(07) Master (bagian 1)

922 73 2
                                    

Tidak terasa sudah hampir satu bulan Reynald bersekolah di SMA Ye Ran. Kehidupan yang dulu dengan saat ini yang ia jalani sungguh berbeda. Ia sungguh menikmati kehidupannya saat ini. Bahkan adiknya sendiri menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.

Bila dilihat, manusia tak lah terlalu buruk, ada beberapa bagian dari mereka yang baik dan cukup menghibur. Walaupun sebagian lagi adalah manusia yang tamak dan haus akan kekuasaan, hingga menciptakan tindak kekerasan dimana-mana.

Saat ini Reynald berdiri diatas sebuah gedung, memandangi kota yang dihuni manusia. Lama ia memandangi pemandangan yang ada dibawah gedung, hingga ia merasa kalau ada seseorang yang baru datang disampingya.

"Kakak" Raizel menyapa Reynald.

"Ada apa Raizel? Kenapa kau menyusulku kemari?" Tanya Reynald.

"Aku hanya-" Raizel menghentikan kalimatnya, mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari Reynald.

Reynald menaikkan sebelah alisnya menunggu jawaban dari Raizel.
Raizel memperlihatkan pose orang yang sedang berpikir, memegang dagunya dan memperlihatkan raut wajah seriusnya.

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Reynald menatap Frankeinstein yang berada dibelakang Raizel. Frankeinstein juga menatap Raizel dan menunggu jawaban tuannya.

"Raizel" panggil Reynald.

Raizel menatap Reynald dan kemudian berkata.
"Aku hanya tidak ingin kau tersesat".

Sontak Reynald tersenyum dan tertawa kecil, begitu juga dengan Frankeinstein.

"Raizel, kau mengkhawatirkanku tersesat? Bukankah kau sendiri mudah tersesat?" Tanya Reynald

Wajah Raizel memerah malu, "aku punya Frankeinstein yang akan menjemputku" kata Raizel. Frankeinstein tersenyum mendengar perkataan tuannya.

Sejenak Reynald terdiam, "ya, kau punya Frankeinstein" kata Reynald.
Kemudian dia menatap jauh seolah merindukan seseorang.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanya Raizel.

Reynald menggeleng dan diam tanpa berminat menjawab pertanyaan Raizel.

"Tuan Reynald, bolehkah saya bertanya?" Tanya Frankeinstein memecahkan lamunan Reynald.

"Silahkan" Reynald menjawab tanpa menatap Frankeinstein.

"Apakah sebelumnya anda pernah membuat perjanjian darah, seperti yang saya dan tuan Raizel lakukan?" Tanya Frankeinstein.

Mendengar pertanyaan Frankeinstein, sejenak Reynald menatap Frankeinstein, kemudian mengalihkan pandangannya kedepan seperti semula. Raut wajahnya seolah berat untuk menjawab pertanyaan Frankeinstein.

"Ya, aku pernah melakukannya" kata Reynald.

Frankeinstein sedikit terkejut mendengar jawaban Reynald.
"Lalu, dimanakah dia sekarang tuan?" Tanyanya lagi.

Reynald menggeleng tanda dia tidak tau keberadaan orang yang pernah mengikat perjanjian dengannya.

Raut wajah Reynald menyiratkan kesedihan. Melihat raut wajah Reynald, Frankeinstein tidak jadi melanjutkan pertanyaannya. Apalagi Raizel seolah memberikannya tatapan untuk tidak bertanya lebih lanjut.

raizel mendekat kearah Reynald, Kemudian menepuk pundaknya pelan.

***

Di kediaman keluarga Han, tampak Kirana, Karina dan shinwu sedang sibuk memilah buku-buku yang akan disumbangkan ke panti asuhan.

Keluarga Han memang memiliki panti asuhan. Setiap beberapa bulan sekali mereka akan memberikan beberapa barang yang dibutuhkan panti asuhan tersebut.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora