I'm Sorry brother (Another St...

By Livybabykana

26.3K 1.8K 209

Bagaimana bila ternyata kakak Rai tidak tertidur selamanya, namun tertidur sementara sama seperti Raizel yang... More

Prolog
(01) Dunia Manusia
(02) Pertemuan
(03) Memory
(04) Sekolah
(05) Kirana Han & Karina Han
(06) Senang Berkenalan denganmu Rey
(07) Master (bagian 1)
(08) Master (bagian 2)
(09) Keakraban
(10) Masa Lalu Leonardo (bg.1)
(11) Masa Lalu Leonardo (bg 2)
(12) Perkataan Kirana
(13) Kedatangan Muzaka
(14) Blood Stone (flashback)
(15) Pertempuran (flashback)
(16) Pertempuran (Flashback)
(18)Lamunan Reynald
(19) Game centre
(20) Kekuatan asing
(21) Caterina
(22) Caterina part 2
(23) pertemuan tak terduga
(24) Forgive me, Caterina
(25) Rencana Liburan
(26) Rumah Kirana Karina
27.Bukan dia
28. Liburan dan keanehan

(17) Rahasia Raizel

1.2K 71 10
By Livybabykana

Cuplikan sebelumnya

"Aku akan selalu melindungimu Raizel"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Penyerangan yang telah dilakukan para kepala keluarga pada keluarga Noblesse, membuat Reynald membenci para kaum bangsawan.

Inilah alasan Reynald tidak mau bersinggungan pada kaum bangsawan dari Lukedonia.

Berakhirnya cerita Reynald akan asal muasal Blood stone, membuat Raizel mengeluarkan air mata. Ia tak menyangka bahwa kematian kedua orang tuanya dan luka yang diterima kakaknya adalah karena dirinya. Perasaan bersalah menyelimuti dirinya.

Reynald yang merasakan kesedihan Raizel segera mendekati adiknya dan menepuk kepalanya perlahan, perlakuan yang selalu ia lakukan saat adiknya sedih.

"Jangan menyalahkan dirimu, semua yang terjadi adalah takdir yang bermain dalam kehidupan" Reynald menatap Raizel dengan senyuman khas seorang kakak yang menghibur adiknya.

Raizel menatap Reynald, air matanya mengalir perlahan. Reynald yang mengerti akan yang dirasakan Raizel hanya menatap Raizel dan memberikan senyuman menenangkan untuk adiknya.
"Mama dan papa menyayangmu Raizel, mereka tidak suka bila melihatmu bersedih. Hentikan air matamu dan lakukan apa yang mau kau lakukan, kami selalu mempercayaimu" Reynald memberikan Raizel yang dapat membangkitkan semangat Raizel yang jatuh setelah mendengar kisah kematian kedua orangtuanya.

"Kenapa?" Tanya Raizel menuntut penjelasan akan kebohongan Reynald.

"Karena ini permintaan mama dan papa serta Lord terdahulu. Mereka tau kau akan bersedih dan menyalahkan dirimu sendiri seperti saat ini, karena itulah aku merahasiakannya." kata Reynald.

Raizel tak dapat berkata apa-apa lagi. Kesedihan masih berputar di dalam dirinya. Frankeinstein, Leonardo dan Muzaka menatap Raizel sedih. Mereka tidak menyangka hanya karena kekuatan, dapat menghancurkan keluarga Noblesse.

Muzaka menatap Reynald dan Raizel dengan tatapan yang tak dapat diartikan, terutama Reynald. Ia tidak mengerti jalan pikiran Reynald. Saat ia kehilangan Ashleen, ia mengamuk dan ingin menghancurkan manusia hingga tak bersisa. Namun, tidak dengan Reynald. Walaupun kepala keluarga berkhianat dan menghancurkan keluarganya, ia tetap menjalaskan tugasnya sebagai sang palindung.

Muzaka tersentak pada pemikirannya. Muzaka menggelengkan kepalanya, ia tak boleh terpengaruh akan perbuatan Reynald dan mengurungkan niatnya yang ingin menghancurkan manusia sampai habis.

"Lalu dimana Blood Stone sekarang?" Tanya Muzaka penasaran.

"Aku tidak tau" Reynald menjawab dan menggelengkan kepalanya perlahan.

