HILANG [ bamlis ] ✔

By billoxx

52.1K 6K 748

[ FINISH] ;unedit Ketika yang hilang kembali mencari jalan pulang. "Ini tidak seindah yang kalian inginkan"... More

Pemberitahuan
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Cast
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
+instagram+
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44 [END]
[Special Chapter] Jinyoung's Problem
[Special Chapter] Give in

Chapter 31

791 91 31
By billoxx

Takut panjang banget:(
sediain cemilan aja wk
Atau kresek, siapa tau mual baca ceritanya WUEHEHEE.



Lisa sudah memutuskan. Ini sudah masuk minggu kedua hubungannya yang semakin tak jelas dengan Bambam.

Sudah ada tiga kertas peringatan dari Mina. Cukup sudah orang sekitarnya terkena imbas perihal hubungannya dengam Bambam.

Dengan segera ia menelepon pria yang dimaksud.

"Bam..."

"Aku sibuk, Lis. Maaf."

"Kita ketemu siang ini jam 1 di kedai kopi dekat kampus. Aku mohon."

"Jangan lama tapinya, Lis."

"Iya. Janji."

Setelah ia selesai menghubunginya langsung ia melempar pelan ponselnya ke kasurnya. Lisa merebahkan tubuhnya. Memikirkan banyak hal tentang Bambam.

Bambam kembali seperti waktu itu. Lebih mementingkan Mina dan berakhir memilih berbohong lagi, pikirnya.

"Percuma udah baikkan sampai cium. Akhirnya balik juga sama sifat waktu itu. Ck, dasar cowok," decak Lisa yang menghentikan tumit kakinya sebal pada kasur.

"Ini aku yang bodoh atau emang Bambam cuman niat mainin aku?" Mulailah Lisa bermonolog sendiri dengan guling kesayangannya.

Tatapan Lisa langsung menerawang mengingat berbagai kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini. Sangat membuat pening.




FLASHBACK ON

Lisa, Jennie, Rose,dan Jisoo sedang menghabiskan waktu bersama dengan bermain di sekeliling kota.

Dengan Jisoo yang sudah memiliki SIM untuk mengemudi mobil, mereka bebas pergi ke berbagai tempat dari pagi hingga malam. Jika ingin.

"Tadi itu film gak serame yang aku kira," Jisoo berkomentar tentang film yang baru saja mereka lihat di bioskop.

"Tapi itu sedih banget. Masa iya cowoknya ngorbanin organ tubuhnya biar ceweknya sehat," mata Rose masih berbinar dengan membayangkan sang pemeran utama yang sangat menawan menurutnya.

"Tapi itu alay! A-L-A-Y! Mana mungkin beneran ada. Ck, bocah," decak Jisoo yang masih tak ingin kalah.

"Yang penting sedih dan cowoknya ganteng. Titik," Rose mengucapakan kata-katanya penuh penekanan.

"Udah deh ngalah aja. Gak akan selesai kalau terus debat," gikiran Jennie mulai membuka suara.

"Iya saling ngalah deh. Ini udah jam 8 malam dan kita belum makan. Ayolah," Lisa seperti biasa merajuk ketika perutnya terasa keroncongan.


Pada akhirnya mereka setuju untuk tidak membahas film itu lagi. Mereka secara beriringan jalan menuju mobil Jisoo yang terparkir di depan gedung mall.

"Anj--!!! Ini siapa yang buat penyok mobil? Keterlaluan!!" Jisoo dan yang lainnya terkaget melihat keadaan mobil Jisoo yang sudah rusak bagian belakangnya. Seperti ditabrak.

Lisa mulai memperhatikan bagian mobil lainnya. Takut ada bagian lain yang rusak. Bukan kerusakan yang ia temukan malah sebuat catatan berwarna kuning kecil pada kaca depan. 


Ini baru peringatan pertama!
Coba tolong ingat apa yang pernah aku katakan padamu, Lisa. :) 


Langsung saja Lisa melipat kertas itu dan dimasukkannya ke dalam tas. Ia tak ingin yang lain melihat.

Dan, berakhirlah mereka malam itu keroncongan mencari bengkel yang masih buka.

Beberapa hari kemudian terjadi kejadian yang membuat satu gedung apartemen gempar.

Rose keserempet motor depan apartemen dan mengangis seperti anak kecil di depan pintu gedung. Niatnya mau buang sampah malah ditabrak sampah.

Banyak luka kecil di tangan dan kakinya yang kebetulan menggunakan celana pendek dan baju tak berlengan. Padahal itu masih musim dingin.

"Aduh, kita ke kamar dulu. Nanti telepon June oppa," Lisa dan Jennie memapah Rose menuju kamar.

Jisoo yang sedang ada kuis di kampus pun bergegas pulang ketika dapat berita Rose diserempet motor.


Dan sialnya June sedang ada ujian praktik. Ia memang sedang banyak-banyaknya ujan.

