Alisha

Oleh ardhanaa66

195K 9.8K 172

Alisha Kinanti Wijaya, Gadis yang ingin terlihat kuat di depan semua orang. Tapi, rapuh saat sudah berada dal... Lebih Banyak

Prolog
1 | Alvaro dan Liana
3 | bang Alfan come back
4 | Alvaro and the geng
5 | Sebelum pementasan
6 | Kangen bunda
7 | Id Line
8 | Hukuman konyol
9 | Perhatian kecil
10 | Malapetaka pergi bersama
11 | Dinan?
12 | Dia?
13 | Hari yang penuh Kejutan
14 | Senang dan kecewa
15 | Kita Teman?
16 | Dekapan hangat bang Alvin
17 | Penghianatan
18 | Dalam bahaya?
19 | Kemarahan
20 | Koma?
21 | Kesalahan Alisha
22 | cinta?
23 | Hari bahagia bagi Alisha
24 | Ke kecewaan Alisha
25 | Dinner with Dinan
26 | masalah lagi
27 | permintaan maaf
28 | Kebenaran
29 | Sakit
30 | Bahagia
31 | Akhirnya
Epilog
Permainan Cinta
Bonus chapter
FRIENDSHIP

2 | Ketahuan

7.3K 393 3
Oleh ardhanaa66

Alisha sedang menghisap rokok di rooftop sekolahnya, ia duduk di sofa butut tepat menghadap kebawah.

"Andai dirumah masih ada kegembiraan dan tawa, gue ga akan kaya gini." ucap Alisha lirih.

"Gue cariin lo malah disini," suara berat khas lelaki membuat Alisha buru-buru menghapus sisa-sisa air matanya lalu memasang wajah datar seperti biasa.

"Heh gue ngomong ama lo, balik badan kali ga sopan!" Ucap lelaki itu lagi yang akhirnya membuat Alisha menatap malas orang tersebut.

"Sehari gausah ganggu gue bisa ga?" Balas Alisha sinis.

"Gue disuruh bu Aini nyariin lo! lo ga mikir apa? Lo belom ngerjain makalah yang disuruh bu Aini!" Ucap lelaki itu gemas.

"Terserah gue dong? Hidup-hidup gue kenapa lo harus repot Alvaro?" Tanya Alisha dengan nada yang dibuat-buat jengkel. Sesungguhnya ia malas meladeni orang bawel macam Alvaro.

"Karena gue Ketos!" Hardiknya. "Lagi pula itu tangan lo ngapain diumpetin? trus duduk-duduk sendiri di sini lagi? Bukannya ngerjain makalah." Ucap Alvaro sambil bertanya.

"Bukan urusan lo!" Balas Alisha lalu buru-buru berdiri dan menjatuh kan rokok nya dan menginjaknya sebentar.

"Heh tunggu, lo ngerokok?" Tanya Alvaro lagi.

"Kan tadi udah gue jawab, bukan urusan lo." balas Alisha datar.

"Lo tau ga lis? Ngerokok itu ga baik buat paru-paru, lagian disekolah dilarang ngerokok apalagi itu perempuan," ucap alvaro pelan.

"Baru 2 kali gue ngerokok, slow ga bakalan kenapa-kenapa." balas Alisha malas.

"Kenapa lo ngerokok?"

sebenernya alisha malas meladeni ketua osis nya yang super bawel ngelebihin perempuan ini, tapi apa daya ia malas berdebat dan lebih malas lagi kalo mendengar seribu ancaman nya jika ia tak menuruti nya.

"Kenapa bengong, hm?" Tanya alvaro yang mulai jadi dingin, ia tidak suka dengan perempuan yang suka merokok karena dia sendiri pun tidak pernah merokok.

"Ngilangin stres," jawab Alisha asal, namun Alisha tidak sepenuh nya berbohong karena ia juga bingung harus melakukan apa biar hati dan pikiran tenang.

"Kalo banyak masalah, sholat, minta sama yang diatas buat dikasih petunjuk jalan keluar, jangan begini. Ga baik buat kesehatan lis, gue ngomong gini karena gue care sama lo." ucap Alvaro yang entah kenapa meluncur begitu saja keluar dari bibirnya.

Alisha diam sesaat dan langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun. Alvaro diam tak tau harus berbuat apa.

•••••

"Udah jam setengah delapan," gumam Alisha pelan, sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangan nya.

Sekarang Alisha lagi on the way menuju rumah sakit tempat bunda nya dirawat. Sudah seminggu ia tak mengunjungi bunda nya yang lagi koma, ia jadi rindu. Setelah membeli makanan untuk nya makan disana, ia berjalan pelan dan membuka pintu itu, juga dengan sangat perlahan. Dilihatnya ada seorang lelaki yang tertidur nyandar di bangku sambil menggenggam tangan bunda nya, ia jalan mengendap-endap agar lelaki itu tidak bangun.

"Lho bang Alvin?" Gumam Alisha pelan saat melihat wajah lelaki itu.

Jadi setiap hari bang Alvin selalu pulang malam ngejaga bunda? , Tanya Alisa dalam hati.

Lalu Alisa mengurungkan niatnya untuk memakan makanan yang dibelinya tadi, dan mulai jalan ke sofa dekat ranjang bundanya. Baru ingin mendaratkan bokongnya ke sofa suara berat khas bangun tidur mengintrupsi pendengarannya dan segera mungkin Alisha menoleh ke abangnya itu.

"Eh bang, udah bangun?" Alisha bangun dan menyalami punggung tangan abangnya.

"Lisa kamu disini?" Tanya Alvin menghiraukan pertanyaan Alisha

"Iya," jawab Alisha sekenanya.

"Oh ya bang, Lisa tadi mampir ke warteg depan, ini Lisa bawain makanan buat abang," Alisha memberikan kantung keresek yang berisikan makanan itu ke abangnya.

