basket. Ia masuk melalui koridor dalam dan melewati ruangan ganti. Ia keluar dari bawah bangku penonton (lorong/pintunya kayak pemain sepak bola, baru keluar buat kelapangan gitu deh pokoknya).

Ia melihat sekitar dan disana ia melihat Sehun dan yang lain tengah istirahat. Ia mengatur nafasnya, menenangkan dirinya setenang mungkin. Melakukan apaun agar dirinya terlihat biasanya saja dan baik-baik saja.

Namun sebelum ia memantapkan hatinya untuk mendekat, Chanyeol melihatnya dan terlihat terkejut. Dan ia bisa melihat Chanyeol yang menggumamkan namanya, membuat satu teamnya menatap kearahnya.

Ia gugup tentu saja. Karena kondisinya sedang buruk. Ia takut jika semua orang menyadari itu terutama...

Sehun.

Sehun juga menatapnya, tapi ia tidak berani untuk menatap mata itu. Namun, ini bukan saatnya memikirkan itu.

Kembali menenangkan dirinya dan mengambil nafas dalam. Ia masuk dan berjalan mendekat ke teamnya.

Dan ketika Jongin sampai, keadaan entah kenapa terasa tegang tapi canggung. Saat ia akan menyapa, seruan dan pelukkan Leo mengagetkan semuanya.

"DEMI TUHAN, AKHIRNYA KAU DATANG!". Seru Leo jadi OCC dengan memeluk Jongin erat.

"Kau datang, Hyung?". Jongin melihat senyum Johnny dan Hansol seolah lega dan senang melihat kedatangannya.

Chanyeol mendekat pada Jongin dan menarik Leo menjauh.

"Darimana saja kau? Kenapa baru datang? Apa yang terjadi? Kau terluka? Dimana?". Panik Chanyeol dengan menangkup wajah Jongin dengan kedua tangannya.

Jongin terlihat pasrah dengan wajahnya  yang diarahkan kesana-kemari oleh Chanyeol yang terlihat panik dan khawatir.

"Aku baik-baik saja". Ucap Jongin dan menurunkan tangan Chanyeol dari wajahnya.

"Kau serius?". Kekhawatiran Chanyeol dibalas senyum Jongin.

Di balik punggung Chanyeol, ia melihat Sehun yang terlihat acuh dengan kedatangannya. Tetap melihat kearah arena basket dengan diam dan meminum minumannya.

"Yo, Rae Han. Sepertinya kami harus menggantikanmu". Ucap Chanyeol pada Reahan yang menjadi penganti Jongin selama pertandingan.

Dan Raehan hanya memberi dua jempolnya dengan keadaan lelah seolah menyetujui ide itu.

Suasana kali ini berbeda. Terasa lebih tenang dan mencair. Sehun dan Chanyeol merasa emosi mereka lebih baik dari yang tadi karena kemarahan Leo dan kedatangan Jongin.

Peluit berbunyi, menandakan pertandingan akan dimulai kembali. Team Sehun membuat lingkaran dan melakukan high-five team bersama. Setelahnya semua langsung berlari kelapangan kecuali Jongin dan Sehun karena Jongin yang memanggil Sehun.

"Kerja sama?". Ucap Jongin dengan mengulurkan tangannya pada Sehun yang berdiri menghadapnya.

Jongin memberi senyuman kecil pada Sehun yang tak kunjung menjabat tangannya dan hanya menatap kearahnya.

Ia pikir Sehun akan mengacuhkannya, tapi Sehun menjabat tangannya tanda persetujuan. Dan sungguh itu adalah sesuatu yang membahagian untuknya.

Walau Sehun melakukannya dengan wajah datar dan pergi kelapangan begitu saja.

Rasanya lebih baik, meski pada kenyataannya tidak ada yang baik-baik saja.

TBC......

_______________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

70K 6.1K 15
[ RION KENZO MIKAZUKI ] adalah ketua mafia dari Mikazuki AV Rion kenzo Mikazuki mafia Italia, ia terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh maupun...
925K 8.8K 17
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING!!!πŸ”ž YANG GAK SUKA CERITA BOYPUSSY SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI! CAST N...
50.7K 8.3K 18
Lisa dan Jennie adalah pasangan yang sudah satu tahun menikah, dan memiliki anak di usia Lisa yang tergolong masih cukup muda. Lisa masih berumur del...
1.4M 18.6K 46
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema πŸ”ž, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...