(15) Pertempuran (flashback)

816 59 3
                                    

Still Flashback

Bulan purnama terlihat sempurna, warnanya merah menyala. Semua kekuatan yang ada dibumi terbangkit sepenuhnya.
Malam ini adalah malam yang sempurna bagi pasangan Noblesse yang akan menyatukan keluatannya untuk menciptakan blood stone demi Raizel.

Di dalam sebuah ruangan, tampak Edward dan Raina sedang menyiapkan dirinya untuk menciptakan blood stone.

"Raina, kemarilah" Edward memanggil Raina yang sedang menyiapkan perlatannya. Raina yang dipanggil segera menghampiri Edward.

Edward memeluk Raina erat sambil mengecup puncak kepala Raina berkali-kali.
"Aku mencintaimu" ucap Edward.

Raina yang mendengar pernyataan cinta Edward terisak pelan. Edward sosok yang kaku dan sangat jarang mengungkapkan isi hatinya secara langsung, Bila ia sudah mengungkapkan isi hatinya secara langsung seperti saat ini, berarti ia sudah tak dapat menahan perasaanya lagi.

"Aku juga mencintaimu, sangat sangat mencintaimu" Raina memeluk erat Edward seolah enggan melepas pelukannya.

"Mama" sebuah suara mengintrupsi mereka untuk melepaskan pelukan mereka. Keduanya sontak salah tingkah. Reynald tersenyum melihat tingkah kedua orangtuanya yang salah tingkah.

"Ada apa Reynald?" Tanya papanya seolah tidak terjadi kejadian apapun.

"Bagaimana persiapannya papa?" Tanya Reynald yang tidak mau mengungkit kemesraan orangtuanya.

"Sudah, sebentar lagi akan dimulai"

Mengeluarkan kekuatan dari dalam diri tidaklah mudah, salah sedikit nyawa adalah taruhannya. tapi mereka berani mengambil resiko semua itu demi putra mereka.

"Papa, apa papa yakin akan melakukan hal ini?" Tanya Reynald memastikan keputusan kedua orangtuanya.

Edward mengangguk pasti. Tatapannya beraluh kepada istri yang sangat dicintainya. Raina menatapnya sendu namun tersirat keyakinan yang kuat untuk menyelamatkan putra bungsu mereka.

"Dimana adikmu, Reynald?" Tanya Raina.

"Dia sedang beristirahat dikamarnya mama, memang akhir-akhir ini ia terlihat lelah. Aku menyesal karena tidak memperhatikannya lebih lagi" Reynald menundukkan kepalanya menyesali perbuatannya. Memang akhir-akhir ini ia disibukkan dengan keingintahuannya akan dunia luar. Sempat ia keluar lukedonia hanya ingin memuaskan rasa ingin tahunya akan dunia luar.

Raina mendekati Reynald dan mengelus kepalanya "tidak ada yang patut kau sesalkan, Reynald. Mulai sekarang jagalah adikmu dengan baik" Raina tersenyum sendu.

"Ya mama" Reynald menatap mamanya.

"Sekarang, sebaiknya kau keluar dan berjaga-jaga, dan Reynald sebisa mungkin hindarilah pertarungan dan bila pertarungan tak dapat dihindari segeralah bawa adikmu pergi sejauh mungkin, temui Lord dan ceritakan semua apa yang terjadi, kau mengerti?" Raina memberikan beberapa penjelasan kepada Reynald sebelum ritual dimulai.

"Baik mama, Reynald paham" Reynald menganggukkan kepalanya dan menatap Raina dan Edward. Setelah puas memandang orangtua yang dikasihinya, Reynald beranjak dari tempatnya.

Edward dan Raina sepakat akan melakukan penggabungan kekuatan diruang suci dibawah mansion mereka. Ruang suci merupakan ruangan yang menyimpan banyak kekuatan. Sejauh apapun kekuatan di luar mansion pasti dapat dirasakan didalam ruangan suci pemilik kaum Noblesse.

Saat ini, persiapan mereka telah selesai dan Raina beserta Edward telah bersiap diposisinya masing-masing yaitu berdiri pada lingkaran dan saling berhadapan.

I'm Sorry brother (Another Story From NOBLESSE)Where stories live. Discover now