Am I Wrong (Sudah Terbit)

By Diruna

37.7K 1.1K 45

Ini tentang tiga orang yang saling mencintai. Johan yang mencintai Airin, Airin mencintai Alvin, dan Alvin me... More

1. Aprilmop
2. Cinta Sendirian
4. like
5. Fatamorgana
6. Flashback
7.guardian angel
8. Lebih Dari Suka
9. Sebuah Pilihan
10. Kapas-kapas Putih
11. Sebuah Alsan Tersenyum
12. Deja vu
13. Mengikis
14. Cinta Sepihak
15. Hospital
16. Fate
17. Masa Lalu
18. Rain
19. V.A.G.U.E
20. Malam Minggu
21. Look at me
22. Kupu-kupu
23. Selamat Ulang Tahun
24. Would you Be Mine
25. R.E.A.L.I.T.Y
26. Let Her Go
27. Rindu di Balik Siluet
28.Semua Sudah Tersurat
29. Goodbye
Thank's
AWAKE
34.AM I Wrong
35 Open Po

3. Khawatir

1.4K 57 0
By Diruna

Pelajaran sudah hampir berakhir, namun Airin masih belum kembali kekelasnya, Johan menatap bangku Airin cemas, Berharap tidak terjadi apa-apa.

From :Johan

To : Raniya

Gimana keadaan Airin sekarang? Dia baik-baik saja kan?

Johan menyimpan kembali ponselnya, berharap Alvin tidak melihat pesan yang ditulisnya . Raniya memegang saku roknya terasa ada yang bergetar disana, lalu ia merogohnya membuka pesan yang membuat ponselnya bergetar barusan, Rania membuang nafas kasar. Ia melihat Johan menatapnya penuh haraf, ia kembali fokus kepada ponselnya membalas pesan yang telah Raniya terima dari Johan.

From : Raniya

To : Johan

Sorry Jo tadi gue disuruh guru keruang Osis jadi belum sempat liat keadaan Airin, sekarang juga kayaknya gue gak bisa nemuin Airin gue buru-buru ada urusan.

Dengan cepat Johan membuka ponselnya setelah bergetar barusan, Johan berharap mendapatkan informasi tentang keadaan Airin sekarang. Namun hasilnya nihil, Raniya tidak mengetahui keadaan Airin, Johan mendengus kesal jarinya memijat keningnya secara perlahan, berharap kecemasannya terhadap Airin akan mereda. Johan hanya menatap kosong apapun yang ada dihadapannya, hal itu membuat Alvin dan Nando aneh melihat tingkahnya saat ini. Namun mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa, karena masih ada guru yang mengajar, jadi mereka lebih memilih diam. Menunggu bel pulang berbunyi.

" Baiklah anak-anak kita sudahi pelajaran hari ini, jangan lupa tugasnya dikerjakan" Guru itupun melangkah meninggalkan kelas, membuat anak-anak kembali berkicau ria melepaskan penat setelah seharian belajar.

" Lo aneh dari tadi, kenapa?" tanya Alvin mengernyitkan dahinya.

" Gue gak papa, kalian berdua duluan aja gue kekamar mandi dulu " Johan segera beranjak meninggalkan Alvin dan Nando, membuat keduanya menatap johan aneh.

Johan berjalan santai menuju UKS berharap Airin tidak apa-apa. Ya, Johan bohong, dia tidak kekmar mandi, melainkan pergi menemui Airin. Johan membuka pintu UKS sangat hati-hati takut membuat Airin, atau siapapun yang ada di dalam merasa tenganggu. Namun , tidak ada Airin , tidak ada siapapun disana. Johan meninggikan suaranya memanggil Airin dan memasuki setiap kamar yang ada di UKS, kosong.

" Hmm, mungkin dia sudah dijemput Noval" ucap Johan meredakan kecemasannya, ia kembali melangkahkan kaki menginggalkan UKS beharap bahwa Airin memang sudah dijemput Noval. Setelah sampai di parkiran Johan mempercepat langkahnya saat melihat Alvin menatapnya tidak bersahabat.

" Sorry gue lama " ucap Johan santai.

" Ya udah yu cabut, bosen gue lama-lama disini" jawab Alvin ketus, dan Nando hanya mendengarkan perintah dan mengenakan helmnya sekarang.

Johan pun menaiki motornya, memakai helm. Namun saat ia berniat untuk menyalakan motor, ponselnya bergetar.

" Halo val? " sapa Johan, penasaran.

" Lo pulang bareng sama Airin ya, Gue gak bisa jemput hari ini, ada urusan. " jawab Noval disebrang sana.

Johan tersehenyak, saat mendengar Noval, bahwa Airin belum pulang. Johan diam, menatap sekeliling, lalu Johan mengambil kuncinya kembali dan turun dari motornya.

