Am I Wrong (Sudah Terbit)

By Diruna

37.7K 1.1K 45

Ini tentang tiga orang yang saling mencintai. Johan yang mencintai Airin, Airin mencintai Alvin, dan Alvin me... More

1. Aprilmop
2. Cinta Sendirian
3. Khawatir
4. like
5. Fatamorgana
6. Flashback
7.guardian angel
8. Lebih Dari Suka
9. Sebuah Pilihan
10. Kapas-kapas Putih
11. Sebuah Alsan Tersenyum
12. Deja vu
13. Mengikis
14. Cinta Sepihak
15. Hospital
16. Fate
17. Masa Lalu
18. Rain
19. V.A.G.U.E
20. Malam Minggu
22. Kupu-kupu
23. Selamat Ulang Tahun
24. Would you Be Mine
25. R.E.A.L.I.T.Y
26. Let Her Go
27. Rindu di Balik Siluet
28.Semua Sudah Tersurat
29. Goodbye
Thank's
AWAKE
34.AM I Wrong
35 Open Po

21. Look at me

898 25 0
By Diruna


Udara malam yang hening membuat Alvin melayang dan melamunkan sesuatu, setelah acara ulang taun suaminya Dewi. Alvin langsung menuju kamar Alsa untuk istirahat. Namun setelah membaringkan tubuhnya, bukan rileks yang dia dapat melainkan rasa khawatir yang dia dapat.

'kau serius telah memberinya pesan'

Helaan nafas meluncur dari kedua bibirnya. Dia ingat perkataan seseorang yang tidak sengaja bertemu dengannya tadi. Apa pesan yang dikirimnya sampai, atau apa gadis itu sudah membacanya.

' Lo tau, Noval barusan telepon harus jemput Airin. berarti Airin belum pulangkan'

' Mana gue tau, gue udah mengiriminya pesan Jo'

' Awas aja kalo Airin kenapa-kenapa!'

Apa benar perktaan Johan tadi, kenapa Airin belum pulang. Apa Airin menunggu Alvin di taman bermain, tapi tadikan hujan. Masa iya Airin rela ujan-ujanan hanya buat nunggu Alvin. Helaan nafas kembali terdengar, memikirkan ini membuat kepalanya berdenyut. Alvin meraih ponselnya.

" Apa gue telpon aja kali ya?" ucap Alvin, tangannya mencari sebuah nama di kontak ponselnya. " Ah engga, engga " Alvin menghentikan jari jempolnya saat mau menekan nama tersebut. " Tapi, kalau gue gak minta maaf si Johan bakal ngamuk-ngamuk" Alvin mengerutkan kening berusaha berpikiir lebih jernih. Alvin membiarkan jari jempolnya menekan nama yang akan dihubunginya.

" Halo Rin?"

" Iya All kenapa?"

" Gue minta maaf ya, gue gak jadi ngajak lo jalan malam ini"

" Iya gak papa"

" Tapi lo gak nunggu gue kan, tadi hujan loh?"

" Enggak ko"

" Syukurdeh, udah dulu yahh daahhhhhhh" alvin menutup teleponnya. Dan menyimpan kembali ponsel itu. hatinya sedikit tenang setelah mendengar jawaban Airin barusan.

***

" engga ko" Airin tersenyum tipis saat sambungannya terputus, menatap ponsel yang di genggamnya sekarang melihat siapa yang barusan sudah menelponnya.

Setelah tadi diseret Johan pulang. Kini Airin duduk di kursi di ruang atas, tadinya malam ini Bunda berniat untuk berbincang bersama, namun setelah melihat Airin dan Johan datang dengan basah kuyup. Bunda mengurungkan niatnya, Bunda menyuruh mereka untuk menyelesaikan apa yang terjadi dengan mereka. Bunda memang khawatir, tapi wanita paruhbaya itu cukup mengerti apa yang tengah dialami keduanya.

" Siapa yang nelepon" ucap Alvin, tangannya memegang erat teh hangat yang dibuat bunda tadi, berharap teh itu bisa menghangatkan tubuhnya juga hatinya.

" Alvin" Airin menjawab dengan santai, seakan lupa dengan apa yang telah terjadi sebelumnya.

" Hah, Alvin barusan nelpon? Dan kamu gak marah sama sekali? " Johan melepas genggamanya, merebahkan tubuhnya di kursi yang di dudukinya.

" Engga, lagian Alvin udah minta maaf ko. Harusnya kan aku yang minta maaf karena tidak tau kalo malam ini ulang tahun suaminya Mbak Dewi" Airin menopang dagunya.

" Terserah kamu ah, segitu mengertinya kamu sama dia ckckck" Johan membalikan badannya memunggungi Airin.

'jika aku yang melakukan ini, apa kamu juga akan bersikap seperti itu rin' gumam hatinya. Mata johan terpejam namun tidak dengan kesadarannya. Karena sangat sulit untuknya meredam kesakitan hatinya.

" Jo?"

"hmm ?" sebenarnya Johan enggan untuk menjawabnya, tapi dia juga tidak tega harus membiarkan Airin mematung sendirian.