"Loh kamu memang sudah makan?" Tanya Alvin.

"Udah," jawab Alisha yang tentu saja berbohong.

"Bener? biasanya kamu baru makan jam segini?" Tanya Alvin sedikit tak percaya dengan omongan Alisha.

"Udah tadi, Lisa sebenernya juga beli buat abang dirumah, tapi karena Lisa udah ketemu abang disini, yaudah langsung Lisa kasih." jawab Alisha pelan.

"Yaudah kalo gitu makasih ya Lis," balas Alvin yang langsung melahap makanan nya.

"Bunda kapan bangun, ya bang?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Alisha.

"Sabar ya, berdoa aja semoga secepatnya." balas Alvin tersenyum sendu.

"Lisa kangen bunda," ucap Alisha yang akhirnya mengeluarkan air mata yang sudah sedari tadi di tahannya. Alvin berjalan mendekat ke arah Alisha dan mendekapnya erat.

"Abang juga kangen bunda, kangen ayah, kangen bang Alfan yg konyol dan kangen juga sama Alisha yang ceria." ucapan terakhir Alvin langsung membuat Alisha mendongak dan menatap wajah abangnya sambil menaikan sebelah alis nya.

"Abang tau, sekarang kamu lebih banyak diam disekolah, udah ga ada prestasinya lagi,"

Alisha diam bingung ingin membalas apa.

"Kalo Lisa sukses, kesuksesan Lisa buat dibanggain kesiapa bang? Ga ada bunda, ataupun ayah." pertanyaan itu sontak membuat abangnya menjawab cepat.

"Bang Alvin dan Alfan lah Lis."

"Tapi bang Alfan sibuk terus, dia ga akan merhatiin Lisa."

"Ya buat bang Alvin, yaudah kita malam ini nginep disini aja ya, besok kan libur."

Alisha mengangguk dan seketika lupa jika ia belum makan malam, ia terlelap di pelukan sang kakak yang selalu menemaninya dalam keadaan apapun itu.

•••••

Alisha sedang berada dikantin rumah sakit, ia memakan bakso sambil memainkan smartphone nya dan tiba-tiba Alvin datang dengan semangkuk bubur ditangannya.

"Lis kok kesini ga ngajak abang sih," tanya Alvin dan langsung duduk dihadapan Alisha.

"Bang Alvin tadi kan lagi BAB di toilet masa Lisa triak-triak yang ada nanti malah diusir disangka ganggu pasien," balas Alisha sambil terkekeh.

"Ohiya ya ini kan rumah sakit, haha kamu bisa aja lis," balas Alvin ikut tertawa.

Alisha dan Alvin mengobrol sambil sesekali tertawa, wajah Alisha lebih ber-ekspresi dari biasa nya ia disekolah. Seolah semua beban hilang jika sedang bersama Alvin. Dari kejauhan Alvaro melihat semua nya, melihat perbedaan yang ada di wajah Alisha.

Alisha ngapain disitu? Siapa yang sakit? Dan siapa cowo yang sama Alisha? Apa dia pacarnya? Alisha bahagia banget kelihatannya.

Berjuta pertanyaan muncul di otak Alvaro, karena tak ingin ambil pusing ia segera berjalan menuju ruang rawat inap sepupunya, karena niat awal Alvaro adalah menjenguk sepupunya bukan melihat Alisha pacaran, pikirnya seperti itu.

•••••

"Lo apa apaan sih?" Suara Alisha menggema di kantin, sekarang ia sedang menyantap mie ayam bu Ida yg tersedia dikantin, tapi tiba-tiba Alvaro datang dan langsung narik-narik tangan Alisha dengan gerakan Ga slow.

"Gue mau ngomong!" ucap Alvaro akhirnya.

"Yaudah ngomong aja, jangan narik-narik!" Kesel Alisha.

"Lo ngapain nge bully anak kelas 10, hah?" Tanya Alvaro marah.

"Heh! gue ga nge bully anak kelas 10 ya, Gue cuma main-main sama mereka!" balas Alisha sambil tersenyum miring.

"Lo itu udah sering melanggar aturan sekolah, sekarang buat ulah lagi!" Alvaro frustasi menghadapi Alisha, jika saja ia tidak menjadi ketua osis mungkin sekarang ia tak akan mengurusi urusan yang selalu membuat nya kesel setengah mati ini.

"Udah lah ga sampe masuk rumah sakit ini lah gue main-main nya. Bacot banget lu," ucap Alisha masa bodo dan kembali melanjutkan acara makannya.

"Ga bisa lah ini tuh harus ditindak lanjuti!" Alvaro semakin meninggikan suaranya.

"Duh gue ga punya waktu, sibuk," Alisha berdiri dan hendak beranjak namun lagi-lagi Alvaro menarik lengan nya.

"Ikut gue!" Alvaro berubah menjadi dingin.

"Ga mau," Alisha berusaha melepaskan cekalan itu tapi ia tetap tidak berhasil karena tenaga Alvaro lebih kuat.

"Gue cuma selengkat mereka pake kaki dan nyiram rambut nya pake tepung, udah itu aja," Alisha berujar keras dan langsung pergi setelah cekalan itu mengendor dan tak memperdulikan Alvaro lagi.

"Udah itu aja. Enak bener dia kalo ngomong," gumam Alvaro sambil mengikuti perkataan terakhir Alisha yang tak mirip sama sekali, dan meninggalkan kantin dengan kaki yang di hentak-hentakan. Ia kesal.

*****

A/N :
Jangan lupa vote and comment ya, walau cerita nya abal-abal :)

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
399K 19.3K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
RAYDEN Oleh onel

Fiksi Remaja

3.5M 217K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
2M 100K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...