Sasaeng Fans [EXO]

By ismi_h

507K 30.6K 1.6K

Ada dua sisi berbeda dari sang oppa. Sisi yang ada di depan layar kaca. Dan, Sisi yang ada di belakang layar... More

Teaser/Prolog
Serpihan 1
Serpihan 2
Serpihan 3
Serpihan 4
Serpihan 5
Serpihan 6
Serpihan 7
Serpihan 8
Serpihan 9
Serpihan 10
Serpihan 11
Serpihan 12
Serpihan 13
Serpihan 14
Serpihan 15
Serpihan 16
Serpihan 17
Serpihan 18
Serpihan 20
Serpihan 21
Serpihan 22
Serpihan 23
Serpihan 24
Serpihan 25 (a)
Serpihan 25 (b)
Serpihan 26 (a)
Serpihan 26 (b)
Serpihan 26 (c)
Serpihan 26 (d)
Serpihan 27 (a)
Serpihan 27 (b)
Serpihan 27 (c)
Serpihan 27 (d)
Epilog
Tao Story
Kris Story
Suho Story
Lay Story
Xiumin Story
D.O Story
Baekhyun Story
Chen Story
Chanyeol Story
Luhan Story
Kai Story (bagian 1)
Kai Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 1)
Sehun Story (bagian 2)
Sehun Story (bagian 3)
Via Story
Sasaeng Fans [2]
pengumuman !
Gadis dalam Almari

Serpihan 19

7K 525 33
By ismi_h

Serpihan 19

Mungkin semuanya akan berkata untuk menjauhimu. Karena kau adalah hal yang berbahaya bagiku. Tapi bagaimana aku bisa menjauh jika hati ini sudah terikat sejak awal? -D.O-

EXO's Dorm - 16.15 KST

Sehun menutup kembali kulkas tersebut setelah mengambil beberapa kotak makanan yang akan ia hangatkan isinya. Setelah pintu kulkas tertutup, Sehun menyadari sesuatu kejanggalan di sana. Ada sebuah memo kecil yang tertempel di pintu kulkas.

Oppa... Terimakasih atas beberapa hari ini yang telah kau habiskan bersamaku. Aku pamit. Aku akan pergi tepat pukul 5 sore nanti. Sampai berjumpa lagi lain waktu, oppa. -Via-

Dengan gerakan cepat, Sehun meletakkan asal kotak-kotak makanan yang tadi ia pegang. Dirinya lalu berlari pergi dari sana. Terus berlari hingga keluar dari dorm tanpa persiapan apapun. Mengacuhkan rasa lapar yang tadi ada.

Gadis menyebalkan. Apa maksudnya pergi dengan hanya pamit dari selembar kertas memo? Apakah seorang Sehun pantas diperlakukan seperti ini?

Sehun terus saja berlari keluar tanpa menghiraukan Tao yang marah saat ia menabraknya. Ia mulai tak fokus. Ia bahkan lupa untuk sekedar memakai jaket terlebih dahulu demi melindunginya dari dinginnya udara.

"Sehunnie... kau mau kemana?" Sebuah teriakan yang Sehun kenali sebagai suara Seunghwan membuat Sehun menghentikan langkahnya sejenak. Ia melotot kaget melihat sosok yang tadi tengah berada di pikirannya kini tengah berdiri tak jauh darinya, di sebelah Seunghwan dan juga Yoora.

Kenapa gadis itu ada di sini? Bukankah dia mengatakan akan pulang ke Indonesia?

"Apa kau mau berolahraga? Setidaknya pakailah jaket supaya tidak masuk angin." Yoora pun menambahi ketika melihat Sehun hanya mengenakan kaus tipis di cuaca sedingin ini.

"Kau..." Sehun mulai angkat bicara, mengacuhkan segala pertanyaan yang dilontarkan oleh pasangan pengantin baru. "Bukankah kau bilang akan pulang sore ini?" tangan Sehun terangkat untuk menunjuk Via yang tengah memegang sebuah kardus yang entah apa isinya. Apa mereka mau pindah rumah?

"Darimana oppa tahu jika aku berencana pulang hari ini?"

Sehun mengernyit dalam mengetahui respon Via yang seperti tak pernah menuliskan memo tadi. Ia lalu tersadar, jika hal yang sulit bagi Via untuk bisa masuk ke dorm nya dan menyematkan memo padanya. Sehun lalu melirik tajam ke arah Seunghwan yang tengah menahan tawa. Sepertinya Sehun tahu siapa yang tengah mengerjainya dengan menyematkan memo atas nama Via.

Ia lalu beralih memandang Via yang kini tengah sibuk mengangkat beberapa kardus dari dalam mobil menuju ke dalam rumah besar yang letaknya bersebelahan dengan dorm EXO. "Apa kalian akan pindah ke sini?" tanya Sehun heran, karena setahunya, rumah tersebut baru saja ditinggalkan oleh penghuninya.

"Tentu saja. Seunghwan yang meminta untuk pindah kesini agar lebih gampang untuk mengurusi kalian." Yoora menyahut singkat sambil terus sibuk mengangkati barang-barangnya.

"Kapan kau akan pulang ke negaramu?" Sehun beralih bertanya pada Via.

Via sempat menoleh sebentar sebelum akhirnya menjawab. "Sebenarnya aku ingin pulang sekarang. Tapi... aku mengurunkan niatku." Gadis itu tersenyum aneh pada Sehun.

"Wae?"

"Karena aku punya alasan untuk tinggal." Sebuah kedipan singkat Via layangkan pada Sehun.

***

18.44 KST

Meimei memantapkan hatinya sebelum memencet bel yang ada di dekat gerbang rumah tersebut. Baekhyun yang berdiri tak jauh darinya, terus saja memandanginya tanpa henti. Lelaki itu memintanya untuk datang ke rumah Taeyeon dan menjelaskan bahwa dirinya dan Baekhyun hanya sebatas teman lama. Tak ada hubungan lain yang spesial.

Meski itu terlihat mudah. Namun sangat sulit untuk dilakukan oleh seorang Meimei. Tapi, biar sesulit apapun, Meimei akan melakukan apapun itu jika Baekhyun lah yang meminta. Dengan perasaan gugup, dipencetnya tombol bel tersebut perlahan.

Lama tak ada jawaban, hingga speaker dekat bel berbunyi. "Siapa?" terdengar suara dari alat yang dipasang bersama bel tersebut yang Meimei yakini sebagai suara Taeyeon.

"Ini aku..." Suara Meimei terdengar bergetar. Dapat dilihatnya Baekhyun yang siap mendekatinya saat melihatnya menahan tangis. Tapi, Meimei menggeleng lemah dan berkata ia baik-baik saja.

"Nugu?" suara Taeyeon terdengar kembali.

"Gadis yang disebut sebagai Polar Light."

***

18.47 KST

(EXO - Don't Go, cover by Silv3rT3ar)

(Your small wings fluttering
As if they we're waving
Seemed like you were telling me to follow after you)

Setelah berdiam lama di dalam mobil sambil mengamati gerak-gerik gadis itu, akhirnya D.O memberanikan diri untuk turun. Di tangannya kini tergenggam sebuah sapu tangan pink soft yang waktu itu belum sempat ia kembalikan.

(Your sad eyes look at me
As you told your story
It was that night that the wind blew you right into my heart)

Meski Chen pernah melarangnya untuk kembali, tapi D.O tidak bisa membiarkan pikirannya akan gadis itu terus menghantuinya. Ia masih tak percaya jika gadis itu adalah anti penggemar. Dan ia ingin mencari tahu sendiri. Jika benar gadis itu anti fans, maka ia akan bertanya apa alasannya.

(My mind keeps wandering; thinking of you
I'm the one that is completely captivated by you)

D.O menarik nafas dalam sebelum menghembuskannya pelan. Jantungnya mulai berdegub kencang menyalahi aturan. Ia berjalan pelan menuju kedai tersebut dengan dirinya yang tengah mengenakan jaket tebal berwarna hitam dan juga masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya.

(It's like I'm mesmerized
Forgot to breath, oh my
If this is love I'm willing to go anywhere with you)

Ia masuk ke dalam kedai itu. Mengambil salah satu meja yang ada di sana. Menyamar sebagai pelanggan yang hendak memesan makanan. Meski terdengar cukup membahayakan bagi artis besar sekelas D.O, ia tak peduli. Menemui gadis itu adalah yang terpenting sekarang.

(It's like we're dancing
When I'm with you I'm not scare of anything
Be it a second or eternity
I know where I want to be)

Jantung D.O berdegub semakin cepat tatkala melihat gadis itu berjalan perlahan mendekatinya. "Anda mau pesan apa?" Meski wajah D.O hampir sebagian tertutup masker, namun gadis ini tetap menanyainya dengan ramah.

(So baby don't go
Yeah, take me anywhere with you
And we'll walk together forever, oh
Oh, and when the world's ending
I'll be right by your side)

"S...Samgyopsal..." D.O yang belum merencakan ingin memesan apa hanya bisa menjawab asal. "Dan sebotol soju." Tambahnya cepat. Gadis itu mencatat semua pesanannya dan berniat berlalu pergi jika saja suara D.O tak menahannya.

(Please don't leave
When the morning comes, please don't just disappear
Please tell me that you will aways be right here, oh)

"Permisi..." Gadis itu menoleh cepat. "Ada yang tertinggal." Kata D.O pelan sambil menyodorkan sapu tangan pink soft pada gadis tersebut. Gadis itu sempat terdiam sebelum akhirnya menyadari siapakah lelaki yang wajahnya tertutupi masker tersebut.

(It's as if I'm dreaming
Don't fly away, my beautiful butterfly)

***

18.50 KST

"Gadis yang disebut sebagai Polar Light."

Taeyeon yang baru setengah sadar setelah bangun dari tidurnya, seketika terbelalak mendengar itu. Dihidupkannya layar yang ada untuk melihat seperti apakah gadis yang menyebut dirinya sebagai Polar Light tersebut.

Dirinya sempat terdiam lama melihat bagaimanakah visual dari sang gadis yang telah membuatnya uring-uringan beberapa hari ini. Gadis itu... kini tengah berdiri di depan pintu rumahnya. "J..Jamkanman..." katanya terbata. Ia langsung berlari menuju pintu depan.

"Annyeong haseyo, Unnie." Saat Taeyeon baru saja membuka pintu gerbang miliknya, gadis tersebut langsung menyapanya ramah. Taeyeon hanya bisa mengangguk singkat karena masih syok dengan apa yang baru saja terjadi.

"Sebelumnya saya meminta maaf jika saya menganggu anda." Meimei mulai melancarkan aksinya. "Kedatangan saya kemari, dalam rangka meluruskan kesalahpahaman yang ada."

Taeyeon diam saja, secara tak langsung mengijinkan gadis itu untuk melanjutkan. "Saya bukan pacar Baekhyun oppa." Tembak Meimei langgsung.

Sempat terlihat binar bahagia terpancar dari mata Taeyeon. "Aku hanya teman lamanya. Itulah mengapa kami dekat satu sama lain." Lanjutnya.

Taeyeon tetap mencoba untuk berekspresi datar meski sebenarnya ia sangat bahagia mendengarnya. "Untuk masalah makan malam berdua saat hari jadi kalian yang ke 100. Itu kesalahanku, Unnie. Aku yang merengek kepada Baek oppa agar dia mau menemaniku malam itu."

"Dan juga-"

"Berhentilah..." potong Taeyeon cepat. "Itu semua sudah cukup."

Mata Meimei berbinar lega. "Apa itu berarti kau memaafkan Baekhyun oppa?"

Taeyeon terdiam. Tapi akhirnya ia mengangguk pelan. Dan tanpa Taeyeon sangka, Baekhyun muncul dari balik semak-semak lalu memeluknya erat. Mereka berdua saling melepas rindu tanpa menghiraukan Meimei yang bagaikan tak terlihat.

Air mata mulai mengaburkan pandangan Meimei. Ia tak akan kuat jika harus melihat pemandangan yang tersuguhkan sekarang untuk waktu yang lebih lama. Sebelum Baekhyun menyadari air matanya, ia pun memilih berlari menjauh.

Sama persis seperti saat Meimei menemukan foto mengenai Baekhyun Taeyeon, ia berlari sambil mencoba mengenyahkan sesak yang kembali datang itu. Hingga akhirnya ia kelelahan dan tak kuat untuk berlari kembali.

Meimei terduduk di tanah. Ia menangis sejadinya. Ditenggelamkan wajah itu di kedua ceruk lututnya untuk meredam tangisan tak merdu itu. Tangisannya menggema di kegepalan malam yang terlihat sepi di daerah itu.

"Uljima..." Sebuah suara terdengar di sela-sela tangis Meimei yang menggema. Diikuti sebuah jacket hangat yang disampirkan oleh si pemilik suara kepada Meimei. Ia sangat berharap lelaki itu adalah Baekhyun. Namun sepertinya itu mustahil.

Perlahan, Meimei mendongak. Terlihat lelaki yang berjongkok di depannya sambil tersenyum ramah. Karena malu, Meimei buru-buru mengusap air matanya.

"Jika itu berat, seharusnya kau tak usah memaksakan diri untuk melakukannya." Lelaki itu kembali bersuara saat Meimei sibuk mengusap air matanya.

"Jadi... kau tak akan merasakan sakit yang dalam seperti ini." Gerakan mengusap air matanya terhenti ketika tangan dari lelaki itu bertengger di kepalanya dan mengelusnya pelan.

"Sasaeng juga boleh menolak permintaan oppa-nya." Bisiknya lirih saat usapan itu berhenti.

Tangisan Meimei berhenti. Ia meresapi setiap kata yang lelaki itu ucapkan padanya. Ia lalu mendongak saat lelaki tersebut bangkit dari duduknya.

"Oppa..." Meimei berkata lirih yang terdengar parau saat melihat lelaki itu akan beranjak pergi. Lelaki itu menoleh, "Terimakasih telah menolongku untuk yang kedua kalinya, Jongdae oppa."

***

19.00 KST

Gadis itu terdiam lama saat D.O menyodorkan sapu tangan miliknya. Hingga akhirnya, ia tersadar dari lamunannya. Matanya melotot mendapati artis besar itu kini tengah berada tepat di hadapannya.

"D...D.O?" rapal gadis itu pelan.

D.O yang mendengarnya tersenyum di balik masker hitam yang dikenakannya. Gadis ini mengenalnya. Ia lalu mengangguk singkat mengiyakan.

Tapi... entah karena apa, gadis itu tiba-tiba lari dari tempat tersebut. D.O yang menyadari itu langsung ikut berlari mengejar. Para pelanggan kedai yang sedang menikmati hidangan mereka tiba-tiba panik karena mengira ada hal buruk yang terjadi.

Lari gadis itu cukup kencang. D.O sampai terengah dibuatnya. Tapi ia tak ingin menyerah. Terus dikejarnya gadis itu sampai ke tempat sepi yang tak diketahui oleh D.O.

"Berhenti...." Teriaknya. "Jangan lari..."

Ia mempercepat langkahnya saat jarak mereka hanya terpaut beberapa meter. Hingga akhirnya... tangan D.O dengan sigap menangkap pergelangan tangannya.

Gadis itu lantas tak hanya diam saja. Ia mencoba melepas cekalan tangan D.O. Mereka terus saja berseteru seperti itu hingga si gadis menyerah. "WAE?" teriaknya marah.

D.O tersenyum menang mendapati gadis itu akhirnya menyerah juga. "Kenapa kau lari saat aku hanya mencoba untuk mengembalikan sapu tanganmu?"

Gadis itu melotot marah. Ia mengalihkan pandangan dari tatapan mata D.O. "Bukankah kau tahu siapa aku? Jangan berakting polos yang membuatku muak."

D.O tertawa renyah mendapati jawabannya yang menurut D.O polos. Gadis itu semakin marah melihat respon yang D.O tunjukkan. "Pergilah... Sebelum aku mencoba untuk membahayakanmu."

Tawa D.O terhenti. Dipandanginya gadis itu secara menyeluruh dari atas hingga bawah. "Apa yang bisa dilakukan gadis seperti kau untuk membahayakanku?" jawabnya remeh setelah selesai mengamatinya.

Gadis itu kembali melotot marah. Dihempaskannya genggaman tangan D.O yang kemudian terlepas begitu saja. Ia lalu melangkah pergi tanpa berniat memandang D.O kembali.

