Naughty Kiss (A & Z) [COMPLET...

By unaisahra

458K 31.1K 7.5K

Cerita amburadul wkwkwk . . . . . . . Blue eyes. Pecicilan, penuh percaya diri, suka bikin rusuh, cerewet, su... More

1 : Satu kecupan
2 : Bertemu Mommy Prilly
4 : Nantang Kak Aldo
5 : What?!
6 : Anive
7 : Kiss 💋
8 : Cerita Cinta Mommy
9 : Posisi Bahaya
10 : Casting
11 : Hadiah dari kak Aldo
12 :
13 : Full Drama Musical
14 : A&Z
15 : Serangan kak Aldo
16 : Di culik?
17 : Dia
18 : Full A & Z
19 :
20 : Makan Malam 1
Apa apa aja
21 :
22 :
23 :
24 :
25 : AylaView
26 : sandaran hati
27 : Camping
nyengir
28 : Camping 2
29 : A
B : Pernyataan.
30 : Topikir
31 :
32 : Masha
33 : Antara
34 : Haruskah?
35 : Queen
36 : Akhir
EXTRA PART A
Numpang Lewat
EXTRA PART B
EXTRA PART C (bag 1)
bag 2
wait
Extra D
Special part

3 : Zia

11.2K 736 57
By unaisahra

Uh, nyaman sekali. Seumur hidupku, aku baru merasakan tidur senyaman ini. Angin yang spoy-spoy berhasil menyapu wajah dan menerbangkan tiap helai rambutku. Bulu-bulu halus ini semakin membuatku nyaman.

Wait?

Bulu halus?

Aku membuka mataku perlahan-lahan, cahaya yang silau menusuk bola mataku membuat mataku menyipit. Ah, dimana aku? Ku kerjapkan mataku berkali-kali. Ini asing, tempat apa ini?

Aku mengedarkan pandangan keseluruh tempat ini yang lebih mirip seperti dalam film film fantasy.

Uuulala baby..!

Dimana aku? Aku memang benar-benar tersesat. Ini seperti di hutan, tapi bukan hutan liar. Melainkan hutan yang sangat indah. Rumput hijau yang membentang, dan bunga-bungaan indah yang mengelilingi ku. Kupu-kupu cantik dengan indahnya terbang diantara bunga-bunga. Burung-burung kecil pun berkicau sangat indah.

Apa dunia ini kembali ke zaman dahulu, dimana dunia ini belum ada penghuninya? Mungkin..
Kalau aku mengatakan ini surga terlalu indah. Sudah pasti surga itu jauh lebih indah dari pada ini. Keindahan dunia pun tidak ada apa-apanya dengan surga yang sesungguhnya. Bayangkan! keindahan dunia hanya satu persen di bandingkan dengan keindahan surga. Tak bisa di bayangkan kan? betapa indahnya surga yang sesungguhnya. Keindahannya pun tak bisa di jangkau oleh akal manusia. Jadi ini bukan di surga. Ini memang indah, tapi kadar keindahannya masih taraf dunia.

Aku merasakan tempat yang ku tiduri seperti berjalan.

Oh god!

Aku baru sadar, ternyata dari tadi aku tidur di atas kuda putih yang sangat cantik. Dan bajuku.... Oh ya ampun! Sejak kapan aku memakai baju ala-ala princess yang sangat feminim. Ini bukan aku banget.

Aku menoleh ketika ada beberapa burung yang menghampiriku membawa cermin dengan kakinya. Cermin itu di berikan kepadaku. Cermin yang lebih mirip di film barbie yang ala-ala princes itu. Ku terima cermin itu dengan senyumanku. Lalu ku arahkan cermin itu di depan wajahku.

Ulala baby!

Ini siapa? Cantik sekali. Wajahnya putih mulus, rambut coklat terang, hidung mancung, Mata bi-ru.

Ooops!

Ini aku? Apa benar ini aku? Kenapa aku secantik ini. Aku tersenyum sendiri. Aku baru sadar kalau ternyata aku ini cantik.. 

Aku merasa seperti bidadari. Tapi bidadari dunia aja deh. Bidadari surga kan cantiknya melebihi apapun. Bayangkan saja, kulitnya sangat bersinar sampai tulang sumsumnya kelihatan. Kalau kita bayangin si ngeri, tapi namanya otak manusia tidak ada yang bisa menggapai hal-hal yang ghoib. Seperti surga dan seisinya termasuk bidadari surga itu.

Satu, Hanya Allah yang tahu.. Okay!

Aku turun dari kuda manis ini.Kudanya sangat jinak, padahal aku takut lho sama kuda.Tapi kuda ini manis banget gak nakal. Warnanya putih bersih seperti gaunku yang menjuntai ke tanah.

Ku peluk kuda ini dari samping, lalu ku elus lembut bulu-bulu kuda ini dengan jari lentikku. Aku merasa seperti terbang ke film Narnia. Apa aku tadi masuk ke lemari, kenapa aku bisa sampai ke negri yang indah ini?

Oh kurasa tidak mungkin!

"Hai princess.."

Aku tersentak ketika ada yang menyebut nama princess. Apa dia memanggilku atau siapa? Kurasa hanya ada aku yang disini.

Ku beranikan memutar tubuhku kebelakang. Makhluk model apa yang mempunyai suara seksi seperti dia.

Dan Wow! MasyaAllah..... Apa aku gak salah lihat? Apakah ini benar-benar mimpi? Atau benar aku masuk ke negri Narnia.... Di-dia....

"Kak Aldo?" desisku tak percaya.

Dia, dia sangat tampan om my god. Pakaiannya sama sepertiku berwarna putih. Dan kuda yang di tumpanginya pun sama berwarna putih. Dia pangeran kuda putihku!

Apakah di dunia ini hanya tersisa aku dan kak Aldo?

Ah, aku tak tahu. Yang jelas aku sangat bahagia. Dia melemparkan senyum manisnya hanya untukku, hanya untukku. Kurasa aku mulai lebay maximal.

Kak Aldo turun dari kudanya, lalu berjalan menghampiriku dengan senyum menawannya. Tatapan matanya uh, sangat meneduhkan. Sayu-sayu gemesin gitu.

Adek meleleh bang. Bibirmu itu sangat seksi, ingin ku cium tanpa ampun sampai bengkak. Kau menggoda imanku. Kurasa pikiran mesumku mulai bangkit. Dan itu karmamu kak Aldo.

Dia tersenyum lembut sembari mengulurkan tangannya kepadaku, ku sambut uluran tangannya dengan senyum terindahku. Dia menarikku sampai aku membentur dada bidangnya yang keuker. Satu tangannya ia lingkarkan di pinggangku.

Oksigen please.. Kalau gak ada di talangi tabung gas juga tak apa. Aku hanya membutuhkan nafas tambahan, atau pangeranku ini bersedia memberiku nafas tambahan. Ah kurasa iya, buktinya dia memegang lembut rahangku. Wajahnya perlahan mendekat. Aku siap! Aku siap!
Ku pejamkan mata indahku untuk menerima bibir seksinya itu.

Yah dekat!

Dikit lagi babe

Satu centi lagi, please!

Brak!

"Pangeran Aldo!" aku memekik kaget.

Bukan! Ini bukan di hutan tadi. Tapi ini lebih mirip kelasku. Aku menggelengkan kepalaku, kepalaku sedikit pusing. Oh god! Ini beneran di kelas. Berarti tadi beneran mimpi dong... Ah, gak seru.

Ku dengar suara gelak tawa memenuhi kelasku. Apa mereka menertawakanku? Ah, mereka mengganggu alam bawah sadarku. Padahal tadi hampir, secenti lagi. Sial ah!

"DIAM KALIAN!!" seketika kelas kembali hening.
Pekikan itu sangat jelas tepat di sampingku. Wadaw.. Aku merasa ada aura buruk nih..

