Heartbreak pt. 1

1.5K 204 22
                                    

Didalam sebuah bar,  tentu saja sudah tau itu bar milik siapa.  Tentu Kris.

Orang itu tengah duduk di kursi dengan gelas alkohol didepannya. Dengan pegawai tepatnya bartender yang sibuk bekerja.  Tapi untuk siang siang hari tentu Kris menutup barnya.  Dan bartender satu itu hanya bekerja untuk melayani atau sekedar menemaninya.

"Mereka belum mendapatkan infonya?".

Kris meminum kembali satu gelas alkoholnya dan belum menjawab pertanyaan itu.

"Mereka sedang perjalanan kemari". Jawabnya singkat.

"Kau tau apa yang akan terjadi jika barang bukti itu ditemukan polisi".

"Diamlah.  Aku lebih tau dari yang kau pikirkan". Jawab Kris.

Dan tak lama kemudian,  tiga bawahannya datang dan mendekat padanya.  Sesuatu yang tunggu.

"Kami mendapatkannya".

Mengambil sebuah map coklat yang disodorkan abak buahnya sebagai hasil dan melihat isinya.

Disitu ada banyak foto. Kris melihatnya satu persatu,  dimana ada satu wajah yang selalu sama di setiap foto.

"Kau yakin dia orangnya?". Tanya Kris dengan masih melihat foto-foto itu.

"Kami sudah memastikannya" .

Beberapa saat Kris hanya diam karena sibuk melihat foto itu.  Pelaku yang mau bertingkah bodoh dengan melaporkan barang selundupannya ke polisi.

"Baiklah. Kalian tau apa harus kalian lakukan selanjutnya".

"Kami mengerti". Dan setelahnya ketiga orang itu pergi. Meninggalkan Kris yang masih sibuk dengan setiap foto.

Tapi sesuatu hal tidak terduga menghentikannya.  Disebuah salah satu foto itu,  membuatnya berfokus tidak pada sang pelaku utama yang tengah berjalan dikeramaian desa.  Tapi orang yang tak sengaja ikut tertangkap kamera.

"apa yang bocah ini lakukan disini?". Tanya Kris dalam hatinya.

_________________________________________

#Sehun's

Aku tengah berada disebuah pedesaan. Tinggal di rumah sederhana dimana dulu nenekku tinggal.

Tapi,  rumah itu sudah tidak berpenghuni lagi karena kakek-nenekku telah meninggal.

Dirumah itu,  aku banyak berpikir tentang semua yang terjadi.  Apa yang benar-benar sulit dipercaya dan juga penyesalanku.

Aku tau mungkin aku lari dari kenyataan.  Tapi...

Seperti yang ibu katakan saat datang ke mimpiku. Aku sudah banyak menyakiti Jongin,  dan bagaimana mungkin aku bisa menunjukkan wajahku dan berpura-pura tidak terjadi apapun setelah tau kebenarannya?

Jika saja,  Jongin membenciku...

Maka semua ini tidak akan terasa sangat sulit seperti ini.  Setidaknya,  aku mendapatkan apa yang harus ku dapatkan.

Tapi...

Lihat apa yang Jongin lakukan padaku...

Tidak ada kebencian dari anak itu padaku meski memendam semua beneran yang ada.  Membiarkanku terus membenci anak itu.

Aku sendiri sebenarnya ingin bertanya kenapa Jongin melakukan itu semua.  Kenapa tidak mengatakan sebenarnya...

Tapi itu adalah pemikiran awal saat aku baru datang disini.  Merenungi semuanya,  dimana semua terasa semu dan menyakitkan.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang