LIFE

By DianWijayanti7

52.7K 5.8K 554

Gimana kalo gue punya dua sahabat cowo Tanpa gue tau, salah satu dari mereka ternyata suka sama gue Bukan sal... More

KATA-KATA
LIFE 1
LIFE 2
LIFE 3
LIFE 4
LIFE 5
LIFE 6
LIFE 7
LIFE 8
LIFE 9
LIFE 10
LIFE 11
LIFE 13
LIFE 14
LIFE 15
LIFE 16
LIFE 17
LIFE 18A
LIFE 18B
LIFE 19
LIFE 20
LIFE 21
LIFE 22
LIFE 23
LIFE 24
LIFE 25
LIFE 26
LIFE 27
LIFE 28

LIFE 12

1.3K 168 9
By DianWijayanti7

Icha merasa beban di pikirannnya sedikit berkurang, setidaknya dia sedang bersenang-senang sekarang. Melihat kedua sahabatnya menderita karna perbuatannya yang meminta mereka mencoba semua pakaian yang Icha pilihkan adalah kesenangan tersendiri untuknya.

"Jelek-jelek..!! ganti..!" kalimat ini yang terus-menerus di ucapkan Icha dengan gerakan gelengan kepala yang tidak pernah ketinggalan. Tidak lupa mengabadikannya.

Tidak hanya lima pasang pakaian yang diminta Icha, tapi ini mungkin lebih dari dua puluh pasang pakaian.

Jangan tanya bagaimana wajah Aldri dan Aron. Wajahnya sudah memelas dan masam minta pengampunan agar semuanya di hentikan. Tapi sepertinya Icha merasa belum puas. Padahal kaki, tangan, kepala, lebih tepatnya seluruh badan mereka sudah merasa lelah.

Bagaimana tidak, jika sejak tadi mereka hanya bolak balik ruang ganti hanya untuk mendengar penolakan dari Icha. Belum lagi sebelumnya mereka harus mengikuti Icha mengelilingi seluruh mall dan membawa kantong borongan belanjaan Icha. Layaknya kacung.

Piip.. Piipp..Piip...

Suara alarm dari jam tangan Icha menghentikan tawanya ketika melihat Al menggunakan piyama beruang. Benar-benar menjatuhkan harga diri Al, tapi tidak menurunkan kadar kegantengannya.

"Yaaahhh.. kita harus udahan.." kata Icha dengan menunjuk jam di tangannya. Menandakan jika Icha harus makan. Ingat Icha tidak bisa telat makan.

"Akhirnya..." celetuk Aldri dan Aron bersama.

"Ya udah sana ganti baju, atau kalian mao pake baju itu?" Icha mengerling jahil.

"Enak aja, udah cukup gue di permalukan di toko ini aja, gak di seluruh mall, bisa turun pamor gue" Sebabnya Aldri menggunakan piyama beruang. Lucu tapi tetep ganteng kok.

"Bentar kita ganti dulu" Aron.

Setelah mereka berganti baju, mereka mencari restoran untuk makan malam.

___DW

Di perjalanan pulang Icha tertidur pulas di kursi belakang mobil Aron. Dan terjadilah percakapan antara Aldri dan Aron tanpa sepengetahuan Icha.

"Lo tau Icha kenapa?" Aldri.

Aron hanya menggeleng. Dia juga berpikir.

"Tadi pas gue nyamperin dia, mukanya kaya orang kaget, kaya ada yang disembunyiin, tapi gue gak tau apa".

"Akhir-akhir ini Icha bilang dia sial terus... Apa jangan-jangan dia di bully?" pikir Aldri.

"Dengan alasan apa?" Tanya Aron. Dia pikir sepertinya tidak mungkin

Aldri mengendikkan bahu. "Mungkin karna Icha satu-satunya cewe yang bisa deket sama kita di sekolah"

"Gak mungkin Al, selama ini Icha baik-baik aja, kenapa baru sekarang mereka ngebully Icha? Lagi pula kita udah ngasih peringatan tegas ke kelompok yang paling berpotensi buat ngebully Icha, jadi gak mungkin"

"Kita harus cari tau, gue gak mao Icha kenapa-kenapa, apalagi kalo penyebabnya kita"

"Gue juga gak mao. Apalagi kalo kejadian kaya dulu keulang lagi"

Aldri terpaku mendengarnya. Mengingat masa lalunya dengan Aron dan seorang perempuan saat mereka masih di kelas 7 SMP.

Aldri tertawa meremehkan "Ha-ha Icha beda dari cewe brengsek itu."

"Cewe brengsek yang lo sebut itu pernah jadi temen kita Al"

"TEMEN? Dia cuma manfaatin kita Ar, gue malah seneng waktu itu dia dibully."

Aldri mengingat saat mereka SMP dulu, Aldri, Aron dan Jessica, ya nama perempuan itu jessica. Mereka sangat dekat, layaknya mereka dengan Icha sekarang. Tapi ternyata Jessica hanya memanfaatkan ketenaran dan kekayaan Aron dan Aldri.

Jessica bukan dari keluarga berada, dia ingin menjadi model, sehingga dia menghalalkan segala cara termasuk memanfaatkan Aldri dan Aron. Sebenarnya Aldri dan Aron tidak keberatan jika mengeluarkan uang untuk membelikan barang-barang bermerk untuk Jessica, uang bukan masalah untuk mereka.

Yang membuat mereka marah adalah fakta jika Jessica tidak tulus dalam persahabatan mereka.

Jessica hanyalah masa lalu pahit untuk mereka berdua.

Dan setelah kejadian itu Aldri harus di hadapkan dengan kenyataan pahit lainnya, orang tuanya bercerai dan Aldri memilih ikut dengan Ibunya, karna dia seorang pria, dan dia merasa berkewajiban menjaga ibunya. Sedangkan Aron sendiri memilih pindah sekolah ke luar negeri.

Sampai dua tahun kemudian Ibu dari Aldri menderita kanker dan meninggal dunia, sehingga sekarang Aldri tinggal kembali bersama Ayahnya. Aron yang kebetulan kembali ke Indonesia akhirnya memutuskan meneruskan sekolahnya di Indonesia bersama Aldri.

"Trus gimana sama cewe yang lo temuin di rumah sakit, yang ternyata satu SMP sama lo di sana?" Suara Aron memecah keheningan.

Perempuan yang Aron maksud di sini adalah Amanda, teman Aldri saat SMP kelas dua dan tiga yang di temuinya saat Aldri sedang menjaga Ibunya di rumah sakit. Ayah dari Amanda juga penderita kanker, sehingga mereka menjadi dekat.

Namun sayang, Ibu Aldri ternyata lebih dulu di panggil oleh Sang Kuasa.

"Baik, kita masih sering kirim kabar kok, kalo malem dia juga sering telpon gue" jawab Aldri.

"Pantes lo gak bisa jauh dari Hp lo" sindir Aron.

"Dia kesepian di sana, temennya gak banyak, mungkin dia deket sama gue doang"

"Kenapa gak lo pacarin aja?"

"Gue nganggep dia cuma temen, gak lebih dan lo tau itu" jawab Aldri jengah.

"Hahaha iyaa.. iyaa.. gak usah jutek gitu... gue kan cuma kasih saran, buat mengurangi populasi jones"

Aldri mendengus. "Kaya lo bukan jones aja..." dia menatap Hpnya dan mengetik balasan pesan yang sudah sejak tadi masuk ke Hpnya. Sedangkan Aron hanya mendecak.

Aldri memang sering ngeline, telpon, bahkan vidiocall dengan Amanda. Dia juga dulu sering bolak balik ke Jogja, kota yang di tinggalinya bersama ibunya hanya untuk mengunjungi Amanda, sebenarnya Amanda yang meminta di kunjungi dan Aldri menyanggupi.

Tapi semenjak dekat dengan Icha, Aldri seakan malas pergi ke sana, sebabnya karna dia sangat nyaman berada di dekat Icha dan ingin terus berada di dekatnya. Ingin melindungi dan menjaganya, melihat senyumnya, tawanya, kejahilannya. Semua yang ada di diri Icha Aldri menyukainya.

___DW

Icha baru sadar jika akhir-akhir ini Tasya sulit sekali di ajak untuk ke kantin, padahal biasanya Tasya yang paling semangat, tapi sekarang Tasya punya seribu alasan untuk mengelak.

Saat jam pelajaran maupun jam kosong Tasya jadi jarang bicara, biasanya dia yang paling cerewet.

Padahal Icha ingin sekali membahas dirinya yang akhir-akhir ini menjadi target dikerjai entah oleh siapa. Icha masih mencari tau.

"Sya.. ke kantin yuuk!"

"Gue harus ke ruang PMR, lo duluan aja!"

"Lo selalu ngomong gitu, tapi nanti gak nyusul dan balik ke kelas pas bell udah bunyi"

"Gue sibuk Cha" jawab Tasta jutek.

"Lo kenapa sih.. kenapa kesannya lo ngehindari gue akhir-akhir ini?"

"Kan gue udah bilang gue sibuk!"

"Biasanya lo juga sibuk tapi masih bisa kumpul bareng gue"

Tasya tidak mempedulikan Icha yang menahan pergelangan tangannya,"Terserah". Dia menghentakkan tangannya hingga terlepas dari pegangan Icha dan berjalan pergi keluar kelas.

'Dia kenapa siih...' rutuk Icha sebelum memutuskan pergi meninggalkan kelas dan menuju kantin.

Saat sudah sampai di kantin ternyata dua sejoli sudah bertengger manis di meja favorit mereka.

Aron melambaikan tangan memanggil Icha "Wooiii Cha.... sini...!!"

"Al mana?" tanya Icha saat sudah duduk dan meletakkan bekal makannya di depannya.

"Tuuh lagi mesen makan.." Aron menunjuk gerobak yang menjual nasi goreng.

"Ooohhh.." saut Icha.

"Tasya mana? Tumben dia jadi jarang bareng lo"

Mendengar petanyaan Aron Icha jadi ingat kejadian tadi dan menceberutkan bibirnya.

"Gak tau.. sibuk sama PMR katanya"

Aron yang melihat bibir Icha yang mencebik jadi gemas dan menariknya.

"Gak usah gitu bibirnyaaa.... ngegemesiinn.."

Icha mengaduh karna bibirnya di tarik "Adududuuuhhh... Ar apaan siih" ucapnya yang kesulitan bicara, karna bibirnya di tarik Aron. Dan balas mencubit tangan Aron yang ada di bibirnya.

Aron melepaskan dan balik mengaduh.

"Gila cubitan lo pedes banget cha... kalah cabe jablay maah" ucapnya sambil mengelus-ngelus bekas cubitan Icha.

Aldri datang dan duduk di samping Icha.

"Lo sendiri lagi? Mana sahabat lo? Akhir-akhir ini gak pernah nongol lagi di kantin?"

Aron menahan tawa.

Icha jadi sebal, kenapa kedua temannya ini begitu kompak menanyakan hal yang sama.

"TAU.."

Icha membuka tempat makannya dan mulai makan.

"Dia udah gak sanggup temenan sama lo ya Cha?" ledek Aldri.

Icha mengabaikan.

"Gimana tahan kalo temenan sama orang kaya lo" lanjutnya.

Icha menyerang perut Aldri dan mencubitnya kasar.

"Adudu..duuhh.. tuuh kan belom apa-apa udah maen nyubit.. njiir biru deh perut gue"

"Sukurin.." ucap Icha setelah melepaskan "Males gue ngomongin Tasya.. dia bilang lagi sibuk PMR"

"PMR?" tanya Aldri bingung dan menatap Icha. "Setau gue PMR lagi gak ada kegiatan dua minggu ini, ketuanya kan lagi di kirim ke Solo" sekarang menatap Aron minta penjelasan.

Aron tersadar "Bener jugaa... kenapa gue bisa lupa" menepuk jidatnya.

"Tapi Tasya bilangnya gitu kok" kata Icha.

Aldri dan Aron saling pandang. Mereka seperti berkomunikasi lewat matanya.

____DW


Continue Reading

You'll Also Like

739K 34.7K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
648K 34.7K 75
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
4.8M 365K 51
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...