Aku melirik tubuh gempal di samping mejaku. Ku tunjukan jurus andalanku setiap aku ketiduran di kelas.

Menyengir unyu! he he

Mata guru sejarah ini hampir keluar dari tempatnya. Wow serem.. Lagian siapa suruh guru ini bercerita panjang lebar mengungkit masa lalu, kan aku jadi merasa di dongengi.

"Zia!"

"Iya bu.." aku tersenyum manis semanis-manisnya. Ku lihat bu guru ini semakin melotot. Hei! dasar buguru tak sopan. Aku senyum lho, harusnya ibu ini juga balas senyum. Apalagi dia itu guru harus memberi contoh yang baik untuk muridnya. Bukan mengajari bagaimana cara melototkan mata yang hampir keluar dari tempatnya. Ini bukan got talent please!

Emang dari mana talentnya coba?

"Awww...." aku merasa telingaku di tarik. Sedikit sakit sih, tapi sudah biasa. Kulirik teman-teman sekelasku yang menahan tawanya. Ah, kalian menertawakanku. Sialan!

Aku mengelus kipingku yang panas.

"Kamu ini! setiap pelajaran ibu pasti tidur terus!"

Bukan hanya pelajaran ibu doang kok.

"Sebenernya gak pengen bu, tapi apa daya kalau mataku ini memaksaku. Aku tak kuasa bu..." ucapku dramatis.

Oh shit! aku tidak sedang ngelawak ya, kenapa teman sekelasku tertawa lagi.

Ku lihat wajah bu guru gempal ini berubah memerah. Kebelet boker kah? Atau menahan kentut? Aduh bu jangan di tahan, bahaya loh. Bisa memicu ambyen.

Baru saja bu guru gempal ini membuka mulutnya, suara bel berbunyi sangat nyaring.. yuhuu!

"Awas kalau pelajaran ibu kamu tidur lagi! Ibu gak segan-segan ngeluarin kamu!"

"Gak usah segan bu sama saiah, saiah kan murid ibu, harusnya saiah yang segan sama ibu." masa bodo aku di bilang lebay..

Bu guru gempal itu hanya diam tak menjawabku. Wah! Satu panggilan tak terjawab nih. Sakit bu di abaykan.

Setelah guru gempal itu out dari kelasku. Aku merengganggkan otot-ototku yang pegel. Aku sedikit kecewa ternyata tadi tu mimpi.. huaa!

"Zi, gue duluan ya.." santi teman satu mejaku berpamitan keluar dulu. Aku mengangguk."Yow"

Setelah membereskan buku ku yang hanya ku gunakan alas kepalaku untuk tidur, aku keluar dari kelasku mencari sahabatku yang paling cakep.

Ah itu dia! Kebiasaan lagi godain cewek tu anak. Dasar gak bisa lihat cewek bening sedikit saja.

"Adeelll...." teriakan ku berhasil membuat siapa saja menoleh ke arahku. Aku menyengir kuda. Duh, jadi pusat perhatian deh.. Jadi malu-malu tai kuda. Anying!

"Siapa adel zi," tanya nina teman sekelasku. Aku menunjuk sahabatku."Tuh.." kulihat Delio yang sedang menahan malunya. Ha ha.. maapin sahabat bule mu ini.

Ku dengar nina terkikik.
"Kirain cewek."

Delio berjalan menghampiriku dengan tampang kesalnya. Unyu deh! jadi pengen cubit tu pipi tirusnya.

"Lo mah bikin gue malu. Gue sudah bilang kalo teriak jangan panggil nama itu!"

"He he.. Sorry sayang. Kelepasan." aku memang kadang manggil dia sayang kalo ni anak mulai ngambek. Bukan maksud apa-apa, jadi kalian jangan salah paham ya?

***

"Emang lo beneran suka sama abang gue?" tanya delio sambil mengunyah baksonya.

