I Met You On Our Wedding Day...

By baekyeon309

321K 22.3K 1.3K

Hanya sebuah cerita dimana dua insan yang saling tidak mengetahui keberadaan satu sama lain, harus menghadapi... More

1 [REVISED]
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Chapter Yang Terlupakan

10

8.5K 611 19
By baekyeon309

Taeyeon POV

Aku dan Baekhyun baru saja selesai sarapan dan menikmati waktu sendiri menonton film fi ruang TV. Sebenarnya aku tidak bisa fokus pada filmnya karena perbuatan ku semalam –mencium pipi Baekhyun- masih terus teringat di kepalaku. Aku sama sekali tidak berencana mencium sebagai bagian dari permintaan maafku. Aku hanya berencana memasak dan meminta maaf. Ciuman itu hanya tindakan impulsive dan ya, aku tidak menyesalinya. Setidaknya Baekhyun sudah memaafkan ku.

Saat adegan ciuman itu, aku merasakan seseorang mengecup bagian atas kepalaku. Aku melihat keatas dan ternyata itu Baekhyun. Aku yakin pipiku sangat merah sekarang karena rasanya semua darah mengalir ke pipiku. Hanya ayahku yang biasanya melakukan itu dan aku menyukainya sayah ayah melakukannya.

Tapi ketika Baekhyun yang melakukannya, rasanya sangat berbeda. Seperti ada sesuatu yang berputar dalam perutku namun rasanya menyenangkan. Mungkin seperti orang bilang, seperti banyak kupu-kupu yang terbang di perutku.

Aku tersenyum padanya dan ia duduk disampingku, melingkarkan tangannya di bahuku. Aku menyadari pakaiannya yang sangat rapi seperti akan bertemu orang penting.

“Going somewhere?” tanyaku dan Baekhyun mengangguk.

“Aku akan menemui klien pentingku untuk membicarakan sebuah proyek. Kau sudah mengirim lukisanmu?” ia bertanya balik.

“Aku meminta bantuan Xiumin untuk mengirimnya,” Baekhyun mengangguk. “Kau tidak berangkat?” tanyaku. Ia melihat jam tangannya.

“Nah, 10 menit lagi. Aku ingin menghabiskan waktu sebentar denganmu sebelum berangkat,” ucapnya, membuatku senyum terbentuk begitu saja di bibirku.

Aku juga ingin menghabiskan waktu seharian dengannya. Inilah yang aku rasakan selama seminggu terakhir. Aku merasa sepi saat ia sedang tidak ada dana mat senang saat ia berada di sampingku. Tapi aku tahu aku tidak bisa menahannya dirumah setiap hari dan setiap waktu karena dia juga memiliki pekerjaan.

“Ikutlah denganku besok,” ajak Baekhyun.

“Kemana?”

“Aku ada jadwal pemotretan di taman besok. Tamannya indah dan aku ingin kau berada disana, melihatku bekerja. Staff dan modelku sering bilang aku terlihat keren saat bekerja,” Baekhyun memuji dirinya sendiri dengan penuh percaya diri. Aku menertawakannya.

“Tidak usah terlalu percaya diri! Baiklah aku ikut,” aku menerima ajakannya, senyum lebar terlukis di bibirnya.

Baekhyun terus merangkulku selama 10 menit penuh. Aku mungkin terlihat menikmati filmnya, tapi sebenarnya aku menikmati berada di dekapan Baekhyun. Aku merasa sangat nyaman dan tubuh Baekhyun terasa hangat. Bisakah aku berada dalam posisi selama-lamanya?

“Ah, aku harus berangkat sekarang,” ucap Baekhyun,  melepaskan rangkulan dan berdiri. Aku mengangguk, merasa agak kecewa.

“Hati-hati, Baek,” ucapku.

Baekhyun menatap ku dan memanyunkan bibirnya. Bibirnya yang manyun itu sangat imut dan kau bahkan tidak bisa membayangkan betapa imutnya. Membuatku ingin menciumnya.

“Ada apa dengan nama panggilannya? Panggil aku itu lagi,” pintanya.

Aku bingung dengan permintaannya. “Apa maksudmu? Aku selalu memanggilmu Baek,” kataku.

Baekhyun sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku.
“Bukan, panggil aku Baekoong lagi,” ia bilang dengan senyuman persegi panjangnya.

Astaga, lagi-lagi dan lagi-lagi pipiku terasa panas. Aku kembali dibuat merona oleh pria ini.

“Bae-Baekoong,” panggilku dengan sedikit terbata.

Senyuman Baekhyun semakin melebar dan bahkan mungkin bisa mencapai kedua telinganya. Secara tiba-tiba ia mencium pipi kiriku.

“Sampai nanti, Taengoo,” ucapnya sambil mengusap rambutku lalu kemudian berjalan pergi.

Aku tersenyum atas nama panggilan yang diberikannya pada ku. Rasanya sangat-

Apa yang kau lakukan disini?!

Aku mendengar Baekhyun berbicara dengan seseorang. Nada yang digunakan Baekhyun sangat menerangkan bahwa ia tidak suka dengan keberadaan seseorang tersebut disini.

Aku merasa penasaran dan memutuskan untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Yoona.

“Aku ingin menemuimu. Kau sedang ingin pergi ya?” tanya Yoona.

“Ya. Pulanglah Yoong,” jawab Baekhyun.

Yoong?

“Baek,” panggilku, membuat Baekhyun menoleh kebelakang, kearahku. Aku berjalan menghampirinya dan berdiri dibelakangnya. “Sedang apa dia disini?” tanyaku.

“Tidak tahu. Ketika aku membuka pintu dia sudah disini,” jawab Baekhyun.

“Bagaimana kalau kita pergi bersama Taeyeon?” ajak Yoona, membuatku terheran-heran.

Aku mengerutkan dahiku. “Apa?” tanyaku dan Baekhyun bersamaan.

Yang kutahu dari gadis ini adalah ia tergila-gila dengan Baekhyun dan menyuruhku untuk menceraikannya.

Apa yang terjadi? Mengapa Yoona tiba-tiba mengajakku pergi bersama?

“Aku ingin memperbaiki hubunganku denganmu. Anggap saja ini permintaan maafku telah berkata yang tidak-tidak saat makan malam waktu itu,” Yoona menjelaskan dengan senyum malaikat.

Gadis ini tersambar petir atau apa? Apakah dia serius?

“O….ke?” aku menjawab, tidak yakin dengan jawaban ku sendiri. Aku dan Baekhyun menatap satu sama lain dan dari wajahnya terlihat bahwa ia tidak senang dengan jawabanku.

“Baekkie, bisakah kau mengantar kami ke mall?” tanya Yoona.

Baekhyun masih belum mengalihkan pandangannya dariku dan aku mengangguk padanya, mengatakan untuk menuruti kemauan Yoona.

Baekhyun menghela napasnya dalam-dalam atas keputusanku.

“Baiklah. Ayo. Dan Yoona, panggil dia kakak. Kau lebih muda darinya,” ucap Baekhyun dengan nada datar. Aku mengambil jaketku dari gantungan di dekat pintu dan berjalan disamping Baekhyun menuju mobil.

*****
Kami sampai di mall beberapa saat yang lalu dan Yoona sangat baik padaku. Ia mengajakku mengunjungi hampir semua toko dan berperilaku seakan-akan kami teman baik. Kurasa dia memang ingin memperbaiki hubungan kami. Mungkin aku harus memberinya kesempatan.

“Kak, menurutmu mana yang cocok untukku?” tanya Yoona untuk yang kesekian kalinya. Pertanyaan itu terus terlontar darinya setiap kami memasuki sebuah toko. Aku tidak tahu berapa banyak uang yang dimilikinya. Ia sudah membeli banyak namun masih ingin membeli yang lain.

Aku memilih asal dan bahkan tidak mempertimbangkan model atau warnanya. Aku sudah terlalu lelah dan lapar untuk memikirkan hal itu. Ini sudah lewat jam makan siang dan kami, atau Yoona, masih sibuk memilih-milih baju.

“Yoona, bisakah kita makan? Aku lapar,” aku mengeluh padanya.

“Baiklah. Aku akan membayar ini terlebih dahulu. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan padamu,” ucapnya berjalan menuju kasir.

*****
“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku segera setelah aku menghabiskan makananku.

Kami makan di foodcourt mall ini dan Tuhan tahu betapa terkenalnya gadis ini. Orang-orang terus berdatangan meminta tanda tangannya dan dengan baik hati Yoona memberikannya pada mereka. Ia bahkan mengambil selfie dengan seorang gadis kecil barusan.

“Aku minta maaf karena sudah mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya pada saat makan malam. Aku menyadari semua itu sangat buruk untuk dikatakan di makan malam keluarga,” ucapnya sambil tersenyum yang tentu saja kubalas dengan senyuman sepenuh hati.

“Tidak apa,” jawabku.

“Kecuali untuk bagian perceraian,” lanjutnya.

“Excuse me?”

“Ceraikan Baekhyun. Sudah kubilang dia milikku dan hanya aku yang bisa memilikkinya,” ujar Yoona dengan wajah dan nada yang sangat serius.

Oh, lupakan semua pikiran baik tentangnya. Yoona masih sama seperti sebelumnya.

“Dan kubilang aku tidak akan menceraikannya,” balasku.

Yoona tertawa mengejek. “Kau bahkan tidak mencintainya. Kenapa kau menahannya?” tanya Yoona.

“Sayang sekali, aku mulai menyukainya dan tidak akan melepaskannya,” ucapku dan dapat kulihat amarah membara di matanya.