"Apa maksudmu tidak tau?" Tanya Muzaka.

"Terakhir aku melihat Blood stone adalah sebelum aku tertidur selama ribuan tahun, yaitu saat aku bertarung dengan Raizel" kata Reynald sendu.

"Dan setahuku, aku telah menghancurkan Blood stone" kata Reynald bingung.

"Bila tuan Reynald sudah menghancurkannya, kenapa Blood stone masih ada sampai saat ini?" Tanya Frankeinstein penasaran.

Reynald menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu akan keberadaan Blood Stone yang berada saat ini.

Ini sangat membingungkan. Tiba-tiba Reynald tersentak akan ingatan yang menghampirinya. Ia ingat akan perkataan Vranco, bahwa dibalik perbuatan Vranco masih ada lagi musuh yang bersembunyi. Dan lagipula, selama ini ia belum menemukan kepada siapa Raizel memberikan separuh kehidupannya.

Reynald menatap Raizel.
"Raizel, aku ingin bertanya padamu. Kepada siapakah kau memberikan separuh kehidupanmu?" Tanya Reynald. Sebenarnya sebelumnya ia sudah bertanya pada Raizel, namun Raizel tidak ingat apa-apa, Atau memang ia menyembunyikannya.

Raizel terlihat gelisah akan pertanyaan Reynald. Ia seperti enggan untuk menjawab pertanyaan Reynald. Frankeinstein heran melihat tingkah tuannya. Setahu dirinya tuannya tidak pernah nenyembunyikan sesuatu dari dirinya. Dan bila ia menyembunyikan sesuatu pasti akan ketahuan. Karena tuannya adalah pembohong yang buruk.

"Raizel, katakanlah.." kata Reynald lagi menuntut jawaban Raizel.

raizel melihat kakaknya yang tampak gusar. Ia tak ingin menjawab pertanyaan Reynald Namun mengingat bahwa dirinya sumber masalah yang terjadi, mau tak mau akhirnya ia menjawab juga pertanyaan Reynald. Walaupun nantinya akan kecewa.

"Aku tidak tau" kata Raizel lirih.

"Apa maksudmu tidak tau?" Tanya Reynald bingung.

"Aku tak tau siapa wanita itu kak" kata Raizel lagi.

Reynald menatap Raizel bingung. Wanita? Sejak kapan adiknya dekat seorang wanita?

Raizel menghela nafas seakan ia berat ingin menceritakan apa yang tetjadi padanya.

Flashback

Saat itu, Raizel remaja sedang menikmati waktunya dibawah pohon dengan buku dipangkuannya. Langit yang cerah dan kicauan para burung, menambah kesan damai disekelilingnya. Bukankah suasana ini cocok dengan waktu santai yang diharapkannya?.

Saat ini, kakaknya kembali keluar rumah dan meminta izin kepadanya dan kedua orangtuanya bahwa kakaknya ingin memuaskan rasa ingin tahunya akan dunia luar.

Raizel tidak merasa iri ataupun berkeinginan untuk mengikuti jejak kakaknya. Karena yang ia sukai adalah ketenangan. berkali-kali kakaknya mengajaknya Namun ia tolak, karena baginya duduk diam sambil membaca buku lebih mengasyikkan.

Raizel menikmati harinya yang tenang tanpa adanya gangguan. Hingga tiba-tiba ia mendengar lirihan suara tangis. Raizel menghentikan kegiatan membacanya dan melihat keadaan sekitar.

Darimana suara tangis itu berasal? Batinnya bertanya-tanya. Akhirnya ia bangun dari duduknya dan berdiri. Ia berjalan mencari asal suara tangis yang didengarnya.

Perlahan ia semakin jelas mendengar suara tangis itu. Tak lama ia dihadapkan dengan dua anak seusianya dan keduanya wanita. Yang satunya terbaring lemah dengan darah yang terus mengalir diperutnya, terdengar suara lirihan erangan kesakitan yang berasal darinya. Sedangkan yang satu lagi, duduk dan memangku tubuh wanita yang terluka dengan isak tangisnya yang tidak berhenti.

Wanita yang menangis berulangkali berkata "bertahanlah, bertahanlah, aku mohon jangan tinggalkan aku. Hanya kau yang aku miliki. Please jangan tinggalkan aku" ia berkata dengan terbata disela isak tangisnya.

