Friendship or Relationship? [...

By dansfr

62.9K 3.9K 579

[ Belum direvisi karena mager banget ehe ] Ketika Ditya mencintai Safir, sahabatnya sejak kecil. Namun Safir... More

Part 1 : Ditya and Safir ( Rev )
Part 2 : Mix ( Rev )
Part 3 : Lovely Lion and A Bracelet? ( Rev )
Part 4 : Jealousy
Part 5 : It's the Real
Part 6 : The Moment Now Come Back
Part 7 : Tears
Part 8 : Our Promise
Part 9 : Surprise!
Part 10 : I and You : We
Part 11 : Nice and Sad
Part 12 : Search the Hidden People
Part 13 : Moment With You
Part 14 : Lies
Part 16 : Who's He?
Part 17 : Hah?
Part 18 : Back Smilling
Part 19 : We're Different Story
Part 20 : Hang Out
Part 21 : Graduation Moment
Part 22 : Broken
Part 23 : Feelings
Part 24 : Decision
Part 25 : Little Holiday
Part 26 : Zico, Come Back
Part 27 : Disaster Begin
Part 28 : Recognition
Part 29 : Reunion
Part 30 : Succumb
Part 31 : Begin to Pull Away
Part 32 : Meet Child of Daddy's Partner
Part 33 : Away
Part 34 : Priority
Part 35 : Angel Without Wings
Part 36 : Friends Until End
Part 37 : Meet
Part 38 : The Second Time
Part 39 : Bridge of Hope
Part 40 : Defense
Part 41 : Having Fun × Meet Him
Part 42 : When We Become Like That?
Part 43 : Camping
Part 44 : Until When? × Holiday ( long part )
Part 45 : End of All ( long part )
Part 46 : Epilog ( long part )
Info + Revisi
Extra Part

Part 15 : Beginning

1.1K 71 9
By dansfr

Author POV

"Gue mau nembak Saras.."

"Apa?!!" teriak Safir

Ditya sontak kaget mendengar teriakan Safir. "Lo kenapa dah? Kaget banget keknya.."

Safir jadi malu. Ia terkesan 'lebay' mendengar bahwa Ditya akan menembak Saras

"Eng..ga..papa kok dit. Jadi..lo udah yakin nih sama keputusan lo?" tanya Safir

"Gue rasa sih gitu fir.."

"Karena berharap sama orang yg gak bakal didapetin dan bisa diharapkan itu sia sia aja.. Lo udah milik orang lain fir. Dan gue rasa, lebih baik gue pergi dari pada terus memendam rasa yg tak dapat tersampaikan.." ucap Ditya di dalam relung hatinya

"Gue mau nanya dulu nih sama lo.." ucap Safir. Tak ada respon dari Ditya. "Ditya? Ditya?!" teriak Safir di dekat telinga Ditya

Ditya yg tadinya masih terbawa suasana kata kata di dalam hatinya pun tiba tiba tersadar karena teriakan itu

"Eh? Maaf maaf. Kenapa? Lo mau nanya apaan?" tanya Ditya

"Yett dasar. Sejak kapan lo ada perasaan lebih ama Saras? Lo gak bakal jadiin Saras pelampiasan lo doang kan?"

Deg

Kata kata Safir sukses membuat Ditya tertegun. Jantungnya berdegup sekali namun cukup kencang yg malah membuat Ditya tersedak

"Uhuk..uhuk.. Lo apa banget dah? Gue sih mulai ada rasa ke dia beberapa minggu terakhir ini. Tapi gue udah ngeyakinin hati gue kok buat dia. Dan..pelampiasan? Pelampiasan apaan? Kalo emang gue jadiin Saras pelampiasan, pelampiasan dari siapa? Elo?" tanya Ditya sekaligus berusaha menenangkan hatinya

"Bego! Apa apaan lo dit ngomong kek gitu? Kalo Safir peka malah ribet lagi dah.. Bego lo dasar Ditya bego!!!" kesal Ditya

Safir sontak agak kaget mendengar itu. "Lah? Kok gue? Pelampiasan dari gue gitu? Mak---" ucapan Safir terputus

"Gue becanda kali fir. Gak usah sewot gitu atuh neng. Masa iya gue suka sama lo, sahabat gue sendiri. Gak mungkin lah gilak!" ujar Ditya

Ia kembali berbohong untuk kesekian kalinya kepada hati kecilnya. "Makan tuh omongan Ditya. Apasih yg gak mungkin di dunia ini? Bahkan sahabat bisa jadi cinta itu juga bisa terjadi ke siapa aja. Termasuk lo!" suara hati kecil Ditya

"Ett dasar lo. Gue kira beneran. Kaget gue. Kalo sampe beneran, lo bakal makan omongan lo sendiri. Hati hati aja.hahaha.." ucap Safir sambil menunjukkan smirk evil nya

"Emang udah kok. Gue udah makan omongan gue sendiri. Gue udah ingkarin janji gue sama hati gue buat gak suka sama lo. Tapi susah. Dan gue berhasil ngelanggar itu semua. Semua ini karena lo fir. Lo seorang" ucap hati kecil Ditya

"Yaelah, iye iye.." ucap Ditya

"Oiya, kata lo, lo udah suka sama Saras beberapa minggu yg lalu. Dan lo udah yakin sama perasaan lo. Beneran kan lo? Jangan sampe lo mainin hati sahabat gue!" ucap Safir mengancam

Ditya hanya memandang wajah sahabat nya itu. Sahabat yg sukses membuatnya jatuh hati. Namun, friendship ya friendship, gak bakal bisa jadi relationship. Ya walaupun gak ada yg mustahil di dunia ini, namun rasa rasanya, hal itu memang sulit terjadi untuk Ditya dan Safir

"Gue janji sama lo. Gue gak bakal mainin hati sahabat lo itu. Kalo gue sampe ngelakuin itu, lo boleh ngelakuin apapun ke gue. Kecuali, lo benci gue, itu gak boleh pokoknya sampe kapan pun." kata Ditya santai

"Lah? Kok ada pengecualian sih?" tanya Safir

Ditya hanya tersenyum sambil memandangi bunga mawar ungu yg ada di dekatnya. "Lo mau tau kenapa lo gak boleh benci gue?" tanya Ditya balik

Safir hanya mengangguk kecil. "Karena, lo itu kayak bunga. Lo punya cahaya keindahan buat gue sebagai sahabat lo. Dan gue bagaikan duri yg ada di mawar ini. Gue mungkin bisa menyakiti dan gak disukain orang lain. Tapi gue gak bakal pernah nyakitin lo. Karena tugas gue bukan nyakitin lo, tapi ngelindungin lo dari orang orang yg punya niat jahat sama lo. Udah itu aja. As simple as that.."

Safir tersenyum. "Kata kata lo apa banget sih dit. Sok puitis. Ya gue tau, lo pinter bahasa Indonesia. Tapi, gak usah sampe bikin orang baper juga kali.wkwk" ucap Safir sambil tertawa lepas

Ditya ikut tertawa. Ia senang melihat sahabatnya itu tertawa lepas seperti itu. "Lo baper emang?"

"Engga juga sih. Cuma dalem aja gitu kata katanya. Merasuk ke hati.. Gue suka kok, gue suka.." ucap Safir sambil mengontrol tawanya

"Gue ngga butuh lo baper, gue ngga butuh lo suka sama kata kata gue. Yg gue butuh cuma satu. Ngeliat lo ketawa lepas kayak tadi. Itu bener bener bikin gue ikut ketawa lepas. Gue ngerasa, semua beban gue ilang gitu aja karna ketawa bareng lo. You're my reason I laughful.. Thanks lion.."jelas Ditya

Safir tersenyum. Kembali tersenyum untuk yg kesekian kalinya. Hatinya merasa tenang ada disamping sosok seperti Ditya. Ia berharap, bisa merasakan ini setiap saat. Disaat ia benar benar butuh bahu untuk bersandar

"Yaelah, pake segala makasih. Gue terharu asli denger kata kata lo. Sumpeh dah!" ucap Safir agak 'alay'

"Alay lo dasar! Gue gak butuh lo terharu. Gue malah gak seneng liat cewek nangis. Gue lebih seneng liat cewek ketawa lepas. Gak peduli mau dia dikatain gila sama orang lain juga. Yg penting gue suka.."

"Siaapp!! Btw, lo mau nembak kapan? Terus mau ngundang siapa gitu kali?" tanya Safir

"Gue sih maunya besok sore pas pulang sekolah. Yg pasti gue ngajak lo. Lo harus bawa Saras ke lapangan basket. Paling sama Dava - Gilang. Atau..lo mau ngajak tiga temen lo lagi? Tuh si Nanda, Alisha, Quena?" tanya Ditya

"Gue mah terserah elo. Lo bolehin gue gak ngajak tiga cewek unyu itu?" tanya Safir

Ditya berfikir sebentar. "Idihh..unyu apaan. Gue mah kalo lo mau, gue mau aja. Alan? Ntar dia ngikut lagi. Diakan gak bisa jauh dari ceweknya.." sindir Ditya sambil sedikit tersenyum jahat

Mata Safir melotot. "Hah? Ceweknya? Siapa?"

Ditya tertawa. "Lah? Ni bocah kenapa? Udah tau ceweknya itu lo. Dasar!" ucapnya sambil menoyor kepala Safir

Safir terkekeh kecil. "Oh? Iya ya? Gue baru nyadar.hahaha"

Ditya diam sejenak. "Jadinya lo ngajak tiga temen lo itu gak? Nah Alan? Kaki tangan dia kan banyak tuh si Alan. Pasti pada mau ikut nih yak.."

