I Met You On Our Wedding Day...

By baekyeon309

321K 22.3K 1.3K

Hanya sebuah cerita dimana dua insan yang saling tidak mengetahui keberadaan satu sama lain, harus menghadapi... More

1 [REVISED]
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Chapter Yang Terlupakan

11

8K 674 16
By baekyeon309

Baekhyun POV

“Taengoo, bangun,” aku mengguncang kecil tubuhnya. Ia tidak bergerak sama sekali. Kuguncang sekali lagi tubuhnya dan ia berguling dan merubah posisinya menjadi tengkurap. “Yah, bangunlah. Sarapan sudah siap,” kubilang sambil kembali mengguncang kecil tubuhnya. Akhirnya ia mengerang kecil dan duduk. Ia memegang kepalanya dan wajahnya terlihat seperti kesakitan.

“Kepalamu masih sakit?” tanyaku.

Taeyeon mengangguk. “Ya, tapi sudah lebih baik dari sebelumnya. Jam berapa sekarang?” tanyanya, mengambil handphone yang diletakkan di atas laci.

“Ayo sarapan. Kau belum makan apapun dari semalam,” ucapku.

“Benarkah?” tanyanya sambil bangun dari tempat tidur.

“Yeah, aku ingin membangunkanmu untuk makan malam, tapi kau terlihat sangat butuh istirahat,” jawabku, mengikutinya berjalan menuju ruang makan.

Saat kami memasuki ruang makan, para pembantu masih menyiapkan makanannya. Aku dan Taeyeon duduk bersebelahan.

“Kakak, kau sudah merasa lebih baik?” Tanya Seohyun pada Taeyeon. Taeyeon mengangguk dan senyum padanya.

“Baguslah. Ini, minumlah obat ini setelah kau makan supaya merasa lebih baik lagi,” ucap Seohyun sambil meletakkan 3 buah pil dan segelas air putih di depan Taeyeon. Aku tersenyum padanya dan ia membungkuk hormat, berjalan pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

“Pukul berapa kita akan berangkat?” tanya Taeyeon saat makanan terakhir diletakkan diatas meja.

Aku mengecek jam tanganku. “Pukul 10. Aku masih harus mempersiapkan beberapa hal sebelum pemotretannya dimulai,” jawabku.

Taeyeon mengambilkan makanan untukku dan meletekkannya di depanku. Istri yang sangat baik.

“Terima kasih,” aku tersenyum padanya. “Kau tidak perlu ikut jika masih merasa tidak enak Taeng,” ucapku namun ia menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku sudah janji padamu. Lagipula sudah lama aku tidak pergi ke taman,” ia tersenyum. Aku membalas senyumannya dan membelai rambutnya. Entah kenapa aku melakukan itu tapi rasanya menyenangkan.

Fast forward

Kami sampai di taman lokasi pemotretan. Taeyeon duduk di bawah tenda yang biasanya digunakan untuk para model menunggu. Tapi aku memerintahkan staffku untuk menyiapkan tenda lain untuk Taeyeon.

“Tunggu disini oke? Ketika aku selesai kita akan berjalan-jalan di taman ini. Seperti kencan taman,” ujarku dan ia mengangguk.

Aku berjalan kembali menuju set pemotretan dan menunggu modelku berganti kostum. Selama menunggu, aku melirik kearah Taeyeon berada dan melihatnya menatap kearahku. Ia melambaikan tangannya yang tentu saja kubalas. Aku tidak sabar menunggu pemotretan ini selesai dan berjalan-jalan di taman ini dengannya. Aku memotretnya dari kejauhan dengan kamera personal milikku yang selalu kubawa. Ah, Taeyeon terlihat sangat mempesona.

“Tuan Baekhyun?”

Aku mendengar seorang gadis memanggilku dan menoleh untuk melihat siapa. Ternyata yang memanggilku adalah si model, Yerin. Aku menjabat tangannya dan memintanya untuk masuk ke dalam set dan mulai berpose. Aku memberinya beberapa arahan mengenai pose yang kuinginkan dan ia dapat melakukannya dengan sempurna. Sangat sesuai dengan yang aku harapkan.

“Yerin, kau ingin melihat foto-fotonya sejauh ini?” tanyaku.

Yerin mengangguk dan berjalan menghampiriku dan duduk disampingku. “Wah,” mulainya dengan ekspresi wajah yang terkagum-kagum. “Foto-fotonya sangat bagus! Kau benar-benar fotografer yang handal. Agensiku tidak akan menyesal telah memilihmu,” pujinya dengan senyuman manis.

“Terima kasih, Yerin. Kau bisa mengganti kostum sekarang. Setelah ini kita akan selesai dengan pemotretannya,” ujarku. Yerin mengangguk dan pergi menuju tenda yang digunakan sebagai ruang ganti.

Aku melihat kearah belakang untuk melihat apa yang sedang dilakukan Taeyeon. Kontan saja senyuman terbentuk di bibirku ketika melihatnya. Taeyeon berjalan kesana kemari dengan minuman di tangannya, memberikannya pada para staffku dengan senyuman ceria.

Aku memotretnya yang sedang tersenyum dan tidak ada kata yang dapat mendeskripsikan keindahan senyumannya. Senyuman di bibirnya membuatmu ingin ikut tersenyum dan memberikan kebahagiaan dalam hatimu.

Taeyeon menyadari bahwa aku memandanginya. Ia mengambil sebuah gelas dan berjalan mendekatiku.

“Ini, kau lelah?” tanyanya saat sampai di tempatku dan memberikan minuman yang dibuatnya.

“Aku tidak pernah lelah saat kau berada di sekitarku,” jawabku dengan senyuman lebar. Ia tertawa. “Tawamu seperti tante-tante!” candaku. Taeyeon berhenti tertawa dan melotot padaku. “Bercanda. Tapi kau tetap cantik,” pujiku kemudian mengecup pipinya.

Taeyeon  memukul pelan tanganku dan kulihat pipinya memerah. “Hentikan! Banyak orang disini. Aku akan kembali ke tenda,” ucapnya, memutar badan dan berjalan menjauh.

Aku tertawa dan para staffku yang melihat perbincangan kami berdua menyeringai lebar padaku.

“Dia sangat manis. Baik hati dan cantik. Beruntung sekali kau,” salah satu staff perempuanku berkata dan aku hanya tersenyum.

“Aku tahu,” balasku sambil menatap Taeyeon yang duduk manis dibawah tenda.

Ya, aku sangat beruntung memilikinya.

“Baiklah, ayo kita mulai lagi. Apakah Yerin sudah siap?” tanyaku.

“Aku sudah siap!”

Tiba-tiba Yerin melompat dan memeluk leherku dari belakang. Aku sangat terkejut dengan tingkahnya barusan. Aku hanya tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk masuk kedalam set.

“Okay! It’s a wrap! Aku mendapat banyak foto bagus. Lihatlah,” ujarku dan Yerin berjalan menghampiriku.

“Hmm, aku sangat menyukainya. Terima kasih kak,” ucapnya, membuatku menoleh kearahnya.

“Kak?” tanyaku heran.

Ia mengangguk. “Bisakah aku memanggilmu kak? Kau sangat baik dan membuatku teringat dengan kakakku,” Aku tersenyum padanya.

“Tentu saja kau bisa Yerin,” ujarku sambil mengusap dan mengacak sedikit rambutnya, membuatnya tertawa kecil. “Baiklah, kau sudah bisa pulang. Terima kasih atas kerja kerasmu,” ucapku dan ia mengejutkanku dengan memelukku secara tiba-tiba. Aku memeluknya kembali.

“Terima kasih kak. Aku akan menunggu kerja sama kita selanjutnya,” ucapnya dengan senyuman yang ceria sebelum berjalan pergi.

Yerin sangat baik dan lucu. Terlebih lagi ia tidak berusaha menggodaku seperti model-model lain yang bekerja denganku sebelumnya. Rasanya memang menyegarkan untuk bekerja dengan seseorang yang lebih muda denganmu.

Aku teringat janjiku pada Taeyeon untuk mengajaknya jalan-jalan dan menoleh kearah tendanya, hanya untuk melihat tidak ada siapapun disana. Aku melihat kesekitar dan melihatnya berjalan menuju pintu keluar taman.

“Kak, bisakah kau-“

“Aku tahu, pergilah. Kurasa istrimu cemburu,” staffku yang lebih tua berkata, membuatku bingung.

Mengapa Taeyeon cemburu? Ke siapa? Yerin?

Aku berterima kasih padanya dan berlari menyusul Taeyeon. Sebelum ia melewati gerbang taman aku berhasil menyusulnya dan berhenti didepannya.

“Hey, kau mau… kemana?” tanyaku, menahan bobotku di lutut, masih terengah-engah setelah berlari secepat kilat.

“Pulang,” jawabnya singkat, bahkan tidak melihat kearahku.

Aku berdiri tegak dan menatap kedalam matanya. “Kau marah denganku?” tanyaku. Taeyeon terus menghindari kontak mata.

Aku menghela napas dan memegang kedua pipinya, membuatnya melihat kearahku. “Jika kau marah, tolong jangan,” pintaku dan ia menyingkirkan tanganku dari wajahnya.

“Aku tidak marah. Hanya merasa tidak enak badan dan ingin pulang,” jawabnya sambil mencoba berjalan melewatiku.

Aku mengambil tangannya dan menahannya untuk berjalan lebih jauh. “Kau bisa bilang padaku untuk mengantarmu pulang,”

Taeyeon melepaskan tangannya dariku. “Kau sibuk dengan modelmu. Aku tidak ingin menganggu. Aku pulang, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu,” ujarnya dengan dingin dan berjalan pergi.

Taeyeon cemburu. Aku tersenyum senang melihat perilakunya saat cemburu. Aku tahu seharusnya aku merasa bersalah sudah membuatnya marah dan cemburu tapi aku sangat bahagia ia merasa cemburu padaku.

Dengan senyuman yang mencapai belakang kepalaku, aku berlari kecil menyusulnya dan berhenti didepannya.

“Kenapa kau tersenyum? Seperti orang bodoh. Minggir,”

Kata-katanya sangat pahit dan nadanya sangat dingin. Tapi hal itu tidak mempengaruhiku.

Aku mencubit kedua pipinya. “Kau sangat lucu,” ucapku kemudian memeluknya erat.
Taeyeon berusaha melepaskan dirinya dari pelukanku tapi aku tidak akan melepaskannya.

“Yah, lepaskan aku,” rengeknya setelah berhenti berusaha. Aku melepaskan pelukanku dan mengeceup keningnya, menatap matanya dalam-dalam.

“Kau tidak perlu cemburu. Yerin hanya model yang lebih muda bagiku dan ia hanya memandangku sebagai fotografer favoritnya. Aku yang seharusnya cemburu melihatmu memberikan minuman yang kau buat pada semua staff pria dan memberikan senyumanmu pada mereka,” ujarku sambil memanyunkan bibir. Ia tertawa.

Syukurlah ia tak marah lagi.

“Aku juga memberikanmu satu. Mereka hanya mendapat segelas minuman sedangkan kau mendapat sarapan juga makan malam denganku tiap hari. Maafkan rasa cemburuku yang berlebihan. Perasaan itu begitu saja mengambil alih diriku,” ucapnya sambil memainkan jari.

Aku tersenyum dan mengangkat wajahnya dengan jariku, mengecup bibirnya dengan lembut. Aku memegang wajahnya yang kini sudah berubah merah lagi.

“Aku tahu. Seandainya kau tahu rasa sayangku pada dirimu sudah terpatri begitu dalam di hatiku dan kau tidak perlu khawatir itu akan hilang. Karena sudah kupastikan tidak akan pernah,” ujarku, memberinya kecupan lembut di bibirnya.

Taeyeon tersenyum dan membalas kecupanku sebelum menarik diri. “So, let’s take a walk?” tanyanya denga penuh senyum, membuatku tertawa.

“Kukira kau sedang tak enak badan?”

Ia menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku sudah merasa lebih baik. Ayo,” jawabnya sambil menarikku masuk kembali kedalam taman.

Aku tertawa. Taeyeon terlalu manis untukku.

Aku melingkarkan tanganku di pinggangnya dan mengecup kepalanya.
“Aku menyayangimu.”

1345 words counted! Apakah kurang panjang? Ah, padahal udh di translate ke indo masih pendek juga ternyata T.T
Author bakal usaha untuk ngebuat chapternya sepanjang mungkin!

Dan gue rasa gue memanjakan kalian dengan update tiap hari yes......

Continue Reading

You'll Also Like

249K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
10.3K 823 14
Bisakah pernikahan bahagia tanpa cinta? Atau cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama?
497K 5.3K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
1.4M 81.6K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...