" Lo pada duluan aja, Gue ada urusan penting" tanpa menatap dan mendengar sangkalan Alvin dan Nando, Johan berlari meninggalkan, seakan tidak peduli, apa asumsi mereka sekarang terhadapnya. Yang ada dipikiran Johan sekrang adalah Airin, Johan berlari kembali ke UKS dan membuka pintu dengan kasar. Membuat guru kesehatan yang ada di UKS kaget karena kedatangannya.

"Permis bu, Apa Airin sudah pulang? " Johan terengah, larinya tadi cukup menguras tenaga.

"Airin, tidak ada Airin disini. " Guru kesehatan itu mengernyitkan dahinya heran.

" Tapi bu, Bukanya Airin tadi masuk UKS, dia seharian tidak berada di kelas? " ucap Johan yang mulai kembali khawatir.

" Bener Jo, Ibu piket seharian disini. Gak ada Airin tuh. " ucap Guru kesehatan, melanjutkan pekerjaannya kembali.

Johan keluar dari ruang UKS dengan raut kecewa, Ia menyandarkan badannya mengurut keningnya perlahan. Memaki dirinya sendiri, karena tidak bisa membela Airin di depan semua orang, tidak bisa menjaga Airin dengan baik, Johan merasa tidak berguna sekarang.

" Mas temennya mana? Belum pulang? "Mang Edi menepuk pundak Johan, membuatnya kaget.

"ohh engga Mang, Aku lagi cari Airin "jawab Johan, dengan rautnya yang masih belum berubah, kecewa.

" Memangnya Neng Airin belum turun juga? "

"turun dari mana Mang, Emanya Mang Edi lihat Airin.? " Tanya John antusias.

"Neng Airin tadi nangis, katanya abis latihan drama. Dia naik keatas kayaknya atap sekolah mas. " jawab Mang Edi yakin.

Tanpa berpikir panjang, Johan berlari meninggalkan Mang Edi yang masih berniat untuk melanjutkan ceritanya. Berlari kearah rooftop tanpa peduli berapa banyak anak tangga yang harus dia pijaki, pintu rooftop terbuka. Johan mempercepat jalanya, ia menatap langit berusaha mengumpulkan oksigen sebanyak-banyaknya mengatur detak jantunya dengan nafas yang masih terengah-engah. Namun, jantungnya kembali berpacu saat Johan melihat seseorang tegeletak dengan jarak beberapa meter dari hadapannya. Johan langsung berlari menghampirinya.

" Airin!" teriak Johan kaget, bagaimana tidak. Seseorang yang sangat dikhawatirkannya dari tadi tergeletak tidak sadarkan diri dengan pakaian yang basah.

Johan terus berusaha membangunkan Airin, namun Airin tetap tidak bergeming, Johan semakin khawatir. segera mengangkat Airin membawanya pergi dari tempat itu, baru beberapa langkah Johan melihat lutut Airin berdarah, Johan berjalan cepat menyusuri anak tangga berharap Airin akan segera mendapatkan pertolongan. Saat semua anak tangga telah ia lewati kini Johan membenarkan posisi Airin yang berada dalam pangkuannya, Johan berlari kembali tanpa memikirkan beban yang dipikulnya sekarang. Ia langsung menuju UKS membuka pintunya dengan kasar. Dengan segera merebahkan Airin dikasur, Johan mulai kebingungan karena sekolah sudah tampak sepi, dan Guru kesehatan sudah tidak ada disana. Johan sangat jarang masuk ke ruangan itu, maka dari itu dia tidak tau dimana letak obat-obatan itu berada, Johan sibuk membuka satu persatu lemari yang ada diruangan tersebut bermaksud mencari obat luka. Tiba-tiba ponselnya bergetar kembali membuat kegiatannya terhenti

" Lo dimana, Kok gue duluan yang nyampe rumah? " tanya Noval disebrang sana. Johan tertegun ternyata Noval sudah berada di rumah.

"gue, gue pulang sekarang. Ada sedikit masalah dengan Airin" Johan langsung menutup ponselnya.

Johan jujur dengan keadaan Airin sekarang karena bagaimanapun Noval yang akan membuat Airin sadar, Johan kembali mengangkat Airin. Ia meminta bantuan satpam untuk mencarikan taxi untuknya dan Airin, dengan keadaan Airin seperti ini tidak mungkin Airin akan dibawa pulang dengan motornya.

***

" Bunda anak sialan itu menutup telponku lagi" Noval mendengus, menatap kesal ponselnya.

" sudahlah itu sudah biasakan, kalian bisa tidak akur sehari saja, jangan berantem mulu" bunda mulai menasehati Noval, tanganya lihai membuat teh hangat buat anak sulungnya.

