Chanyeol

1.5K 207 30
                                    

#Jongin's.

Waktu terus berlalu.  Aku melaluinya penuh dengan kebohongan. Berpura-pura jika semua baik-baik saja.

Aku mungkin terluka,  dan sangat ingin berteriak mengatakan semua yang terjadi padaku.

Tapi...

Seseorang yang kini selalu ada untukku dengan segala ketulusannya,  lebih berharga dari luka ku.

Berkali-kali aku ingin berteriak.  Berkali-kali pula aku mengatakan pada diriku,  aku harus kuat.

Karena aku tidak ingin membuat Chanyeol terluka dan terbebani dengan diriku.

Kasih sayangnya padaku,  ketulusannya padaku dan semua kepercayaannya padaku.  Aku hanya bisa membalas semua itu dengan ini.

Membuatnya juga merasa bahagia.

Entah bagaimana keadaanku,  seberapa buruknya itu.  Chanyeol berhak bahagia. 

Dan dia sama sekali tidak pantas untuk terbebani karena penderitaanku.

Di hari minggu ini,  Chanyeol mengajakku entah kemana. Dan didalam mobilnya aku hanya melihat keluar jendela.

Sebenarnya,  aku tidak dalam mood untuk pergi kemana pun.  Tapi aku tidak bisa menolak Chanyeol. 

"Kau lapar?".

Aku beralih padanya ketika ia bertanya.

"Tidak,  Hanya merasa sedikit bosan". Jelasku dan membuatnya tersenyum.

"Maaf perjalanannya terlalu lama.  Tapi sebentar lagi kita sampai".

"Sebenarnya kita akan kemana? Kenapa sangat jauh?".

"Kenapa?  Kau takut aku berniat menculikmu?".

"Siapa yang takut padamu?  Aku bisa menghajarmu sekarang jika aku mau". Kesalku

"Kkk... Arraseo. Aku hanya bercanda.  Kau akan tau nanti jika sudah sampai".

"sepertinya aku pernah mendengar kalimat itu sebelum-sebelumnya". Gumamku menyindirnya.

Dan aku hanya melihat Chanyeol yang lagi-lagi hanya tersenyum. Dia sangat menyebalkan.

"Tidurlah.  Aku akan membangunkanmu nanti".

#Chanyeol's

Aku tau dia mulai bosan dan kesal karena aku tidak kunjung memberi tahunya kemana aku akan membawanya. 

Dan aku melihatnya yang mulai tertidur dengan wajah yang sedikit kesal. Dia terlihat lucu.

Sebenarnya,  tujuanku bukam lah seuatu tempat yang sangat indah ataupun mewah. 

Tapi,  aku ingin mengajak Jongin pergi kesana entah kenapa.

Karena ini didataran tinggi,  suhu mulai semakin dingin.  Saat sampai ditempat tujuan,  aku berdiam sejenak dan tidak langsung membangunkan Jongin.

Aku hanya butuh sedikit waktu untuk mengenang tempat ini. Merasa cukup,  aku mulai membangunkan Jongin perlahan. Dan aku melihatnya yang mulai terbangun dan melihat reaksinya yang kedinginan.

"Ayo".

Ucapku dan keluar dari mobil dengan mantel tebal. Namun saat aku berjalan lebih jauh,  aku tidak merasakan Jongin yang menyusulku. Dan aku berhenti dan melihat kebelakang.

Dan aku justru melihat Jongin yang malah menutup rapat tubuhnya dengan jaket tebalnya.

Astaga anak ini...

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang