Ritirarsi Per Amore [COMPLETE...

By eliciaaprilia

46.2K 4.2K 1.5K

#908 in teenfiction [05.03.18] [ COMPLETED ] Mau diibaratkan apa kisah ini? Ini bukan kisah cinta sempurna ya... More

Prolog
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11(a)
11(b)
12
13
14(a)
-main cast-
14(b)
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
24
perubahan judul?
26
27
28
29
30
32
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
MAAF~
47
48
49
50
51
52
53 (ending?)
54. Last part
55. Epilog
-instagram-
EXTRA PART
RPA 2 (SEQUEL)!!
PENGUMUMAN PENTING!

3

1.1K 109 6
By eliciaaprilia

Sekuat apa pun sesorang berusaha tegar dan kuat, orang itu seketika akan rapuh jika di depan orang yang dia sayangi.

---

"Dev bangun, dasar kebo!"
Seru seseorang sambil mengoyang-goyangkan tubuh Deeva.

"Lima menit," jawab Deeva pelan dengan suara khas orang baru bangun tidur.

Deeva belum sadar siapa orang yang telah membangunkannya itu.

"WOI KEBO!" teriak orang itu lagi tepat di samping telinga Deeva.

Reflek tangan Deeva menutup telinganya yang terasa berdenyut-denyut. Dan sedetik itu ia membukakan matanya dengan tatapan tajam.

"BISA GAK SIH KALAU BA-"
Ucapan Deeva terpotong dan tergantikan dengan tatapan tak percaya.

"NGAPAIN LO DI KAMAR GUE BEGO!" teriak Deeva sambil memukul wajah Daffa dengan bantal.

"Santai dong!" gerutu Daffa sambil mengambil bantal yang ada di tangan Deeva.

"Gue mau berangket bareng lo," lanjut Daffa.

"Gue gak mau." Deeva memalingkan mukanya berpura-pura merajuk.

"Harus! Cepetan mandi! gue tunggu di bawah," balas Daffa lalu beranjak ingin keluar kamar Deeva.

"Dih, dateng-dateng ke kamar orang, nyuruh nyuruh lagi."

"Bacot ah lu Dev, cepetan entar telat!" teriak daffa dari luar kamar Deeva.

"Gak jelas. Untung sayang."

"Eh? Apaan sih gue!"

---

Deeva sudah siap dengan seragam sekolahnya, ramhutnya di kucir dan deeva sama sekali tidak menyentuh yang namanya make up.

Deeva menyambar tas hitamnya lalu beranjak dari kamarnya menuruni anak tangga dan menuju lantai satu, tempat dimana Daffa sudah menunggunya bersama mama dan papanya.

"Akhirnya kamu selesai juga siap siapnya, nih kasian Daffa udah nunggu lama tau,"ucap mamanya Deeva.

"Udah biasa kok tante, Deeva emang gitu orangnya," jawab Daffa dengan nada mengejek.

Daffa dan orang tua Deeva bisa dibilang sangat akrab, karena papanya Deeva dan papanya Daffa mempunyai perusahaan bersama.

"Bacot lu daf!" ucap Deeva dengan tampang kelas.

"Gak baik tau marah marah pagi pagi, entar cepat tua," ejek Daffa lagi.

"Bodo Daf bodo! Ah kesel gue."

"Tan, kok anak tante gak mirip tante ya? tante orangnya halus,baik hati dan tidak sombong. kok anaknya kebalikannya ya?" tanya daffa dengan wajah yang berpura-pura serius.

"apa lo bilang! Lo bilang gue galak?!oke awas lo Daf! gak ada minta jawaban matematika lagi, gak mau gue!" jawab Deeva.

"Yaelah becanda kali."

"Gak terima."

"Dev," ucap Daffa dengan nada membujuk.

Tidak ada jawaban dari Deeva.

"Deeva!" panggil Daffa lagi.

Lagi dan lagi Deeva tidak menyaut.

"Yaudah."

"Lah? kok lo yang jadi marah? kan gue yang marah!" ucap Deeva kesal.

"Lo sih!"

"Apa?! kan lo duluan yang mulai!"

"Udah ah mending kalian berangkat, entar telat loh," ucap papanya Deeva memperingati.

"Eh iya om, jadi lupa nih gara-gara Deeva. Malo gitu Daffa sama Deeva pamit ya om," ucap Daffa sambil menyalim tangan papanya Deeva.

"Pa,ma, Deeva berangkat ya," ujar Deeva sambil menyalim tangan kedua orang tuanya juga.

"Tante, berangkat dulu ya tan," pamit Daffa.

"Iya kalian hati hati ya, jangan ngebut ngebut dijalan, jang-"

"Iya ma, berangkat dulu ya."

---

"Yah, gerbangnya udah ketutup lagi," ucap Daffa sambil mengusap wajahnya pasrah.

"Lo sih!" Jawab Deeva.

"Lah? kok gue? kan elo! Lo bangun aja jam berapa!" balas Daffa tak mau kalah.

"Eh kalo bukan karna lo tadi pagi minta ribut sama gue, pasti gak akan telat juga kali!" jawab Deeva lagi.

"Deeva anancia, yang ada lo yang salah," ucap Daffa penuh tekanan.

"Daffa fanando, yang ada lo yang salah!" balas Deeva meniru ucapan Daffa.

"Lo!"

"Lo!"

"Lo anjir!"

"Lo kampret!"

"Eh eh Daf, itu Yudi kan? murid yang sering buat onar, kok dia ngeliat kita gitu sih?" bisik Deeva.

Daffa sedikit terkejut dengan kehadiran laki-laki itu. Dengan pandai ia senbunyikan rasa terkejut itu dari Deeva.
"Lo takut?" tanya Daffa meremehkan.

"Ya bukan gitu, muka dia serem gimana gue ga takut!" jawab Deeva.

"Iya juga sih, dih gila seramnya melebihi valak," jawab Daffa sambil menggeleng gelengkan kepalanya berpura-pura tidak mengenali sosok seorang Yudi.

"Lah? kok lo yang takut, kan harusnya gue yang takut, lo kan sama-sama cowok!" Balas Deeva sambil menoel bahu Daffa.

Daffa hanya menyengir khasnya.

"Daf, dia kok maju sih?" ucap Deeva gugup.

"Daf, dia makin dekat," ucap Deeva lagi sambil berjalan mundur karena tatapan Yudi yang sangat menusuk kepadanya.

"Daf gue takut," bisik Deeva sambil bersembunyi di belakang Daffa.

"Hai cewek, cantik juga lo," ucap murid yang bernama Yudi itu.

Tampangnya memang seperti badboy, baju kotor, gak rapi, rambut berantakan, tapi anehnya dia ganteng. Tapi itu tidak berlaku untuk Deeva.

Tanpa Deeva ketahui, Yudi semakin dekat dengannya, reflek Deeva pun berjalan mundur.

"Jauh-jauh dari gue!" ucap Deeva dengan nada ketakutan.

"Gue hanya mau kenalan sama lo aja," ucap Yudi sambil meletakan tangannya di pundak Deeva

"Lo gak usah cari gara-gara lagi deh," ucap Daffa santai tanpa emosi sedikit pun.

"Urusan lo apa?" tanya Yudi meremeh kan.

"Urusan dia ya urusan gue juga, kalau lo ganggu dia berarti lo sama aja ganggu gue!" jawab Daffa mulai serius.

"Tapi sayangnya gue hanya tertarik sama dia bukan sama lo, banci!" ucap Yudi memanacing emosi Daffa.

"Sorry gue ga suka main fisik sama orang kayak lo," jawab Daffa tersenyum sinis.

"Lo nya aja banci! gimaja bisa ngelindungin cewek cantik kayak dia?" Yudi semakin gencar untuk memancing emosi Daffa.

"Malau lo sebut gue banci, lalu kata apa yang pas buat lo? anjing? bangsat? brengsek? bajingan? uu banyak ya kata yang cocok buat lo," jawab Daffa dengan nada mengejek.

"Gue hanya mau pinjam cewem yang disamping lo sebentar aja brengsek!" ucap Yudi sambil menarik kerah Daffa.

"Lo bukan pinjam tapi ngerusak anjing! yang namanya pinjam itu ga ada lecet sedikit pun! tapi gue gak yakin kalau dia sama lo, dia akan aman-aman aja!" bantah Daffa sambil menepis  tangan yudi kasar.

Yudi tersenyum meremehkan.
Yudi membalikkan badannya menghadap Deeva. Deeva yang masik kaget, dia hanya bisa diam ketakutan melihat kedua bola mata yang sedang menatapnya dengan tajam.

Yudi mendekat satu langkah ke Deeva yang mengakibatkan jarak diantara mereka menipis, ia mengelus pipi Deeva dengan senyum sinis.

Deeva hanya bisa diam tak berani bergeram sedikit pun.

Reflek Daffa yang melihat itu langsung meninju pipi Yudi.
"Brengsek banget lo! sini kalo berani sama gue, jangan sama cewek dasar pengecut!" ucap Daffa dengan emosi.

"Lo mudah kepancing emosi juga rupanya ya?" jasab Yudi sambil mengelap darahnya kasar.

"Lo yang nyolot anjing!" ucap Daffa sambil menendang perut Yudi tanpa ampun.

"Lo nyentuh dia sekali lagi, lo bakal berurusan sama gue!" ucap Daffa penuh tekanan.

Deeva yang mendengarnya itu pun merinding, ia tidak tau harus melakukan apa. ditambah Daffa yang sudah marah seperti itu, siapa yang bisa menenangkannya kalo Daffa udah marah seperti itu? Tidak ada.

"Selow bro," jawab Yudi sambil meninju tepat di samping bibir Daffa.

Daffa mengelap darah yang sudah keluar di samping bibirnya dengan tangan dan langsung membalasnya itu dengan tinjuan tepat di dekat bibir Yudi.

"Udahh!!" teriak Deeva mencoba meleraikan, tetapi mereka tidak menanggapinya.

"Udah stop atau gue panggil satpam!" teriak Deeva lagi mencoba meleraikan.

Keduanya langsung menghentikan gerakan menyerang mereka.

Satu tinjuan terakhir berhasil mendarat di pipu Daffa.
"Liat aja Daf apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Yudi meninggalkan Daffa yang mukanya sudah babak belur.

"Pengecut lo!" balas Daffa sambil teriak.

"Udah Daf, gak usah dilanjutin!" ucap Deeva.

"Lo gak papa kan?" tanya Deeva sambil membantu Daffa berdiri.

"Gak, gue gak papa, cuman luka kecil doangN" jawab Daffa enteng.

"Luka kecil lo bilang? muka lo udah babak belur gini. Udah jelek tambah jelek lagi!"ujar Deeva.

"Gue gak papa Dev."

"Kita ke uks sekarang, lumayan bisa buat alasan buat kita bisa masuk sekolah."

---

"Aghh! pelan pelan Dev!" protes Daffa kesakitan.

"Iya ini udah pelan kali, lo sih pake acara berantem segala."

"Dih, bukannya bilang makasih malah diomelinn, dasar cewek!" gerutu Daffa lagi.

"Emang gue ada minta lo berantem gitu?" tanya Deeva acuh tak acuh.

"Eh kalo gue gak pukul dia tadi, lo mau jadi apa disitu? dicium sama orang gak jelas gitu, kehilangan ciuman pertama baru tau lo!" ucap Daffa kelas.

"Iya deh iya, makasih Daffa! lo cemburu bilang," jawab Deeva tak tau malu.

"Ya gak lah! Yakali gue cemburu sama lo," jawab Daffa kelewatan jujur.

"Oh."

"Kan orang tua lo yang nitip lo ke gue, yang ada entar gue yang kena marah kalo sampe lo kenapa napa," jelas Daffa akhirnya.

"Iya gue tau," jawab Deeva seadanya.

"Nah gitu dong- aghh pelan pelan Deevaa!!"ucap Daffa sambil berteriak kesakitan saat Deeva sengaja menekan alkohol ke luka nya.

"Hahaha rasain lo makanya gak usah banyak bacot jadi orang!" jawab Deeva sambil ketawa terbahak bahak.

"Dasar kejam!" gerutu Daffa

"Gue denger!"

---

"Lah baru datang lo berdua untung Bu Sarah masih sakit. Eh tato lo keren Daf," ucap David enteng.

"Goblok! Itu luka bego!" Jawab Vanya sambil menoyor kepala David.

"Daffa kenapa Dev?" tanya Vanya.

"Biasa," jawab Deeva tak berniat memberi tahu.

"Lo berdua utang penjelasan sama kami!" protes Vanya.

"Lo cocok deh sama David, Van. Sama-sama kepo. Kayak cewek deh!" ucap Daffa.

"Iya deh iya terserah lo anjir," jawab David kesal.

---

"Sev?" panggil Daffa dari belakang bangku Deeva.

"Hm," jawab Deeva seadanya.

"Dev?" panggil Daffa lagi.

"Hm?"

"Dev!"

"Apaan sih Daf? lo kalo manggil orang bisa gak sih sekali aja manggilnya!" omel Deeva.

"Hehe, abisnya gue panas dingin tau Dev," jawab Daffa.

"Yaelah lo perasaan ac di kelas udah nayala lah, kok lo kepanasan sih?" Tanya Deeva heran.

"Dev, lo pintar pintar o-on tau gak!" balas Daffa kesal.

"Hahaha, Daf mana ada namanya pintar pintar o-on, lo dapat kata itu dari mana coba!" Deeva tertawa kecil.

"Gak lucu tau gak!" ucap Daffa datar.

"Menurut gue lucu!" jawab deeva tak mau kalah.

"Tapi gue enggak!" Balas Daffa tetap pada pendirian.

"Anjir kalian berdua kesambet apa dari tadi besakat mulu?" David angkat bicara.

"Bacot lo!" jawab Deeva dan Daffa bersamaan.

"Cie jodoh!" David terbahak bahak mendengar jawaban dari Daffa dan Deeva.

"Dari pada gue ngomong sama kalian yang gak befaedah sama sekali, mendingan gue samperin Aleya, bye!" ucap Daffa sambil berjalan keluar kelas.

Daffa tidak tahu ada hati yang rapuh saat mendengar kata kara yang keluar dari mulut Daffa.

Vanya menggenggam tangan Deeva erat-erat seakan memberi kekuatan untuk Deeva. Vanya tau saat ini Deeva sedang terluka.

bersambung...

vote and comment nya jangan lupa

lanjutt??

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 215K 54
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
5M 212K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
426K 49.8K 33
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
537K 29.7K 74
The endβœ“ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] β€’β€’β€’ Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...