Am I Wrong (Sudah Terbit)

By Diruna

37.7K 1.1K 45

Ini tentang tiga orang yang saling mencintai. Johan yang mencintai Airin, Airin mencintai Alvin, dan Alvin me... More

1. Aprilmop
2. Cinta Sendirian
3. Khawatir
4. like
5. Fatamorgana
7.guardian angel
8. Lebih Dari Suka
9. Sebuah Pilihan
10. Kapas-kapas Putih
11. Sebuah Alsan Tersenyum
12. Deja vu
13. Mengikis
14. Cinta Sepihak
15. Hospital
16. Fate
17. Masa Lalu
18. Rain
19. V.A.G.U.E
20. Malam Minggu
21. Look at me
22. Kupu-kupu
23. Selamat Ulang Tahun
24. Would you Be Mine
25. R.E.A.L.I.T.Y
26. Let Her Go
27. Rindu di Balik Siluet
28.Semua Sudah Tersurat
29. Goodbye
Thank's
AWAKE
34.AM I Wrong
35 Open Po

6. Flashback

1.3K 42 0
By Diruna

3 bulan yang lalu

Ini terlalu pagi buatku untuk berangkat ke sekolah baruku. Setelah Bunda memutuskan untuk memindahkanku, dari Sekolah perempun waktu itu. Alasanya, karena kedua kakak ku kesuliatan menjemputku jika mereka sibuk. Memang, jarak sekolahku yang dulu, terlalu jauh buat mereka. Jadi bunda memutuskan untuk memindahkanku ke sekolah umum.

" Kenapa kaka nganterin aku sepagi ini sih?" tanyaku, dengan menoleh kearahnya dengan sebal. Sementara yang ditanya hanya tersenyum dan fokus dengan kendaraan yang dikemudikannya.

" Kakak juga harus bekerja, kasian pasien kakak kalau harus berengkat, mengikuti dengan jam sekolah" dia menoleh kearahku lalu tersenyum. Senyum yang membuat ku selalu nyaman. Aku benar-benar bersyukur dia bisa menyayangiku sebagaimana ayah menyayangiku dulu. " terus kalau kaka pergi duluan siapa yang akan mengantarmu kesekolah? Bahkan dia tidak pulang dari semalam. Benar-benar anak tidak tau diri" Sambungnya lagi. Mimiknya kini berubah sebal, kedua kakaku memang tidak pernah akur mereka selalu berantem seperti Tom and Jary.

" Berhenti memarahinya, dia kan sudah bilang ada tugas yang tidak bisa dikerjakan dirumah" ucapku tegas.

"iya, iya, bela saja terusss!" Ia tersenyum kecut. Dan memeberhentikan mobilnya dengan kasar. Membuatku membulatkan mata, kaget. " Turun, kakak terlambat" sambungnya lagi, sesekali melirik jam yang tertempel kuat ditanganya. Aku tertegun mendengar perkataanya. Aku berpikir bahwa dia marah, karena aku selalu membela kakaku yang lain bukan dia.

" Kaka marah?" tanyaku dengan hati-hati.

" Hahah. Kenapa kamu ini ? turun sana kita sudah di depan sekolah" dia tertawa, benar. Mungkin karena ini pertama kalinya, aku sampai tidak tahu bahwa kami sudah berada di halaman sekolah.

" Dasar kau ini" aku mendengus kesal belum sempat aku membuka pintu kakak menariku kedekapannya lalu mecium keningku lembut.

"belajarlah yang benar. Buat kami semua bangga" setelah itu, dia turun dari mobil lantas membukakan pintu untuku. aku turun dan tersenyum kearahnya.

Tidak memperdulikan senyumku dia langsung kembali masuk kedalam mobil, melambaikan tangannya dan menancapkan gas membawa mobil nya keluar dari Area Sekolah. Aku menarik nafas panjang, melangkahkan kakiku mencari ruangan Kepala sekolah.

***

" Hey kembalikan buku itu" suara Johan menggema di dalam kelas. Dia berusaha keras mengambil buku tugasnya dari kedua sahabatnya, Alvin dan Nando.

" Lo mau buku ini, yang benar saja?" Alvin, kembali menyalin buku tugas Johan dengan cepat, tidakut-tidakut johan berhasil merebut kembali buku itu. Sementara Nando berusaha menahan Johan.

" SELESAI, thanks Johan" Nando yang tadi menahannya lantas melepaskan Johan, melihat Alvin sudah selesai menyalin buku tugas Johan.

Meskipun bergitu, mereka bertiga adalah sahabat yang dekat. Kedekatan mereka terkenal seantero sekolah karena ketampanannya kelebihannya masing-masing. Seperti Alvin Andera Prama laki-laki bemata sipit dengan surai yang hitam legam serta memiliki ketampanan diatas rata-rata itu, hebat dalam bermain basket, bahkan Alvin adalah ketua di teamnya. Nando Airlangga nama panjangnya seperti nama pesawat, tapi jangan salah dia terkenal playboy, dia juga pemetik gitar yang handal, saat Nando memaikan gitarnya semua perempuan akan terbuai dengan petikannya . Dan satu lagi Johan Fauzan laki-laki tampan bermata sipit dengan suara baritonnya yang kas, sedikit berbeda dengan kedua sahabatnya. Meskipun Johan suka ikut-ikutan membuat kekacauan, atau tidak jarang dengan hukuman. Johan adalah anak yang rajin, dia selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru. Dan siapa sangka kalau Johan adalah peringkat kedua di kelasnya.

" Ckkk dasar orang-orang gila" Johan berdecak sebal melihat Alvin dan Nando, dengan polos mengembalikan buku Johan setelah meminjamnya diam-diam. Membuat Johan kesal dan tidak rela, kalau mereka seenaknya menyalin tanpa mau belajar.

Saat Johan hendak kembali duduk, dia tersenyum licik dan duduk di salah satu bangku yang ditempati oleh gadis berambut pirang. Johan mengambil botol yang berada di atas bangku gadis itu, lantas meminumnya tanpa memintanya terlebih dahulu. Perempuan itu terperanjat dam membulatkan kedua bola matanya.

" hey hey Johan itu minuman gue. Kembalikan!" ucap Raniya galak. Raniya lantas berdiri, berniat merebut kembali botol minumanya.

Namun, belum sempat tangannya menyentuh botol itu, Johan dengan segera melemparkan botol itu kearah papan tulis, dan botol itu jauh tepat ditangan Nando, mereka bertiga tertawa mengejek, membuat kelas menjadi rusuh. Raniya mendengus kesal dengan cepat Raniya menghampiri Nando. Raniya kalah cepat, Botolnya kembali terlempar kearah Alvin yang berada tidak jauh dari pintu.

Alvin kurang cekatan mengambil Botol itu, hingga botol itu jatuh tepat didepan pintu kelas.Baru saja Alvin melangkah dengan niat mengambil botol itu, pintu kelas terbuka.seorang perempuan masuk. wajahnya tampak asing bagi mereka semua.

" hei awass, kau nanti jatuh " Alvin berteriak memberi tahu, supaya tidak menginjak botol itu. Sebab jika botol itu terinjak, gadis itu akan terpeleset. Namun, gadis itu terlanjur mengijak botol itu membuatnya terjengkang ke belakang, dan untungnya Alvin lebih cepat bertindak dia menarik lengan gadis itu hingga gandis itu jatuh dipangkuannya.

Alvin menatap lekat gadis itu, mereka berdua saling menatap. Namun hal itu membuat keduanya menjadi canggung. Dengan cepat Alvin melepaskan gadis itu dari pangkuannya.

***

Setelah berlama-lama diruang Kepala Sekolah, akhirnya aku diantar juga ke kelas. Aku sudah tidak sabar untuk belajar, penasaran rasanya, bagaimana sekolah, di sekolah umum. Setelah sekian lama aku di sekolahkan, di sekolah khusus perempuan. Aku diantar oleh guru muda, Namanya Bu Fanny dia adalah guru sastra dan Wali kelasku.

Kami berdua jalan beriringan, langkah Bu Fanny yang cepat membuatku sedikit tergesa-gesa mengimbangi langkahnya. Tiba-tiba Bu Fanny menghentikan langkahnya, membuat langkahku ikut terhenti.

" Permisi bu, ada apa?" aku penasaran kenapa Bu Fanny menghentikan langkahnya.

"tunggu hmmmmmmmmm" Bu Fanny menarik nafas panjang,seakan menimbang apa yang akan dikatidakannya." Dari 4 kelas bahasa, kenapa kamu memilih kelas bahasa 2" kata Bu Fanny lagi.

" Entahlah bu, saya suka dengan cara bicara ibu. Jadi saya memilih ibu untuk menjadi wali kelas saya" ucapku sopan. Aku sendri tidak tahu, kenapa Kelas Bahasa 2 yang harus aku pilih. Karena secara otomatis, saat Bu fanny memperkenalkan dirinya sebagai Wali kelas di Kelas bahasa 2, aku langsung tertarik dengan kelas itu.

" Mungkin kamu menyukai saya, tapi saya tidak tau kamu akan suka atau tidak dengan kelas yang kamu pilih" Bu Fanny kembali menghela nafas panjang. Membuatku bertanya-tanya, apa maksud dari semua perkataannya.

Aku dan Bu Fanny berdiri di depan sebuah kelas, belum sempat aku menanyakan alasan Bu Fanny bicara seperti itu, tiba-tiba aku medengar suara kegaduhan dari dalam kelas tersebut. Aku menoleh penasaran, heran rasanya mendengar kegaduhan seperti itu di sekolah tingkat SMA. Hal-hal seperti itu hanya aku temui saat SD. Sungguh, aku semakin penasaran, bagaimana rasanya bersekolah, di sekolah bukan Khusus Perempuan.

" Yang berisik itu kelas kamu, kelas Bahasa 2. Mari masuk?"

Aku tertegun dengan apa yang di ucapkannya barusan. Kelas yang gaduh itu, adalah kelas yang aku pilih, Bahasa 2. Beberapa pikiran negative muncul mengelilingi otidakku, membuat aku menarik nafas panjang ,berusaha membuang semua pikiran negatif itu. Aku melangkah mengikuti Bu Fanny baru beberapa langkah. Ponsel Bu Fanny berdering membuatnya menyuruku masuk kelas duluan.

Aku memandang pintu, yang berada tepat di depanku sekarang, perlahan ku putar kenop pintu itu dan masuk kedalam kelas. Baru beberapa langkah dari pintu.

" heii.. awas nanti kau jatuh" seseorang berteriak, namun belum sempat aku menoleh kakiku menginjak sesuatu membuat ku terjengkang kebelakang.

Belum sempat tubuhku menyentuh lantai, seseorang menarik tanganku, hingga aku jatuh dipangkuannya. Matidaku mengerjap beberapa kali, saat mata kami bertemu, saling memandang. Detidak jantungku meningkat, berdetidak lebih cepat dari biasanya. Dengan cepat dia melepaskan ku dari pangkuannya.

" bodoh! Tadi gue bilang awas-awas!,untung lo ngga jatuh " laki-laki itu memandangiku kesal, tangannya berlipat di dada.

" kamu ini kenapa? Mana aku tau, aku akan jatuh tadi!" aku pun menatapnya sebal, membuat mimiknya terlihat semakin kesal sekarang.

"kau....." belum sempat dia melanjutkan kata-katanya. Bu Fanny masuk ke dalam kelas, dan melerai pedebatan kami. Membuat semua murid yang menyadari kehadiran Bu Fanny, kembali duduk di bangkunya masing-masing.

" Ada apa ini? Semuanya duduk di bangku kalian masing-masing. Ibu akan memeprkenalkan, teman baru kalian. Alvin duduk sana jangan membuat kekacauan terus." Bu Fanny tegas sekali sekarang.

Ternyata laki-laki ini yang selalu membuat kekacauan, membuat sifat Bu Fanny yang lembut menjadi tegas seperti itu. Aku mengarahkan pandanganku kesetiap penjuru kelas matidaku tertuju pada seseorang disamping laki-laki yang bernama Alvin tadi. Matidaku menatapnya jengah .ah, aku satu kelas dengannya.

" Airin perkenalkan nama kamu kepada mereka" Bu Fanny terseyum ramah.membuatku mengangguk dengan sopan.

" Haiii semuanya. Perkenalkan namaku Airin Faza Febrianti pindahan dari Pelita Putri" belum sempat aku menjelaskan semuanya seseorang memotong perkataanku.

" Sekolah khusus permpuan ya?" tanya gadis berambut pirang, yang berada di depan bangku Alvin.

" Eengg yah"ucapku tersenyum.

" Alasan kamu pidah kesini?" Tanya Bu Fanny dengan tangan yang berlipat di dada.

" Alasan aku pindah kesini karena Pelita Putri jaraknya cukup jauh. Itu membuat orang yang menjemputku sedikit kerepotan" paparku dengan sedikit malu.

" Bilang saja kalau kau manja" kata Alvin menatapku tidak suka.

" Emang, dia manja. Manja sekali ckckckck" lelaki disamping Alvin mulai menarik perhatianku. Membutku menatapnya tajam.

"Alvin, Johan diam. tidak ada yang menyuruh kalian untuk bersuara." Bu Fanny mendelik. Terlihat sekali mimik tidak sukanya Bu Fanny, terhadap mereka . " Baiklah kamu boleh duduk di samping Raniya" sambungnya lagi.

Aku melangkahkan kakiku menuju bangku yang dimaksud Bu Fanny, tatapanku tertuju pada laki-laki yang menyebalkan bernama Alvin itu. Aku tidak tahu, apa yang terjadi denganku. Melihatnya membuat jantungku berdebar. 

Continue Reading

You'll Also Like

30.4M 1.9M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...
3.2M 150K 61
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
11.6M 728K 55
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
5.9M 472K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...