Raizel yang mendengar perkataan wanita itu, Hatinya terenyuh. Perlahan ia mendekat pada kedua wanita tersebut. Wanita yang memangku saudaranya yang terluka tersentak kaget akan kedatangan Raizel.

Ia memeluk saudaranya yang terluka dengan erat.
"Mau apa kau? Pergi" usir wanita itu.

Raizel tidak menghiraukan perkataan wanita itu. Kemudian ia berlutut di samping wanita yang terluka.

"Izinkan aku melihat luka saudaramu" kata Raizel.

"Tidak" sentak wanita yang memeluk saudaranya yang terluka.

Namun Raizel tidak menghiraukan perkataan wanita itu. Raizel melihat luka wanita itu dengan serius. Ia tau, sebenarnya lukanya sudah terlalu parah dan ia tak bisa melakukan apapun untuk menyembuhkan wanita yang terbaring tersebut.

Raizel menghela nafas berat "maafkan aku, aku tidak bisa menyembuhkan luka saudaramu" Raizel menatap wanita yang memeluk saudaranya yang terluka itu dengan sedih.

Mendengar perkataan laki-laki yang tak dikenalnya, sontak tangisnya tambah keras. "please jangan tinggalkan aku, pleasee" katanya disela isak tangisnya.

Wanita yang sedang menangis menatap Raizel dengan penuh permohonan "tolong, selamatkan saudaraku. Hanya ia yang aku miliki. Tolong. Aku akan melakukan apapun untukmu, namun selamatkanlah saudaraku" airmatanya mengalir deras. Raizel yang mendengar perkataan wanita itu menjadi terenyuh. Hatinya yang lembut menaruh rasa iba yang amat sangat. Ia membayangkan bagaimana bila ia dan kakaknya yang berada diposisi kedua wanita ini. Mungkin ia akan melakukan hal yang sama.

Dengan penuh keyakinan Raizel mengangguk.
"Baringkan saudaramu" ujar Raizel.

Wanita itu segera membaringkan saudaranya yang terluka dan mundur sedikit dari tempatnya.
Raizel meletakkan tangannya pada luka yang terdapat pada wanita itu. Perlahan cahaya muncul dari telapak tangan Raizel yang berada diatas luka wanita itu.

Raizel mendekatkan wajahnya pada wanita itu, kemudian membuka mulut wanita itu. Perlahan Raizel mengalirkan energi kehidupannya pada wanita yang terbaring itu. Sinar yang muncul dari tangan yang berada pada luka wanita itu semakin terang. Perlahan terlihat kalau luka itu sembuh.

Raizel yang mengalirkan energi kehidupannya terlihat pucat. Semakin lama Raizel dapat merasakan kesembuhan wanita yang terluka. Ia menghentikan energi yang dialirkannya.

Raizel bangun dari posisinya dan melihat kondisi wanita yang diselamatkannya. Tampak wanita itu telah sembuh secara sempurna.

Wanita yang menangis tadi segera menghampiri saudaranya dan memeluk saudaranya yang belum sadar.

wanita yang menangis tadi menatap Raizel. Berulangkali ia mengucapkan rasa terimakasihnya.

Raizel yersenyum membalas tatapan wanita itu. Namun, tiba-tiba pandangannya memburam. Ia tak mampu lagi menahan tubuhnya. Kegelapan menguasainya, ia pingsan. Sebelum ia kehilangan kesadarannya ia dapat mendengar teriakan wanita yang telah ditolongnya.

"Tuaannn. Aku berjanji akan kembali menemui dan membalas pertolonganmu ini"

Perlahan ia mendengar suara kaki menjauh. dan kesadarannya menghilang.

Saat Raizel bangun, ia sudah berada dikamarnya dan melihat ibunya yang menangis disampingnya
Ia juga melihat ayahnya yang melihat kearahnya dengan cemas.

Melihat Raizel sadar, ibunya segera memeluknya. Di sela isak tangisnya ibunya berulangkali berkata "mengapa kau melakukannya? Apa yang kau lalukan?". Namun, ia enggam menjawab pertanyaan ibunya. Pikirannya kembali pada kejadian yang baru saja dialaminya, ia memikirkan keadaan kedua wanita itu. Tanpa menyadari akibat dari pertolongan yang sudah ia lakukan.