"Yaelah. Santai kali dit. Mereka bocah baik baik. Lagian lo kenal mereka juga kan? So.. No problem okey?" tanya Safir

Ditya berfikir. Kata kata Safir ada benernya juga. Gapapa juga kali Alan dkk ikut. Gak ada salahnya juga. Siapa tau nambah seru dan unik acara nembaknya. Positive thinking

"Yaudah gapapa. Kalo mereka mau ikut, boleh aja. Besok sore pulang sekolah.."

"Sip bos!" ucap Safir sambil mengacungkan jempolnya

Ting ting ting bel sekolah berbunyi

"Balik kuy?" tanya Safir

"Kuy!" semangat Ditya

Akhirnya mereka kembali ke kelas. Mereka berpisah di koridor utama kelas 11 yg memisahkan kelas IPA dan IPS

~~~

Sesampainya di kelas, Safir mendadak lesu. Kakinya entah kenapa menjadi lemas. Kepalanya pusing seperti fertigo

Keempat sahabatnya hanya memperhatikan Safir yg sikapnya agak aneh

"Fir? Lo gapapa kan?" tanya Nanda

Safir hanya mengangguk.

Sepertinya jam pertama ini kosong. Seharusnya sih pelajaran pak Andi. Tapi denger denger, beliau izin karena ibunya wafat

Safir merasa ingin ke toilet. Ia pun melangkahkan kakinya yg lemas ke luar kelas

Ia jalan sangat perlahan dan seperti sempoyongan mau pingsan. "Fir! Lo mau kemana?" tanya Saras

"Toilet.." ucapnya sambil berbelok ke arah toilet

Mereka berempat berinsiatif untuk mengejarnya karena takut terjadi apa apa dengan satu sahabatnya yg sepertinya berkeadaan tidak baik itu

Tapi sayang, langkah mereka berempat di dengar Safir. Safir berhenti melangkah. Ia menoleh ke belakang dan mendapati keempat sahabatnya mengikutinya

"Jangan ikutin gue please.. Gue bukan rampok atau pencuri yg pantes diikutin diem diem kayak gini. Dan gue butuh waktu sendiri okey?" jelas Safir

Ia mempercepat langkahnya. Dan mereka berempat tak bisa membantah ucapan Safir. Safir selalu serius dengan ucapannya. Dan kalo sampe mereka membantah, itu namanya mereka mencari kesialan yg tak di undang. Akhirnya mereka berempat kembali ke kelas dan hanya melihat punggung Safir dari kejauhan

Posisi Safir sekarang berada di toilet. Ia menghadap cermin besar yg ada di depannya. Ia melihat wajah nya pucat, bibirnya memutih, matanya sayu, rambut pirang nya agak berantakan, lengkap sudah ia seperti orang yg tak mengurus diri

Ia tak tau sebenarnya ia sakit apa. Ini sudah sering terjadi

Ia tak pernah mau memberitahukan ini ke mami dan papinya. Ia hanya menanggung rasa sakit ini sendiri. Sahabat sahabat nya juga tak tau. Alan, sang pacar pun tak tau. Ditya, yg nota bene sahabatnya dari kecil pun tidak ia beri tau. Ia tak mau membebani orang lain. Biar lah ia menyelesaikan ini sendiri. Paling ini cuma sakit biasa

Kepalanya kembali pusing, kakinya juga lemas. Jari jemarinya memucat dan tubuhnya menggigil. Padahal suhu disini normal. Tak dingin sama sekali

Ia mengusap mukanya, merapikan rambutnya dan memijat kepalanya yg agak pusing

Ia keluar dari toilet. Ia sadar, kondisinya tak membaik sama sekali. Masih begitu begitu saja. Ia melewati koridor kelas 11 IPS. Semoga saja ia tak bertemu dengan Ditya. Bisa gawat kalo ketemu

Tiba tiba, kakinya benar benar lemas. Kepalanya dilanda fertigo sepertinya. Ia sudah tak kuat. Ia jatuh dan semua

Gelap

~~~

Orang orang itu tampak gelisah. Pasalnya, Safir tak kunjung kembali ke kelas.

Tiba tiba, kotak pensil Quena jatuh ke lantai dan menimbulkan suara yg keras sehingga mengagetkan anak anak 11-3. Ada apa ini? Firasat Quena agak terganggu karena Safir

Beberapa menit kemudian, ketika Nanda hendak menuju ke meja Dendi, ia hampir saja tersandung kakinya sendiri. Untung saja, Dendi berhasil memegang tangannya agar ia tak jatuh. Firasatnya tidak baik ke Safir

Di sambung lagi dengan Alisha. Tangannya tergores serpihan kayu jendela. Ia tak berhati hati. Tangannya berdarah tapi tak terlalu deras mengalir. Firasatnya tak bagus kepada Safir

Lalu Saras. Ia yg hendak menuju ke kantor administrasi, tiba tiba saja menabrak seseorang. Kakak kelas cowok. Untung saja ia tak marah. Ini semua karena Saras yg melamun ketika berjalan. Firasatnya buruk terhadap Safir

Ditya. Ia dimarahi pak Anton karena asik mencorat coret kertas bukunya dan tidak memperhatikan pelajaran. Pikirannya terganggu karena Safir selalu mampir ke memorinya

Alan juga merasakan hal yg sama. Pikirannya terus saja terfokus kepada gadisnya, Safir. Ia tak bisa berhenti memikirkannya. Firasatnya mengatakan bahwa Safir sedang tidak baik. Atau bahkan buruk. Alan dapat merasakannya

~~~

UKS. Ruangan putih ini. Safir berada disini sekarang. Di sampingnya hanya ada kak Tita--petugas UKS--yg sedang bertugas

"Eh lo udah sadar.." ucapnya ramah

Safir hanya tersenyum. Ia berusaha bangkit agar bisa duduk. Namun sulit

"Gak usah dipaksain lagi. Nanti nambah sakit. Udah tiduran aja.." ucapnya

Safir hanya mengikuti ucapan kak Tita. Ia kembali tiduran. "Siapa yg bawa gue kesini ya?"

"Gue gak kenal.." jawab kak Tita

"Intinya sih dia cowok. Anak kelas 11 kayaknya sih. Kayaknya gak mungkin kelas 10. Soalnya tadi kata dia, lo pingsan di depan koridor kelas 11. Dan gak mungkin juga kelas 12. Gue rata rata familiar dan kenal sama muka muka anak kelas 12. Dan gue gak kenal dia dan jarang liat dia juga.." sambungnya

Safir hanya manggut manggut. Sebenarnya ia penasaran. Sangat penasaran. Tapi, ia tak bisa melakukan apa apa. Cowok itu sudah pergi. Dan..ia tak punya jejak apapun untuk mencari cowok itu

"Gue sakit apa kak? Gue dari tadi lemes banget kayak gak punya gairah hidup tau gak.." tanya Safir

"Diagnosa gue sih, lo cuma kecapean. Tapi kecapean banget. Lo kurang istirahat dan kurang makan asupan bergizi. Jadinya lo lemes deh. Gue tebak tadi pagi sarapan lo dikit? Ya gak?"

"Tapi gue rasa, penyakit gue gak se enteng itu. Gue aja disuruh kontrol mulu sama dokter pribadi gue.. Padahal gue sendiri aja gak ngerti gue sakit apa. Dokter bilang, gue belom saatnya tau. Aneh.banget." ujarnya dalam hati

Safir hanya terkekeh kecil. "Iya kak bener. Soalnya gue tadi pagi buru buru.."

"Se terburu burunya lo, lo harus tetep sarapan yg banyak. Apalagi lo punya fertigo. Ya kan?" tanya kak Tita

"Iya kak. Gue gak bakal ulangin lagi deh. Janji. Oh iya, terus cowok itu sekarang kemana kak?" tanya Safir

Kak Tita tersenyum. "Ya balik lah ke kelasnya. Kenapa? Nyariin? Emang dia siapa sampe rela nungguin lo? Pacar juga bukan kan? Say thanks mah gak perlu ketemu juga gapapa kali. Bersyukur aja sama Tuhan, lo ada yg nolongin"

"Bentar lagi, Alan dateng. Dia lagi nyelesaiin ulangannya dulu, baru kesini.." ujar kak Tita

"Hmm..repot amat dia sampe kesini?" tanya Safir

"Gue tadinya cuma bilangin doang. Lagian keadaan lo udah gapapa juga kan. Tapi dia maksa mau kesini. Yaudah gue gak larang.." jelas kak Tita

Tiba tiba, pintu UKS terbuka. Ia datang.

Lanjut aja ya. Gak ada yg mau gue kasih tau soalnya wkwk

Tinggalkan vote and comment biar cerita ini tambah bagus yaa. Makasih

Sorry for typo

05 - 09 - 2016

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 155K 39
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
446K 27.6K 105
[Update tiap minggu] Zeon stallin. seorang pemuda berumur 16 tahun. di panggil ke dunia lain. bukan untuk menjadi seorang hero(pahlawan). tetapi untu...
23.9K 1.9K 40
Mia dan Ken membuat janji jika sudah dewasa nanti mereka akan menikah. Mereka harus saling menjaga hati satu sama lain sampai mereka menikah nanti. N...
4.1M 243K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...