Aku memasukan sambal ke kuah baksoku cukup banyak. Aku pecinta pedes euy.
Aku tak menjawab, hanya mengendikkan bahuku saja. Aku memang gak tahu cinta apa nggak, yang jelas aku tertarik saja. Dia tu cuek-cuek gemeshin gimana gitu. Kalau gak di godain kayaknya sayang deh, takut di lalerin.

"Gue cuma penasaran aja sama abang lo itu. Kok ada orang kayak gitu.. Sayang kalo gak di godain.. Huaahhh.. mantap nih bakso."

"Gue saranin deh, gak usah ganggu abang gue. Kalo ngamuk tu orang serem gak pandang bulu."

"Oh ya! gue jadi semakin penasaran." kugigit garpuku dengan gemas.

Ett... Pandanganku terpaku pada segerombolan kak Aldo. Cih, siapa tu cewek pakai gandeng lengan kak Aldo segala. Emang jalannya belum lancar gitu pake acara gandengan segala.

"Kok abang lo mau-maunya sih di gandeng sama manekin." sungutku.

Delio hampir saja tersedak mendengar omonganku. Emang ada yang salah gitu?

"Manekin? Gila lo! cewek cakep kaya dia lo kira manekin."

Aku mencebikkan bibirku. Cantikan gue keles.

Ting!

Satu ide terlintas di otak buleku. Ku pastikan si manekin itu kesal se kesal kesalnya.. Ha ha.. Zia gitcu loh!

"Lo tunggu sini ya.. Jangan cegah apapun yang gue lakuin. Gue mau ngembangin bakat gue. Oke! see you.. muach! " delio melongo. Ah, bodo amet..

Aku langsung cabut meninggalkan delio. Ku hampiri sekelompok kakak kelasku yang membawa gitar. Pastinya gerombolannya kak Aldo dong.

"Hai kak? " aku menyapa dengan senyuman mautku. Dua kakak kelasku yang cewek dan cowok tersenyum padaku. Kak Aldo masih seperti biasa, gak noleh sama sekali. Aku tak peduli, si manekin itu melirikku sinis juga aku tak peduli.

"Hai... Lo yang namanya zia ya?" kakak cewek yang manis itu yang aku tak tahu namanya bertanya padaku. Dia lebih bersahabat di banding manekin itu.

"Ah, iya kak.."aku tersenyum malu-malu tai ayam.
"Oya kak, boleh pinjem gitarnya gak?" lanjutku.

Cowok yang megang gitar itu tersenyum padaku.
Ow! ganteng juga. "Gitar ini?" dia mengangkat gitarnya. Aku mengangguk lucu. Dia terkekeh.

"Nih.." dia sodorkan gitarnya kepadaku. Ku terima dengan senang hati.

Ku dengar bisik-bisik.
"Ngapain sih lo pake pinjemin gitar gue."

"Gak papa, gue pengen liat dia main gitar."

Ooh jadi ini gitar kak Aldo toh.. hihi pas banget. Gue mau nyanyiin buat kak Aldo ku sayang. Wait? gue gak suka kan sama Mr.cuek ini. Bodo ah...

"Heh! sok akrab banget sih lo!" manekin protes. Aku memeletkan lidahku.

"Udah gak papa nand" kak candy membelaku. Namanya candy marten, aku melihat di name tag nya.

"Ehemm...." aku berdehem keras membuat perhatian kini berpusat padaku.

"Gue mau cerita sebentar tentang petualanganku waktu di kelas tadi.." aku melirik kak Aldo yang menyibukan dengan baksonya.

"Emm.. Kak Aldo! tadi aku mimpi loh di kelas, mimpinya indaaahhh banget. Masa gue jadi princess, terus kak Aldo jadi prince nya.. Aw so sweet banget yah.. Waktu kak Aldo mau nyium gue, eh.. Malah ambyar karna gebrakan bu guru gempal itu. Kan jadinya to be continued."

Terdengar gelak tawa di kantin ini. Kak farel dan kak candy pun ikut terbahak. Lucunya kak Aldo hampir tersedak baksonya uups, wajahnya sudah memerah dia langsung mengambil minumnya.  Sedangkan si manekin itu sudah mengepalkan tangannya.

