Lose Control

2K 230 32
                                    

#Jongin's

Karena kejadian perkelahianku dengan Shinhan kemarin, mulai hari ini hingga tiga hari kedepan aku harus melakukan layanan sekolah.

Seharusnya aku tidak sendirian melakukan hukuman ini, karena seharusnya Shinhan juga melakukannya. Tapi beruntungnya keluarga anak itu terlalu kaya hingga apapun bisa didapatkannya.

Untuk pagi tadi, aku sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilah sampah dan membuangnya. Dan aku bersyukur aku masih bisa menahan sakit dikakiku.

Dijam-jam terkahir sebelum jam sekolah usai, aku harus membersihkan gudang yang benar-benar seperti rumah tua yang ditinggalkan selama puluhan tahun. Benar-benar berantakan, berdebu, gelap dan....kacau.

Tidak, bukannya aku takut. Hanya saja, gudang ini benar-benar parah. Aku bahkan tidak bisa mengatakan apapun ketika membuka pintu gudang ini dan melihat isinya. Aku benar-benar kehabisan kata-kata dan otakku langsung down.

Aku bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Meraih tumbukan lukisan yang berdebu dan dipenuhi sarang laba-laba. Aku mulai membersihkan. Berkali-kali aku harus mengkibaskan tanganku keudara untuk menjauhkan debu dan juga sarang laba-laba agar tidak mengenaiku.

Satu persatu aku mulai memindahkan dan menatanya perlahan. Aku tidak bisa bergerak cepat, meski aku ingin. Tidak perlu kujelaskan lagi bukan apa kendalanya. Bahkan aku melakukan semua pekerjaan ini dengan kakiku yang pincang.

Meski aku tidak bisa berbohong tentang rasa sakitku, tapi aku benar-benar ingin semua ini cepat selesai. Aku memindahkan semua barang ke sisi kanan dan ketika disisi kiri kosong aku mulai membersihkannya.

Brengseknya, aku harus sering terbatuk karena debu nya benar-benar keterlaluan. Ini sangat melelahkan, aku ingin istirahat sejenak tapi tidak ada tempat untuk aku istirahat didalam sini, jadi aku harus membersihkan sisi ini terlebih dahulu.

Namun getaran di sakuku membuatku berhenti.

"O, wae?".

Tanya ku saat mengangkat sambungannya.

"Eodinya?"

"Belakang sekolah". Bercakap dengan Chanyeol dan aku mulai kembali membersihkan dengan satu tanganku.

"Apa yang kau lakukan disana dijam seperti ini. Kau tidak akan pulang?".

"Mulai hari ini, pulanglah lebih dulu. Jangan menungguku". Ucapku sambil menyapu langit-langit dengan sapu.

"Ah...aku hampir lupa dengan hukumanmu. Jika aku pulang lebih dulu, lalu bagaimana denganmu? Tinggal disekolah sendirian?".

"Jangan berlebihan, aku bukan anak kecil atau seorang gadis".

"Arra. Tapi bukan itu maksudku".

Baiklah, kenapa dia terlihat kesal disana?

Aku berhenti dan berbalik saat mendengar pintu terbuka, dan aku mendapati Sehun berdiri diam disana menatap kearahku. Ada apa?

"Dengar...aku baik-baik saja, jadi jangan berpikir lebih. Jangan menungguku". Dan setelahnya, aku mengakhiri sambungan ku dengan Chanyeol begitu saja.

Dan aku berbalik untuk menatapnya. Sialnya, aku lupa dengan cara menggunakan kakiku dengan normal. Dan aku baru sadar setelah melihatnya mengernyit ketika melihatku pincang.

Aish...bodoh.

"Ah..sepertinya aku kelelahan. Kakiku benar-benar pegal". Ucapku begitu saja dengan memukul pahaku seolah merasa pegal. Semoga alibi ini berhasil dan syukurlah, aku bisa melihat nya yang kembali terlihat acuh.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang