(01) Dunia Manusia

1.9K 128 16
                                    

Disebuah ruangan yang temaram, tampak sesosok lelaki yang duduk disamping jendela menikmati cahaya bulan.

Tatapannya begitu sendu menyiratkan kerinduan yang tak tersampaikan. Beberapa kali ia memejamkan matanya kembali mengingat kenangan-kenangan yang dimilikinya dulu.

Terkadang ia tersenyum bila mengingat kenangan itu, namun tak jarang pula setelah kenangan indah terbayang, raut wajahnya berubah menampilkan kesedihan yang dalam.

Betapa banyak kenangan buruk yang berseliweran dipikirannya, ingin rasanya dihilangkan bila mengingat luka yang di tinggalkan. Tapi, ia tak sanggup menghilangkan memori tersebut karena tak hanya luka yang ditinggalkan tapi terdapat kebahagian walau terasa semu.

"Tuan"

Sebuah suara membuyarkan lamunan lelaki itu. Lelaki itu adalah Cadis Etrama di Raizel sang Noblesse yang berasal dari lukedonia. Pelindung bagi para bangsawan.

"Frankeinstein" ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya. Frankeinstein membungkuk hormat akan panggilan tuannya.

"Tuan, apa yang sedang anda pikirkan?" tanya frankeinstein.

"Tidak ada" jawabnya datar

"Baiklah tuan, apabila tuan sudah siap menceritakannya, saya akan selalu siap mendengarnya" ujar Frankeinstein.

Frankeinstein mengundurkan dari hadapan tuannya.

Akhir-akhir ini tuan terlihat sedih, apakah ini ada hubungannya dengan keadaannya yang melemah.
Tuan, maafkan aku yang tidak becus menjadi pelayanmu.

Frankeinstein berlalu dengan wajah sedihnya.

***
Pagi ini sama seperti pagi seblumnya. Frankeinstein telah bersiap untuk memenuhi kebutuhan tuannya.

"Tuan, pakaian yang mana akan anda kenakan hari ini?" Tanya Frankeinstein sambil menyediakan teh untuk tuannya.

"Hmmmm" tampak Raizel berfikir keras, memilih pakaian seragamnya. walaupun semua pakaiannya terlihat Sama, namun seperti biasa, dia selalu menuntut kesempurnaan hingga terasa sulit untuk memilih pakaiannya.

Dan seperti biasa pula, Frankeinstein akan sabar menunggu tuannya yang lama memilih pakaiannya.

Waktu berlalu, setelah Rai selesai dengan setelannya. Rai siap bergabung dengan yang lain untuk sarapan.

"Selamat pagi bos" sapa Tao yang melihat Frankeinstein masuk keruang makan. Takion dan M21 menyapa dengan hanya menganggukkan kepala kepada Frankeinstein. Dan kembali fokus dengan sarapannya yang telah dihidangkan Seira.

"Selamat pagi Tuan Raizel" sapa Seira, Regis dan Rael membungkukkan badan.

Raizel mengangguk menerima sapaan Seira, Regis dan Rael dan berjalan menuju kursi di ujung meja, tempat yang disediakan Frankeinstein untuknya.

Frankeinstein menyediakan sarapan kesukaan Raizel yaitu Ramyeon buatannya sendiri.
"silahkan tuan"
Raizel mangangguk dan memasang serbet di lehernya serta menunggu Ramyeonnya beberapa saat sebelum menyantapnya.

Sesaat setelah sarapannya habis, terdengar bunyi bell di depan. Frankeinstein berlalu dari meja makan menuju alat penerima tamunya.

"Ah, tuan Ikhan dan teman-temannya sudah datang"

Raizel melipat serbet, meletakknya diatas meja dan berdiri dari duduknya. Seira, regis dan Rael yang melihat Raizel berdiri segera berdiri juga dari duduknya.

"Selamat jalan tuan" Frankeinstein membungkukkan badan segera saat Raizel berlalu berangkat kesekolah diikuti oleh Seira dan Regis.

"Hallo Rai" sapa Ikhan
"Selamat pagi Rai, seira Regis" sapa Yuna dan Sui.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Onde histórias criam vida. Descubra agora