"Ehemm...!!!" dehem So Eun melihat Kim Bum dan Flo berpelukan, membuat keduanya dengan cepat memisahkan diri.
"Eh, So...So Eun," ucap Flo salah tingkah, sementar itu Kim Bum mengelus kuda kesayangannya Hero, "ka...kamu pilih kuda yang mana?" tanya Flo melihat So Eun tak membawa kuda, berbeda sekali dengan Min'ah yang kini telah naik ke kuda pilihannya yang berwarna cokelat, di bantu oleh Pak' Kim.
"Aku memilih kuda yang berwarna abu abu, yang di belakang itu," ucap So Eun menunjuk kuda abu abu yang sedang di pasangkan pelana oleh para pekerja instal.
"Pilihan yang bagus," ucap Kim Bum, tersenyum misterius melihat kuda yang di pilih oleh So Eun, karna kuda yang di pilih oleh So Eun, adalah kuda betina, pasangan kuda milik Lee Ki Won.
"Trimakasih," ucap So Eun datar.
"Sama sama," ucap Kim Bum sopan kemudian beralih pada Flo yang ada di sampingnya, "bagai mana kalau kita berkuda sama sama, mengelingi perkebunan ini," tawar Kim Bum dengan menunjukan senyum terbaiknya.
"Bagaimana dengan Aurora?" tunjuk Flo pada kuda putih yang masih ada di dalam kandangnya, di samping kandang Hero.
"Nanti saja, kapan kapan, kasihan dia kalau terlalu lelah, dia sedang mengandung anak Hero," ucap Kim Bum dengan senyum yang mempesona, mengelus kuda hitam di sampinya.
"Oyah," ucap Flo eksaitet, ikut mengelus Hero yang ada di samping Kim Bum.
"Yah, kamu boleh membantu persalinannya nanti, itu pun kalau kamu mau," ucap Kim Bum, membuat sebuah senyum bahagia terpancar di wajah cantik Flo.
"Oh my god, itu pasti sangat menyenangkan, sekaligus menegangkan, aku belum pernah melihat kuda melahirkan sebelumnya, aku cuma pernah melihat anak kuda yang berusia satu minggu," cerocos Flo tak menyadari tatapan terpesona Kim Bum di sampingnya.
"Tapi kamu harus sabar menunggu lima bulan kemudian," ucap Kim Bum.
"Tak apa, aku siap untuk menunggu, yang penting aku bisa melihat Aurora melahirkan anaknya Hero," ucap Flo, dengan senyum yang tak pernah lepas di wajahnya.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita mengelilingi peternakan ini, bersama Hero, princess," ucap Kim Bum mengulurkan tangan kananya pada Flo dengan senyum bahagia, membuat Flo kembali terpesona akan ketampanan Kim Bum.
Kim Bum cuma bisa tersenyum melihat kebengongan Flo, ia telah banyak melihat wanita yang terpesona akan ke tampannya, tapi kali ini berbeda, ia sama sekali tak risih, tapi sebaliknya ia merasa senang, bahagia dan ada perasaan hangat yang menghantam jiwanya, ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, bersama Moon Chae Won pun, ia belum pernah merasakanya, seakan tersadar, Kim Bum mengulang kata katanya tadi, "maukah putri, menemani pangeran yang kesepian ini mengelilingi peternakan ini, bersama Hero?" tanya Kim Bum menyadarkan Flo, mengulurkan tangannya kembali pada Flo untuk membantunya menaiki Hero yang telah siap sejak tadi.
"Dengan senang hati pangeran...!!!" ucap Flo tak bisa menyembunyikan semburat merah muda di kedua pipinya, malu karna kepergok mengagumi ketampanan Kim Bum yang ada di hadapnnya, membuatnya mau tak mau menerima uluran tangan Kim Bum, membantunya menaiki Hero yang cukup tinggi, setelah Flo duduk manis di punggung Hero, Kim Bum ikut naik, Kim Bum pas berada di belakang Flo, membuat sebuah senyuman mengembang di wajah keduanya, bahagia, itu lah yang di rasakan keduanya saat ini.
Pak' Kim cuma bisa tersenyum melihat pasangan yang baru di mabuk cinta itu.
"Kamu siap princess?" tanya Kim Bum dengan senyum yang tak pernah lepar di wajah tampanya, entah mengapa ia sangan bahagia, kalau ia bisa meminta, ia ingin waktu terhenti saat ini juga.
Flo cuma bisa tertegun menyadari posisinya sekarang, ia sangat dekat dengan Kim Bum, Kim Bum seakan akan memeluknya dari belakang karna ia memegang tali kekang yang ada di hadapnya, jantungnya berpacu sangat kencang, seakan akan, akan loncat dari rongganya, ia tak pernah sedekat ini dengan mahluk Adam sebelumnya, kecuali kakaknya Alekx, kakak sepupunya Herry dan Wiliem, ia sangat yakin, pasti kedua pipinya telah berubah warna, semerah cery, dan ia sangat malu mengakui itu.
Karna tak ada jawaban dari Flo, Kim Bum berinisiyatif untuk mulai menarik tali kekang Hero pelan, seakan mengerti Hero segera berjalan pelan, keluar dari instal, menuju padang rumput yang cukup luas nan indah, untuk memanjakan mata kedua insan yang sedang di mabuk cinta, yang ada di punggungnya saat ini.
"Apakah kamu menyukainya?" tanya Kim Bum, setelah cukup lama terdiam, karna tak ada satupun dari mereka berdua yang akan buka suara.
"Ma...maksudnya?" tanya Flo terbata bata, saking gugupnya, untuk menelan silivanya saja susah, apa lagi bersuara, karna Kim Bum semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangnya.
"Pemandangannya," ucap Kim Bum tak kuasa menahan senyumannya, menghirup dalam dalam aroma rambut Flo, yang entah mengapa akhir akhir ini sangat di sukainnya, Lily.
"Ya...yah, a...aku me...menyukainya," jawab Flo terbata bata saking gugupnya.
Membuat Kim Bum tak bisa menahan tawanya lagi, "Hahaha...!!!" tawa Kim Bum, menjauhkan sedikit tubuhnya dari Flo, memegangi perutnya, setelah menarik tali kekang Hero, agar ia berhenti, "se begitu sukanya kah engkau pada ku, sehingga menjawab pertanyaan ku saja, enggkau sangat gugup," ucap Kim Bum di selah selah tawanya.
Flo cuma bisa mendengus menatap Kim Bum cemberut, karna ia tak tau apa yang akan ia jawab, karna perkataan Kim Bum sangat lah tepat sasaran.
"Hey, jangan menatap ku seperti itu sayang," ucap Kim Bum menghentikan tawanya, mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Flo, tapi dengan cepat di tepis oleh Flo sebelum tangannya berhasil menyentuh ke dua pipi Flo yang telah memerah sejak tadi.
Dengan cepat Flo melompat turun dari punggung Hero yang asyik memakan rumput, tanpa merasa terganggu sama sekali, sebelum Kim Bum mencegahnya.
"Flo, Florensia?" panggil Kim Bum sedikit berteriak, melihat Flo yang semakin menjauh darinya, "Florensia?" ulang Kim Bum frustasi dengan menjambak rambutnya sendiri, karna Flo sama sekali tak menggubrisnya, "Flo?" panggil Kim Bum lagi, dan segera turun dari punggung Hero dan mengejar Flo yang semakin menjauh darinya.
"Memangnya siapa dia, berani beraninya menertawakan ku dan memerintah ku, "omel Flo merasa kesal, terus berjalan, tak memperdulikan teriakan Kim Bum yang terus memanggil manggil namanya ataupun sinar matahari yang sedang terik teriknya, sebuah cekalan di tangan kananya menghentikan langkah lebar Flo, membuatnya dengan refleks berbalik menabrah tubuh orang yang mencekal lengannya.
"Maaf jika kata kata ku tadi melukai hati mu," sesal Kim Bum dengan nafas memburu, memeluk Flo dengan erat.
Flo cuma bisa membeku di tempatnya, ia tak menyangka seorang Kim Bum meminta maaf padanya, terlebih lagi ia bukan siapa siapa, ia cuma rakyat jelata yang sama sekali tak sederajat dengannya.
"Maafkan aku, apakah kamu mau memaafkan ku?" tanya Kim Bum lagi, melepas pelukannya dan menatap lekat lekat Flo tepat di pupil mata coklatnya.
"Yah," ucap Flo menganguk angukkan kepalanya, melihat ke seriyusan di mata Kim Bum.
"Terimakasih," ucap Kim Bum kembali membawa Flo dalam pelukannya, mencium pucuk kepalanya berulang ulang kali dan menghirup aromanya dalam dalam.
Membuat Flo mau tak mau membalas pelukan Kim Bum.
Membuat seulas senyum tergambar sangat jelas di wajah tampan Kim Bum, menyadari ini baru pertama kali Flo membalas pelukannya, perasaan hangat begitu saja menghantah hatinya, ia bahagia, sangat sangat bahagia.
"Kamu tidak salah sama sekali, kata kata mu tadi tidak ada yang salah, aku memang menyukai mu," jujur Flo dalam pelukan Kim Bum.
"Apa, aku tidak mendengarnya?" ucap Kim Bum melepas pelukannya, menatap Flo lekat lekat, mencari kebenaran di kedua bola matanya, dengan memegang kedua bahunya.
Flo cuma bisa mendengus dengan kelakuan Kim Bum, "Tidak ada siaran ulang," ucap Flo ketus, membuang muka dari Kim Bum, saking malunya, kedua pipinya pasti sudah memerah lagi, ia akui itu, ia sangat sangat malu, kedua pipinya terasa panas.
"Flo, aku sedang tak bercanda, aku serius," ucap Kim Bum memperingatkan, membawa wajah Flo, kembali menatap wajahnya, dan ia sangat menyukai wajah Flo yang memerah karna ulahnya.
@@@@@