Am I Wrong (Sudah Terbit)

By Diruna

37.7K 1.1K 45

Ini tentang tiga orang yang saling mencintai. Johan yang mencintai Airin, Airin mencintai Alvin, dan Alvin me... More

1. Aprilmop
2. Cinta Sendirian
3. Khawatir
4. like
5. Fatamorgana
6. Flashback
7.guardian angel
8. Lebih Dari Suka
9. Sebuah Pilihan
10. Kapas-kapas Putih
11. Sebuah Alsan Tersenyum
12. Deja vu
13. Mengikis
14. Cinta Sepihak
15. Hospital
16. Fate
17. Masa Lalu
18. Rain
20. Malam Minggu
21. Look at me
22. Kupu-kupu
23. Selamat Ulang Tahun
24. Would you Be Mine
25. R.E.A.L.I.T.Y
26. Let Her Go
27. Rindu di Balik Siluet
28.Semua Sudah Tersurat
29. Goodbye
Thank's
AWAKE
34.AM I Wrong
35 Open Po

19. V.A.G.U.E

946 26 1
By Diruna


                                                                                                                         play musik Tulus_pamit

Suara musik jazz mengalun memenuhi setiap sudut ruangan, menemani kesunyian Johan yang menatap kosong jalanan di balik jendela cafe. Sebenarnya bukan cafe yang sunyi, cafe bunda selalu ramai apalagi saat jam pulang sekolah seperti ini. Hanya saja hati Johan yang sunyi, ruangnya seakan kosong tanpa panghuni. Pikirannya masih melayang pada kejadian di Ruang kesehatan dimana Alvin memegang tangan Airin erat.

" Tumben kamu duduk disini, biasanya juga di belakang" suara lembut bunda merobohkan tembok lamunan Johan. Membuat Johan tersenyum lembut kepada orang yang sangat di cintainya itu.

"Aku sedang nunggu seseorang bunda" ucap Johan singkat, sesekali Johan mengaduk kopi yang sudah di pesannya. Ah, bukan pesan lebih tepatnya dia mengambil sendiri dan membuat sendiri.

" Ohh, Bunda tau kamu nunggu siapa?" bunda tersenyum, matanya tertuju pada seorang gadis yang tersenyum kearah mereka duduk. " Bunda tinggal dulu yahh, semangat" bunda beranjak meninggalkan Johan yang kini mulai memasang raut tidak nyaman.

Gadis itu tersenyum manis, sangat manis. Dia duduk di tempat bunda barusan membuat mereka behadapan sekarang. Namun tetap saja Johan tidak bergeming bahkan hatinya flat saat gadis itu duduk di depannya.

" Gue minta maaf sama lo ra" ucap Johan dingin, membuat Shera duduk dengan tegang.

" Lo gak usah minta maaf sama gue, lo gak usah dengerin Airin" Shera tertawa ringan, hatinya sangat senang sekarang melihat Johan ada bersamanya.

" Gue minta maaf bukan karena Airin, tapi ada hal yang harus lo tau dan gue harus minta maaf karena itu" nada suara Johan tetap tidak berubah, dingin. Bahkan sangat dingin dan raut wajahnya sangatserius. Johan menyandarkan tubuhnya melipat tangannya di depan dada " Berhenti mencintai gue" ucapannya singkat namun mampu membuat Shera terperanjat.

" Jo, maksud lo apaan sih?" suara Shera bergetar tubuhnya menegang. Kata-kata Johan barusan berhasil membuatnya tidak tenang.

" Gue mau lo mengerti, bahwa kita udah put.."

" Tapi lo belum denger penjelasan gue " Shera memotong ucapan Johan saat laki-laki itu belum sempat menyelesaikan ucapannya.

" Ia, gue tau. Tapi gue sengaja ngambil alesan itu supaya gue bisa putus dari lo" Johan menarik napas panjang dan membuangnya secara perlahan. Lalu melanjutkan kata-katanya kembali " Karena gue gak mau nyakitin lo terlalu jauh"

" Tapi Jo, gue gak masalah lo sibuk sama ade lo." Suara Shera bergetar bisa di pastikan matanya berkaca-kaca.

" Tapi bukan itu yang jadi masalahnya, gue menyukai cewe lain" Shera membelalakan matanya tidak percaya, Johan melanjutkan ucapannya sebelum Shera membalas ucapannya." Gue menyukai cewe lain jauh sebelum gue suka sama lo, gue pikir gue bisa lupa sama dia saat gue sama lo tapi ternyata tidak gue malah lebih dihantui dirinya dibanding lo, dan gue pikir rasa suka gue sama lo adalah bentuk dari cinta tapi ternyata itu hanya kagum biasa karena lo adalah cewe yang kuat dan pantang menyerah" Johan meremas kedua tangannya berharap semuanya akan selesai hari ini." Bukan maksud gue nyakitin hati lo Ra, tapi lo harus tau sebelum lo terjerembab lebih jauh dalam cinta lo sendiri" kini Johan berani menatap Shera. Shera juga menatapnya, tatapannya sendu dengan Air mata yang menganak sungai di pipinya.

Kata-kata Johan seperti anak panah yang meleset dan menancap dihati Shera yang membuatnya begitu sesak. Shera tidak mampu membendung lagi kesakitannya saat tau bahwa Johan tidak benar-benar mencintainya, dari dulu. Ternyata benar kata Artur Shera terjebak dalam cinta sepihak. Shera salah mengartikan saat perhatian Johan terlihat samar seperti bentuk rasa cinta.

" Seharusnya aku sadar dari dulu, kalo kamu seperti itu hanya karena kamu kasian kan." Shera menghapus air mata yang terus mengalir membasahi pipinya," Kamu kasian sama anak koruptor yang tidak punya teman dan kesepian" nada suaranya memang parau, tapi terdengar sangat menyakitkan di telinga Johan. Johan tidak menyangka bahwa Shera akan membahas masalah itu lagi. Dulu Shera sangat terkenal karena kecantikankannya bahkan gadis itu sangat ceria, semua teman-temannya tunduk sama Shera, tidak ada yang tidak mau berteman dengannya. Semuanya dengan susah payah berusaha untuk menjadi teman dekat gadis itu. Namun saat seminggu berada di kelas sebelas semuanya berubah Shera bukan lagi gadis yang terkenal cantik, sifat cerianya berbah dingin bahkan membeku, tidak ada seorangpun yang mau berteman dengannya, teman-teman dekatnya berubah ganas dan selalu menhujatnya. Bahkan setiap pagi seakan tidak bosan sebuah telur melayang dan mendarat di bagian tubuh mungil itu, ditambah terikan anak koruptor menambah kesan sarapan pagi yang menyakitkan. Ya, ayah Shera terkena kasus penggelapan uang di bank tempatnya bekerja. Namun dari kejadian itu Johan serasa jengah melihat gadis itu menderita, dan entah kenapa Johan orang pertama yang membuat Shera kembali hidup dan ceria, hingga sekarang Johan kembali dengan meredupkan semangatnya. Johan meraih tangan Shera dan memegangnya erat, menyalurkan penyesalan yang sudah dia lakukan barusan.

" Ra, sungguh gue gak maksud buat nyakitin lo sejauh ini, gue mohon lupain masalah itu. berhenti menyendiri saat gue gak di samping lo lagi. mereka pasti udah bisa nerima lo lagi" Johan benar-benar merasa bersalah, sebenarnya laki-laki itu tidak mau melakukan ini tapi tidak mungkin juga membiarkan Shera berjuang sendirian, Johan tidak sejahat itu.

Tangis Shera sedikit terisak, membuat sebagian pelanggan cafe melihat ke arah mereka. Dan yang pasti bunda yang duduk di meja kasir terlihat cemas melihat Shera menangis. Membuat wanita paruhbaya itu berpikir apa yang sebenarnya di lakukan Johan. Shera berusaha melepaskan tangan Johan namun Johan mengeratkan genggamannya, menatap lekat Shera yang kini menangis karenanya.

" Shera," panggil Johan, namun gadis itu tertunduk menatap meja dengan Air mata yang menghiasi wajah cantiknya. " Kita putus bukan berarti lo kehilangan gue, kita masih bisa jadi teman. Gue gak akan ngusir lo kalo lo datang atau ada butuh sama gue, jadi gue mohon maafin gue dan berhenti bersikap seperti ini"

" Gue gak tau mesti ngapain " ucap Shera nadanya berubah dingin. Shera berusaha melepaskan genggaman Johan, mengabil tasnya dan beranjak meninggalkan seseorang yang telah membuatnya bodoh karena mencintainya. Bodoh karena telah datang membawa terbang dan pergi membuatnya jatuh dan terperosok kedalam jurang.

***

Alvin berhenti di depan rumah Airin, laki-laki itu mengantar Airin pulang dan ini sebagai imbalan karena Airin telah menemaninya di ruang kesehatan hari ini. Alvin sedikit malu karena terlihat lemah di depan seorang wanita. Alvin juga tidak menyangka akibat kejadian malam itu membuatnya lemah seperti tadi.

" Al makasih yah, " ucap Airin, senyumnya terpatri indah di wajahnya.

" Gue lagi yang harus bilang makasih, lo udah bantuin gue tadi." Alvin juga tersenyum, tangannya mengetuk-ngetuk helmnya tidak jelas. Alvin mulai salah tingkah.

" Santai aja lagi, kan semua orang juga akan ngelakuin hal yang sama"

" Iya gue tau. Dan sebagai imbalannya gimana kalo nanti malam kita jalan?" Alvin mulai salah tingkah sekarang. Dan Airin masih diam mencerna kata-kata Alvin barusan. " Gue gak terima penolakan. Nanti malam gue jemput jam setengah 7 di taman bermain di depan komplek" Alvin benar-benar salah tingkah , laki-laki itu dengan segera memakai helmnya dan melajukan motornya begitu saja membiarkan Airin yang masih mematung di depan rumahnya.

***

" Kamu tidak takut jatuh" suara anak laki-laki itu melengking memenuhi isi taman. Sedikit khawatir karena anak perempuan yang di dorongnya sekarang asik terbang dan melentangkan tangannya saat ayunan mulai mengayun keudara.

" Kidakkk, kan ada kamu. Kamu yang akan menangkapku jika aku jatuh" suara itu terbawa terbang oleh angin tampak samar saat didengar. Namun anak laki-laki itu tersenyum puas. Dalam hatinya anak itu bertekad bahwa sampai kapapun ia akan melindungi gadis yang sedang berusaha terbang dengan ayunannya.

Johan mengeliat, mengerjapkan matanya beberapakali berusaha sadar dari mimpinya barusan. Johan bangkit dari tidurnya pikirannya melayang kepada mimpi yang dialaminya barusan. Lebih tepatnya, kenangan masa lalu yang menjelma masuk kedalam mimpinya. " ya, samapai sekarang aku masih berusaha melindunginya. Karena aku mencintainya" Johan bermonolog dan melangkah dengan malas meninggalkan kamarnya.

Diruang tengah gelak tawa terdengar, membuat Johan semangat menuruni tangga karena hari ini dia bisa menyapa gadis yang dirindukannya,Airin. Gadis yang mendiaminya karena kesalahan bodohnya. Johan melangkah dengan antusias, namun mimiknya berubah saat Johan hanya menemukan Bunda,Noval,dan Nayla.

" Airin mana?" ucapnya kecewa, Johan menguap lalu duduk disamping bunda dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita paruhbaya itu.