Akhirnya, Lisa yang terpaksa pergi menuju apotik terdekat membeli obat. Rose ribut banget nangisnya, ngelebihin Jennie sama Lisa, tau deh satu gedung juga pusing denger dia.

Lisa memakai jaketnya. Ini masih awal tahun, jelas saja cuacanya masih dingin.

Ia terkejut melihat catatan kecil berwarna kuning pada pintu depannya. 



Kamu pikir aku gak lihat kamu pergi sama Bambam berdua?
Aku gak sebodoh kamu!
Semua akan semakin menyakitkan ketika kamu melanggar terlalu jauh. Ingat itu!!!



Lisa hanya mendengus kesal. Jelas ia tahu siapa pelakunya. Namun, lagi-lagi Lalisa Manoban seorang perempuan yang terlalu memikirkan perasaan orang lain, ia memilih menyimpan ceritanya sendiri. Bodoh.

Lalu mulai ada kejadian yang lebih parah lagi, ketika 3 hari kemudian. Jennie terjatuh di toilet kampus sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena sampai pingsan. Untung Lisa diberitahu orang lain ketika Jennie sudah pingsan di kamar mandi.

"Aku yakin ada yang dorong. Aku gak mungkin kepleset doang tapi sampai pingsan gini," Jennie masih coba meyakinkan Jisoo dan Rose yang bilang kalau Jennie itu berkhayal. Efek terbentur kepalanya mungkin. Lisa hanya diam, ia sadar memang mungkin ada yang sengaja melukai Jennie.

"Udah deh, lagi sakit juga masih sempet buat naskah drama," sergah Jisoo.

"Istirahat aja. Biar itu ingatan cepet balik. Gak ngelantur kayak gini," Jisoo mengangguk setuju pada ucapan Rose yang satu ini. Mumpung waras.

Lisa pamit keluar ketika ada yang mengetuk ruang inap Jennie.
Dan, ia melihat catatan kuning itu hadir kembali.


Aku baru ingat ketika Bambam lebih memilih merayakan malam tahun baru murahan denganmu dan kembang api jelek, dibandingkan makan malam denganku di sebuah restoran ternama.
Ugh. Itu sangat menyebalkan.
Kau tahu kalau aku sudah ingin menyakitimu sejak lama kan?
Dan kali ini kita mulai.
Tunggu aku. :) 



Dengan kesal Lisa langsung meremas kertas itu. Amarahnya mulai memuncak. Ini salahnya, tapi orang sekitarnya yang tersakiti. Semuanya harus cepat diselesaikan.

FLASHBACK OFF


💢💢💢


Bambam baru datang ketika Lisa sudah menunggu hampir setengah jam. Yang bilang untuk cepat itu siapa ya?

"Macet. Maaf, " ucap Bambam yang langsung duduk di hadapan Lisa.

"Dari mana?"

"Kampus. Biasa, tugas. Aku lelah," Bambam menelungkupkan wajahnya pada lengannya di atas meja.

"Kampus? Ini dekat sama kampus. Lagian gak bakal ada macet di gerbang kampus," dengus Lisa mengaduk es cokelatnya.

"Ah-- tadi aku kan-- keluar. Iya bener keluar. Beli alat maket," jawaban Bambam yang terbata-bata jelas membuat Lisa mentalnya curiga.

"Ohh. Kamu gak bisa lama kan? Aku langsung ngomong aja ya," Bambam hanya mengangguk.

"Aku mau kita putus. Putus."

Satu

Dua

Tiga

Empat

Masih terjadi keheningan disana. Bambam hanya membeku di tempat tak percaya. Sedangkan Lisa? Ia hanya tersenyum seperti biasa menahan tangisnya yang siap meledak.

"Lalisa? Kamu sakit?" Lisa hanya menggeleng ketika Bambam menyentuk dahinya.

"Aku sehat. Aku sadar. Dan, aku mau kita putus," tegas Lisa sekali lagi. Entah kenapa hanya kata 'putus' berhasil membuat Bambam ikut menahan tangis.

"Alasannya?"

"Capek, Bam. Kamu terlalu peduli dengan banyak hal. Sampai lupa mana prioritas mana bukan."

"Aku bisa berubah! Aku janji! Lalisa aku mohon," tatapan Bambam meneduh. Tangannya mengenggam erat tangan Lisa.

"Kamu pernah bilang itu. Tapi nyatanya? Semua terulang."

"Kamu kan sibuk harus balik ke kampus? Ayo siap-siap," Lisa langsung berdiri. Bambam masih diam di tempat duduknya menatap Lisa. Tak percaya. Sungguh.

"Lalisa," panggil Bambam dengan suara yang amat rendah. Suara yang sudah lama Lisa rindukan.

"Hm? Udah deh urusan kamu kalau belum mau pergi. Aku duluan," Lisa berjalan begitu saja meninggalkan Bambam.

Tangan Bambam yang berniat untuk menahan Lisa pun tak bisa bergerak. Darahnya seperti berhenti mengalir. Rasa sakit yang amat dalam terasa pada dada Bambam. Amat menusuk.