"tapi bun, sudahlah lupakan" gerutu Noval. Meski perkataan Johan tidak jelas dan terkesan buru-buru. Tapi, Noval mendengar Johan berkata bahwa ada sesuatu dengan Airin.

" Val bagaaimanaa pekerjaan mu hari ini.?" Tanya bunda lembut, dengan menyimpan teh hangat buatannya di depan Noval.

" begitulah bun, tetap sama tidak ada yang sepesial. Apa lagi tadi siang hujan " ucap Noval seraya menyeruput Teh hangat buatan bunda

" memangnya kenapa kalau hari ini hujan deras? Sepinya berlipat " bunda terkekeh mengejek . melihat anaknya yang sampai saat ini belum bisa menaklukan tambatan hatinya.

" Bunda itt...." Belum sempat Noval melanjutkan bicaranya tiba-tiba suara keras menghantam pintu depan. Tanpa pikir panjang mereka beranjak, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Bunda kaget, dan langsung berlari menghampiri Johan saat melihat Johan setengah duduk, menahan Airin supaya tidak lepas dari pangkuannya. Begitu juga Noval, dia langsung mengambil alih posisi Johan dan membawa Airin kekamarnya. Setelah membaringkan Airin ditempat tidur, Noval langsung menyuruh bunda untuk mengganti baju Airin yang basah, dan bergegas kekamarnya untuk mengambil alat kesehatan. Sementara Johan hanya menatap nanar pintu kamar Airin, ia kacau sekarang rasa bersalah merengkuhnya erat. Dengan tidak sadar sandarannya di tembok mulai merosot , kini Johan hanya bisa tertunduk lesu tanpa bisa berbuat apa-apa. Sampai sebuah tangan, menepuk bahunya lembut.

" Sudahlah tidak usah khawatir, Noval sedang mengananinya sekarang" Bunda tersenyum lembut, memberi ketenangan tersendiri bagi siapapun yang melihatnya.

"Noval sudah selesai Bunda?" Tanya Johan dengan suara parau.

" Ayo kita masuk kita lihat keadaan Airin sekarang" Bunda menganggu, mengajak Johan masuk ke kamar Airin.

" Apa Airin sudah sadar?" bunda berjalan menghampiri Airin yang sedang tersenyum tulus kepadanya. Sementara Johan berdiri tegang dibelakang Noval.

" Dia tidak apa-apa bunda, hanya masuk angin. Lututnya juga baik-baik saja hanya luka kecil. Tadi juga dia bukan pingsan dia itu tidur" ucap Noval sebal.

"hahhhh tidur, dasar kau aku hampir dibuat gila dengan kelakuanmu" Johan mendengus. Tangannya berdecak pinggang. Setelah berusaha membuat jantungnya tetap biasa saja saat melihat Airin seperti itu, ternyata Airin hanya tidur bukan pingsan. Namun meski begitu, Johan lega tidak terjadi sesuatu dengan Airin.

" Tapi kenapa baju kamu basah nak.?" Tanya bunda khawatir.

" jadi tadi itu aku main di rooftop sekolah, aku tertidur disana tiba-tiba hujannya deras banget, aku lari terus jatuh. Karena aku gak bisa jalan kebawah jadi aku diam diatas nunggin johan, dan ternyata aku ketiduran, hehe" papar Airin. Bunda dan Noval mengangguk paham dan ber-oh ria. Sedangkan Johan tersenyum kecut, Johan jelas tahu Airin berbohong.

" Benar begitu Johan?" tanya bunda sedikit meyakinkan.

" iya bun, tadi Jo menemukan Airin diroooftop. Dasar menyebalkan" ucap Johan, rautnya masih dengan raut kekesalan saat melihat Airin.

" Enak saja lo menyebutnya menyebalkan, lo yang menyebalkan! Awas saja kalau Airin kenapa-napa lo gue cincang" seperti biasa, saat mereka bersama selalu ada bahan bicara dan berdebat. " Sudahlah bunda aku pamit kerumah sakit sekarang" Noval pun membereskan alat kesehatannya, mencium tangan bunda dan tidak lupa mengecup singkat kening Airin. Noval memang selalu seperti itu, meskipun sekarang sudah menjadi seorang Dokter, ia tidak melupakan keluarganya. Apalagi setelah ayahnya meninggal itu semua menjadi tanggung jawab Noval sebagai Kepala keluarga di keluarga ini.


Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 166K 62
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
6.1M 478K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
13.3M 1.1M 81
β™  𝘼 π™ˆπ˜Όπ™π™„π˜Ό π™π™Šπ™ˆπ˜Όπ™‰π˜Ύπ™€ β™  "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
556K 37.8K 41
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...