Should I?

Von verenalowe

7.5K 426 95

[COMPLETED] [jumlah part: 39 +epilog] Sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan dan masalah-masalah s... Mehr

Chapter 1: Malapetaka
Chapter 2: Salah Paham
Chapter 3: Godaan
Chapter 4: Kesedihan
Chapter 5: Pencerahan
Chapter 6: Cowok itu Ngeselin
Chapter 7: Pertemuan
Chapter 8: Tak Terduga
Chapter 9: Permintaan Maaf
Chapter 10: Barbeque Party
Chapter 11: Rapuh
Chapter 12: Problem (1)
Chapter 13: Problem (2)
Chapter 14: Social Media
Chapter 15: Awal yang Baik
Chapter 16: Penyelesaian
Chapter 17: Terjebak
Chapter 18: Happy Sunday
Chapter 19: Balikan?
Chapter 20: Pertama Kalinya Kehilangan
Chapter 21: Akankah aku kembali ke pelukanmu?
Chapter 22: Pelindung
Chapter 23: Holiday
Chapter 24: Kebahagianku Bersamamu
Chapter 25: Kedatangannya
Chapter 26: Bukan Rahasia Publik
Chapter 27: Pertemuan
Chapter 28: Aku disini!
Chapter 29: He's Back
Chapter 30: Two Idiot Man
Chapter 31: Rahasia pun Perlahan Terbongkar
Chapter 32: Terkejut
Chapter 33: Surprised
Chapter 34: Monopoli?
Chapter 35: Gara-Gara KPOP
Chapter 36: Murid Teladan?
Chapter 37: Ujian Nasional
Chapter 38: Amal dan Ice Cream
Chapter 39: Apakah Ini Akhir Dari Segalanya?

Epilogue.

372 7 2
Von verenalowe

Should I go?
Should I love you the same?
Should I stay with you?
Then, What Should I Do?
This is the reason why I have to stay in our relation. That because my heart choose you

~~

Awan putih menghiasi langit yang biru. Ditambah dengan sinar matahati pagi yang mengahangatkan. Tak akan ada pengganti dari semua itu. Pengganti dari cinta yang didapatkannya. Cinta yang di pujinya. Tiada kala Tuhan memberi nikmat.

"Ngelamun lagi? Ya Tuhan, kamu kenapa sih ngelamun terus?" tanya pria itu. Ia menatap seseorang didepannya dengan sendu.

"Gak tau. Akhir-akhir ini aku jadi suka ngelamun. Banyak yang bilang gitu," jawabnya sambil menatap pria itu.

Wanita didepannya menjawab pertanyaannya dengan santai. Ia masih sama seperti lima tahun yang lalu. Angun, menarik, cerewet, dan pastinya cantik. Yah cantik. Ia seorang wanita.

"Mikirin apaan sih?" tanya pria itu.

"Biasalah, masalah rumah. Aku juga gak perlu bilang sama kamu kan, Di. Eleh." jawab wanita itu dengan pelan.

"Rumah kamu kan rumah aku juga," ujar Aldi. Ia kini tumbuh menjadi seorang pria yang sukses dan semakin tampan. Tubuh kekarnya juga masih sama seperti dulu. Apalagi sifatnya, masih suka menggoda wanita. Itu sekarang menjadi hobinya.

"Aldi Alexander! Masih suka gombal ya?!" seru wanita lain dari samping Aldi dia berjalan dan duduk di sofa sebelah Aldi.

Ia mencubit perut Aldi dan menatapnya tajam. Lagi-lagi gadis itu bisa menatap mata hazel Aldi dari dekat. Mempesona. Itu kata yang terlintas di pikirannya.

"Aku gak gombal, sayang." jawab Aldi sambil merengkuh pinggang wanita yang duduk di sampingnya.

"Aldi kok mesra-mesraan di depan aku sih?!" seru wanita lain yang duduk di depannya.

"Baby, tuh kan dia jadi marah-marah." ujar wanita di sampingnya.

"Dia kan hamil sayang, udah biasa ibu hamil kayak gitu. Kamu sabar aja ya," bisik Aldi tepat di telinga wanita di sampingnya.

Tiba-tiba pintu rumahnya terhempas kasar dan berdenting cukup keras. Ada wanita lain yang datang dengan kemarahannya. Wajahnya memerah.

"ALDI! LO APAIN TUNANGAN GUE?! KAN GUE BILANG! DIA GAK ADA HUBUNGAN APA-APA SAMA WANITA DISEBELAH LO ITU!" serunya.

"Astaga, Angel. Ngapain cobak? Baru dateng malah marah-marah?" tanya Gevin yang baru saja datang dari dapur sambil membawa jus jambu di tangan kanannya.

"Noh, si Aldi. Nonjok tunangan gue." jawab Angel sambil menghampiri mereka.

"Lah, ngapain juga Aldi nonjok tunangan lo? Sok ganteng aja tuh tunangan lo, hahaha." ujar wanita disamping Aldi.

"Rasain lo. Sini tante, duduk sama dede imut." ucap wanita di depan Aldi sambil menggosok-gosok perutnya yang sudah membesar.

"Jihan! Gak usah belain Vera knp?! Di, tanggung jawab gak lo?!" teriak Angel.

"Ngel, please. Dia bisa ngulang dari awal lagi kalo dia mati. Itu cuma game, Ngel." jelas Aldi dengan santai.

"Lagian Vera pakek sok bikin gue cemburu. Yaudah sih, gue lampiasin kemarahan gue buat nonjok Putra." lanjut Aldi.

Dan lagi-lagi datang dua orang pria dengan nafas tersenggal-senggal. Mereka menghela nafas lega.

"Lah lo berdua ngapain?" tanya Vera sambil menatap dua orang pria di depan pintu rumah Aldi.

"Nih. Ngejar nenek lampir. Dia kalo maen game gak mau kalah. Sekali kalah kayak gini." jawab Radit.

"Gila. Cepet bange kamu larinya, Ngel." kini giliran putra yang angkat bicara.

"Wah, Jihan sama Gevin disini juga?" lanjutnya.

"Iya nih. Tadi kebetulah aku sama Gevin lewat sini. Yaudah mampir."

"Nah sekarang kan udah ngumpul kalian, gimana kalo kita rencanain liburan kita? Sekalian mengenang kelulusan kita. Udah lima tahun gengs." ujar Vera.

"Nah. Gitu kek dari tadi. Gimana kalo ke pantai?" tanya Angel.

"Gak. Gak. Istri gue hamil. Gak." jawab Gevin.

"Gue juga gak! Di lengan gue ada bekas jahitan kecelakaan waktu itu. Gak. No!" ujar Vera sambil berdiri.

"Gue juga no. Kagak ada pasangan gue kalo ke pantai." ujar Radit.

"Terus gimana?" tanya Angel sambil duduk di sofa.

"Ve, lo yang milihan aja deh. Lo kan udah sering ke luar negeri." ujar Putra.

Vera menatap mereka satu per satu. Mereka semua menganggukkan kepalanya. Mereka setuju dengan usulan Putra.

"Should I?" tanyanya sekali lagi. Mereka kembali mengangguk.

"Korea? Ehm, gue kira itu tempat yang pas. Nah, Dit, gue juga punya temen disana. Cakep, kali aja lo suka. Lagian gue juga mau ada acara disana. Lumayan, tas buatan gue dilirik sama departement store disana." jawab Vera.

"Kesempatan dalam kesempitan lo."

"Bisnis mulu. Tapi gak apa sih. Gue juga pengen ke Korea hahaha."

"Jadi?"

"Korea!" teriak mereka bersama-sama.

Tapi, lag-lagi ada pria yang datang. Ia mengenakan kemeja dan jeans dengan sepatu kets berwarna hitam. Rambutnya yang di cat coklat pun tartata rapi.

"Gue ketinggalan banyak nih." ujar pria itu sambil meletakkan kopernya di dekat meja. Kemudian dia duduk di sofa.

"Banyak banget, Nath." jawab Aldi sambil tersenyum.

"Long time no see bro." ujar Gevin seraya menyambutnya. Dan kembali tersenyum.

"Kemana aja lo? Baru masuk sekolah sebulan. Udah ngilang lagi. Welcome again, Nath." ujar Angel sambil menyalami Nathan.

"So, kita jadi kemana?" tanya Nathan. Mereka saling berpandangan.

"KOREA!"

Nathan tertegun dan akhirnya tetsenyum. "Korea!" teriaknya.

-END-

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

ARSYAD DAYYAN Von aLa

Jugendliteratur

1.9M 99.9K 55
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
15.5M 874K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
8.3M 517K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
13M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...