Ha ha ora urus!

"Teman-teman dan kakak-kakak... Saya Zia Zippora akan membawakan lagu yang bertema dengan mimpiku tadi. Aku pleset jadi bidadari deh.. Dan lagu ini aku persembahkan untuk kak Aldo yang gemeshin gila."

"Oya! jangan protes sama liriknya ya?"

Berasa mau konser deh.
Mereka menatapku semua seolah siap menonton penampilanku yang memukau ini, kecuali Kak aldo dan manekin itu. Bodo amat dah!

Aku mulai memetik gitar ini. Aku memang bisa main gitar dari dulu. Music in lope lope deh.. Suaraku juga lumayan lah, gak jelek-jelek amat. Soalnya aku suka nyanyi topi saya bundar, eh.

Ku petik gitar berwarna putih ini. Wah kebetulan nih mirip sama kuda yang ku tumpangi.

Jreng.... jreng...

Hei kamu.....
Hatiku dag dig dug saat kamu melihatku

Jatuh di hadapanmu membuat

kau buru-buru mendekatiku.

Langsung kau tanyakan apa ku baik-baik saja

Ku bingung, memangnya aku jatuh dari mana?

Tak ku pedulikan mereka yang mulai tertawa. Yang penting aku bisa buat manekin kesal. #ketawajahat. Siapa suruh gandengin my princeku..

Ku bidadari jatuh dari genteng di hadapanmu..Eaaa

Ku bidadari jatuh dari genteng tepat di hatimu eeeaa

So baby please you mine,

please you mine oh mine eeeaa

Karena hanya kamu sang pangeran impianku

Eeeaa eeeaa eeeaa eeeaa

Bahasa inggrisnya mah asal saja. Kan aku bule gak bisa Bahasa inggris. Maklum yes. Taunya ya yes or no dan semacamnya aja.

Aku berjalan memutari meja kak Aldo. Melihat raut wajahnya yang sudah seperti menahan boker.. ha ha.. Apalagi si manekin edan.

Aku berdiri tepat di sebelah kak Aldo.
Suara tawa ibarat suara drum yang mengiringi laguku ini.

Hei kamu hatiku dag dig dug

Saat aku melihatmu, kau tarik panjang nafasmu

Mantapkan langkahmu tuk mendekatiku

Langsung kau tanya maukah aku jadi pacarmu

Ku bingung, kenapa kamu suka sama aku? (jawabannya)

Back to reff yaw.

Andai aku jadi gula, kau pasti jadi semutnya

Kan kau sebrangi lautan samudra.

Hei hei, baru kali ini kau galau begini.

Cepat ku terima, cinta pertamaku...

Prok prok prok...

"Keren liriknya keren... ha ha!!" kak farel memujiku sambil mengangkat kedua jempolnya.

Brak!

Aku gak kaget kak Aldo menggebrak meja. Suasana kantin mendadak hening. Biasa tuh sesepi hatiku. jiaahhh!

Gue sudah kebal dapet pukulan dari bayi. Jadi untuk ukuran kak Aldo yang katanya jago berantem gak masalah buat gue.

Mungkin mereka mengira aku takut. Delio juga sudah berdiri di sampingku. Mungkin khawatir aku kena gamparan abang ganteng nya ini.

"Udah ya bang, zia tu anaknya emang suka iseng. Ayo zi." aku menahan tarikan delio.

"Apaan sih, lo kira gue takut? gue tuh lagi merhatiin wajahnya yang makin gemeshin.." ku lirik Kak Aldo yang makin melotot. Aku mengerlingkan satu mataku genit. Baru kali ini loh aku genit sama cowok.

"Heh! bule cebol! lo jangan godain cowok gue kalo lo gak mau di bully." si manekin melotot cuy. Ngomongnya aja sampai keluar kuahnya alias muncrat. Iyyuuww...

"Eh ternyata manekin bisa ngomong ya? gue kira cuma buat pajangan di mall-mall doang." seisi kantin kembali tertawa. Apa aku ngelawak?

