(26) Rumah Kirana Karina

548 38 6
                                    

Cuplikan sebelumnya

Ikhan, Sui dan Yuna serta Reynald dan yang lainnya berencana untuk ikut  liburan ke rumah Kirana dan Karina.

~~~~~~~~~~~~

Saat ini, Reynald dan yang lainnya sedang dalam perjalanan kerumah Kirana dan Karina. Mereka menaiki bus milik keluarga Kirana dan Karina.

"Wahh, keren sekali" teriak Ikhan dibalik jendela bus.

"hahaha, jangan norak dong Ikhan" kata Shinwu berbangga diri.

Ikhan terlihat merengut. "kenapa kau tidak pernah bilang kalau orang tua kalian kaya?" tanya Ikhan penasaran.

"Kau tidak tanya," kata Shinwu cengengesan.

Posisi duduk didalam bus. Shinwu duduk bersama Ikhan, Seira dengan Regis, Sui dan Yuna, Kirana duduk disebelah Rael, Raizel duduk dengan Reynald, sedangkan Karina duduk dengan Leonardo. Leonardo ikut atas saran Frankeinstein untuk membantu semua keperluan Raizel dan masternya sendiri. Sedangkan Caterina ditinggal karena ia ingin mengenal dunia yang ditinggali oleh Reynald dengan belajar bersama Frankeinstein.

Semua sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Shinwu dan Ikhan yang masih saja terlihat berdebat, Yuna dan Sui yang sibuk menyusun jadwal kegiatan dirumah Kirana Karina, Seira dan Regis hanya diam saja begitu juga dengan Reynald dan Raizel yang asyik memandang jendela, Leonardo dan Karina tampak tidur dikursinya masing-masing. Kirana tampak berusaha menghilangkan kesunyian antara dirinya dan Rael.

"Rael, aku tidak tau banyak tentang dirimu, maukah kau menceritakan tentang dirimu padaku?" tanya Kirana melihat kearah Rael yang sedang menutup matanya dan menyilangkan tangannya didadanya.

"cih, untuk apa kau tau tentang diriku?" tanya Rael risih dengan keingintahuan Kirana.

Kirana merasa sudah membuat topik yang salah untuk memulai pembicaraan. "ah, aku hanya penasaran saja, apa kau juga dari keluarga bangsawan?" tanya Kirana

"Ya, aku dari keluarga Kertia," kata Rael. Ia membuka matanya dan mendongakkan kepalanya. ia seakan sedang membayangkan sesuatu yang tidak Kirana ketahui.

"apakah kau tinggal sendiri?" tanya Kirana.

"Ya, sekarang aku tinggal sendiri," Rael menatap ke jendela. "dulu aku tidak sendiri, aku masih memiliki kakakku, kakak yang selalu aku kagumi," lirih Rael.

"Jadi, sekarang dimana kakakmu?" tanya Kirana lagi.

Rael tersentak pelan mendengar pertanyaan Kirana, ia menarik nafas panjang untuk menguatkan hatinya.

"Dia sudah tertidur untuk selamanya," Kata Rael pelan.

"maafkan aku Rael," kata Kirana menyesal.

"kenapa kau meminta maaf?" tanya Rael bingung.

"eh, itu karena aku telah membuatmu mengingat kenangan yang dapat membuatmu bersedih,"

"Cih, aku tidak lemah. Aku tidak mudah menangis hanya karena masalah ini. Lagipula aku bangga dengan kepergian kakakku karena ia pergi tanpa meninggalkan beban dan penyesalan" kata Rael sambil menerawang ke depan.

"Kau yakin?" tanya Kirana seolah tidak percaya dengan anggapa Rael

Rael terlihat bingung, batinnya bertanya-tanya kemana arah pembicaraan ini?, kenapa ia merasakan sesuatu yang aneh.

"Te tentu saja,"kata Rael ragu-ragu.

"hmm, aku berharap begitu," kata Kirana misterius.

"Ap apa maksudmu," tanya Rael penasaran.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Where stories live. Discover now