"Aku akan kembali lagi." Bisik D.O pelan namun tetap dapat didengar gadis itu. "Aku ingin tahu apa yang membuatmu menjadi anti penggemar, cinta pertamaku."

***

EXO's Dorm - 20.31 KST

"Kenapa kau ada di sini?" kata Sehun heran melihat Xiumin kini tengah menempati ranjang milik Luhan.

"Luhan yang memintaku bertukar." Kata Xiumin singkat dengan mata yang terfokus ke layar laptop di depannya.

"Wae Luhan hyung ingin bertukar denganmu?"

Xiumin mengalihkan pandangannya dan menatap Sehun lama. "Dia bilang ingin tidur di ruangan yang lebih hangat."

"Kenapa dia memilih untuk bertukar kamar dibanding memintaku untuk menurunkan suhu AC?" Sehun bertanya dengan nada tinggi.

Xiumin hanya mengangkat bahunya singkat. Lelaki itu kembali sibuk berkutat dengan laptop miliknya.

Sehun mencoba untuk menahan rasa geramnya mendapati Luhan bertukar kamar tanpa sepengetahuannya. Dengan lesu, ia berjalan menuju jendela. "Jangan sentuh barang milikku." Ujar Sehun tajam pada Xiumin. Yang diperingati hanya mengangguk cuek.

Perlahan, Sehun membuka gorden yang menutupi jendela kamarnya. Ia sedang ingin menikmati suasana malam. Namun... matanya langsung menyipit mendapati ada hal aneh dari jendela seberang. Ia terus mengamati kejanggalan itu hingga ia tersadar bahwa ada penguntit yang sedang mengamatinya dari jendela rumah sebelah.

Dengan gerakan cepat, Sehun membuka jendela kamarnya. Angin dingin langsung menerpa wajahnya, yang kemudian ia coba hiraukan. Kegeraman lain sedang menyelimuti otaknya sekarang.

"MIRANDA SAVIA..." teriaknya marah melihat sebuah teropong kecil itu kini tengah tertuju ke arah kamarnya. Xiumin yang sedang sibuk dengan laptopnya sampai melotot kesal pada Sehun. Ia pun memilih untuk keluar kamar.

"KAU PENGUNTIT NAKAL. APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?"

***

Rumah Baru Seunghwan - 20.40 KST

Via dengan panik langsung menyingkirkan teropong kecil yang bertengger indah di depan matanya tadi. Matanya melotot kaget melihat Sehun tengah berdiri tegap dan berteriak marah -entah apa yang dikatakannya, Via tak dapat mendengar jelas- dari jendela kamar sebelah.

Gawat ! Kegiatan menguntitnya yang baru berlangsung sejak 30 menit yang lalu, langsung tertangkap oleh Sehun. Ia langsung buru-buru turun dari kursi yang tadi menopangnya saat menguntit. Dengan gerakan cepat, ia berlari keluar. Menuruni satu persatu tangga hingga akhirnya sampai di depan pintu utama.

Seunghwan dan Yoora yang melihat tingkah aneh Via, hanya bisa bertingkah acuh tak acuh dan kembali melanjutkan acara nonton berduanya. Via langsung menutup pintu utama itu dan menguncinya cepat. Ia lalu bernafas lega saat pintu tersebut terkunci sempurna. Itu artinya, Sehun tak bisa kesini.

"Apakah menyenangkan bisa menguntit?" Nafas Via serasa terhenti ketika mendengar sebuah bisikan pelan. Dengan takut, ia menoleh ke sumber suara. Kakinya serasa lemas melihat siapa yang tengah berdiri di dekatnya. Senyum evilnya terlihat menakutkan.

"Oppa..."

***
EXO's Dorm - 21.01 KST

Suho menghempaskan badannya ke kasur empuk kamarnya. Mencoba melepas penat setelah seharian berlatih keras. Jadwalnya semakin sibuk seiring dengan makin dekatnya tanggal comeback mereka. Akhir pekan ini, ia juga punya jadwal untuk syuting video klip.

Saking sibuknya, Suho lupa untuk sekedar menyapa teman chatting-nya itu. Tangannya bergerak cepat untuk mencari id KJM84. Tak perlu menunggu lama, id itu pun akhirnya muncul. Suho yang sedang mengetikkan sesuatu untuk menanyakan kabar, langsung mengurunkan niatnya ketika melihat profile picture yang kini terpasang pada id KJM84 tersebut. Ia lalu mengetikkan kalimat lain.

BlackJun : Kalung itu sangat cocok untukmu.

Ia lalu memencet tombol send. Sambil menunggu balasan, ia membuka profile picture milik gadis itu. Meski tetap tak ada wajah yang terpampang nyata, Suho tetap berkomentar cantik melihat foto yang tengah menampilkan sedikit dagunya juga leher yang dihiasi kalung pemberiannya.

KJM84 : Hey... It's been a long time ago. Kau pasti sangat sibuk sampai baru menyadari itu.

Sebuah senyuman tercetak di bibir Suho melihat balasan darinya. Ia lalu mengetikkan balasan dengan cepat.

BlackJun : Mian... Ponselku rusak kemarin. Jadi aku baru bisa membuka Line sekarang
BlackJun : Apa kau merindukanku? :D

Bohong jika Suho tak bisa menyapa gadis itu karena ponselnya rusak. Ia hanya terlalu sibuk dengan segala jadwal EXO yang semakin sibuk saja akhir-akhir ini. Tapi, karena Suho tengah merahasiakan identitasnya, maka tak ada pilihan lain selain membohonginya.

KJM84 : Kepercayaan dirimu mulai bertambah besar ya sekarang.
KJM84 : Oh ya... Apa kau punya waktu luang akhir pekan ini?

Suho menegakkan kepalanya saat membaca kalimat terakhir yang gadis itu kirimkan. Mengapa dia bertanya mengenai waktu luangku? Jangan-jangan.... Suho buru-buru mengetikkan balasan.

BlackJun : Waeyo?

Hanya itu yang bisa ia kirimkan. Ia tak tahu harus berkata apa. Ia takut jika nantinya salah pemilihan kata. Ia tak ingin berharap terlalu tinggi.

KJM84 : Ani...
KJM84 : Keunyang... Aku hanya ingin mengundangmu ke suatu acara.

Berkali-kali Suho membaca kalimat itu. Benarkan gadis ini ingin mengundangnya? Itu berarti dia ingin bertemu dengannya? Secara tak sadar, jantung Suho berdetak lebih kencang.

BlackJun : Acara? Acara apa?
BlackJun : Aku bisa mengosongkan jadwalku untuk menghadiri itu.

KJM84 : Bukan sesuatu yang penting
KJM84 : Aku hanya ingin memintamu datang ke pembukaan kafe baru milik keluargaku di Busan.
KJM84 : Jika kau sibuk, kau berhak untuk menolak.

Suho memandang lama 3 balasan dari teman chatting-nya itu. Sebelum akhirnya ia memantapkan hati untuk mengetikkan balasan lain.

BlackJun : Kirimi aku alamat kafe milik keluargamu.
BlackJun : Aku akan datang ke sana.

Suho menghela nafasnya panjang. Sudah saatnya ia dan gadis itu untuk tahu satu sama lainnya. Waktu yang mereka gunakan sudah terlalu lama untuk sekedar bercerita melalui media sosial ini. Ia ingin bertemu langsung dengannya.

"Bisakah kita bertemu? Aku penasaran denganmu, teman chattingku." Ucap Suho lirih, pada dirinya sendiri.

***

Continue Reading

You'll Also Like

183K 2.9K 19
Terpisahnya jarak mereka membuat halang rintang pada hubungannya semakin banyak lika-liku tajam. Namun kedua kakaknya yang selalu bersama membuat ia...
1K 122 30
[Buat anak IPS sini merapat, kita belajar bareng] ciaaelah kayak yang nulis udah pinter aja╥﹏╥ • • Di antara tiga puluh murid penghuni kelas kenapa j...
68.4K 8.3K 44
Seo Joo Hyun, dokter muda berusia 21 tahun, yang menikah dengan seorang siswa kelas tiga SMA bernama Cho Kyu Hyun yang terkenal dengan julukan si pen...
379K 34.5K 124
Nama Novel: Genius Doctor : Black Belly Miss Nama Alternatif: 绝世神医 : 腹黑大小姐 Novel China. Genre: Action, Adventure, Comedy, Fantasy, Gender Bender, Jos...