"Kurang ajar! baru kelas sepuluh aja udah belagu. Jangan sekali-kali dekatin Aldo!"
aku memberi tatapan mengejeknya.

"Suka-suka gue dong! walopun janur kuning sudah melengkung pun gue gak peduli. Ingat! gue akan robohin tu janur terus gue ganti daun kelor! mau apa lo hah!"

aku mengangkat dagu ku angkuh. Satu tanganlu bertolak pinggang. Aku emang nantang. Dia pikir aku takut sama orang macem dia. Gak la yaw!

Hei, harusnya suasana tegang. Lagi ribut nih. Kenapa malah pada ketawa. Delio juga malah ketawa bukannya tadi ketar ketir aku di apa-apain. Dasar aneh!

Entah perasaanku saja atau bukan, kak Aldo seperti menahan tawanya.

"Sayang.... dia resek tuh." aku mencebikkan bibirku. Dasar sok imut, pake acara tarik-tarik tangan kak Aldo lagi..

Kak Aldo masih diam. Ekspresi wajahnya masih tetap datar kaya tembok.

Tanpa sepatah katapun kak Aldo meninggalkan kantin. Meninggalkan sahabat-sahabatnya dan manekin hidup ini.

Aku ngakak.

"Ha ha... Sian deh di cuekin yang katanya pacar..." masih dengan tawa mengejek ku.

Dia menggeram padaku lalu meninggalkan kantin  memilih mengejar kak Aldo.
"Huuh dasar manekin! Sok akrab lo sama kak Aldo!" kurasa suara kerasku sampai ke telinga manekin. Buktinya dia boleh sambil mengangkat kepalan tangannya. Gak takut aku!

"Ha ha... Lucu banget sih lo." kak farel berdiri dari duduknya lalu mencubit pipiku. Aw lumayan di cubit cowok ganteng.
Aku tersenyum."Ah kak farel bisa aja." aku mencolek perutnya. Lagi-lagi dia tertawa. Apa aku harus ikut stand up comedy?

Ku lihat delio menggaruk rambutnya. Ada
kutu nya kah? "Bang farel ni anak kayaknya memang lagi konslet deh. Kebanyakan sambel tadi."

sialan ni sahabat kampretku.

Ku sikut perutnya dengan siku lancipku. Dia merintih."Sadis lo!"

"Lo yang sadis kampret! enak aja ngomongin gue konslet. Emang gue listrik."

Kak farel dan kan candy ketawa lagi.
Jangan ketawa mulu pliss, aku kan takut...

"Ha ha.. Kalian sudah akrab banget yah.." kak candy menyahut. Lebih dari akrab kita, saking akrabnya sampai gak pernah akur.

"Banget kak, sampe CD sama bra juga gu-hmmpp.." ku bingkem mulut embernya yang hampir jebol. Please deh, ini cukup rahasia kita berdua saja gak usah bocor sampai ke tetangga.

Ku lihat kak farel dan kak candy melongo.

Aku menyengir.
"He he, delio cuma becanda kak." aku melotot ke delio.

Kak farel dan kak candy terkekeh geli.
Aku tahu, kami memang menggelikan. Aseek!

"Ya udah gue ke kelas dulu dah mau bel.. yuk rel" kak candy mengajak farel.

"Kak gitarnya.." Aku melepaskan tanganku dari mulut delio.Ku serahkan gitar yang ku pinjam tadi. Kak farel menerimanya dengan tersenyum. Aw manis juga. "Makasih kak."

"Iya masama, kapan-kapan kita main bareng okay!" dia mengedipkan satu matanya. Aku terkikik. "Okay!"


***

Mbreeemmmm..

Motor delio sudah terparkir di halaman rumahku. Setelah bergelut dengan meja kelas yang hanya kugunakan untuk ajang ngimpiku, akhirnya aku pulang juga.

"Mampir gak?" sebagai sahabat yang baik hati tidak sombong dan suka menabung di warung, aku menawari sahabatku mampir dulu. Yaa minum-minum dulu gitu seperti biasanya.