" makasih ya." Ucap Airin pelan.

" hmmmmmm"

" Jo?" Airin mengeratkan jaketnya menambah kehangatan yang menyelimuti tubuh mungilnya sekarang." Kalo kamu menyukai gadis lain, kamu gak perlu minta maaf sama Shera. Dan aku juga gak maksa kamu buat bersamanya lagi" ucap Airin lagi. perktaan Airin barusan berhasil membuat Johan bangun, dan beralih keposisi semula, duduk.

" Udah telat, aku udah minta maaf " Johan membuang nafas kasar.

" Udahh, woaaaaahh anak pintar" Airin beranjak dari duduknya, lalu melangkah mendekati Johan dan duduk disamping laki-laki itu." Waktu diruang kesehatan Alvin bilang, kamu tidak pernah menyukai Shera. Kamu menyukai seseorang jauh sebelum Shera" Johan tersentak dengan kata-kata Airin, dadanya seakan berpacu lebih cepat jika mengingat siapa gadis yang Johan sukai.

Johan menatap lekat Airin, menikmati setiap inci keindahan wajah Airin. Johan tersenyum tipis. " kamu" ucap Johan pelan. ucapannya berhasil membuat Airin mengerjapkan matanya.

" Jo aku serius"

" Aku juga serius, kamu" johan menunjuk Airin, yang mematung di depannya. Suasana hening Airin juga terlihat canggung." Kamu keppo" ucap Johan lagi sambil mencubit halus pipi Airin.

Airin menghembuskan nafas pelan, " Kaget, kirain aku" ucap Airin nyengir.

' Memang kamu rin, wanita yang ku sukai itu kamu Airin Faza Febrianti. Bukan yang lain. Aku mencintai kamu meski kamu mencintainya, aku berjuang untuk kamu meski kamu berjuang untuknya meski aku gak tau siapa yang akan beruntung dalam hal ini. Aku yang akan mendapatkan kamu? Atau kamu yang akan mendapatkannya. Entahlah, yang jelas aku mencintaimu sejauh kamu mencintanya.'

" Memangnya kenapa gitu kalo seandainya aku suka sama kamu"

" Hmmm, gak bisa lah kitakan sekarang saudara" Airin nyengir dan menyenderkan kepalanya di bahu Johan. Membuat persaan Johan terbang dan jatuh secara bersamaan.

' Ya, saudara. Itulah mengapa aku memilih diam dan menyimpan rasa ini. Karena aku belum mampu merobohkan benteng yang berdiri kokoh yang berhasil menghalangi langkahku untuk memilikimu. Kita adalah saudara, saudara tidak mungkin bisa bersama dalam ikatan cinta sebagaimana pria dan wanita kan. Kenapa takdir tidak pernah memihakku, setidaknya hanya untuk memilikimu Rin'

Johan terbang kedalam lamunannya, lamunan yang menenggelamkan hatinya kedalam dasar kesakitan. Mengingat semua yang telah terjadi pada hidupnya. Johan ingin sekali marah kadang Johan juga menganggap semuanya tidak adil. Setiap perjalanan hidupnya selalu diselingi hal-hal tidak terduga. " Kamu sangat menyukai Alvin?" tanya Johan serius meski pikirannya masih melayang-layang.

" Aku juga nggak tau Jo, kemarin-kemarin aku sempat mau berhenti mengaguminya. Tapi entahlah hati ini selalu menolak. Padahal banyak dari perlakuan Alvin yang membuatku sakit. Contohnya hari ini, aku sebenarnya marah tapi marah itu hilang saat aku mendengar suaranya" Airin berbicara tenang, tatapannya kosong. Dia benar-benar mengeluarkan semua yang mengganjal di hatinya.

" Terus kapan kamu akan berhenti mencintainya?" entah keceplosan atau apa, kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Johan.

" Aku tidak akan berhenti mencintainya Jo" sontak kata-kata Airin berhasil membuat jantung Johan berhenti, hati Johan sesak seakan pasokan oksigen yang dihirupnya lenyap." Aku akan mencintainya sampai kapanpun, mungkin sampai aku merasa lelah dengan rasa yang kupunya sekarang. Atau sampai Alvin melabuhkan hatinya pada wanita lain" lanjutnya lagi, Airin mengangkat kepalanya dari pundak Johan.

' Kenapa sih Rin kamu gak pernah sekali aja lihat aku, kenapa kamu selalu lihat Alvin yang belum tentu punya perasaan yang sama. Aku tau perasaanku juga meraba kepastian sama seperti perasanmu kepadanya. Tapi nggak bisa apa, sekali saja lihat orang yang selalu di samping kamu itu aku bukan dia, ada tapi tidak terlihat itu menyakitkan Rin'

' Jo?" Airin menggerak-gerakan tangannya didepan wajah Johan. Ya, Johan melamun pikirannya terus melayang mencari hati yang selama ini dia hinggapi. Meski hati itu juga terbang mencari pasangannya sendiri. " Jo kenapa sihh dari tadi diem mulu?" ujar Airin, karen sejak Airin berbicara seperti itu Johan tidak lagi bersuara, ia hanya diam mulutnya bungkam dan tatapannya juga kosong.

