suatu saat
meninggalkanmu adalah suatu keharusan bagiku
-from(?) to deeva
-----
sinar matahari pagi menembus dari cela cela jendela kamar deeva
jam sudah menunjukan pukul 05:54
tok tok tok
suara ketukan membuat deeva terbangun dari tidurnya
tapi ia enggan untuk beranjak dari posisinya
tok tok tok
"hmm" jawab deeva masih tertidur
"DEEVAA!!" teriak laki laki itu sambil mengetok pintu kamar deeva lagi
"apaan sih" jawab deeva dengan suara habis bangun tidur
"oyy kebo, bangun! udah mau jam 6, entar telat lagi" ucap laki laki itu lagi
"lo kan sama aleya. udah ah, bentar lagi" jawab deeva
"gue hari ini sama elo, udah cepetan, entar gue juga telat" ucap daffa
"kalo lo mau duluan, ya udah sono! gue sama jason" jawab deeva
"jason hari ini gak masuk sekolah ogeb!" ucap daffa yang berhasi membangunkan deevadari posisinya
deeva berdiri sambil merapikan rambutnya dan berjalan ke arah pintu dan membuka pintu itu
"apa?! jason gak masuk?" tanya deeva
"iya, emang dia gak kasih tau lo?"
deeva menggeleng dan tatapannya berubah jadi sendu
"kok lo gak kasih tau gue sih son?!" batin deeva
"emangnya dia kemana?" tanya deeva lagi
"dia jemput nyokapnya di bandara" jawab daffa enteng
"lalu aleya?"
"udah gak usah dipikirin, lo cepetan siap siap sono" jawab daffa sambil membalikkan badan deeva dan sedikit mendorongnya setelah itu dia pergi ke kamar tamu
deeva menutup pintu dengan keras
"cihh, daffa dibilang, sekali gua? enggak!" gumam deeva kesal
"coba bilang kek kalau mau pergi" gumam deeva lagi
"tau ah! males gue mikirinnya" gumam deeva sambil berjalan ke kamar mandi
***
Deeva sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya, dan rambut yang dibiarkan tergerai bebas
ia berjalan ke arah pintu kamarnya dan keluar menuju meja makan
deeva menuruni anak tangga dan hanya melihat daffa yang sedang duduk lagi menelgon seseorang
sangking seriusnya, daffa tidak sadar bahwa deeva sudah berada di hadapannya
"udah lah, lo kan bisa pakai mobil" ucap daffa kepada seseorang yang ditelponnya
"....."
"bukan, ini gue yang minta sendiri!" ucap daffa lagi
"...."
"kok lo nyalahin dia sih?!" ucap daffa lumayan ngebentak
"..."
"iya gue tau, tapi kan-"
"sial!!" ucap daffa saat sambungan teleponnya diputuskan
"siapa daf? tanya deeva sambil mengambil selembar roti
"emm itu, te-teman gue" jawab daffa gugup
"aleya?" tanya deeva lagi
"emm,"
"udah gak apa, gue sama bang iqbal aja" ucap deeva
"lo jemput gih, kasian dia" lanjut deeva
"enggak apa dev, gue sama lo aja. lagian gue emang lagi marahan sama anak tu dari kemarin" jawab daffa
"jadi gue pelampiasan?" tanya deeva sambil tertawa
"gue sih gak bilang, lo nya aja yang nyadar" jawab daffa sambil tertawa
"bang iqbal mana?" tanya deeva
"dikamarnya" jawah daffa
"oh"
"lo nginap sampai kapan?" tanya deeva lagi
"mungkin kalo gak besok, lusa"
"bagus deh, bosan gue liat muka lo terus"
"heh, rumah gue disebelah juga, noh disamping rumah lo" jawab daffa
"oiya gue lupa. setidaknya gak liat muka lo terus, bosan gue" ucap deeva sambil tertawa
"dih ganteng gini juga, yok ah, entar telat" jawab daffa sambil menarik tangan deeva dan membawanya ke luar rumah
"cuyy, gak usah pake pegang pegang juga kali!" ucap deeva sambil menepiskan tangan daffa dari tangannya
deeva mengambil ponselnya yang berada di saku kananya yang sedari tadi bergetar
ia melihat pesan dari nomor yang tidak dikenal
085XXXXXXXXX : dasar gak tau diri!
085XXXXXXXXX : PHO!!
085XXXXXXXXX : puas lo ngancurin hubungan gue sama daffa!!
085XXXXXXXXX : gue kira lo temen yang baik dev! eh rupanya teman makan temen!
085XXXXXXXXX : miris ya hidup lo! karna gak laku, bisanya ngembat cowo orang!