"Sorry nih, gak bisa. Tadi nyokap minta di anter ke mall." aku mengangguk kepala mengerti.

"Ya udah salam buat nyokap sama bokap lo ya.." sebagai sahabat yang baik juga tentunya. Apalagi sama camer.. uhuukk! keselek nih gue.

"Sip" delio mengacungkan kakinya, eh gak deng. Jempol tangannya.

Motor delio sudah keluar dari pekarangan rumah ku. Aku berbalik untuk memasuki rumah. Tapi, eh... Itu mobil mamah. Mamah sudah pulang setelah seminggu gak pulang.

Aku meneguk ludah.

Kangen sih, tapi.....

Aku menggigit bibir bawahku. Tanganku mulai terasa mendingin. Kira-kira nanti mamah mau mukul aku di bagian mana? luka di punggungku seminggu yang lalu saja baru hilang.

Huhh

Aku siap, apapun yang mamah nanti lakukan padaku. Anggap saja ini sebagai tanda baktiku ke mamah. Kalau memang ini yang membuat mamah senang, aku juga harus ikut senang dong. Walau ujungnya air mata. Air mata bahagia kan?

Aku memasuki rumah dengan hati-hati. Bukan takut dengan pukulan mamah, tapi takut mengganggu istirahat mamah.

"Ehm...." ku dengar deheman keras menyambutku.

Aku memoleh ke samping. Seorang wanita yang berumur hampir berkepala empat tengah berdiri tegak di ambang pintu dapur. Kedua tangannya di lipat di perutnya. Dia mamahku!

Aku berhenti, ku lemparkan senyuman manisku.
"Ma-mah... Assalamualaikum mah.."

Mamah tersenyum, tapi lebih tepatnya tersenyum mengejek. Tak apa, yang penting mamah sudah senyum padaku pun aku sudah sangat senang.

"Cih,." mamah berdecih tajam. Senyum di bibirku memudar.

"Mamah sudah makan?" tanyaku basa-basi. Walaupun ujungnya basi sih.

Tak menjawab, mamah melongos pergi meninggalkan ku. Ku paksakan bibir ini tersenyum. Ini sudah biasa zia, memang cara mamah memberiku kasih sayang itu berbeda dengan orang tua yang lainnya. Mungkin mamah ingin mengajariku bersikap mandiri, tidak manja dan tahan banting, atau mungkin agar aku kuat kalau seandainya negara ini di jajah lagi. Mamah memang tau apa yang terbaik untukku.

Sialan! aku tuh lagi bahagia mamah pulang. Kenapa malah air mata sialan ini melewati pipiku. Aku ini gak cengeng ya! Seorang zia itu gak cengeng, zia itu kuat.

***

Ragu-ragu aku memasuki ruang kerja mamah. Satu cangkir mocacino kesukaan mamah ku tenteng di tanganku. Ku tarik nafas panjang lalu ku keluarkan. Gak papa zia, namanya juga berusaha. Walaupun mamah menolak seribu kali minuman yang ku buat, tapi aku tak akan menyerah. Aku ingin mamah tahu kalau aku menyayangi mamah. Mungkin dengan aku terus memberi perhatian pada mamah, mamah bisa memaafkan kesalahanku yang aku tak tahu apa salahku. Aku bandel kali ya?

Tok Tok Tok

Sebagai anak yang sopan, aku mengetuk pintu dulu. Aku tak akan menyerah mengetuk pintu walaupun tanganku sampai memerah. Mungkin mamah sibuk kali ya..

Tok Tok Tok

Ceklek

Mamah membuka pintu dengan wajah memerah dan menatapku tajam. Apa mamah marah? Aku mengganggu mamah lagi.

"ANAK SIALAN!!!"

PLAK

PLAK

Pyaarrr


#Tbc



Selada,13/12/16

Salam dari zia...😉

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 90.5K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
532K 20.4K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
2.8M 302K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
777K 74.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...