Flashback end

Raizel mengakhiri kisahnya. Ia menatap kakaknya yang menatap dirinya dengan sedih. Ia sedih melihat kakaknya, Namun ia tak merasa menyesal karena telah menyelematkan kedua wanita itu.

"Maafkan aku" kata Raizel pelan.

Reynald mengangguk "kau tidak salah Raizel, bila aku diposisimu, aku juga akan melakukan hal yang sama. Jadi jangan merasa bersalah lagi" kata Reynald.

"Tuan Raizel, apakah tuan tidak pernah bertemu dengan kedua wanita itu?" Tanya Leonardo penasaran.

Raizel menggeleng. Ia memang tidak pernah bertemu dengan kedua wanita itu lagi sampai saat ini. Kedua wanita menjadi misteri baginya. Sedikit banyak ia mengharap dapat dipertemukan dengan kedua wanita itu lagi.

Reynald menatap adiknya yang melamun. Ia yakin kalau adiknya sedang mengingat kedua wanita yang telah ia selamatkan.

"walaupun kejadian itu telah lama berlalu, aku akan tetap mencari keberadaan wanita itu" Reynald berkata sambil menatap Raizel.

Raizel tersentak mendengar perkataan kakaknya. Ia tak menyangka kakaknya akan mencari kedua wanita itu. Bayangkan saja, hal itu sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Mungkin saja kedua wanita itu sudah mati.

Namun, Raizel tak dapat berbuat banyak. Karena ia tahu kakaknya tak bisa dihentikan begitu saja. Jadi, ia biarkan saja keinginan kakaknya itu.

KRING KRING

Suara telpon Frankeinstein memecahkan keheningan yang tercipta untuk beberapa saat.

"Ada apa" Frankeinstein berbicara pada telponnya.

"Hemm, baiklah. Aku akan kesana"

Frankeinstein mengakhiri panggilan telponnya.

" Tuan, maafkan saya sudah saatnya kita pulang. Hari sudah semakin larut. Tao dan yang lainnya memintaku untuk mengecek kembali kondisi mereka, seperti yang sudah saya janjikan" Frankeinstein membungkukkan badannya pada Raizel.

Raizel melihat Frankeinstein sebentar dan kemudian mengalihkan tatapannya pada Muzaka.

"Pergilah Raizel, nanti aku akan menemuimu lagi" kata Muzaka dengan senyuman khasnya.

Raizel menganggukkan kepalanya. Ia melihat kakaknya. Reynald yang mengerti akan tatapan adiknya segera menganggukan kepalanya.

Reynald menatap Muzaka "kita akan bertemu lagi. Aku senang kau menjadi sahabat adikku. Terimakasih" Reynald membalikkan badannya dan segera berlalu dari hadapan Muzaka.

Reynald dan Raizel melompat ke bawah gedung sekolah namun dihentikan Leonardo dan Frankeinstein yang masih di atap gedung.

"Tuan" "Master" panggil Frankeinstein dan Leonardo.

Raizel dan Reynald menghentikan langkahnya.

"Master, anda menuju kearah yang salah" kata Leonardo.

Reynald menatap Raizel, Raizel juga menatap Reynald. Mereka mendengar suara tawa Muzaka dari atas atap.

"HAHAHAHAHA, sekarang aku semakin yakin kalau kalian memang bersaudara. Ternyata kalian sama-sama buta arah. HAHAHAHA" muzaka tak dapat menghentikan tawanya ia terus saja tertawa.
Leonardo dan Frankeinstein menahan tawanya agar tidak dilihat oleh tuan mereka.

Di bawa sana. Reynald menatap Muzaka kesal sedangkan Raizel menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

*
*
*

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

1M 57K 36
It's the 2nd season of " My Heaven's Flower " The most thrilling love triangle story in which Mohammad Abdullah ( Jeon Junghoon's ) daughter Mishel...
495K 18K 94
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
485K 14K 106
"aren't we just terrified?" 9-1-1 and criminal minds crossover 9-1-1 season 2- criminal minds season 4- evan buckley x fem!oc
1.1M 50.1K 95
Maddison Sloan starts her residency at Seattle Grace Hospital and runs into old faces and new friends. "Ugh, men are idiots." OC x OC