Dari dalam sudah tidak terlihat keberadaan Lisa. Mungkin sudah pergi cepat-cepat, pikir Bambam.

Ketika sedang merenungkan hal yang baru saja terjadi, tiba-tiba seorang pelayan datang, "permisi, ada titipan." Terlihat sepotong cheesecake favorit dari Bambam. Ada catatan kecil dibawah sendoknya.


(cr:  Phosphenous)

Dengan nama Lisa tertera dibagian bawah sudah jelas siapa pengirimnya. Bambam mengusap wajahnya kasar.

Merutuki dirinya kesekian kali. Masa bodo dengan mata yang memandang di dalam tempat itu.

"Kenapa gak coba aku tahan? Kenapa aku biarin dia pergi gitu aja? Kenapa aku-- ARGHHH!!!" Sontak seluruh pandangan mengarah pada Bambam yang sudah melangkah pergi tanpa menyentuh kue nya sedikitpun. 





💢💢💢



Lisa mencoba jalan secepat mungkin dari tempat itu. Mulai sekarang tempat itu ia namai 'Tempat Terkutuk'.

Apa memang perempuan sama, ketika ia yang mengakhiri tapi ia juga yang menangis? Jika tidak, berarti hanya Lisa yang bodoh disini.

Tangannya mengusap setiap air mata yang meluncur dari matanya. Ia berharap ia punya pintu kemana saja agar cepat sampai kamarnya lalu mengurung diri seperti biasa.

Tapi, entah mengapa ketika di depan gedung apartemen ia malah memberhentikan taksi. Ia hanya minta pergi secepat mungkin pada tempat jauh pada pengemudinya.

Tangisnya masih pecah ketika ia sudah berdiri di atas hamparan pasir pantai. Ia juga menyesal kenapa meminta menuju tempat yang jauh pada supir taksi.

Keadaan pantai masih sepi. Mungkin ini masih termasuk musim dingin. Hanya manusia bodoh seperti Lisa yang berdiri disini.

Lisa terduduk di atas pasir. Kakinya ia mainkan bersama dengan pasir lembut.

"Ternyata kembali pulang itu tidak semudah membayangkannya," gumam Lisa.

"Berjuang demi bertemu Bambam disini malah berakhir menyakiti diri sendiri. Lisa manusia yang bodoh."

"Udah tau sakit tapi masih aja bertahan. Itu hal terbodoh," seorang pria dengan teh hangat dalam kemasan gelas plastik sudah ikut duduk di samping Lisa.

"Aku juga gitu. Terkadang bingung sama diri sendiri. Banyak orang yang lebih baik dibanding Bambam tapi akhirnya aku balik lagi. Capek sih."

"Yaudah lirik yang lain aja. Misal aku," Lisa langsung menoleh pada Mark yang sudah senyum dnegan dertan giginya terlihat jelas. Hm, ini serasa musim panas di bulan Januari.

Lisa hanya tertawa renyah. Sudah biasa jika Mark menggodanya seperti itu. Baginya itu hanya guyonan.

"Sudahlah. Jangan bercanda terus. Aku lagi serius," Lisa memukul lengan Mark pelan.

"Kapan aku gak serius sama kamu? Hm?"

"Bodo ahh. Percuma tadi telepon buat temenin kesini," Mark yang merasa gemas pun mencubit hidung Lisa pelan.

"Aw! Sakit. Jangan ditarik gitu," Lisa protes dengan wajahnya yang terlihat semakin menggemaskan.

"Jangan pernah bilang aku bercanda. Segala urusan yang berhubungan sama kamu itu pasti serius. Aku bukan cowok pecundang, Lis"

Apa yang terjadi jika Bambam mendengar ucapan Mark barusan? Pe-cun-dang. HEHEHEHE.




💢💢💢



Ini udh dicoba buat gk typo(s) yak
Cuman bayangin aja tengah malem aku kangen kalian dan pengen nulis:(

BTS ehh btw aku ngantuk. Bye dunia.

MWAH


-billoxx

Continue Reading

You'll Also Like

236K 35.4K 64
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
98.1K 2.8K 200
Berisi lirik lagu Mamamoo ~part 1~ (featuring, solo, cover, ost) dan beberapa lagu ada terjemahan bahasa. Dipersembahkan untuk para Moomoo. Boleh req...
16.8K 1.8K 49
Hanyalah postingan Instagram Lee Jieun/IU dan orang di sekitarnya. Maybe love.
10.2K 447 200
📌Complete [✔] 『Lıɾıƙ ɭɑɠυ ƙρσρ』 ๖ۣۜ✼Hɑռყɑ bєɾɨꜱɨ ŧεռŧɑռɠ ɭıɾıƙ ɭɑɠυ ƙρσρ ๖ۣۜ✼ŧıɖɑƙ ŧεɾɷɑꜱυƙ ρɾσʄıɭ ɖɑռ ʄɑƙŧɑ ıɖσl ☁✧┉┉┉┉┉┉┉┉✼✼✼┉┉┉┉┉┉┉┉✧☁ ΞJar