Us

1.5K 213 35
                                    

#Jongin's

Aku tahu ini akan membuat asumsi baru untuk mereka yang melihat aku dan Sehun yang seperti ini.

Tapi aku tidak perduli.

Sehun mendekat dan aku sedikit terkejut dengan itu. Jadi dia menerima tantangan tersembunyi ini.

Baguslah.

Jarakku tidak jauh dari Ring basket. Karena itulah, hanya butuh sedikit waktu untuk Sehun sampai didepanku.

Sangat jelas.

Lihatlah mata itu...

Wajah itu...

Semuanya.

Penuh kebencian.

"Apa yang kau coba lakukan? Membodohiku?".

Jadi...dia tahu aku menantangnya. Tentu saja, Sehun selalu tahu apa yang coba kusampaikan padanya.

"Untuk terkahir kalinya. Pergi dari hidupku. Dan jangan pernah sekalipun muncul dihadapanku".

Semua kata-katanya membuatku tertegun. Sangat menyakitkan, bahkan aku tidak bisa melakukan apapun ketika bola ia ambil begitu saja.

Tidak, sudah cukup aku mengalah padamu!

Aku menatap punggung Sehun dengan pasti. Tanpa menunggu apapun lagi, aku berlari dan langsung merebut bola ditanggannya. Berlari kearah ring dengan cepat dan melewati team Sehun yang tertegun karena tindakanku dengan mudah.

Dan...

Strike.

Bola terpantul membuatnya menggema diruangan ini. Mengambil bola itu dan menatap kearah Sehun.

Jika kau bisa menggunakan tatapan dingin padaku.

Aku juga bisa melakukannya.

Dengan kuat aku melemparnya pada Sehun yang menangkapnya.

Aku pernah mendengar ini dari Chanyeol hari ini. Team basketnya menghadapi masalah. Semua anak dalam teamnya hebat. Tapi sulit untuk menyeimbangkan nada permainannya.

Dan jika dipikirkan lagi, itu terlihat seperti Sehun.

Kenapa?

Karena itu berkaitan dengan kami yang dulu.

Dan itu adalah kelemahan Sehun. Tidak pernah berubah.

Dan yang bisa menutupi kelamahan itu....

"Tahu kenapa teammu menghadapi masalah?". Tanya ku menatapnya.

"Itu karena kapten yang tidak bisa melihat kemampuan teamnya yang sebenarnya".

"Aku heran apa yang membuatmu jadi kapten mereka. Jika pada kenyataannya ada yang lebih baik darimu".

Adalah, aku.

Dan entah bagaimana, pertarungan ini menjadi milik kami.

Aku harus fokus pada apa yang kulakuan saat ini. Meski dulu aku yang selalu mengarahkannya, tapi Sehun bukanlah sekedar pemain yang hebat. Anak itu berbahaya.

Aku tidak perduli dengan mereka yang melihat pertarungan kami dari luar garis area basket.

Melawan Sehun bukan sesuatu yang mudah. Apalagi dengan kondisiku yang seperti ini. Aku terlihat baik-baik saja, tapi kaki ku belum sepenuhnya sembuh.

Kami saling kejar point. Tidak pernah sekali pun dapat membuat jarak. Karena aku tahu, kemampuan kami saat ini seimbang. Mungkin terlihat begitu. Jika dilihat lebih teliti lagi, aku lah yang berusaha mengimbangi permainan sehun. Dan itu sangat sulit dengan kondisi seperti ini.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang