I Met You On Our Wedding Day...

By baekyeon309

321K 22.3K 1.3K

Hanya sebuah cerita dimana dua insan yang saling tidak mengetahui keberadaan satu sama lain, harus menghadapi... More

1 [REVISED]
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Chapter Yang Terlupakan

12

8.2K 562 42
By baekyeon309

Januari 2013

Aku terbangun dengan alunan suara burung yang bernyanyi diluar. Kubuka mataku perlahan dan melihat sinar matahari sudah bersinar dengan terangnya. Aku menoleh ke sisiku dan melihat seorang mirip malaikat cantik tidur dengan damai disebelahku. Aku berbaing menyamping dan memandangi wajahnya.

Sudah dua bulan berlalu sejak hari pernikahan kami dan perasaanku untuknya semakin bersemi. Aku mengusap pipinya lembut. Tanganku meluncur dari pipinya hingga berhenti di pinggang kecilnya. Kukecup hidungnya dan kulihat ia membuka mata.

Taeyeon POV

Aku merasakan sebuah beban ringan di pinggangku dan sesuatu menyentuh hidungku. Aku membuka mataku sedikit dan melihat wajah Baekhyun yang sangat dekat denganku. Aku tersenyum dan menutup mataku yang masih mengantuk. "Pagi, Baek,"

"Pagi," balasnya. Kami tetap pada posisi kami untuk beberapa lama dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Aku dan Baekhyun menikmati keberadaan satu sama lain di sisi masing-masing. Saat aku membuka mata, Baekhyun masih menatap wajahku dan membuatku tertawa kecil.

"Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanyaku sambil tertawa kecil.

"Kau cantik, kau tahu itu?" tanyanya dan aku tersenyum.

Aku menyentuh wajahnya dan membelai rambutnya yang acak-acakan karena baru bangun tidur.

"Aku tahu, kau mengatakan itu setiap waktu dan marah jika aku mengatakan sebaliknya," jawabku tertawa kecil.

"Karena kau memang cantik. Mengapa kau bilang bahwa kau tidak?" balasnya dan aku hanya tertawa saja mendengar perkataannya.

Tiba-tiba Baekhyun merubah posisinya lebih dekat denganku dan merapat manja di leherku. Aku tertawa kegelian karena napasnya yang terasa di leherku.

"Hentikan Baek! Seharusnya aku yang bermanja-manja padamu," ujarku diantara tawa geliku.

Baekhyun berhenti dan sedetik kemudian dia sudah berada di atasku, menahan bobot badannya dengan kedua tangannya yang berada disamping kepalaku.

Aku menatap kedalam matanya yang dengan indahnya menatapku. Aku tahu apa yang dia inginkan, tapi aku tidak mengatakan apapun. Aku belum siap.

Baekhyun mendekatkan wajahnya padaku dan kurasakan bibirnya menempel dengan bibirku. Ia menciumku dengan lembut dan aku melingkarkan tanganku di lehernya. Ciuman Baekhyun semakin mendalam dan berubah menjadi ciuman yang penuh dengan gairah. Ia memasukkan lidahnya kedalam mulutku dan mendominasinya. Tangannya mulai bergerak menjelajahi tubuhku dan saat itulah aku mengakhiri ciumannya dan mendorongnya lembut.

"Baekoong,"

"Please?" Baekhyun memohon padaku. Aku tersenyum padanya dan menggelengkan kepalaku. "Kau juga mengatakan tidak saat natal dan tahun baru," ucapnya sambil cemberut dan aku menertawakannya. Kuletakkan telapak tanganku di dadanya yang bidang dan menatap matanya.

"Belum, Baek. Aku belum siap. Masih ada rasa takut di dalam diriku dan aku tidak tahu mengapa. Tolong jangan paksa aku melakukan ini," pintaku padanya. Baekhyun menghela napasnya dengan kecewa dan berbaring kembali disampingku.

"Baiklah. Lalu apa yang harus kulakukan dengan itu?" Tanyanya sambil melihat kearah bawah.

Aku mengikuti arah matanya dan terkejut saat mengetahuinya. Kulempar Baekhyun dengan bantal.

"Ew! Kau serius? Hanya dengan ciuman?" tanyaku sambil bangun dari tempat tidur dan berjalan ke pintu. Aku mendengarnya tertawa dan tiba-tiba ia memegang tanganku dan memutarku, membuatku dalam dekapannya.

"Sifat polosmu selalu membuatku tersenyum dan terkadang membuatku terangsang," ucapnya sebelum mengeup bibirku.

Aku mendorongnya dan membebaskan diri dari dekapannya. "Menjijikan, selesaikan dirimu. Aku akan mandi di kamar tamu saja," aku berjalan keluar dari kamar.

"Kau tidak mau mandi denganku?" Baekhyun berteriak dan aku dapat merasakan bahwa ia sedang menyeringai. Aku tertawa dan menutup pintu kamar mandi di kamar tamu.

*****
"Wow, ada yang pergi lagi hari ini," sindirku dari ruang makan saat melihat Baekhyun menuruni tangga. Ia tersenyum padaku, mencium pipiku dan duduk didepanku. "Kau sangat sibuk akhir-akhir ini,"

"Ya, aku tahu. Aku harus ke kantor untuk menandatangani beberapa berkas. Aku akan tiba dirumah pukul 5 atau mungkin lebih cepat. Maaf aku sering meninggalkanmu akhir-akhir ini," ujarnya.

"Tidak apa. Bagus kalau kau sibuk. Bukan maksudku aku senang ditinggal sendiri tapi aku senang bahwa hal itu berarti karirmu sedang berada di puncak," aku memberikannya senyuman terbaikku yang dibalas dengan senyuman pula darinya.

"Kau benar. Seperti kata Tyra, 'You wanna be on top?'" Candanya meniru pose Tyra Banks. Aku tertawa dan melanjutkan sarapan ku.

Kami menyelesaikan sarapan dan aku membantu Seohyun mencuci piring.

"Taengoo, aku berangkat," pamit Baekhyun sambil memelukku dari belakang dan mengecup bibirku saat aku menoleh.

"Yah, jangan lakukan itu di depan Seohyun, dia masih terlalu polos untuk melihatnya," protesku sembari menutup mata Seohyun. Seohyun terkikik kecil dan menyingkirkan tanganku dari matanya.

"Tidak apa kak, kami sudah terbiasa melihatnya," ucapnya yang membuatku bingung. Terbiasa dengan apa?

Mereka tertawa melihatku. "Kan, dia tidak masalah dengan itu. Tolong perhatikan Taeyeon, aku tidak mau membeli satu set piring lagi," ucap Baekhyun dan aku memukul tangannya.

Ya, aku memang memecahkan beberapa piring setiap kali aku membantu Seohyun mencuci piring. Seohyun selalu memaksa untuk menggunakan pencuci piring tapi aku menolak. Aku selalu mengingat nasihat ibuku: Seorang istri harus melakukan semua pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri, karena itulah yang membuatmu merasakan kehidupan seorang istri yang sebenarnya diluar permasalahan yang ada dalam pernikahan.

Namun, karena keras kepalaku, Baekhyun harus terus membuka dompetnya untuk membeli set piring lain, yang kemudian secara tidak sengaja kupecahkan kembali. Itulah mengapa sekarang didepan wastafel dipasangi karpet karet sehingga jika ada piring yang terselip dari tanganku tidak akan pecah.

Seohyun membungkuk hormat padanya dan Baekhyun melambaikan tangan padaku. "Hati-hati menyetir Baek," teriakku saat mendengarnya membuka pintu depan.

"Baiklah, sudah selesai. Aku berada di kamarku jika kau membutuhkan bantuan oke?" ucapku pada Seohyun. Ia membungkuk hormat dan tersenyum.

*****
Aku sedang berada di balkon, melukis. Jika kau penasaran apa yang kulukis, itu adalah gambar Baekhyun. Ulang tahunnya 4 bulan lagi dan aku ingin memberikan lukisan ini padanya. Aku tahu aku masih punya banyak waktu lebih dari yang aku butuhkan. Tapi aku hanya ingin melakukannya secepat mungkin, sehingga ketika harinya sudah dekat aku bisa memperbaiki detail-detail yang tidak sesuai dengan keinginanku.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku melukis tapi kurasa ini sudah siang. Matahari tepat berada di atas. Aku melanjutkan melukis sampai aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamar. Pintunya berderit terbuka dan Sulli berjalan masuk.

"Kak, sudah waktunya makan siang," ucapnya. Aku mengangguk.

"Aku akan turun setelah membersihkan tanganku sebentar," ujarku. Ia menunduk hormat dan berjalan keluar kamar.

Aku melepas celemek dan meletakkan peralatanku di meja kecil tepat sebelah kanvas. Kupandangi lukisanku dan mengingat apa yang harus kulakukan selanjutnya. Aku mencuci tanganku di kamar mandi dan berjalan menuju ruang makan.

Baru saja aku menginjakkan kaki diruang makan, seseorang menekan bel rumah.

"Minho, bisakah kau lihat siapa itu?" aku berkata pada Minho yang sedang meletakkan makanan diatas meja. Ia mengangguk dan berlari kecil menuju pintu depan.

Aku duduk di kursi dan mulai mengambil makanan. Ketika ingin mengambil suapan pertama, Minho datang.

"Kak, teman Tuan Baekhyun ada disini," ia memberitahuku.

"Siapa?" tanyaku. Saat Minho membuka mulut untuk menjawabku, seseorang dengan tubuh tinggi muncul dibelakangnya.

"Aku," ia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum.

"Kris. Kau bisa pergi sekarang Minho, terima kasih," ucapku pada Minho. Ia menunduk hormat dan berjalan pergi. "Kau sudah makan? Duduklah," ucapku sambil tersenyum padanya.

Ia duduk di depanku dan mulai mengambil makanan. "Waah, terlihat lezat. Kau yakin tidak apa aku makan denganmu?" tanyanya.

"Tentu saja. Kau juga sudah mengambil makanannya kan," candaku membuatnya tertawa.

Ia mengambil satu suap dan matanya langsung melebar. "Wah, this is my style," ucapnya membuatku tertawa. "Kenapa kau tertawa?" tanyanya melihat kearahku.

"Tidak, kau mengingatkanku pada seseorang," jawabku.

"Mind sharing?" tanyanya lagi dan aku mengangguk.

"Bukan apa-apa. Mantanku saat SMA selalu mengatakan itu. 'ini gayaku' atau 'ini bukan gayaku'. Aku selalu menertawakannya saat ia mengatakan 'ini bukan gayaku', karena pada akhirnya hal itu menjadi gayanya," ceritaku sambil tertawa dan ia hanya tertawa kecil.

"Well, mungkin kami memiliki kebiasaan yang mirip," ucapnya. Aku mengangguk.

"Omong-omong, kau ada keperluan apa kemari?" tanyaku, memberikan piringku kepada Seohyun dan meminum segelas air.

"Aku hanya ingin mengunjungi Baekhyun namun ternyata ia tak dirumah. Jadi daaripada pulang aku merubah tujuanku menjadi mengunjungimu," jelasnya, menyuap sendok terakhir dari makanannya.

"Well, ada hal yang harus kukerjakan. Lakukan apapun yang kau mau. Anggap saja ini rumah mu sendiri," ujarku sambil berdiri dan berjalan mundur, keluar dari ruang makan.

"Bisakah ku anggap kau sebagai istriku juga?" teriaknya dari ruang makan.

Aku hanya tertawa mendengarnya. "Hanya dalam mimpimu Kris," balasku sambil menaiki tangga dan masuk ke kamar.

*****
Aku sibuk melukis gambar Baekhyun dan konsentrasi penuh sehingga tidak menyadari keberadaan Kris dikamarku, sampai saat aku mendengar suaranya ditelingaku.

"Terlalu fokus sampai tidak sadar aku mengetuk pintu kamarmu huh?" ucapnya, membuatku terkejut dan sedikit terlompat dari kursiku.

"Ya Tuhan Kris! Kau mengejutkanku," protesku, meletakkan tanganku di dada.

"Oh ya? Maaf. Aku hanya ingin berbicara dengan seseorang," ucapnya sambil bersandar di balkon. Aku tersenyum padanya dan mengalihkan perhatianku kembali ke lukisan.

"Kak," aku menoleh begitu mendengar ketukan dan seseorang memanggilku. Seohyun berjalan masuk dan membungkuk hormat. "Aku akan pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan makanan," ucapnya.

Aku berjalan menghampirinya dan mengecek daftar belanja yang dimilikinya. Aku memiliki kebiasaan untuk melakukan ini. Aku hanya merasa bahwa aku harus tau apa yang dibeli dan memastikan semuanya lengkap.

"Oke. Ajak Minho, Xiumin atau Siwon untuk membantumu membawa belanjaan. Hati-hati," ujarku. Ia menunduk hormat dan keluar kamar.

Aku berbalik badan untuk melanjutkan lukisanku. Tapi tiba-tiba aku menabrak sesuatu yang padat dengan wajahku. Dada Kris.

Aku melihat ke wajahnya dan air mukanya berbeda dengan Kris yang bersamaku barusan. Kris berjalan semakin mendekatiku dan aku terus berjalan mundur sampai akhirnya punggungku terhenti oleh pintu.

"Hrm," aku membersihkan tenggorokan ku. "Aku akan menemani Seohyun ke pasar," ucapku, berbalik badan. Saat aku ingin membuka pintu, Kris menghentikan tanganku. Aku menoleh keatas dan melihat wajahnya yang tanpa ekspresi. Aku menelan ludah dan menjauhkan tanganku darinya. "K-Kris?"

KLIK

Aku mendengar suara pintu terkunci dan Kris mendekatkan tubuhnya denganku. Ia mengurungku dengan kedua tangannya dan aku tidak bisa menemukan jalan keluar. Aku menghindari kontak mata dengannya.

"Tidak seharusnya kau membiarkannya pergi," bisiknya.

"Itu berarti kau memberikanku kesempatan."

Muehehe kasih cliffhanger dikit lah ya haha

Enjoy!

Continue Reading

You'll Also Like

14.8K 1K 11
Tokoh : Yook Sungjae JOY Eunkwang, Changsub, Ilhoon Resume : Yook Sungjae - gadis itu , gadis pertama yg membuat jantungku berdegup kencang. She is...
98.1K 9.6K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
10.3K 823 14
Bisakah pernikahan bahagia tanpa cinta? Atau cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama?
KILL ➡ (COMPLETE) ✔ By .

Mystery / Thriller

10K 1.1K 19
Cerita seorang detektif, penulis dan juga seorang polisi yang sedang menguak kasus pembunuhan berantai. Detektif = Yoona Penulis = Tiffany Polisi = T...