" Ngga itu, gak papa aku gak papa, hanya ada yang aku pikirkan" Johan tersenyum tipis, tapi siapa sangka dibalik senyumnya yang tipis Johan juga sedang menahan sakit hatinya yang teriris.

" Ahhh, mikirin perempuan ituu yahhh? Siapa, siap? Sihh kamu gitu gak bilang bilang, aku selalu cerita sama kamu tapi kamu apa masalah perempuan aja kamu pendam sendiri"Airin mendelik melipat tangannya di depan dada, mimiknya berubah sebal.

Johan tersenyum melihat ulah gadis itu, benar-benar menggemaskan. Tingkahnya seperti anak SD yang merengek meminta sebuah permen. " Kamu mau tau?" johan tersenyum dan mengangkat kakinya dan melipatnya menghadap Airin, Airin mengangguk dengan antusias gadis itu juga melakukan hal yang sama melipat kakinya menghadap Johan, dan kini mereka berdua berhadapan.

" Perempuan itu" johan menjeda kata-katanya, menatap Airin yang antusias mendengarkan ceritanya. Matanya menatap lekat mata Airin yang berbinar sekarang. " Mempunyai mata yang indah, dia juga baik" Johan tersenyuam mengingat sikap Airin yang selalu mengajaknya ribut, bawel kalau Johan tidak mau membantunya mengerjakan tugas Fisika " Dia itu berisik dan dia itu dingin" Johan menepukkan tangannya antusias. Namun Airin diam mengerutkan dahinya aneh, membuat Johan seketika takut kalau Airin menyadari yang diceritakan Johan adalah dirinya sendiri. Johan mulai mengutuk dirinya sendiri kenapa dia begitu polos menceritakan semua ciri-ciri gadis yang aia sukai di depan orangnya. Johan bodoh, benar-benar bodoh.

" Kenapa diam" tanya Johan dengan hati-hati.

" Engga heran aja?" jawab Airin singkat, membuat Johan semakin salah tingkah takut Airin tau kalau itu dirinya. Dan reaksi Airin juga seperti itu, johan berpikir keakrabannya dengan Airin akan berakhir detik ini juga kalau Airin tau. " Heran kok kamu bisa suka sama yang dingin dan berisik sihh" lanjut Airin menggeleng – geleng kepalanya.

Johan termangu mendengar jawaban Airin, ia seakan ingin tertawa terbahak-bahak dengan yang diucapkan Airin. Bagaimana mungkin gadis itu berkata seprti itu sementara yang dingin dan berisik itu adalah dirinya sendiri. Johan tertawa dia tidak bisa menahannya lagi, membuat Airin mengerutkan dahinya tidak mengerti.

" Heh gadis bodoh, hati mana bisa nawar kalo suka. Aku juga heran sama kamu apa yang kamu suka dari Alvin?" entah angin dari mana Johan membahas Alvin, padahal Johan sama sekali tidak mau mengungkit hal yang berbau kesakitan. Airin diam Johan pun sama mereka tenggelam dalam pikiran masing-masih. Sampai Airin membuka suaranya.

" Iya juga sih, ngga ada alasan buat kita suka sama orang" Airin tersenyum, matanya berbinar. Namun Johan sadar mata indah itu hanya bisa melihat Alvin bunkan dirinya.

" Terus kenapa kamu gak nembak dia, kan kamu cowo? Kenapa malah sama Shera?"

" Dia itu seperti bintang, terlihat dekat namun tidak bisa digapai, dan juga ada benteng diantara kami yang gak bisa aku tembus atau ku robohkan" ujar Johan dalam, hatinya kembali kalut mengingat ikatan persaudaraan mereka membuat Johan tidak bisa memiliki Airin.

" Jo" Airin meraih tangan Johan dan menggenggamnya erat, membuat kekalutan hatinya sedikit terobati dengan perlakuan Airin sekarang. Airin melanjutkan kata-katanya. " Kamu nggak boleh nyerah, kamu harus selalu berjuang untuknya, kejar dan buktikan bahwa hanya kamu yang peduli padanya. Semangat!" Airin sangat Antusias bak pahlawan kemerdekaan. Airin melepaskan genggamannya dan kembali melipat tangannya di depan dada. " Tapi, siapa nama cewe itu? sekolah dimana?" Johan tidak menjawab, dia hanya tersenyum licik dan lari ke dalam kamar. Membuat Airin berteriak-teriak meminta penjelasan.

' Aku akan ikuti cara kamu. Aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu seperti kamu mencintainya. Sampai aku bernar-benar lelah atau dia telah luluh dan menjadikanmu miliknya. Aku mggak akan nyerah, aku akan selalu berjuang untukmu seperti kau berjuang untuknya. Aku akan mengerjarmu dan membuktikan bahwa hanya aku yang peduli padamu Airin'

Johan merebahkan tubuhnya, dan menutup matanya.

*    












jangan lupa vote dan comentnya yaa

Continue Reading

You'll Also Like

5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
2.2M 120K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
2.2M 79.4K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...