" kamu baru bangun? Katanya Airin mau jalan sama Alvin, kamu gak ikut" ucap bunda, nadanya selalu lembut membuat nyaman di dengar oleh telinga. Namun kali ini Johan termenung dengan ucapan Bunda . Sadar dengan perubahan Johan bunda bertanya kembali " kenapa?"

" Engga" ucap Johan singkat." Mba Nayla sudah lama disini?" Johan tau Nayla sering main ke rumah kalau Noval sedang tidak di Rumah sakit. Tepatnya, saat mereka berdua tidak di Rumah sakit. Nayla sangat baik dengan keluarga Noval membuat Johan berpikir bahwa Noval beruntung memilih perempuan sebaik Nayla.

" Eh kata bunda, lo buat nangis anak orang?" Noval mencari jawaban dari rasa penasaran yang di simpannya daritadi. Johan menatap bunda dan menggelengkan kepalanya.

" Bundaaaaaa" Johan merajuk, sifatnya benar-benar seperti anak kecil. " Engga! itu urusan orang ganteng" Johan mendelikan matanya kepada Noval menciptakan percikan kelicikan memancing amarah Noval.

" Eh inget ya, gue yang ganteng di sini" ucap Noval tidak mau kalah, Nayla tertawa melihat kelakuan calon suaminya. Bagaimana mungkin Noval tidak mau kalah dengan anak seumuran Johan.

" Sudah-sudah kalian ini sudah besar , bagi bunda kalian berdua ganteng. Jadi sudah yahhh" akhirnya bunda menengahi, meredam emosi yang sebentar lagi memuncak. Namun semua tau itu bukan sebuah emosi kebencian, tapi emosi saat hangatnya sebuah kebersamaan. " Sekarang Johan ganti baju, dan pergi beliin bunda cake di tempat biasa. Kita makan-makan, Nayla akan menghabiskan malam minggu disini" bunda tersenyum menatap Nayla penuh kasih sayang.

***

Johan mengetuk-ngetuk jarinya di meja dengan bosan, dengan terpaksa Johan harus berada di sini, di Toko Pancake langganan bunda. Memang sudah menjadi tradisi kalau Noval tidak ada jadwal di rumah sakit Bunda selalu membeli sebuah cake untuk merayakan kebersamaan mereka. Karena setiap waktu adalah berharga dan tidak setiap waktu mereka bisa bersama. Malam ini hujan turun membuat jalanan terlihat lengang, mata johan menerawang menatap setiap buliran air hujan yang jatuh membasahi jelndela toko.

" Pasti mereka sekarang lagi bahagia " Johan berbicara sendiri, matanya belum lepas dari bulir air hujan yang menutupi jendela toko hingga membuat samar jika memandang keluar. Dengan reflek Johan menoleh saat pintu toko terbuka.

" Oyy Al ngapain lo disini?" mereka melakukan highfive, sebnaranya masih ada rasa kecewa saat Johan melihat Alvin. Pikirannya selalu tertuju pada ruang kesehatan, namun Johan tidak boleh egois, semua orang punya hak akan kebahagiannya masing-masing, apalagi Alvin adalah sahabatnya.

" Tuhh hari ini suaminya ulang tahun, gue jadi pelayannya hari ini" Alvin menunjuk Dewi yang tengah berbincang dengan pelayan toko. " Lo sendiri ngapain disini" tanya Alvin penasaran.

" Biasa di suruh bunda" Johan menunjuk tas kardus yang ada di atas meja, lalu Johan melirik jam yang menempel ditangannya." Ah, udah lama gue di sini . Gue duluaan yahh daahh" Johan pamit kepada Alvin.

" Oy hujan nihh" teriak Alvin mengingatkan.

" Gue bawa mobil" teriak Johan, langkahnya santai menuju mobil. 









jangan lupa vomentnya yaaaaaaaa

Continue Reading

You'll Also Like

30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
519K 35.7K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
717K 67.2K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
1.9M 92.2K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...