(18)Lamunan Reynald

860 54 2
                                    

Pertemuan Reynald dengan Muzaka mengembalikan memory lama Reynald menari dipikirannya. Kejadian demi kejadian mengundang tanda tanya besar bagi dirinya. Tak ayal lagi, Reynald jadi sering melamun dan mengabaikan sekitarnya. Seperti yang ia lakukan saat ini. Ia kembali melamun menatap keluar jendela dari dalam ruanga kelas yabg ditempatinya.

Sebenarnya, ia memang sering memandang keluar jendela. Tapi tidak dengan tatapan kosong seperti akhir-akhir ini ia lakukan. Bila ia menatap keluar jendela, ia akan memperhatikan kegiatan para siswa yang berada dilapangan. Namun saat ini, apa yang dilakukan siswa dilapangan tidak lagi menarik perhatiannya.

Hal ini mengundang perhatian Kirana. Melihat tatapan kosong Reynald, ia jadi sedikit penasaran dengan keadaan Reynald. Ia pun berjalan mendekati Reynald.

"Rey" Kirana memanggil Reynald, namun tak mendapat respon dari Reynald.

"Rey" panggil Kirana lagi.

"Rey, Hey.." Kirana menyentuh bahu Reynald.

Reynald tersadar dari lamunannya. Ia melihat Kirana yang menatapnya penasaran sekaligus khawatir. Tanpa mengucapkan apapun Reynald menampakkan raut wajah yang seakan bertanya "kenapa?". kirana yang sudah mengenal karakter Reynald yang selalu berbicara dengan raut wajahnya, memahami tatapan bertanya Reynald.

"Gwenchana?" Tanya Kirana.

Reynald menganggukkan kepalanya. Ia pun kembali menatap keluar jendela. Namun tak seperti sebelumnya ketika ia menatap keluar jendela dengan tatapan kosong, kali ini ia menatap keluar jendela dengan tatapan seakan ia memiliki beban yang berat.

Kirana makin terlihat khawatir dengan keadaan Reynald. Kirana mencoba mengerti keadaan Reynald, dengan tidak mencoba untuk bertanya masalah yang dihadapi Reynald.

Kembali ia memegang bahu Reynald. Reynald kembali menatap Kirana. Kirana tersenyum menatap Reynald.

"Aku memang baru mengenalmu, tapi bila kamu ingin berbagi masalahmu. Aku akan siap mendengarkan"

Mnedengar perkataan Kirana, Reynald merasa sedikit senang. Ia tak menyangka kalau ia akan mendapat perhatian dari Kirana yang mengkhawatirkan dirinya.

Reynald tersenyum dan berkata "terimakasih, tapi kau tidak perlu mengetahui masalah yang kuhadapi. Karena aku tidak ingin menambah bebanmu"

mendengar perkataan Reynald Kirana hanya bisa menghela nafas berat. Ia tak dapat memaksa Reynald untuk berbagi masalahnya, tapi setidaknya ia dapat membuat Reynald tidak merasa terlalu terbebani.

Tiba-tiba ia memikirkan sebuah ide yang dapat mengalihkan Reynald dari masalahnya walaupun hanya sebentar.

"Rey, apakah pulang sekolah nanti kau bebas?" Tanya Kirana

Reynald terlihat berpikir sebentar, kemudian ia menggelengkan kepalanya.

"Great, nanti kita main yuk sepulang sekolah" ajak Kirana terlihat bersemangat.

Reynald tersenyum melihat semangat Kirana. Suasana hatinya sedikit membaik.
Terimakasih ucap Reynalf falam hati.

***

"Hey Kirana, Rey" sapa Shinwu saat melihat Kirana dan Rey yang berjalan mendekati Shinwu dan yang lainnya.

"Ayo kita main" ajak Kirana.

Shinwu dan Karina melihat Kirana dengan tatapan bertanya. Dari mereka bertiga, Kirana lah yang paling anti bila pulang sekolah main dulu. biasanya ia akan langsung pulang dan mengerjakan pekerjaan rumah.

"Kau baik-baik saja ne-chan" tanya Karina sambil memegang kening Kirana. "Tidak panas" kata Karina pada Shinwu.

Kirana yang mendapat perlakuan seperti itu dari Karina langsung memasang wajah tidak suka.
"Aku baik-baik saja" kata Kirana kesal menyingkirkan tangan Karina yang masih memegang keningnya.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Where stories live. Discover now