“Benarkah? Well, kita lihat saja Kim Taeyeon. Kupastikan Baekhyun menjadi milikku dank au akan hidup dengan menyedihkan,” ucapnya. “Akan kupastikan kau kembali menjadi Kim Taeyeon dan aku menjadi Byun Yoona. Camkan itu,” lanjutnya. Yoona berdiri dan pergi meninggalkan ku.

*****
Aku berjalan tidak menentu di mall dan memikirkan tentang apa yang Yoona katakana tadi.

Apa yang akan ia lakukan? Apakah ia benar-benar akan memisahkan ku dengan Baekhyun? Apa yang ia rencanakan?

Sejujurnya aku merasa takut apa yang akan ia lakukan. Aku takut Baekhyun akan benar-benar direnggut dari sisiku.

“Taeyeon?”

Aku mendengar seseorang memanggilku dari belakang. Aku menoleh.

“Hai,” sapanya sambil berjalan mendekatiku. Aku membalas lambaian tangannya dan tersenyum.

“Hai Kris, kau sedang apa?” tanyaku sambil berjalan berdampingan.

“Tidak. Hanya bertemu seseorang tadi. Kau?”

“Sama. Aku baru saja mau pulang,” jawabku. “Aku pergi duluan ya. Sampai jumpa Kris,” Aku melambaikan tangan padanya dan berjalan pergi.

“Hei, aku bisa mengantarmu pulang,” tawarnya, merangkulku. Aku menggelengkan kepalaku.

“Kau sangat baik tapi aku bisa memanggil taksi,” tolakku dan ia tersenyum.

Tapi tiba-tiba….

Flashback

“Boneka itu lucu! Belikan untukku?”
“Tunggu disini”
“Lucu sekali! Terima kasih!”
“Apapun untukmu”

Flashback end

“Argh,” aku memegang kepalaku yang mendadak terasa sakit.

Gambar-gambar itu. Siapa mereka?

“Kau baik-baik saja?” Kris bertanya, memegang bahuku dan diwajahnya terdapat raut kekhawatiran.

Aku mengangguk. “Iya, hanya sakit kepala. Mungkin karena terlalu lama berkeliling mall,” jawabku.

“Mungkin memang lebih baik aku mengantarmu. Aku tidak mau kau pingsan di jalan,” kata Kris dan kurasa ia benar. Kepalaku sangat sakit dan penglihatan ku menjadi tidak jelas.

“Terima kasih Kris,” aku menerima tawarannya dan dia memapah ku berjalan menuju mobilnya.

*****
“Terima kasih atas tumpangannya Kris,” ucapku melalui kaca mobil yang ia buka.

“Sama-sama. Bye,” Ucapnya sambil tersenyum sebelum pergi menjauh. Aku berjalan melewati gerbang dan taman, langsung menuju kedalam rumah. Kulihat mobil Baekhyun terparkir dengan baik di halaman, ia sudah pulang.

“Aku pulang,” ucapku sambil menutup pintu. Xiumin dan Minho yang kebetulan sedang lewat melalui ruang TV membungkuk hormat padaku. “Dimana Baekhyun?” tanyaku pada mereka.

“Tuan Baekhyun sedang berada di kamar kak,” jawab Min ho. Ya, dia salah satu pembantu yang berhasil kurayu untuk memanggilku kakak.

Aku melihat Xiumin meninju pinggang Minho dengan sikutnya dan melotot pada Minho.

“Tidak apa Xiumin. Kau juga seharusnya memanggilku Taeyeon daripada nona,” aku berkata sambil tersenyum dan meninggalkan mereka.

Aku membuka pintu kamar dan melihat Baekhyun sedang menggunakan laptop diatas Kasur. Ia menggunakan kacamata bulat dan terlihat tampan.

Baekhyun menyadari kehadiranku dan tersenyum. “Hei, kau sudah pulang,” ucapnya.

Aku membalas senyumannya namun kurasa untuk tersenyum pun aku tidak kuat. Kepalaku masih sangat sakit namun tidak lebih sakit dari sebelumnya. Aku naik ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut, menghela napas setelahnya.

“Kau tidak apa? Apakah Yoona melakukan sesuatu padamu?” tanyanya dengan nada khawatir.

“Tidak. Hanya kepalaku sangat sakit dan mungkin aku butuh istirahat sebentar,” Jawabku, menutup mata.

Baekhyun mengusap rambutku dengan lembut. “Istirahatlah, akan kubangunkan pada waktu makan malam,” ucapnya. Usapannya sangat lembut dan membuatku merasa nyaman. Membuatku tertidur dengan lelap.

Continue Reading

You'll Also Like

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
519K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
90.4K 7K 30
[sebagian part sudah di private untuk menghindari dari tangan-tangan nakal yang tidak bertanggung jawab] Cerita werewolf dan vampire serta penyihir...
34.1K 575 14
(Complete Story) 1- CERPEN SEKALI BACA tentang masa SMA. -remaja -romance sekitar 5000 kata