085XXXXXXXXX : liat aja pembalasan gue dev!
deeva membaca pesan pesan itu dengan tatapan kosong
"dev?" panggil daffa
deeva tidak bergeming
"deeva?" panggil daffa lagi
deeva tidak menjawabnya
"DEEVAA!!" teriak daffa tepat telinga deeva
"apaa?! ngapain sih teriak di telinga gue?!" jawab deeva sambil mengelus ngelus telinganya pelan
"abisnya elo sih, gue panggil dari tadi gak nyaut nyaut!" protes daffa
deeva nampak gelagapan saat daffa menanyakan itu
"itu siapa? kok lo serius amat sih?" tanya daffa ingin mengambil ponsel deeva dari tangannya
tetapi berhasil ditepis oleh deeva
"kepo amat sih? bukan urusan lo" jawab deeva ketus
"yaudah ni" ucap daffa sambil menyodorkan helm ke deeva
deeva menerimanya dan langsung duduk di belakang daffa
daffa mengendarai motornya menuju sma harapan bangsa
---
deeva turun dari motor daffa yang sudah terpakir rapi di tempat parkiran sekolah
ia melepaskan helmnya dan memberikannya ke daffa
tidak sedikit sepasang mata yang menatap deeva dengan tatapan horor atau pun tatapan tidak suka
tetapi deeva berusaha mengabaikannya
deeva dan daffa berjalan berdampingan di koridor sekolah
"eh itu kan pacarnya kak aleya, kok dia bareng kak deeva sih?"
"eh eh liat tu si deeva, kegatelan banget ya sama pacar orang"
"lah daffa udah putus sama aleya?"
"cih gak punya malu ya si deeva, jalan sama pacar orang"
"dasar cewe jadi jadian"
dan masih banyak lagi yang mengatai deeva dengan kata kata yang menyakitkan hati deeva
karena tidak kuat menahan air matanya yang hampir jatuh, deeva berlari menuju rooftop meninggalkan daffa dengan seribu tanda tanya dibenaknya
"lah dev mau kemana?" tetiak daffa saat melihat deeva berlari menjauhi nya
"ehh, kalian semua maunya apasih?! kalian gak suka sama si deeva?! yang gak suka ngomong sama gue!!" bentak daffa ke siswa siswi yang mengatai deeva dengan tidak tidak
tidak ada yang berani menjawab pertanyaan daffa
"gak ada kan yang berani ngomong langsung! taunya ngomong di belakang aja! asal kalian semua tau ya, deeva gak seburuh apa yang kalian katain tadi!" bentak daffa lagi, setelah itu ia berlari mencari keberadaan deeva
***
disini lah deeva berada
ia duduk di kursi yang ada di rooftop dan menatap jalanan ibu kota dengan tatapan kosong
ia sudah tidak tahan lagi dengan perkataan anak anak yang memandang deeva jelek, padahal ia tidak seburk itu
deeva menangis tanpa suara
"kok gue jadi lemah gini sih?" gumam deeva sambil menghapus air matanya
untungnya deeva dan daffa berangkat lumayan awal, jadi dia masih ada waktu 20 menit sebelum bel masuk
ponselnya tiba tiba bergetar
deeva mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku kanannya dan melihat notif dari jason
'jason calling'
ia segera menghapus air matanya dan mengangkat telpon dari jason
"halo dev?" ucap jason dari sebrang sana
tidak ada jawaban dari deeva
"dev, lo marah sama gue?" tanya jason lagi
lagi lagi tidak ada jawaban dari deeva
"dev jawab dong, kan gue jadi merasa bersalah" ucap jason
"emang lo salah ogeb!" jawab deeva dengan suara habis menangis
"dev lo nangis?" tanya jason
"enggak kok, sotoy lo!" jawab deeva berbohong
"sampai kapanpun lo gak akan bisa bohongin gue dev, lo kenapa?!" tanya jason lagi
"gapapa" jawab deeva singkat
"bohong!" ucap jason lagi
"biasa, anak anak ngomong yang enggak enggak karna gue berangkat bareng daffa!" jawab deeva sambil menekankan kata daffa
"sorry ya dev, gara gara gue gak masuk, lo jadi dapat masalah" jawab jason menyesal
"lagian sih elo, gak masuk gak bilang bilang!" protes deeva
"ya sorry, gue gak mau lo jadi kepikiran. initinya, lo gak usah dengerin kata kata mereka, karna apa yang mereka semua omongin itu salah! kalo lo marah, berarti semua itu benar. mereka itu cuma iri sama lo, jadi seharusnya lo bangga dong" ucap jason
"emm son?" panggil deeva
"iya dev?" jawab jason
"aleya ngancem gue lewat pesan barusan. gue takut son, dia ngancam gue kalo dia bakal balas dendam, krna gara gara gue, hubungan dia sama daffa retak" ucap deeva ketakutan
"sialan tu cewe! pokoknya lo musti hati hati sama dia! kita gak tau selicik apa dia. pkoknya lo ha-"
"jasonnnn!!!" teriak deeva
'titt titt titt'
sambungan terputus oleh deeva
"lahh deeva?! deeva lo kenapaa?!! haloo!! halo dev?!" teriak jason kwatir dari sebrang sana
bersambung....
hayoo si deeva kenapa?:'v
sorry partnya pendek:"
eh betewe baca ya cerita kedua gue:)
judulnya :
'ayla's destiny'
baru prolog sama part 1:v
pkoknya tambahin aja dulu deh ke perpustakaan kalian:)
ceritanya gak kalah menarik sama ni cerita:)
tinggalin jejak yaa:)
rgkhlsc:)