When Trusted Being Destroy

1.2K 238 41
                                    

Jongin masih terdiam dengan kejengahannya menunggu Eunha yang tak kunjung pergi dari flatnya.

Gadis itu hanya terus menerus menatap seolah ingin membunuhnya. 

Hah... Ia tidak ingin berhadapan dengan seorang gadis dengan kondisi seperti itu.  Terutama Eunha.

"Kau tidak akan pergi?". Jengah Jongin melihat Eunha.

Tapi gadis itu tidak menjawabnya. 

Jauh dari perkiraan Jongin,  ia berpikir untuk menyeret Eunha meski pada kenyataannya seorang laki-laki tidak pantas melakukan itu pada seorang perempuan. 

Awalnya Jongin memang akan melakukannya,  karena memang ia sudah merasa hampir batasnya.  Tapi rasa sakit tib-tiba menyerangnya kembali.

Rasa sakit karena cairan yang Kris dulu berikan padanya. 

Ini jauh dari perkiraannya,  dan Jongin sangat membenci ini. 

'Shit.  Kenapa disaat seperti ini! '.  Keluhnya dalam hati dan mencoba untuk terlihat normal didepan Eunha meski pada kenyataannya apa yang ia rasakan itu menyakitkan.

Terlepas dari ia yang tak perduli dengan Eunha,  Jongin memutuskan akan kekamarnya untuk menenangkan dirinya.  Karena tidak ada obat untuk tubuh yang sudah memiliki kecanduan terhadap sesuatu seperti narkoba.

Hanya ada bertahan dengan semua rasa sakit itu dan melawannya.

Rasa sakit itu semakin nyata meski tidak separah dulu.  Karena bisa dibilang sekarang tubuhnta sudah mulai terbiasa tanpa cairan itu.  Tapi,  itu tidak semudah yang di pikirkan.  Tetap saja rasanya masih menyakitkan.

Meski Jongin bersikap seolah normal.  Tapi kenyataannya ada perubahan dari dirinya.  Dan itu membuat Eunha sadar ada yang berbeda dari Jongin.

"Apa kau menyukai Sehun?".

Jongin berhenti karena cukup terkejut dengan Eunha yang tiba-tiba mengatakan hal itu.

Tapi, selain karena hal itu benar,  Jongin juga tidak bisa menjawabnya karena ia sedang menahan rasa sakitnya.  Jika keluar satu ucapan,  maka ia akan jatuh.

Dan keterdiaman Jongin,  membuat Eunha berdecih.

"Jadi benar.  Kau menyukai Sehun".

Ingin rasanya Jongin menendang Eunha keluar,  tapi ia tidak bisa melakukannya.  Tubuhnya tidak bisa melakukan hal itu.

"Sadar diri lah Jongin.  Kau itu menjijikkan".

Semakin jauh Eunha bicara,  semakin membuat rasa sakit ditubuh dan pikirannya bertambah.  Kini ia mulai merasakan rasa sesak di dadanya.

"Setelah berciuman dengan Chanyeol,  sekarang kau mengincar Sehun? Cih,  siapa yang sebenarnya jalang disini?".

"Tutup mulutmu!". Ucap Jongin tegas dengan seluruh yang ia bisa tanpa berbalik.

'Argh.. Sial! '.  Geram Jongin dalam hatinya karena rasa sakitnya semakin banyak bertambah.

"Kau lah yang tutup mulut.  Seharusnya kau sadar diri.  Kau bahkan lebih jalang dari itu.  Benarkan... Kim Jongin".

Jantung Jongin seolah berhenti sesaat ketika mendengar sesuatu terisyaratkan pada kalimat terakhir Eunha.

Dan bayangan apa yang Shinhan dan kelompoknya pernah lakukan padanya tiba-tiba teringat olehnya.  Kalimat Eunha... menjurus pada hal itu.

Tapi... Tidak mungkin.  Tidak mungkin itu yang Eunha maksudkan.  Eunha tidak tau hal itu.  Tidak seorang pun tau selain ia dan geng Shinhan.

Dan Jongin terus berpikir tidak mungkin pada dirinya sendiri. Dan kepanikan itu disadari oleh Eunha.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang